Anda di halaman 1dari 5

Step 1

1. Mukosa livid : mukosa yang pucat


2. Konka hipertrofi : konka mengalami pembesaran
3. Sekret serous : cairan yang encer, berwarna bening

Step 2

1. Anatomi dan fisiologi hidung?


2. Histologi dari hidung?
3. Mengapa hidung tersumbat, gatal, disertai ingus encer, bersin berulang?
4. Mengapa didapatkan sekret serous, mukosa livid, dan konka hipertrofi?
5. Apa hubungan gejala dengan membersihkan rumah?
6. Apa hubungan dengan riwayat anaknya yang mengalami gatal akibat makan udang?
7. Interpretasi dari pemeriksaan fiisik?
8. Klasifikasi dari diagnosis kasus skenario?
9. Apa Dx dan DD kasus skenario?
10. Bagaimana patofisiologi dari kasus?
11. Apa etiologi dan FR kasus tersebut?
12. Apa pemeriksaan fisik dan penunjang dari kasus skenario?
13. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus diskenario?
14. Komplikasi?

Step 3

1. Anatomi dan fisiologi hidung?


Anatomi Nasus:
a. Eksterna: Apex, radix dan nares anterior dibatasi septum.
b. Cavitas nasi: nares-coana (vestibulum nasi : Regio respiratori dan olfactori) sinus
(maxilarishiastus semilunaris, ethmoidalis anterior meatus nasi medius posterior
superior dan suprema, spenoidalis recessus sphenoethmoidalis, frontalis  meatus nasi
medius).
Vaskularisasi:
- Anterior (pleksus kieselbach ): A. Etmoidalis anterior, a. Labialis sup,
a.spenoetmoidalis, dan a.palatna mayr.
- Posterior (pleksus woodrof): a.spenoidalis, a. Etmoidalis poste, dan a.faringeal
ascendens.

Fisiologi hidung

 Pembau (olfactorius): deteksi bau  resptor olfaktorius  mengaktifkan protein


G  kaskade reaksi intasel dependen CAMP Na+ masuk (depolarisasi) 
potensial aksi  bersinap dibulbus olfac.  glomerulus  sel mitral:
1) Rute subkorteks korteks olfactoris primer  koordinasi bau
2) Rute melalui thalamus ke korteks  lewat nukleus thalamus dorso medial 
persepspi bau

Fungsi:

 Fungsi repirasi: Mengatur kndisi udara, penyring udara, dan pengatur tekanan
 Fungsi penghidu: terdapat mukosa olfaktorius, dan reserfoir untuk menampung stimulus
 Fungsi fonetik: untuuk resonasi suara, membantu proses bicara, dan mencegah hantaran suara
sendiri
 Fungsi statistik dan mekanik: meringankan beban kepala, proteksi thd trauma,
 Reflek nasal: ex: iritasi mukosa hidung  bersin

Didalam bulbus olfactorius:

- Sel mitral: sifat respiratorik ( membantu proses penciuman)


- Sel Tufted : sifat respiratorik ( membantu proses penciuman)
- Sel granula: mekanisme adaptasi (ex: rokok), bersifat inhibit ( bisa melepaskan gaba)
2. Histologi dari hidung?
Bagian hidung luar : E.skuamous kompleks
Bag. Respiratori: E. Kolumner pseudokompleks bersilia dengan sel goblet (mukus)
Bag. Olfactori: E. Kolumner pseudokompleks bersilia tapi tidak motil

Sistem transport mukosilia: fungsi membersihkan . Lokasi di epitel respiratori, terdapat :

a. sel goblet : menghasilkan cairan serosa, dilamina propia mengasilkan


seromucin mengantung imunglobulin dan komplemen2,

b.silia, c. penykong, d.DNES

jenis imunoglobulin dalam mucin:

-Glikoprotein: anti mikroba


-Ig A: mengeluarkan mikroorganisme dari jaringan dg mengikat antigen yg ada di
bakteri
- Ig G: memicu rx. Inflamasi (benda asing/patogen)
3. Mengapa hidung tersumbat, gatal, disertai ingus encer, bersin berulang?
Alergi : alergen Ag pada mukosa  inflamasi  sitokin inflamasi  histamin 
vasodilatasi vaskuler  udem mukosa  hipertrofi konka  saluran tersumbat.
Histamin  mengaktifkan resepetor H1 pada saraf vidianus  gatal dan bersin
Efek inflamsi  meningktkan cairan untuk membunuh patogen.
Peningktan cairan krn vasodilatasi kapiler dan aktivasi kelenjar yg meningkat
Reflek bersin  iritasi sal.hidung resptor bersin aktif  n.trigeminus/afferen
med.spinalis  impuls efferen  pita suara menutup  tekanan abdomen memingkat 
uvula tertekan  mendorong alergen keluar  bersin

4. Mengapa didapatkan sekret serous, mukosa livid, dan konka hipertrofi?


Alergi : alergen Ag pada mukosa  inflamasi  sitokin inflamasi  histamin 
vasodilatasi vaskuler  udem mukosa  hipertrofi konka  saluran tersumbat.
Histamin  mengaktifkan resepetor H1 pada saraf vidianus  gatal dan bersin
Efek inflamsi  meningktkan cairan untuk membunuh patogen.
Peningktan cairan krn vasodilatasi kapiler dan aktivasi kelenjar yg meningkat

5. Apa hubungan gejala dengan membersihkan rumah?


Terpapaar debu/bakteri sebagai patogen  alergi
 Didalam rumah  alergi inhalan terdapat diselimut,karpet, buku, soffa. Komp.
Alergen berasal dari kulit dan kotoran tungau dan kecoa, bulu peliharaan
 Diluar rumah  jamur dan polen.

6. Apa hubungan dengan riwayat anaknya yang mengalami gatal akibat makan udang?
Anak mengalami Alergi udang, bisa keturunan (tergantung dari gen yg berkaitan)
Paparan lingkungan bersih2 rumah  terkena alergen /debu

7. Interpretasi dari pemeriksaan fiisik?


Mukosa livid: aparan alergen  inflamsi  KDRT  sembuh  kembali normal, tapi kalau
terkena terus menerus  terjadi proliferasi jaringan ikat dimukosa  tmpak lebih pucat dari
mukosa yg normal.
8. Kenapa gejalanya sembuh saat minum obat?
Proses inflamasi terus menerus  tidak terjadi penghambatan histamin  sehingga harus
minum obat untuk menghambat histamin

9. Apa Dx dan DD kasus skenario?


Rhinitis:
Dibagi menjadi 2:
1) Infeksi
- Akut: (spesifik dan non spesifik)
Rhinitis simplek: rinovirus. 3 stadium .
prodormal dalam bbrp jam memiliki gejla panas dan gatal pd hidung
std.pertama tjd dlm 3-5 hari: bersin berulang, hidung trsumbat, skret encer, nyeri
kepala
std. Invasi tjd dlm 2 mngg : skret purulen, demam, sensasi kecap dan bau menurun,
saakit tenggorok
- Kronik: (spesifik dan non spesifik)

2) Non infeksi (alergi dan non alergi)


Rhinitis nonalergi: tes prict (negatif)
Swab hidung didapat banyak eosinofil
a. Rhinitis alergi: gejala akibat paparan alergen
b. Rhinistis non alergi:
- R.medikamentosa: akibat pemakaian vasokonstriktor topikal jangka lama dan
berlebih
- R.vasomotor : ketidakseimmbangan aktivitas parasimpatis, gejala: hidung
tersumbmat bergantian, rinomukoid atau serosa, jarang disertai gjl mata.
c. Rinithis simpleks/salesma: penyebabnya virus, cepat menular, terutama saaat imunnya
turun, atau pergantian musim, gejala panas, gatal hidung, bersin, ingus encer, demam dan
nyeri kepala. Tx: istirahat
d. Rhinitis hipertrofi: akibat perubahan mukos hidung konka inferior  hipertrofi akibat
rhinitis berkepanjangan. Gejala: sumbatan hidung/mampet, tidur terganggu, mulut kering,
sekret sulit keluar, nyeri kepala
e. Rhinitis jamur: khas rhinolid (gumpalan jamur), skret kental/mukopurulen, hingga tdp
ulkus.
f. Rhinitis difteri: Corynobacterium diftery, gejala: demam, toksemia, limfadenitis, paralisis
otot pernafasan. Khasnya tdp pseudomembran pada konka.

Dx: persisten alergi rhinitis

DD hidung tersumbat:
1) rinositis
2) Benda asing : gjl pilek, ingus kental, hidung tersumbat, nyeri, demam, bersin,
3) Polip nasi: tersumbat dilateral, pilek, bersin, gg.penghidu dan pengecap, sekret encer,
membran basalis menebal
4) Septum deviasi: sumbatan hidung menetap unilateral, kalau bilateral karn hipertrofi
konka, nyeri kepala, gg.pnghidu, epistaksis berulang.

10. Klasifikasi dari diagnosis kasus skenario?


Rhinitis:
Dibagi menjadi 2:
1) Infeksi
- Akut: (spesifik dan non spesifik)
Rhinitis simplek: rinovirus. 3 stadium .
prodormal dalam bbrp jam memiliki gejla panas dan gatal pd hidung
std.pertama tjd dlm 3-5 hari: bersin berulang, hidung trsumbat, skret encer, nyeri
kepala
std. Invasi tjd dlm 2 mngg : skret purulen, demam, sensasi kecap dan bau menurun,
saakit tenggorok
- Kronik: (spesifik dan non spesifik)

2) Non infeksi (alergi dan non alergi)


- R.medikamentosa: akibat pemakaian vasokonstriktor topikal jangka lama dan
berlebih
- R.vasomotor : ketidakseimmbangan aktivitas parasimpatis, gejala: hidung
tersumbmat bergantian, rinomukoid atau serosa, jarang disertai gjl mata.
- R. struktural
Rhinitis nonalergi: tes prict (negatif)
Swab hidung didapat banyak eosinofil
11. Bagaimana patofisiologi dari kasus?

12. Apa etiologi dan FR kasus tersebut?


Etio: pollen, jamur, Bulu binatang, f.stress, nikotin, aktifitas fisik, formalin
FR: perokok aktif dan pasif

13. Apa pemeriksaan fisik dan penunjang dari kasus skenario?


Px. Penunjang:
- Skin prict test
- Ig E serum total untuk px.penyaring
- Px.sitologi dan histologi untuk mengetahui respon thd terapi.
- Px. foto polos pada sinus paranasal : mencari tau lokasi sinusitis
- In vitro (hitung eosinofil, kalau meingkat  alergi inhalan , >5/LP: aleergi ingestan ,
PMN inf.bakteri, dilakukan px Ig E total, px.sitologi hidung
- in vivo untuk mencari alergen penyebabnya, tes cukit kulit , tes intrakutan atau
intradermal, skin end point titration.
14. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus diskenario?
a. Antihistamin oral:
- H1 : mampu menembus sawar otak  menyebabkan kantuk. Ex. CTM
- H2 : tidak menembus sawar, tapi menyebabkan gagal jantung dan hipertensi. Ex:
loratadin dan cetrizine
b. Intranasal kortikosteroid: ex: flutikason, mometason spray, budesonic
c. Leukotrin inhibitor: ex: zafirlukas dan montelukast
15. Komplikasi?

Step 4 Mapping
Hidung tersumbat

Rhinitis Polip nasi


Benda asing

infeksi Non infeksi

Akut kronik

Anda mungkin juga menyukai