LAPORAN KASUS
pribadi
dan
sosial,
penderita
tidak
merokok
maupun
mengkonsumsi alkohol.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum penderita tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 kali per
menit, reguler, isi cukup, respirasi 20 kali per menit, suhu badan 36,4 oC, tinggi
badan 163 cm, berat badan 60 Kg, umur 50-an tahun, habitus normal, mobilisasi
aktif. Pada pemeriksaan kulit didapatkan kulit warna sawo matang, lapisan lemak
cukup, dan tidak ada edema. Pada pemeriksaan kepala didapatkan ekspresi wajar,
rambut hitam tidak mudah dicabut, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pupil bulat isokor dengan diameter 3 mm, refleks cahaya positif, gerakan bola
mata aktif. Pada pemeriksaan telinga tidak tampak tophi, lubang normal, cairan
tidak ada, selaput pendengaran intak. Pada pemeriksaan hidung tidak didapatkan
deviasi, tidak ada sekret dan tidak ada perdarahan. Pada pemeriksaan mulut tidak
ada fetor, bibir tidak sianosis, gigi geligi dalam batas normal, lidah beslag tidak
ada, mukosa basah, pembesaran tonsil tidak ada dan faring tidak hiperemis. Pada
pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, trakea letak
tengah, tekanan vena jugularis 5+0 cmH20.
Pada pemeriksaan thoraks, inspeksi dada terlihat simetris, tidak ada
retraksi, dan tidak ada kelainan kulit. Pada inspeksi punggung terlihat simetris,
tidak ada kelainan kulit. Pada pemeriksaan paru dari inspeksi terlihat simetris,
gerakan pernapasan kanan sama dengan kiri. Pada palpasi, stem fremitus kanan
sama dengan kiri dan perkusi paru kanan dan kiri sama terdengar sonor. Pada
auskultasi thoraks kanan sama dengan thoraks kiri dengan suara pernapasan
vesikuler, ronki tidak ada, wheezing tidak ada. Pada pemeriksaan jantung
didapatkan pada inspeksi iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi, iktus kordis
tidak teraba. Pada perkusi didapatkan batas kanan jantung di sela iga 4 garis
sternalis dextra, serta batas kiri jantung di sela iga 5 garis midklavikularis sinistral
dan pinggang jantung positif. Pada auskultasi irama teratur, denyut jantung + 80
kali per menit, tidak ditemukan bising dan gallop. Pada auskultasi di daerah
katup-katup jantung, ditemukan M1>M2, T1>T2, A2>A1, P2>P1, A2>P2.
Pada pemeriksaan abdomen, pada inspeksi terlihat datar, tidak ada tandatanda pelebaran pembuluh darah vena, pada palpasi terasa lemas, nyeri tekan
epigastrium ada, hepar dan lien tidak teraba. Ballottement tidak teraba, perkusi
timpani, nyeri ketok angulus kostovertebra tidak ada, auskultasi bising usus
normal.
Pada ekstremitas warna kulit sawo matang, tidak ada tremor, tidak ada
deformitas pada jari, jari tabuh tidak ada, kuku sianosis tidak ada, capillary refill
time (waktu pengisian ulang kapiler) kurang dari dua detik, tidak ada edema, tidak
ada atrofi otot, bengkak pada sendi tidak ada, gerakan aktif dan pasif normal,
kekuatan otot normal. Pada pemeriksaan reflex fisiologis normal sedangkan reflex
patologis tidak ditemukan. Tampak adanya ulkus pada regio pedis dextra 6x4 cm,
pus (+).
Hasil laboratorium pada saat masuk rumah sakit, laju endap darah (LED)
125 mm/jam, Hb 11,8 gr/dL, hematokrit 35,9% eritrosit 4,45 juta/mm 3, leukosit
11.000/mm3, trombosit 309.000/mm3, GDS 175 mg/dL, GDPP 391 mg/dL,
HbA1C 11,6%, ureum darah 32 mg/dL, kreatinin darah 1,0 mg/dL, SGOT 10 U/L,
SGPT 7 U/L, protein total 7,2 g/dL, albumin 3,2 g/dL, globulin 4 g/dL, asam urat
7,9 mg/dL, kolesterol total 199 mg/dL, HDL 33 mg/dL, LDL 135 mg/dL, natrium
serum 143 mEq/L, kalium serum 3,9 mEq/L, klorida serum 103,7 mEq/L. Hasil
pemeriksaan urinalisis ditemukan warna kuning muda, jernih, berat jenis 1,010,
pH 6, leukosit (-), eritrosit (-), protein (+), keton (-), glukosa normal, urobilinogen
(-), bilirubin normal.
Penderita didiagnosis kerja dengan diabetes mellitus (DM) tipe-2 dengan
ulkus diabetikum, sindrom dispepsia serta hiperurisemia. Terapi yang diberikan
adalah IVFD NaCl 0,9% 28 tetes per menit, klindamisin 3x300 mg, novomix 2x6
IU, Allopurinol 1x100 mg, domperidon 3x10 mg ac dan diet DM 1900 kal/hari
serta rawat luka. Pasien rencana akan dikonsultasikan dengan bagian mata, saraf,
gizi.
Hari perawatan kedua, 04 Juli 2013, penderita masih mengeluh nyeri pada
luka di kaki kanan, penderita tidak mengeluh demam. Tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80 kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu badan 36,6 oC.
Luka di kaki kanan terawat. Hasil GD pagi 158 mg/dL dan sore 362 mg/dL.
Penderita didiagnosis dengan DM tipe-2 dengan ulkus diabetikum. Dosis novomix
dinaikkan menjadi 2x8 IU SC, terapi lain masih sama dengan hari sebelumnya.
Hari perawatan ketiga, 05 Juli 2013, penderita mengeluh nyeri pada luka
di kaki kanan namun sudah berkurang. Tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 80 kali
per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu badan 36,3 oC. Luka di kaki kanan
terawat. Hasil GD pagi 205 mg/dL dan sore 306 mg/dL. Penderita didiagnosis
dengan DM tipe-2 dengan ulkus diabetikum. Terapi masih sama dengan hari
sebelumnya. Rencana dilakukan kultur pus.
luka dengan NaCl 0,9% serta dengan oxoverin dan woundress, nekrotomi
bertahap dengan persetujuan keluarga, terapi lain sesuai terapi teman sejawat
interna.
Hari perawatan keenam, 08 Juli 2013, penderita masih mengeluh nyeri
pada luka di kaki kanan, namun sudah berkurang. Tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 80 kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu badan 36,7 oC. Luka di
kaki kanan terawat. Hasil GD pagi 144 mg/dL dan sore 439 mg/dL. Penderita
didiagnosis dengan DM tipe-2 dengan ulkus diabetikum. Terapi masih sama
dengan hari sebelumnya. Rencana dilakukan kultur pus.
Hari perawatan ketujuh, 09 Juli 2013, penderita masih mengeluh nyeri
pada luka di kaki kanan, namun sudah berkurang serta mual. Tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu badan 36,5
o
C. Luka di kaki kanan terawat. Hasil GD pagi 196 mg/dL dan sore 235 mg/dL.
211 mm/jam, hemoglobin 9,9 gr/dL, hematokrit 29,3%, eritrosit 3,82 juta/mm 3,
leukosit 13.400/mm3, trombosit 258.000/mm3, ureum darah 17 mg/dL, kreatinin
darah 1,1 mg/dL, GDS 65 mg/dL, natrium serum 143 mEq/L, kalium serum 2,35
mEq/L, klorida serum 101,4 mEq/L. Rencana menunggu hasil kultur pus.
Hari perawatan kesembilan, 11 Juli 2013, penderita mengeluh nyeri pada
luka di kaki kanan berkurang, adanya demam, mual, dan batuk. Tekanan darah
110/80 mmHg, nadi 74 kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu badan 36,7
o
C. Luka di kaki kanan terawat. Hasil GD pagi 109 mg/dL dan sore 325 mg/dL.
laboratorium
leukosit
8.400/mm3,
eritrosit
3,65
juta/mm3,
10
PEMBAHASAN
11
12
Derajat
Lesi
0
1
2
3
4
Stage
Stage 1
Stage 2
Stage 3
Stage 4
Stage 5
Stage 6
Lesion
Normal foot
High risk foot
Ulcerated foot
Infected Foot
Necrotic foot
Unsolvable foot
Tabel 2. Kriteria Ulkus Diabetikum menurut Edmond
Pengelolaan kaki diabetik dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
pencegahan terjadinya kaki diabetek dan terjadinya ulkus (pencegahan primer)
dan pencegahan agar tidak terjadi kecacatan yang lebih parah (pencegahan
sekunder). Penatalaksanaan kaki diabetik terutama difokuskan untuk mencegah
dan menghindari amputasi ekstremitas bawah. Sebelum dilakukan terapi,
sebaiknya dilakukan penilaian kaki diabetik secara menyeluruh, melakukan
identifikasi penyebab terjadinya ulkus dan faktor penyulit penyembuhan luka
serta menilai ada tidaknya infeksi. Membedakan apakah ulkus kaki diabetik
disebabkan oleh faktor neuropati atau penyakit arteri perifer sangatlah penting
karena revaskularisasi perlu dilakukan bila terdapat gangguan arteri perifer. Lebih
dari 90% ulkus akan sembuh apabila diterapi secara komprehensif dan
multidisipliner,
melalui
upaya;
mengatasi
penyakit
komorbid,
13
14
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Sarwono Waspadji. Kaki diabetik. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I Simadribata MK, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi 4. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.
2. Tjokroprawiro A. Angiopati Diabetik : Makroangiopati-Mikroangipati.
Dalam: Noer, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ketiga,
Penerbit FK UI, Jakarta,1999.
3. Misnadiarly. Diabetes Mellitus: Ulcer, Infeksi, Ganggren. Penerbit
Populer Obor, Jakarta, 2006.
4. Djokomoeljanto. Tinjauan Umum tentang Kaki Diabetes. Dalam:
Djokomoeljanto
dkk,
Penatalaksanaannya,
editor,
Badan
Semarang, 1997.
5. Prasetyo A. Permasalahan
penanggulangannya,
diakses
Kaki
Diabetik
Penerbit
kaki
tanggal
Patogenesis
Universitas
diabetikum
01
dan
Diponegoro
dan
upaya
Oktober
2007.
http://www.horizon.int/.
6. Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J.
Harrsions Principles Of Internal Medicine. Ed. 18th. Vol 1,2. USA,
McGraw Hill; 2012.
7. William C. The Diabetik Foot, In (Ellenberg, Rifkins, eds), Diabetes
Mellitus, Sixth Edision, USA, 2003.
16