Anda di halaman 1dari 32

ENZIM PADA SISTEM

KARDIOVASKULER

SUNARTI
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KARDIOVASKULER
• Sebagai pompa biologis, jantung mengubah energi kimia menjadi
energi mekanik yang melibatkan:
• aktivasi atau inaktivasi enzim, saluran ion, dan kontraktil, struktural, dan
protein membran.

• Enzim Renin dalam Sistem Kardiovaskular:


1. Renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS) berperan sentral dalam
regulasi tekanan darah

Taegtmeyer et al., 2016


Enzim Renin
• Renin enzim:
• enzim proteolitik yang diproduksi oleh ginjal
• aspartat proteinase
• disintesis, disimpan, dan dilepaskan oleh sel juxtaglomerular ginjal
sebagai respons terhadap
• peningkatan aktivitas sistem syaraf simpatik
• penurunan tekanan darah
• penurunan volume cairan ekstraselular
• penurunan konsentrasi natrium ekstraselular.
• Peningkatan aktivitas sistem
syaraf simpatik:
• Meningkatkan pelepasan renin
dari juxtaglomerular ginjal

Nishi et al., 2015


• Renin:
• disintesis sebagai prorenin
• Prorenin terikat reseptor
aktivasi proteolitik
• renin sirkulasi

• Angiotensinogen (α2-globulin) dari


hepar
renin
• peningkatan aktivitas sistem syaraf simpatik
• angiotensin I. • penurunan tekanan darah
• penurunan volume cairan ekstraselular
• penurunan konsentrasi natrium ekstraselular.
Sintesis Renin
• Genom manusia hanya mengandung:
• satu gen renin (Ren-1c)
• Ekspresi Ren-1c di berbagai jaringan:
• tetapi hanya ginjal yang mengandung renin aktif yang mudah lepas.

• Renin diproduksi oleh sel juxtaglomerular:


• Preprorenin disintesis oleh mRNA renin:
• diangkut ke retikulum endoplasma yang kasar,
• diubah menjadi prorenin (bentuk tidak aktif renin).
• Prorenin diangkut melalui aparatus Golgi:
• dipecah menghasilkan renin
• Renin dilepas
• ke sirkulasi atau ke interstitium ginjal dengan eksositosis.
Peraturan Pelepasan Renin
• Peningkatan sintesis dan pelepasan renin dirangsang oleh:
1. Penurunan peregangan arteriol aferen.
• Sel otot polos arteriol aferen sangat sensitif terhadap peregangan.
Tekanan intravaskular yang rendah pada arteriol aferen merangsang
pelepasan renin. Ini efek lokal, yang tidak perlu input saraf.
2. Penurunan natrium ke makula densa.
• Penurunan natrium ke tubular distal dideteksi oleh sel makula densa
sehingga sel juxtaglomerular mendilatasi arteriole aferen dan merangsang
pelepasan renin.
3. Stimulasi adrenergik.
• Sel juxtaglomerular secara langsung diinervasi oleh ujung saraf simpatik
untuk meningkatkan pembentukan adenosin monofosfat siklik (cAMP)
yang merangsang pelepasan renin
• Zat penghambat pelepasan renin:
• atrial natriuretic peptide (ANP) dan angiotensin II
• ANP : hormon dari atrium yang dilepas saat volume darah meningkat.
• Ketika asupan natriun tinggi, ANP menekan aktivasi dan pelepasan renin
• Angiotensin II dengan cepat menekan pelepasan renin

• Konversi angiotensin I ke angiotensin II hampir seluruhnya terjadi di paru-paru,


• dikatalisis oleh angiotensin-converting enzyme (ACE) dalam endotel
pembuluh darah paru-paru.

• Waktu paruh angiotensin II hanya beberapa menit tetapi,


• renin tetap dalam sirkulasi selama 30 menit sampai 1 jam dan terus
menyebabkan produksi angiotensin II
• Angiotensin II:
• berfungsi mengatur tekanan darah jangka pendek maupun jangka panjang.

• vasokonstriktor kuat, trtm arteriol dan pembuluh darah yang lebih kecil.
• Konstriksi arteriol meningkatkan resistansi vaskular perifer, sehingga
berperan dalam regulasi tekanan darah jangka pendek.

• mengurangi ekskresi natrium melalui peningkatan reabsorbsi natrium oleh


tubulus proksimal ginjal.

• menstimulasi sekresi aldosteron dari glandula adrenal


• berperan dalam pengaturan tekanan darah jangka panjang melalui
peningkatan retensi natrium dan air oleh ginjal.
• Gambar. Pengendalian tekanan darah oleh renin
angiotensin aldosteron system (RAAS).
Angiotensin-converting enzyme (ACE)
• Angiotensin-converting enzyme (ACE):
• enzim kunci dalam RAAS, faktor penting untuk regulasi tekanan darah.
• terikat membran endotel vaskular paru-paru dan jaringan lainnya

• dikenal sebagai kinanase II


• mengubah angiotensin I menjadi II (vasokonstriktor) dan
menginaktivasi bradikinin (vasodilator)

• tempat kerja utamanya di epitel vaskular


• secara kompetitif dapat dihambat oleh analog angiotensin I seperti
kaptopril
• ACE :
• dipeptidil carboxypeptidase dan ada 2 isoforms yaitu ACE somatik dan testis.
• Kedua isoform memiliki domain trans-membran hidrofobik dan fragmen
sitoplasma pendek.

• ACE somatik (ACE1):


• diekspresikan pada berbagai jaringan dan tipe sel termasuk sistem
kardiovaskular, ginjal, usus, kelenjar adrenal, hati, dan rahim.
• memiliki dua domain homolog, 2 sisi katalitik dan daerah pengikatan Zn.

• ACE testis (ACE2):


• hanya bisa ditemukan pada sel sperma.
• hanya memiliki satu domain ekstraselular, dan hanya satu sisi katalitik.
• Distribusi ACE2 :
• lebih dibatasi dibanding ACE1
• teridentifikasi di hepar, ginjal dan tesis manusia.

• Dalam sistem vaskular:


• ACE terutama dari sel endotel vaskular, limfosit T dan monosit atau makrofag.
• tempat produksi utama ACE : paru-paru.

• Regulasi ACE:
• Jumlah ACE yang bersirkulasi sangat bervariasi antar individu.
• Sekitar 20-50% variasi tersebut karena polimorfisme ACE I / D
• tetapi aktivitas ACE serum relatif stabil pada individu yang sama bila
diukur pada waktu berbeda.
Genetik ACE
• Gen yang mengkodekan ACE terletak pada kromosom 17q23.
• Gen ini mengkode kedua isoform ACE,
• namun memiliki dua promotor berbeda yang menghasilkan mRNAs yang berbeda.
• Polimorfisme insersi (I) dan delesi (D) 3 genotip ACE yang berbeda: II, ID dan DD
• Polimorfisme terletak di intron tidak mempengaruhi struktur enzim,
• tetapi sangat mempengaruhi kadar ACE plasma: II (rendah), ID (sedang) dan DD (tinggi)

• Ekspresi ACE di limfosit T dan sel jantung manusia juga dipengaruhi oleh
polimorfisme ACE I / D
• berarti ACE jaringan dan ACE yang bersirkulasi dikontrol oleh genetika yang sama.

• Frekuensi genotip ACE berbeda pada etnis berbeda. Frekuensi genotip DD:
• pada populasi Kaukasia dan Afrika Amerika 25% - 30%
• pada populasi Asia < 20%
RAAS Dalam Sirkulasi dan Jaringan
• Hanya + 10% ACE pada manusia bersirkulasi plasma,
• sisanya terikat pada membran sel dan jaringan yang berbeda.

• RAAS yang bersirkulasi penting untuk pengaturan


• homeostasis kardiovaskular jangka pendek,

• RAAS lokal untuk regulasi


• homeostasis jangka panjang,
• juga berperan terhadap kejadian penyakit kardiovaskular.

• Renin merupakan pembatas laju RAAS yang bersirkulasi,


• sedangkan perannya di jaringan belum diketahui secara pasti.
Oksida Nitrat Sintase (NOS)
• Ada 3 isoform NOS berbeda dan dikodekan oleh gen berbeda:
• neuronal nitric oxide synthase (nNOS, isoform I)
• inducible nitric oxide synthase (iNOS, isoform II)
• endothelial nitric oxide synthase (eNOS, isoform III)

• nNOS dan eNOS:


• diatur secara ketat oleh konsentrasi Ca2+
• nNOS menghasilkan sedikit nitrit oksid (NO) sebagai neurotransmiter
• eNOS menghasilkan NO sebagai hormon.

• iNOS:
• dalam banyak sel sistem kekebalan tubuh.
• Ke 3 NOS menggunakan
• L-arginine dan O2 sebagai substrat
• nikotinamida-adenin-dinukleotida fosfat (NADPH), flavin adenine dinucleotide
(FAD), flavin mononucleotide (FMN), dan 5,6,7, 8-tetrahidrobiopterin (BH4)
sebagai kofakator.
• Ketiganya mengikat calmodulin dan
mengandung hem.

• Isoenzim nitrat oksida sintase diatur:


• induksi transkripsi gen,
• bukan perubahan konsentrasi Ca2.
Semua protein NOS adalah homodimers

• Gambar. Struktur dan mekanisme katalitik NOS fungsional.


Nitrat Oksida Sintase Endotel (eNOS)
• eNOS diekspresikan pada sel endotel,
• tetapi isozim juga terdapat di miosit jantung, trombosit, neuron otak, sinsitio-
trofoblas plasenta dan sel epitel tubulus ginjal manusia

• Seperti pada nNOS, calmodulin yang diaktifkan Ca2+


• berperan penting dalam pengaturan aktivitas eNOS.

• eNOS mensintesis NO secara pulsatil,


• aktivitas eNOS meningkat secara nyata saat Ca2+ intraseluler meningkat.
• Ca2+ menginduksi pengikatan calmodulin ke eNOS.
• Gambar. Peraturan aktivitas eNOS oleh Ca2+ intraselular dan fosforilasi.
• Peningkatan Ca2+ intraseluler meningkatkan pengikatan calmodulin (CaM) ke eNOS
Fungsi Fisiologis eNOS
1. Vasodilatasi dan penghambatan agregasi trombosit dan adhesi.
• eNOS merupakan pengatur homeostatik banyak fungsi penting kardiovaskular.
• NO dari eNOS mendilatasi semua pembuluh darah dengan merangsang guanilil
siklase larut plasma dan meningkatkan cGMP di sel otot polos.
• Hilangnya gen eNOS menyebabkan tekanan darah tinggi.
• NO dilepaskan ke lumen pembuluh darah dan penghambat agregasi dan adhesi
trombosit ke dinding vaskular.
• NO juga mencegah pelepasan faktor pertumbuhan dari trombosit yang
merangsang proliferasi otot polos dan produksi matriksnya.
• eNOS juga penting untuk remodeling adaptif vaskular terhadap perubahan
kronis.
2. Penghambatan adhesi leukosit dan peradangan vaskular
• eNOS mengendalikan ekspresi gen yang terlibat dalam atherogenesis.
• NO menurunkan ekspresi MCP-1.
• NO menghambat adhesi leukosit ke dinding pembuluh dengan
• mengganggu kemampuan molekul adhesi leukosit CD11 / CD18 untuk
mengikat permukaan sel endotel
• menekan ekspresi CD11 / CD18. pada leukosit.

3. Pengendalian proliferasi otot polos vaskular


• NO menghambat sintesis DNA, mitogenesis, dan proliferasi sel otot polos
vaskular .
• Efek antiproliferatif ini mungkin dimediasi oleh cGMP.
• Penghambatan agregasi dan adhesi trombosit melindungi otot polos dari
paparan faktor pertumbuhan dari trombosit.
• Sehingga NO mencegah langkah atherogenesis yaitu pembentukan plak fibrosa.
• NO dari eNOS dianggap sebagai anti-aterosklerotik
Endothelin-converting enzymes (ECEs)
• Endothelin-converting enzymes (ECEs) :
• enzim kunci dalam produksi endothelin-1 (ET-1)
• ECE-1 :
• bentuk utama ECE di sebagian besar jaringan
• ECE dominan di jaringan vaskular manusia.
• enzim utama biosintesis endotelin
• ECE-2 :
• Kepekaan ECE-2 inhibitor ECE, spt fosforamidon , berbeda dengan ECE-1 .
• ECE-1 dan ECE-2 pada sel endotel berbagai jaringan.
• ECE-3 belum terdeteksi pada sel endothelial manusia.
• Endothelin-1 (ET-1):
• metaloprotease terikat membran.
• peptida vasokonstriktor yang paling kuat
• juga memiliki berbagai aktivitas biologis di jaringan non-vaskular,
• stimulasi pelepasan hormon dan regulasi aktivitas sistem saraf pusat.
• terlibat dalam regulasi homeostasis kardiovaskular dan patogenesis berbagai
penyakit,
• seperti hipertensi arteri, penyakit arteri koroner, hipertensi pulmonal,
infark miokard akut, gagal ginjal akut, dan iskemia serebral akibat
perdarahan subarachnoid.
• juga merupakan mitogen poten dalam berbagai jenis sel,
• termasuk sel otot polos vaskular yang berperan dalam sistem
kardiovaskular
• Endothelin-2:
• vasokonstruktor kuat pada vena umbilikalis.
• aktivitas vasokonstriktor lebih kecil dari ET-1

• ET-3 :
• berperan penting dalam perkembangan sistem saraf enterik.
• tidak aktif sebagai vasokontraktor
5. Lactic Acid Dehydrogenase (LDH)
– tetramerik dengan 2 subunit (H & M)
– Subunit jenis dikodekan oleh gen yang berbeda.
– Pada jantung terutama tipe H subunit
– Otot rangka & hepar memiliki tipe M.

• Lima tipe isozim LDH :


1. H4 (LDH1)
2. H3M1(LDH2)
3. H2M2(LDH3)
4. H1M3(LDH4)
5. M4(LDH5)
• Distribusi normal isozim LDH dalam kondisi normal :

– LDH 1: jantung dan sel darah merah 17% - 27%

– LDH 2: jantung dan sel darah merah 27% - 37%

– LDH 3: di berbagai organ 18% - 25%

– LDH 4: di berbagai organ 3% - 8%

– LDH 5: di hepar dan otot skeletal 0% - 5%


6. Creatine kinase (CK)
– terutama terdapat jantung dan otot rangka serta otak.
– memiliki 3 isozim:
1. CK1 (CK-BB) :
• terutama otak dan otot polos
• kondisi normal, CK1 tidak ada dalam plasma.

2. CK2 (CK-MB) :
• + 35% aktivitas dari total CK di otot jantung
• < 5% pada otot rangka
• 0% dalam serum normal.

3. CK3 (CK-MM) :
• Isozim yang dominan di otot
• 100% dalam serum normal.
7. Troponin
– adalah enzim di jantung yang sangat penting
– terdiri dari tiga subunit T, C, dan I.
– berperan mengatur kontraksi otot jantung
– mengontrol otot jantung dalam merespon sinyal
– mengatur kekuatan kontraksi
References
1. Nishi EE, Bergamaschi CT and Campos RR. The crosstalk between the kidney
and the central nervous system: the role of renal nerves in blood pressure
regulation. Exp Physiol 100.5 (2015) pp 479–484.
2. Marks DB, Marks AD and Smith CM. Basic Medical Biochemistry: A clinical approach.
3. Ruschitzk F, Moehrlen U, Quaschning T, et al. Tissue Endothelin-Converting Enzyme
Activity Correlates With Cardiovascular Risk Factors in Coronary Artery Disease.
Circulation 2000;102;1086-1092.
4. Liza Ljungberg. 2009. Angiotensin-Converting. Enzyme Effects of Smoking and Other
Risk Factors for Cardiovascular Diseases. Linköping Studies in Health Sciences Thesis
No. 92.
5. Förstermann U and Sessa WC. 2011. Nitric oxide synthases: regulation and function.
European Heart Journal. doi:10.1093/eurheartj/ehr304
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai