Anda di halaman 1dari 1

Kalamullah, Pedoman Hidupku

Ridwan sedang mengecek timeline ketika ia menemukan suatu postingan yang menarik
perhatiannya. Postingan itu berjudul “Kalamullah, Pedoman Hidupku”. Ridwan bingung, apa
yang dimaksud dengan Kallamullah yang disebutkan di postingan tersebut, ia mencoba mencari
di internet apa artinya, tetapi dia belum bisa memahami secara utuh. Akhirnya Ridwan
memutuskan untuk bertanya kepada salah seorang temannya, Iqbal. Iqbal mengatakan bahwa
Kalamullah berarti Kalam Allah atau perkataan Allah, dengan kata lain, Kalamullah adalah Al-
Qur’an.

Namun Ridwan masih belum puas, bagaimana kita bisa yakin bahwa Al-Qur’an itu benar-
benar perkataan Allah? Tentu bisa saja ini hanya karangan Muhammad, ataupun Bangsa Arab.
Bukankah seperti itu pula yang terjadi pada kitab-kitab sebelum Al-Qur’an, juga mengalami
perubahan dan tidak terjaga keasliannya?

Daripada berlarut lama-lama dalam kebingungan, Iqbal mengajak Ridwan bertanya kepada
Ustadz Rais, ustadz yang sudah terbukti pengetahuannya terkait Al-Qur’an dan tafsir. Ustadz
Rais menjawab pertanyaan Ridwan dengan melantunkan Surah An-Najm ayat 1-4 yang berbunyi

“Demi bintang ketika terbenam. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan  (kepadanya)”

Ustadz Rais kemudian menjelaskan lebih lanjut mengenai tafsir dari Surah An-Najm tersebut,
membuat Ridwan dan Iqbal menjadi lebih mengerti. Ustadz Rais juga berpesan agar anak muda
seperti mereka harus lebih bersemangat dalam mempelajari dan menghafalkan Al-Qur’an. Selain
karena Al-Qur’an adalah pedoman hidup, mempelajari Al-Qur’an juga memiliki banyak manfaat
yang lain, salah satunya:

“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya,


“Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para Ahlul Qur’an. Merekalah Ahlullah
(keluarga Allah) dan hamba pilihan-Nya” (HR. Ahmad)

Sekembalinya dari bertanya kepada Ustadz Rais, Ridwan dan Iqbal bertekad untuk semakin
mempelajari Al-Qur’an dan ingin menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk hidup agar meraih
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sejak saat itu, Ridwan dan Iqbal selalu meluangkan waktu
untuk membaca Al-Qur’an setiap hari dan bercita-cita ingin menjadi hafidz Qur’an sebelum ajal
mereka tiba.

Anda mungkin juga menyukai