Anda di halaman 1dari 30

TATALAKSANA DEMAM TIFOID

DINAS KESEHATAN KAB.


TORAJA UTARA

TUJUAN
A. UMUM
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penduduk
akibat penyakit Tifoid.

B. KHUSUS
1. Ditegakkannya diagnosa penyakit Tifoid melalui pemeriksaan
laboratorium ( widal test ).
2. Terlaksananya kegiatan pengobatan & pencegahan
menurut pedoman tatalaksana yg sama pada semua UPK
( PKM, R.S )
3. Terlaksananya Sistem Kewaspadaan Dini ( SKD ) &
penanggulangan KLB penyakit Tifoid.
4. Diketahuinya Faktor resiko secara epidemilogis penyebab
penyakit Tifoid.

5. Terlaksananya sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan


pencegahan dan pemberantasan.
6. Terlaksananya penyuluhan Kesehatan Masyarakat tentang
Program P2 Tifoid.

TATALAKSANA KLINIS ( TATALAKSANA KASUS )

Tatalaksana Diagnosis

Tatalaksana Pengobatan
dan perawatan

Diagnosis
Klinis
Tatalaksana Diagnosis

Diagnosis
Etiologi
Diagnosis
Komplikasi

Tatalaksana Pengobatan dan Perawatan

A.

Perawatan Umum & Nutrisi


Tujuan :
-

Optimalisasi pengobatan dan mempercepat penyembuhan


Observasi terhadap perjalanan penyakit
Minimalisasi komplikasi
Isolasi untuk menjamin pencegahan terhadap penularan

1. Tirah baring : Penderita yg dirawat harus tirah baring dengan sempurna untuk
mencegah komplikasi
2. Nutrisi
: - Cairan ( infus )
-- Terapi
Simptomatik kalori
:diberikan
u. perbaikan
keadaan
umum
Diet Mengandung
dan protein
yg cukup
rendah
selulose
1.
Robonsia/vitamin
(rendah serat ) diet cair, bubur lunak, tim dan nasi biasa
2. Antipiretik : untuk anak-anak
3. Anti emetik : diperlukan apabila penderita muntah hebat

3 . Kontrol dan Monitor Dalam Perawatan.

Yg perlu di kontrol:
~

Suhu tubuh, seperti: suhu, nadi, napas tekanan darah

diukur
~ Keseimbangan cairan
~ Deteksi dini terhadap timbulnya komplikasi
~ Adanya koinfeksi atau komorbid dengan penyakit lain
~ Efek samping dan atau efek toksik obat
~ Resistensi anti mikroba
~ Kemajuan pengobatan secara umum
Disamping mengetahui keberhasilan pengobatan,kontrol
monitor sgt diperlukan o/dr.at.perawat sampai tahap
indikasi pulang.

B. Anti Mikroba
Kebijakan Dasar Pemberian Anti Mikroba
1. Anti Mikroba segera diberikan bila diagnosis klinis demam tifoid baik dalam bentuk
diagnosis konfirmasi, probable maupun suspek
2. Sebelum anti mikroba diberikan harus diambil specimen darah untuk pemeriksaan
biakan kuman salmonella
3. Anti Miroba yang dipilih harus mempertimbangkan :
- Telah dikenal sensitif potensial untuk tifoid
- Mempunyai sifat farmakokinetik yg dapat berpenetrasi dengan baik
ke jaringan serta mempunyai afinitas yang tingi menuju organ sasaran
- Berspektrum sempit cara pemberian yg mudah
- Efek samping yg minimal
- Tidak mudah resisten dan efektif mencegah karier

C.Pengobatan dan Perawatan Komplikasi


Prinsip
- Komplikasi demam Tifoid hrs terdeteksi
scr dini
- Monev baik klinis maupun laboratoris
terlaksana scr adekuat
- Bila komplikasi ada, terapi tepat segera
diberikan
- Pengobatan d perawatan standar tifoid
tetap terlaksana

D.Perawatan Mandiri di Rumah


Syarat syarat untuk penderita :
Penderita dg.gejala klinis ringan tdk ada
tanda-tanda komplikasi
Penderita kesadaran baik
Penderita dg.keluarga cukup mengerti ttg cara
merawat dan bahaya yg akan timbul dari tifoid
Rumah tangga penderita memiliki JAGA yg M.S
Penderita mengikuti program pengobatan yang
diberikan oleh dokter

TABEL : ANTI MIKROBA UNTUK


PENDERITA TIFOID

ANTIBIOTIKA

DOSIS

KELEBIHAN DAN KEUNTUNGAN

Kloramfenikol

Dewasa : 4x500 mg (2 gr)


Selama 14 hari
Anak : 50 100 mg/Kg BB/hr
Max.2
gr selama 10 - 14
Dibagi 4 dosis

- Merupakan obat yang sering digunakanDan


telah lama dikenal efektif untuk tifoid- Murah dan dapat diberi peroral dan
Sensitivitas masih tinggi
- Pemberian PO/IV.
- Tidak diberikan bila leoksit < 2000/mm3.

Seftriakson

Dewasa : (2 4) gr/hr selama


3 5 hari
Anak : 80 mg/Kg BB/hr
Dosis tunggal slm 5 hari

- Cepat menurunkan suhu,lama pemberian


Pendek dan dapat dosis tunggal serta cukup
Aman untuk anak
- Pemberian IV

Ampisilin
&Amoksilin

Dewasa : (3 4) gr/hr selama 14hr


Anak : 100 mg/Kg BB/hr
Selama 10 hari

- Aman untuk penderita hamil.


- Sering dikombinasi dengan khloramfenikol
Pada pasien kritis
- Tidak mahal
- Pemberian PO/IV

TMP SMX(Kotrimoksasol)

Dewasa : 2 x (160 800)


Selama 2 minggu
Anak : TMP 6 10 mg/Kg BB/hr
Selama 10 hari

- Tidak mahal
- Pemberian peroral

Quinolone

- Siprofloksasin : 2 x 500 mg 1
minggu
- Ofloksasin : 1 x 400 selama 1
minggu
- Fleroksasin : 1 x 400 selama 1
minggu

- Pefloksasin dan Fleroksasin lebih cepat


Menurunkan suhu
- Efektif mencegah relaps dan karier
- Pemberian peroral
- Anak tidak dianjurkan karena efek
samping Pada pertumbuhan tulang

Cefixime

Anak

Tiamfenikol

Dewasa : 4 x 500 mg
Anak
: 50 mg/Kg BB/hr

: 15 20 mg/Kg BB/hr
Dibagi 2 dosis
selama
hari

Aman untuk anak


Efektif
Pemberian peroral

- Dapat untuk anak dan dewasa


- Dilaporkan cukup sensitif pada beberapa
daerah

PRINSIP DAN LANGKAH SRATEGIS TATALAKSANA TIFOID


No
1.

LANGKAH
EVALUASI AWAL
(Diagnosis Kerja)

PRINSIP
- Menegakkan diagnosis klinis :
a. Suspek demam Tifoid (Typhoid fever suspect) atau
b. Demam Tifoid klinis (Typhoid fever Probable)
- Mengantisipasi atau deteksi komplikasi (diagnosis
komplikasi ),
dan
atau komorbid / ko
infeksi yang mungkin ada
- Tetap dipikirkan bukan tifoid (diagnosis defensial)

No
2.

LANGKAH
RAWAT ATAU RUJUK

PRINSIP
Menetapkan indikasi rawat atau rujuk
Iindikasi rawat :
1.Demam Tifoid Klinis
2.Demam Tifoid dengan kedaruratan
3.Demam Tifoid dengan komplikasi
4.Demam Tifoid dengan konfirmasi (telah ada hasil
biakan)
Indikasi Rujuk :
1.Demam Tifoid dengan tanda-tanda kedaruratan
2.Demam Tifoid dengan tanda-tanda komplikasi dengan
fasilitas tidak mencukupi

No
3.

LANGKAH
PERAWATAN

PRINSIP
Bila diagnosis Tifoid telah ditegakkan maka tatalaksana
(manajemen) Tifoid harus dimulai dan sesuai dengan
Standar pedoman
Melaksanakan prosedur perawatan sesuai dengan dengan
standar pedoman
Melaksanakan prosedur perawatan sesuai dengan
pedoman.
a. Istirahat Tirah Baring
b. Diit
c. Keadaan Umum baik, diit baik, diit dapat lebih padat
( Diit Padat Dini )
d. Anti Mikroba
e. Obat obatan Suportif dan simtomatik.

No
4.

LANGKAH
PEMBERIAN ANTI MIKROBAE

PRINSIP
Memberikan Anti Mikroba Empiris ini pertama
a.

Sebelum Anti Mikroba (antibiotika) diberikan ambil


spesimen darah untuk biakan (gall culture) dan
pemeriksaan serologi pertama/widal 1 (pemeriksaan
mikrobiologis pertama), kecuali pemeriksaan biakan
benar benar tidak dapat dilaksanakan.

a.

Bila antibiotika ini pertama tidak menjadi pilihan


(kontra indikasi), pilih antibiotik ini pertama yg lain
atau berikan antibiotika lini kedua.

No
5.

LANGKAH
TERAPI TERHADAP
KOMPLIKASI DAN
KOMORBID/KOINFEKSI

PRINSIP
Setiap ada Komplikasi,, segera diterapi dengan adekuat.
Bila perlu melibatkan profesi spesialis lain yang terkait
(seperti spesialis bedah bila perforasi)

No
6.

LANGKAH
KONTROL DAN MONITOR

PRINSIP
Kontrol dan monitor pertanda
vital(tensi,nadi,suhu,kesadaran) secara reguler sesuai
aturan dan dicatat secara baik direkam medik.Kurva
suhu,tensi, nadi adalah sangat penting untuk monitor
Tifoid.
Kontrol dan memonitor terhadap kemungkinan
komplikasi(pendarahan, perporasi, sepsis,, ensefalopati
dan infeksi pada organ lain), terutama pada masa
minggu ke 2 dan ke 3 demam.
Kontrol dan monitor terhadap perjalanan penyakit untuk
menentukan :
a.
Perubahan terapi antibiotika
b. Mobilisasi dan pemberian diet
c.
Indikasi pulang

No
7.

LANGKAH
DIAGNOSIS PASTI TIFOID
( DEMAM TIFOID )

PRINSIP
KONFIRMASI/TYPHOID FEVER CONFIRMATION )
-

Melaksanakan pembiakan ke 2 dengan sampeldarah,


feses dan urin (sampel feses jarang karena tingginya
angka karier ).
Melaksanakan pemeriksaan serologi ke 2 / Widal 2
Pada tahap pemeriksaan mikrobiologis kedua ini telah
harus diketahui apakah pasien menderita Tifoid dengan
menilai :
a. Hasil biakan pertama atau
b. Peningkatan Titer Widal 4 kali lipat atau
Bila ada fasilitas, dapat dibantu dengan deteksi DNA )
PCR)

No
8.

LANGKAH
PENILAIAN KEMAJUAN TERAPI

PRINSIP
-

Efikasi antibiotika dinilai kurang lebih setelah (3-5)


hari pemberian
Mengevaluasi apakah resisten, ada efek samping atau
efek toksik serta konsistensi pemberian (dosis, lama
pemberian)
Perubahan antibiotika
a. Diganti dg antibiotik yg sensittif menurut hasil uji
kepekaan,,namun tetap dipilih dari antibiotik yg
dikenal sensitif untuk tifoid.
b. Bila biakan tak ada, diganti dengan antibiotik ini
kedua yg telah dikenal mempunyai efikasi yg tinggi.
Menilai kemajuan pengobatan secara umum :
a. Penurunan suhu
b. Perbaikan kesadaran
c. Nafsu makan
d. Dll
2 3 hari bebas panas :
a. Program Mobilisasi
b. Perubahan diet
Bila penilaian klinis sembuh, ditetapkan indikasi pulang
a. 5 7 hari bebas panas
b. Keadaan umum baik
c. Komplikasi/Komorbid teratasi atau terkontrol

No
9.

LANGKAH
DETEKSI KARIER

PRINSIP
-

Sebelum pasien pulang dilaksanakan biakan dengan spesimen


feses dan urin.

Menciptakan kerjasama yang baik dengan pasien agar dapat


dilaksanakan evaluasi lanjutan, terutama biakan untuk deteksi
karier.

Sekurang-kurangnya biakan lanjutan pada 1 bulan dan 3


bulan setelah sembuh.

No
10.

LANGKAH
TERAPI TERHADAP KARIER

PRINSIP
-

Karier diterapi dalam waktu jangka panjang ( quinolone


selama 4 minggu ) serta eradikasi faktor predisposisi seperti
batu empedu atau batu saluran kencing.

STANDAR TATALAKSANA TIFOID PADA


TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Dasar yakni unit pelayanan yang
belum memiliki pelayanan laboratorium mikrobiologis,
dokter spesialis dan fasilitas perawatan.
Pelayanan Kesehatan rujukan pertama yakni unit
pelayanan yg sudah memiliki fasilitas laboratorium
mikrobiologis.
Pelayanan Kesehatan Rujukan lanjutan yakni unit
pelayanan yang sudah lengkap seperti : R.S Tipe A dan
B di ibukota Propinsi.

STANDAR TATALAKSANA TIFOID


PADA PELAYANAN KESEHATAN
DASAR
Diagnosis : Penegakan Diagnosis pada pelayanan
kes.secara klinis, dengan diagnosis suspek.
Pengobatan dan Perawatan : Tidak ada pelayanan rawat
inap namun bagi kasus berat dilakukan
rujukan,
sedangkan kasus ringan dilakukan
perawatan
mandiri di rumah.

STANDAR TATALAKSANA TIFOID PADA


PELAYANAN KESEHATANPERTAMA
Diagnosis : Penegakkan diagnosis pd pel.kes.
secara klinis dan dibantu dengan
pemeriksaan penunjang.
Pengobatan dan perawatan : Pada pel.kes.ini
telah ada perawatan rawat inap, sehingga
manajemen pengobatan dapat dilaksanakan
semaksimal mungkin.

STANDAR TATALAKSANA TIFOID PADA


PELAYANAN KES.RUJUKAN LANJUTAN
Diagnosis : Yakni penegakkan diagnosis
hrs sampai pada diagnosis
etiologik.
Pengobatan dan perawatan : Yakni
fasilitas perawatan juga
sudah lengkap sehingga
manajemen Tifoid dpt
dilaksanakan dengan
sempurna.

RANGKUMAN STANDAR TATALAKSANA TIFOID


PADA BEBERAPA
TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN
PELAYANAN
KESEHATAN
DASAR

1. Diagnosis Suspek

PELAYANAN
KESEHATAN
RUJUKAN I

PELAYANAN
KESEHATAN
RUJUKAN II

+/-

-/+

-/+

4. Diagnosis komplikasi

-/+

5. Diagnosis Komorbid

-/+

6. Serologi (Widal)

-/+

7. Biakan

-/+

8. P C R

-/+

9. Perawatan

10.Rujukan

-/+

11.Antibiotikan PO

12.Antibiotika PE

+
+
+
-/+
+

+
+
+
+
+

+
+
+
+
+

2. Diagnosis tifoid klinis (probable)


3. Diagnosis tifoid konfirmasi

13.Antibiotika
- Kloramfenikol
- Ampisilin/Amks
- Kotrimoksazol
- Sefalosporin
- Quinolone

LANJUTAN
14. Terapi Komplikasi

- Tifoid toksik

- Syok Sepsis

- Perdarahan

- Perforasi

-/+

- Hepatitis

- Pankretitis

- Pneumonia

- Miokarditis

15. Deteksi karier


Terapi Karier

+/+/-

+
+

16. Perawatan mandiri di rumah

-/+

17. Penyuluhan dan pendidikan

KETERANGAN :
(+)
( +/- )
( -/+ )

: dapat dilaksanakan
: kemungkinan besar dapat
dilaksanakan
: kemungkinan besar tak dapat
dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai