Anda di halaman 1dari 8

FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


______________________________________________________________________________

Nama Dokter Muda : Fitra Zulfikar NIM: 10711089


Stase : THT

Identitas Pasien
Nama / Inisial : Ny. Y No RM : 583 xxx
Umur : 38 th Jenis kelamin : perempuan
Diagnosis/ kasus : OMSKB aktif
Pengambilan kasus pada minggu ke : 4
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya
wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain*

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang
diambil ).
Keluhan utama:
Telinga kanan terasa penuh dan mengeluarkan cairan
Riwayat penyakit sekarang :
pasien merasakan telinga kanan terasa penuh sejak 3 bulan yang lalu, keluhan
dirasakan terus terusan sepanjang hari. Pasien juga mengeluhkan pendengarannya
menurun sejak 1 tahun yang lalu namun memberat sejak 1 minggu yang lalu. keluhan
diatas juga disertai dengan telinga berdenging hilang timbul. Pasien mengatakan telinga
kanannya keluar cairan 1 hari yang lalu, cairan keluar saat pasien berbaring, warna
cairan kekuningan dan sedikit bau. Pasien juga merasakan telinga kanannya nyeri sejak

Page 1
5 hari yang lalu,nyeri dirasakan hilang timbul. Keluhan telinga gatal di sangkal. Pasien
sebelumnya telah berobat ke puskesmas namun keluhan belum membaik.
Riwayat penyakit dahulu:
- Pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Sekitar 1 tahun yang lalu.
namun keluhan dirasakan telah membaik.
- Pasien ada riwayat batuk pilek 1 minggu yang lalu, namun keluhan sudah tidak
dirasakan.
- Riwayat telinga sering dikorek korek disangkal
- Riwayat telinga kemasukan air disangkal.
- Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma, gastritis, alergi obat disangkal.
Riwayat penyakit keluarga:
- Keluhan serupa di keluarga disangkal

Pemeriksaan :
Keadaan umum baik, gizi baik, kesadaran compos mentis.
Tanda vital : TD : 130/80
Status lokalis:

AD
Nyeri tekan tragus (-), nyeri manipulasi telinga (-).
KAE : discharge mukopurulen (+), edema (-), hiperemis (-)
MT : tampak perforasi 30 % di pars tensa

AS: dbn
Diagnosa : Otitis media supuratif kronik stadium aktif.
Penatalaksanaan :
- Irigasi telinga dengan pehidrol dan di suction
- Medikametosa :

Page 2
Obat cuci telinga pehidrol 3 x gtt III
Ofloxaxin tetes 3 dd gtt III
Ciprofloxacin tablet 500 mg 2x1
Pseudoefedrin 3 x 30 mg
Ambroxol 500 mg 3x1

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Otitis media supuratif kronik merupakan penyakit infeksi pada bagian telinga
tengah yang keluhannya dapat berulang. OMSK ini bisa terjadi pada semua usia
sehingga semua orang beresiko dapat menderita OMSK ini. Penyakit OMSK selain
merupakan penyakit yang memiliki komplikasi yang serius. Komplikasi pada telinga
tengah dapat terjadi perforasi membran timpani yang pertisten dan erosi tulang
pendengaran sehingga penderita akan mengalami penurunan pendengaran. Selain itu
komplikasi serius yang lainnya ialah penyebaran infeksi ke intrakranial dan ke rongga
mastoid. Komplikasi tersebut bisa di cegah dengan pengobatan yang serius dan
kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Selain itu pasien harus tetap menjaga higiene
agar telinga selalu bersih.

Otitis media supuratif kronik juga bisa membuat kualitas hidup penderita menurun.
Penderita akan mengalami penurunan pendengaran sehingga mengganggu interaksi
dalam bermasyarakat ataupun dalam pekerjaan. Pada stadium aktif cairan keluar yang
berbau akan membuat penderita merasa malu sehingga memilih untuk mengasingkan
diri. Hal tersebut sangat mengganggu kualitas hidup penderita.

Page 3
3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan
evidence / referensi yang sesuai *
Aspek keislaman
Agama islam mewajibkan setiap umatnya bersuci dengan cara berwudhu untuk
membersihkan hadast kecil sebelum menunaikan ibadah solat. Langkah langkah dan
urutan wajib dalam berwudhu ada 6 yaitu niat, membasuh muka, membasuk kedua
tangan sampai siku, membasuh sebagian kepala dari pada area kepala dan rambut,
membasuh kedua kaki hingga kedua mata kaki lebih sedikit lebih baiknya sampai ke
tumit sedangkan yang keenam ialah tertib yang dimaksud adalah sesuai urutan. Apabila
salah satu dari 6 rukun diatas tidak dilakukan maka berwudhunya tidak sah. Namun
Allah selalu memberi keringanan terhadap hambanya yang mengalami kesulitan.
Terdapatnya luka pada anggota wudhu terbagi menjadi beberapa tingkatan,
1. Luka tersebut dalam keadaan terbuka dan tidak membahayakan baginya jika
terkena air. Dalam keadaan ini tetap wajib untuk membasuh anggota badan yang
luka tersebut.
2. Luka tersebut terbuka akan tetapi dapat membahayakan jika terkena air. Dalam
keadaan ini wajib untuk mengusap anggota badan tersebut tanpa harus
membasuhnya.
3. Luka tersebut terbuka dan dapat membahayakan jika dibasuh maupun diusap,
dalam keadaan ini maka cukup dengan diberi tayamum.
4. Luka tersebut tertutup oleh perban atau yang semacamnya, dalam keadaan ini
maka yang diusap adalah penutup luka, sebagai ganti membasuh anggota badan
yang di bawahnya.

Dalam masalah thaharah yang menjadi syarat dari menjalankan shalat dan ibadah
lainnya, ada keringanan khusus bagi mereka yang sedang sakit.

1. Sait Membolehkan Tayammum

Salah satu penyebab dibolehkannya tayammum sebagai pengganti dari wudhu adalah
tatkala seseorang dalam keadaan sakit. Sehingga walaupun terdapat air, tetapi manakala
seseorang sedang dalam keadaan tidak mungkin terkena air, dia boleh bertayammum.

Page 4
Dalilnya adalah hadits berikut ini :



:

:

:

Dari Jabir radhiyallahuanhu berkata"Kami dalam perjalanan tiba-tiba salah seorang


dari kami tertimpa batu dan pecah kepalanya. Namun (ketika tidur) dia mimpi basah.
Lalu dia bertanya kepada temannya"Apakah kalian membolehkan aku bertayammum ?".
Teman-temannya menjawab"Kami tidak menemukan keringanan bagimu untuk
bertayammum. Sebab kamu bisa mendapatkan air". Lalu mandilah orang itu dan
kemudian mati (akibat mandi). Ketika kami sampai kepada Rasulullah SAW dan
menceritakan hal itu bersabdalah beliau"Mereka telah membunuhnya semoga Allah
memerangi mereka. Mengapa tidak bertanya bila tidak tahu ? Sesungguhnya obat
kebodohan itu adalah bertanya. Cukuplah baginya untuk tayammum ...(HR. Abu Daud,
Ad-Daruquthuny).

2. Mengusap Perban

Selain dibolehkan tayammum, orang yang sedang menderita luka pada kulit dan
diperban, maka dia boleh tidak membasahi perbannya itu dengan air, tetapi cukup
dengan mengusapkan tangannya yang basah. Artinya, lukanya tetap kering tidak kena air
wudhu'.

Hal itu dibenarkan bagi mereka yang sedang sakit, dengan dasar hadits Ali bin Abi
Thalib berikut ini.



:


:
:

Ali bin Abi Thalib berkata,"Lenganku patah pada perang Uhud sehingga terjatuhlah
bendera dari tanganku. Lalu Nabi SAW memerintahkan,"Pegang dengan tangan kiri,
karena sesungguhnya dia (Ali) akan jadi pemegang bendera di dunia dan akhirat". Lalu

Page 5
Aku bertaka,"Apa yang aku kerjakan bila ada perbannya?". Beliau SAW
bersabda,"Cukup diusap di atasnya". (HR. Ibnu Majah).

Pada pasien ini terdapat perforasi pada telinga tengah yang daerah perforesi
tersebut tidak boleh terkena air,termasuk air wudhu. Pasien menghawatirkan air akan
masuk ketika berwudhu. Namun kita bisa menjelaskan bahwa membasuh telinga bukan
termasuk dalam rukun berwudhu. Dan apabila ingin tetap membasuhnya cukup pada
telinga yang sehat saja. Sesunguhnya Allah selalu memberi kemudahan kepada
hambanya yang ingin berbuat baik.
4. Aspek sosial
Otitis media kronik memberikan gejala berupa otore yang bisa kambuh kambuhan
dan mempunyai gejala penurunan pendengaran serta keluarnya cairan dari telinga.
Karena proses yang menahun cairan yang keluar bisa bercampur nanah sehingga cairan
tersebut cenderung berbau. Gejala yang di alami pasien bisa berpegaruh terhadap
kualitas hidup pasien. Pada anak anak hal ini dapat menghambat perkembangan
kepribadian anak sehingga anak cenderung menyendiri. Hal ini berhubungan dengan
penurunan pendengaran yang di alamai anak sehingga ia sulit untuk berkomunikasi.
Pada orang dewasa hal ini akan mengganggu interaksi sosial pada pekerjaan maupun
lingkungan sekitar dikarenakan mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Sekret yang
keluar dari telinga pada OMSK cenderung berbau sehingga penderita bisa di jauhi oleh
teman maupun lingkungan sekitar. Pendengaran merupakan alat sensoris utama untuk
berbicara. Seseorang akan sulit berkomunikasi apabila terdapat gangguan pada
pendengarannya dikarenakan tidak mengerti apa yang orang lain katakan.
Penurunan pendengaran juga dapat mengganggu emosional pasien karena sering
salah paham dengan orang lain akibat tidak mengerti dengan apa yang orang lain
katakan. Dampak tersebut dapat dihindari dengan cara memberikan pengobatan sebaik
mungkin pada penderita otitis media kronik dan disarankan untuk operasi telinga.
Operasi telinga bertujuan untuk membuat telinga menjadi kering dan mengupayakan
agar pendengaran penderita lebih baik. Selain itu juga di berikan penyuluhan kepada
penderita agar menjaga kebersihan di area telinga sehingga tidak terjadi infeksi
berulang.pada penderita dengan derajat gangguan pendengaran tertentu dapat disarankan
untuk menggunakan alat bantu dengar (ABD) untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Page 6
5. Aspek psikologis
Pasien yang menderita otitis media supuratif kronik akan mengalami penurunan
pendengaran karena gangguan penghantaran suara. Gangguan pendengaran tersebut
menyebabkan setiap penderita minder terhadap lingkungan sekitar. Gangguan
pendengaran berhubungan dengan depresi di kalangan orang dewasa ketika pendengaran
menurun, persentase orang dewasa yang depresi menjadi meningkat. Orang dengan
gangguan pendengaran, terutama yang tidak menggunakan alat bantu dengar, akan
merasa lebih sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik dalam situasi keluarga,
lingkungan sosial atau di tempat kerja. Menurut studi JAMA OtolaryngologyHead &
Neck Surgery, gangguan pendengaran yang ringan pun berkaitan erat dengan
peningkatan risiko depresi. Parahnya, mereka yang paling berisiko adalah perempuan
muda di bawah usia 70 tahun.
Peneliti dari National Institues of Health mewawancarai 18.318 orang berusia 18
tahun dan lebih untuk diuji pendengarannya. Mereka juga diberi kuisioner untuk
mengukur kadar depresinya. Hasilnya, lima persen orang memiliki pendengaran yang
sangat baik, tujuh persen memiliki pendengaran cukup baik dan sebelas persen peserta
memiliki pendengaran yang tidak terlalu baik.
Peneliti menemukan bahwa prevalensi depresi makin meningkat seiring dengan
memburuknya fungsi pendengaran mereka. Lewat temuan ini, peneliti berasumsi bahwa
gangguan pendengaran cenderung mengisolasi orang dari teman dan keluarganya.

Page 7
Umpan balik dari pembimbing

.,...

TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

----------------------------------- --------------------------------
Dr. Eko Tavip Sp. THT M.Kes Fitra Zulfikar, S. Ked

Page 8

Anda mungkin juga menyukai