ldentitas Ny.DDU
Status Menikah
TB : 1,47 m; BB = 70 Kg
BMI = (BB/[TB]2)= (70/2,1609) = 32,4 kg/m2
Mata : Sklera ikterik (-/-), Conjungtiva palpebra pucat (-/-), mata cekung (-/-), bibir kering (-)
Mulut : sianosis (-)
Leher : JVP tidak meningkat, trakea ditengah,
Thoraks : Cor, pulmo dalam batas normal tidak ada kelainan
Abdomen :
I : tampak membuncit, tegang, tampak bekas luka operasi
A : bising usus (+) menurun
Pa : TFU tidak teraba, nyeri andomen regio suprapubis
Pe : redup
Status Obstetri :
R. Haid : HPHT 9 bulan yang lalu
R. Nikah : 1x, selama 5 tahun
R. Obstetri: P2A0
1. Laki-laki, BBL 3100 gr, aterm, SC a.i partus tak maju, RS Banyumanik, 4 tahun. Sehat.
2. Laki-laki, BBL 1700 gr, SC a.i bekas SC, letak lintang, RS dr Kariadi, 6 hari, sehat
R. KB : KB suntik
R. ANC : bidan >4x, SpOG x
RPD : Asma (-), DM (-), Hipertensi (-), Peny Jantung (-), Riw operasi (+) SC tahun 2014 di RS
Banyumanik a.i partus tak maju
RPK : Asma, hipertensi, DM , penyakit jantung disangkal.
Pemeriksaan penunjang
Hasil Laboratorium
PEMERIKSAAN 15/9/2018 SATUAN NILAI NORMAL
Hemoglobin 13,4 g/dL 12-16
Hematokrit 40 % 37-47
Eritrosit 4,96 10^6/ul 3.80-5.20
Leukosit 22,3 10^3/uL 4.8-10.8
Trombosit 345 10^3/uL 150-450
MCH 27 Pg 27.00-32.00
MCV 80,6 fL 76-96
MCHC 33,5 g/dL 29-36
RDW 15,5 % 11.60-14.80
MPV 8,8 fL 4.00-11.00
Koagulasi
Kimia Klinik
Plasma Prothrombin Time (PPT)
GDS 100 Mg/dL 80-160
Prothrombin 10,2 Detik 9,4-11,3
SGOT 34 U/L 15-34 Time
SGPT 20 U/L 15-60 PPT kontrol 10,7 Detik
Ureum 58 mg/dL 15-39 Partial Thromboplastin Time (PTTK)
Kreatinin 1,0 mg/dL 0.60-1.30 Thromboplas 40,7 Detik 27,7-40,2
Elektrolit mmol/L tin Time
Kesan :
Gambaran ileus paralitik
Assesment
• P2A0 29 Tahun
Instruksi awal dokter
• Pasca SC T incision H-6 a.i bekas SC,
Perbaikan KU
letak lintang, partus prematurus
Infus RL 30 tpm
• Ileus dd/paralitik, obstruktif
Pasang NGT dan rectal tube
• Febris Puerperalis ec susp
Cek lab darah rutin, GDS, elektrolit
endometritis
Inj. Ranitidin 50 mg extra
Inj. Metoklopramid 10 mg/8jam
Paracetamol 500 mg po
Inj. Neostigmine (extra)
Inj. Ceftriaxone 2 gram/24 jam
Inj. Metronidazole 200 mg/8 jam
Inj. Gentamicin 80 mg/12 jam
Usul : kultur darah, kultur lochea
Konsul TS bedah
Konsul TS Interna
Follow up
Tanggal Follow – Up Terapi
16/09/201 S : nyeri perut - Infus RL 30 tpm
8 O : KU baik, Composmentis - Pasang NGT dan rectal tube
H-1 TD : 110/70 mmHg ; Nadi : 94 x/mnt ; RR : 20 x/mnt ; t : 37,40C - Inj Ceftriaxon 2gram/24 jam
Balance cairan : DC : 600 cc, IWL : 700 = 1300 cc - Inj Metronidazol 500mg/8j
Status internus : - Inj Gentamicin 80 mg/12 jam
Abdomen : membuncit, tegang (+), Bising usus 4-5x / menit - Inj metoklopramid 10 mg/8 jam
TFU tidak teraba - Paracetamol 500 mg (jika demam)
PPV : lochea Sanguelenta , berbau Kultur darah tunggu hasil
ASI : (+/+) Kultur lochea TS mikrobiologi
• ACOG menyatakan bahwa agen yang direkomendasikan sebagai terapi profilaksis terhadap
endometritis postpartum adalah sefalosporin generasi pertama seperti cefazolin, 1 g intravena,
atau ampisilin 1 hingga 2 g secara intravena
• Pada kelahiran sesar, laporan mencatat bahwa tidak ada rejimen yang lebih unggul daripada
gentamisin, 1,5 mg per kg dicampur dengan klindamisin 900 mg, dalam larutan intravena yang
sama, diberikan setiap delapan jam
Endometritis post partum
• Gejala yang dialami pasien seperti demam subfebris, nyeri abdomen bagian bawah, pengeluaran
pervaginam berupa lochea sanguelenta berbau serta ditemukan leukositosis dengan jumlah
22.300/uL endometritis post partum.
• pemeriksaan kultur dari lochea dan darah pasien, pewarnaan gram, dan pemeriksaan kepekaan
antibiotik
• Sebagai terapi empiris diberikan antibiotik seftriakson sambil menunggu hasil kultur dan
kepekaan antibiotik cefoperazone sulbactam 1 gram/12 jam, Inj Metronidazol 500mg/8jam,
Inj Gentamicin 80 mg/12 jam, dan simpotamik parasetamol 500 mg
Endometritis post partum
LAPORAN KASUS
TERIMA KASIH