Anda di halaman 1dari 5

BLOK A.

Disusun oleh
Dewan Asisten Biokimia Pendidikan Dokter 2009

Reagen Resadita Medischa Roza


Yogik Onky S. W Nunik Fatmawati
M. Aprianto Ditya Dewi
Dwi Jatmiko Rima Astari
M. Rezqa Kalifa Dwi Utari Pratiwi
Rasita Richa
Qistira

Dewan Asisten Biokimia 2009 1


C. Praktikum MetHb

Prinsip • Apabila terapat sulfhemoglobin pd hemolisat,


Sample darah dilisiskan dengan cara akan terjadi peningkatan pd kurva absorbansi
menambahkan sample dengan aquadest antara 600-620 nm.
sample yg sudah terlisis dicampur dengan • Spectrum absorbansi normal menunjukkan
K3Fe(CN)6 untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ absorbansi yg sedikit di atas 600nm.
tambahkan hasil campuran dengan KCN untuk
memperoleh cyan met Hb ukur absorbansi Reagen dan Fungsinya
pada 630nm menentukan rasio met Hb asli dg • Aquadest = melisiskan eritrosit
metHb “buatan” keseluruhan. • Buffer fosfat = menjaga pH darah
Dengan bahasa yg lebih jlimat, bisa dikatakan • K3Fe(CN)6 = mengoksidasi Fe2+ dalam Hb
seperti ini : menhadi Fe3+
• Spectrum absorbansi met Hb menunjukkan • KCN= mengubah metHb menhadi Cyan
karakteristik puncak yg khas dan kecil, yaitu metHb.
630-635 nm.
• Penambahan sianida akan menurunkan Perlakuan
puncak spectrum ini karena met Hb akan • Perlakuan yg dilakukan hanya menutup
berubah menjadi cyn met Hb. tabung reaksi dengan menggunakan parafilm
• Penurunan absorbansi sebanding dengan dan membolak balik sebanyak tiga kali, hal ini
kadar metHb dalam darah. bertujuan untuk homogenisasi.
• Pengukuran absorbansi dilakukan untuk
mencari kadar metHb.
Prosedur :
blanko C1 sample C2 sample C3
whole blood - 0,1 ml 0,1 ml
aquadest 1,5 ml 3 ml 3 ml
buffer fosfat 1,5 ml 0,4 ml 0,4 ml
Divortex
3ml hemolisat 3 ml hemolisat
0,1 ml tutup dengan
K3Fe(CN)6 parfilm
campur dengan baik
setelah 2 menit baca absorbansi pada 630 nm
catat sebagai C1a C2a C3a
KCN 0,1 ml 0,1 ml 0,1 ml
campur dengan baik (tutup dahulu dg parafilm), biarkan dalam 5 menit, baca pada 630.
catat sebagai C1b C2b C3b

Dewan Asisten Biokimia 2009 7


Hasil yg akan Diperoleh  Tipe I pada eritrosit menyababkan
Dalam praktikum kali ini ini kita akan menghitung sianosis
kadar metHb dengan menggunakan absorbansi  Tipe II menyerang otak, hepar, fibroblast.
campuran. Rumus yg kita pakai sederhana, tetapi  Tipe III terjadi pada semua sel darah.
terdapat beberapa variable yg perlu kita ingat  Tipe IV pada eritrosit yg menyebabkan
kembali. sianosis kronis.
 Definisiensi G6PD
 HbM disease yg menyebabkan residu
histidine yg mengikat hem eke globin
%metHb =
digantikan oleh tyrosin sehingga Hb rentan
terhadap oksidasi.
Dimana,
 Defisiensi piruvat kinase.
A2a = C2a – C1a
A2b = C2b – C1b
• Acquired
A3a = C2a – C1a
 Obat-obatan anestesi local lidocaine,
A3b = C3b – C1b
procaine, benzocaine
Keterangan:
 Obat-obatan  quinine, phenacetin,
• C1a = blanko untuk “a”
dapsone, sulfonamide
• C2a = larutan yg mengandung metHb asli,
 Aniline dye  zat kontras radiografi.
bukan karena pengaruh K3Fe(CN)6
 Klorat dan nitrit.
• C2b = larutan yg berisi cyanmetHb dari C2a.
• C1b = sebagai blanko untuk “b” Gejala metHbemia berdasarkan kadarnya
• C3a = berisi metHb yg berasal dari metHb asli dalam darah :
dalam darah maupun oleh pengaruh K3Fe(CN)6 . konsentrasi gejala
• C3b = berisi cyanmetHb yg berasal dari <10% Asiymptomatic
perubahan metHb oleh KCN dari larutan C3a. 10-20% Diskolorasi kulit, terutama
20-30% mukosa
Interpretasi Hasil & Korelasi Klinis 30-50% Khawatir, sakit kepala, dispnea,
Methbemia merupakan kondisis patologis, 50-70% takchycardi
dimana kadar metHb dalm tubuh melebihi 1,5%. >70% Lemah, bingung, pusing,
Penyebabnya antara lain : tachypnea, palpitasi
• Congenital Koma, kejang, aritmia, asidosis
 Defisiensi NADH reduktase, dan merupakan kematian
autosom resesif:

Dewan Asisten Biokimia 2009 8


D. Praktikum Kimia Darah

1. Koagulasi darah - Klor fenol merah  indikator wanta untuk mencari


a. 2ml darah oksalat + 2-5 tetes CaCl2 5%  koagulasi pH isoelektris (kuning pH <5, merah pH>6)
b. 2 ml darah defibrilasi + 2-5 tetes CaCl2 5%  tidak - Natrium karbonat  menggeser pH untuk mencari
koagulasi titik isoelektris protein lain
Pembahasan : - Pemanasan denaturasi protein scr fisika
a. Darah oksalat (masih ada fibrinogen ) itu ion Pemanasan bertujuan untuk mengendapkan
kalsium nya diikat oleh oksalat, saat ditambah protein(denaturasi) penambahan asam dan basa
CaCl2, maka darah akan kembali memiliki kalsium membawa prtein ke titik isoelektis nya sehingga
yang cukup untuk memulai proses koagulasi protein yang belum menendap akan mengendap.
kembali Pergeseran ke pH basa digunakan untuk
b. Darah defibrilasi sudah tidak mengandung mengendapkan protein yang bertitik isoelektir di
fibrinogen, sehingga faktor koagulasi sudah tidak sekitar pH basa. Sehingga semua protein akan
lengkap dan walaupun ada ion kalsium tidak akan megendap dan isi dari serum tinggal lah zzat zat yang
terjadi koagulasi. digunakan untuk percobaan selanjutnya.

2. Serum Protein 4. Deteksi klorida


a. 5 ml serum + 5 ml ammonium sulfat  saring a. Serum bebas protein + HNO3 pekat (watch out!)
(endapan tersaring) *globulin mengendap, albumin +AgNO3  kekeruhan putih (positif klorida)
ttp larut* Pembahasan :
- Endapan + sedikit air  larut kembali - Serum bebas protein  sumber klorida
- Endapan + banyak air  tidak larut - HNO3 pekat  merubah Cl organik menjadi Cl
b. Filtrat (albumin) + ammonium sulfat padat  inorganik, mencegah terbentuk Ago2 (endapan
mengendap hitam) dan stabilisator Cl inorganik spy gak kencan
- Endapan + sedikit air  larut sama yang lain.
- Endapan + banyak air  larut - AgNO3 donor Ag  AgCl (endapan putih
Pembahasan : fungsi ammonium sulfat aladalah Keberadan asam nitrat membuat Cl yang berikatan
menarik gugus H2O dari gugus polar protein (-NH, - dengan senyawa organik akan lepas menjadi ion Cl
NH2, -COOH,-OH) sehingga protein akan mengendap. anorganik, sehingga dapat berikatan dengan Ag+ dan
a. Sifat globulin mengendap di garam setengah jenuh. membentuk endapan putih, seputih Citra lotion baru.
serta tidak larut dalam air. Pada saat
menambahkan sedikit air, gugus H20 yang telah 5. Deteksi Phospat
ditarik oleh ammonium sulfat akan kembali terisi, a. Serum bebas protein + HNO3 pekat (watch out!)
tapi saat terlalu banyak air, maka globulin menjadi +ammnonium molibdat  setelah dipanaskan akan
tidak larut mennjukan warna kuning jeruk (test neumann)
b. Sifat albumin mengendap dalam garam ammonium Pembahasan : Fungsi reagen hampir sama dengan yang
sulfat jenuh, dan larut dalam air, sehngga diatas. Intinya adalah ammonium molibdat akan
penambahan banyak air ttp melarutkan. berikatan dengan phospat menjadi ammonium- phospo
molibdat yang berwarna kuning jeruk.
3. Serum bebas Protein. (kata laborernya serum nya
udah encer, jadi gak usah ditambah air) 6. Deteksi Kalsium
a. 5 ml serum + air 10 ml +panaskan +asam asetat 2% a. Serum bebas protein + Kalium oksalat 
 koagulasi mengendap + klor fenol merah + kekeruhan putih (positif calsium)
natrium karbonat sedikit demi sedikit, sampe pH Pembahasan : Kalium oksalat  donor oksalat.
bergeser. Seperti pada batu ginjal, kalsium memiliki affinitas
b. Saring filter untuk percobaan lain terhadap oksalat lebih tinggi, sehingga akan berikatan
Pembahasan : ketika ditambahkan oksalat dan membentuk endapan
- Asam asetat : membuat suasana asam dan yang terlihat secara kasat mata.
mendenaturasi protein, di pH asam

Dewan Asisten Biokimia 2009 9


7. Deteksi Glukosa
a. Serum bebas protein + Na2CO3 + CuSO4 + gliserol
 panaskan endapan merah (hijau sampe
merah)
Pembahasan :
- Gliserol  mengikat Cu2+ agar tidak menjadi
Cu(OH)2 dengan membentuk Cu-gliserol
- Na2CO3 alkali mengubah gugus karbonil menjadi
enol reaktif dan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+
- CuSO4  donor Cu
Prinsipnya sama kayak test benedict biasa.. udah pada
tau kan ya?? Pasti pada tau,,
Nanti kalo muncul warna merah (glukosa banyak), kalo
hijau (kadar glukosa sedang), orange (glukosa rendah)

8. Pigmen darah
a. 1 tetes darah + 10 ml aquadest  panaskan, dan
dinginkan di bawah air mengalir
b. Sudah dingin + H2O2 + reagen tauber  biru Hijau
c. Test Haemin  Cuma liat aja di mikroskop.
Pembahasan :
- Aquadest : melisiskan eritrosit
- H2O2  mengoksidari Fe2+ menjadi Fe3+
- As. Asetat glasial  memecah Hb menjadi Heme
dan globulin
- Benzidine : mengikat ferri sehingga tampak
perubahan warna hijau biru
- Hemin test mengunakan KCl  membentuk
Hematin Klorida, dimana iod dan brom 
mengoksidasi Ferro menjadi ferri, dan
menstabilkan hematin klorida
Test benzidine berjalan seperti ini:
Darah  lisis  hemoglobin + as. Asetat glasial 
heme + globin  heme(Fe2+) + H2O2  Fe(3+) +
benzidine  membentuk komples warna hijau
kebiruan.

Dewan Asisten Biokimia 2009 10

Anda mungkin juga menyukai