Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya serta memberikan perlindungandan kesehatan sehingga penyusun dapat menyusun
makalah dengan judul ”MEDIA PROMOSI KESEHATAN”. Dimana makalah ini sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas modul PromKes.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penyusun banyak menemui
kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penyusun sendiri. Dengan adanya
kendala dan keterbatasan yang dimiliki penyusun, maka penyusun berusaha semaksimal mungkin
untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Sebagai manusia, penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya, Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol yang
mengandung harti disebut ”Media Grafis”. Media grafis termasuk media visual diam, sebagaimana
halnya dengan media lain media grafis mempunyai fungsi untuk menyalurkan pesan dari guru kepada
siswa. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol
yang menarik dan jelas. Media ini tidak termasuk media yang relatif murah dalam pengadaannya bila
ditimbang dari segi biaya.
Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan
mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui
penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
A. Diagram
Diagram adalah suatu gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbal balik,
terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian
terpenting saja yang diperlihatkan.
Berdasarkan konsep tersebut di atas, kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran
akan sangat membantu bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada
dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang
akan diuraikan.
Media grafis adalah media yang digunakan yang berusaha memadukan antara kata-kata dengan
gambar. Dalam bahasa Yunani Grafikos berarti melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Media
tersebut terdiri dari beberapa jenis yaitu:
1. Bagan adalah kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk
memfisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan.
2. Diagram adalah suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan
timbal balik terutama dengan garis-garis.
3. Grafik adalah penyajian data berangka yang memuat nilai informasi yang berfaedah dan
menggambarkan hubungan penting dari suatu data. Jenis grafik terdiri dari grafik batang , grafik
garis, grafik gambar, dan grafik pencar.
4. Poster adalah kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan warna dan pesan dengan
maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat.
5. Kartun adalah penggambaran secara sederhana dalam bentuk lukisan dan karikatur tentang orang,
gagasan atau situasi untuk mempengaruhi opini masyarakat.
6. Komik adalah merupakan suatu rangkaian cerita yang bergambar yan dirancang untuk
memberikan hiburan kepada pembaca.
Dari beberapa jenis media grafis tersebut diatas maka dalam proses belajar mengajar dapat dipilih
dengan menyesuaikan dengan jenis dan metode pembelajaran yang digunakan. Hal tersebut
diharapkan dapat mempertinggi dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
disampaikan.
B. Media Tiga Dimensi
Salah satu bentuk media pembelajaran yang termasuk dalam kategori tiga dimensi adalah benda-
benda asli, atau wujud kenyataan kondisi yang sebenarnya. Dari segi efektivitas pengajaran,
penggunaan benda sebenarnya sebagai media pembelajaran dapat memberikan urunan yang cukup
berarti, terutama dari pemerolehan pengalaman yang bersifat langsung dan kongkrit. Karena segala
peristiwa yang terungkap di dalam jalinan interaksi dengan media sebenarnya tersebut, cukuplah
untuk mendapatkan peng-alaman langsung, lengkap dan kesan yang mendalam dari apa yang
dipelajari, tepatlah apabila kita belajar melalui benda-benda atau keadaan yang sebenarnya. Ada yang
menyebut media ini sebagai alat peraga langsung.
Ada dua istilah untuk menggolongkan benda sebenarnya (real things), yaitu obyek (object) dan benda
atau barang contoh (specimen). Benda asli disebut obyek dimaksudkan untuk semua benda yang
masih asli, alami seperti dimana ia hidup dan berada.Untuk mempelajari obyek, kita dapat
menyelenggarakan widya wisata, sehingga bertemu dengan benda-benda asli dimana ia seharusnya
berada. Sedangkan specimen atau bendaatau barang contoh dimaksudkan untuk benda-benda asli atau
sebagian dari benda-benda asli yang digunakan sebagai contoh. Jadi specimen pun juga benda asli
yang mewakili benda aslinya yang sebenarnya berjumlah sangat banyak atau benda aslinya berukuran
sangat besar atau luas atau utuh, sedangkan specimen sebagi-an kecil dari padanya atau ia hanya
mewakili jenisnya saja.
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar adalah media boneka atau
model dalam bentuk lain. Model adalah merupakan tiruan tiga dimensional dari beberapa obyek nyata
yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil atau sangat langka dan sulit dijangkau. Oleh sebab itu
model sangat efektif untuk megkomunikasikan hakikat dari berbagai benda baik dalam
bentuk/karakteristik luar maupun karakteristik bagian dalam benda tertentu.
Selain media tiga dimensi juga dikenal media dua dimensi. Salah satu media dua dimensi yang paling
dikenal dalam masyarakat adalah gambar fotografi. Gambar fotografi sebagai media pembelajaran
sangat dikenal karena penggunaan mudah serta biaya yang tidak terlalu tinggi. Beberapa kriteria
gambar fotografi antara lain:
1) Bersifat dua dimensi, sehingga perlu penambahan dampak tiga dimensional kepada bentuk dan
kesan kedalam (depth) yang jelas.
2) Bersifat diam (still picture), sehingga amat sesuai untuk mengungkapkan fakta dan peristiwa yang
bersipat aktual
3) Bersifat rekaman fakta, sehingga cocok sekali untuk tujuan pembelajaran yang mengungkapkan
rincian fotografis yang memerlukan kecermatan pengamatan atau penelitian.
4) Bersifat still-life, berkesan hidup, dengan demikian media ini memerlukan sentuhan artistik
seperti komposisi, keseimbangan titik perhatian, pewarnaan serta kualitas teknik yang memadai.
C. Media Proyeksi
Media proyeksi adalah merupakan media yang juga sering digunakan dalam proses belajar
mengajar. Beberapa jenis media proyeksi yang umum digunakan adalah:
1) Over head Projector atau OHP adalah merupakan jenis perangkat keras berupa perangkat
oudivisual sederhana yang terdiri dari sebah kotak dengan bagian atas sebagai landasan luas
untuk meletakkan materi yang dibawakan. Cahaya yang kuat kemudian memproyeksikan materi
tersebut yang dibuat dalam lkertas transparan sebagai media proyeksi.
2) Slide dan film strip adalah gambar dalam bentuk positif karya fotografi atau dengan tangan
sendiri. Film strip dan slide hampir sama, yang membedakan hanya media yang digunakan. Jika
slide terpisah semetara films strip bersambung seperti film dan biasanya disertai dengan suara.
D. Media Lingkungan
Lingkungan juga sebagai media dan sumber belajar para siswa dapat dioptimalkan dalam proses
pembelajaran untuk memperkaya bahan dan kegiatan belajar siswa di sekolah. Prosedur belajar untuk
memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar ditempuh melalui beberapa cara antara
lain survey, berkemah, karyawisata pendidikan, praktek lapangan, pelayanan pada masyarakat
manusia sumber. Ada tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam, dan
lingkungan buatan.
Agar penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar berhasil baik hendaknya dipersiapkan
secara saksama melalui tiga tahapan kegiatan yakni tahap persiapan ,pelaksanaan dan tindak lanjut.
Dalam setiap tahapan di atas hendaknya dilibatkan guru dan siswa sehingga semua kegiatan belajar
dan pemanfaatan lingkungan belajar menjadi tanggung jawab para siswa itu sendiri, dan guru menjadi
fasilitator.
Masih banyak orang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu terkait dengan teknologi tinggi,
elektronika, digital dan biaya mahal contohnya yang kita kenal sebagai media pembelajaran adalah
media cetak, Transparansi, Audio, Slide Suara, Video, Multimedia Interaktif, E-learning. Namun
sesungguhnya hal tersebut merupakan pemikiran yang sempit dalam memaknai arti dari sebuah media
pembelajaran.
E. Kriteria Memilih media Pembelajaran
Dalam awal perkembangannya, media memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Sebagai alat bantu dalam mengajar,
media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya
serap dan retensi belajar siswa.
Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi
pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-
mata sebagai alat bantu. Media adalah bagian integral dari proses belajar mengajar. Dalam posisi
seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh
media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien).
Dengan kata lain, bahwa posisi guru sebagai fasilitator dan media memiliki posisi sebagai sumber
belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pembelajar.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah tujuan instruksional yang ingin
dicapai, karakteristik siswa, jenis rangsangan belajar yang diinginkan, keadaan latar belakang dan
lingkungan siswa, situasi kondisi setempat dan luas jangkauan yang ingin dilayani. Faktor-faktor
tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam norma/kriteria keputusan pemilihan.
Dalam hal ini Dick dan Carey menyebutkan bahwa disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku
belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
media yaitu : pertama, ketersedian sumber setempat yaitu apabila media yang bersangkutan tidak
terdapat sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua, apakah untuk
membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya. Ketiga, adalah faktor
yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang
lama artinya bias digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta
mudah di bawa atau dipindahkan. Faktor keempat, adalah efektifitas biayanya dalam jangka waktu
yang panjang, sebab ada jenis media yang biaya produksinya mahal (contohnya program film bingkai)
tetapi dapat dipakai berulang-ulang dalam jangka waktu yang panjang.
Sumanto menjelaskan beberapa kriteria dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran yaitu
bahwa dalam memilih media pembelajaran harus memperhatikan kriteria berikut yaitu;
(a) Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran,
(b) dukungannya terhadap isi bahan pelajaran,
(c) kemudahan memperoleh media,
(d) keterampilan guru menggunakannya,
(e) tersedia waktu untuk menggunakannya, dan
(f) sesuai dengan taraf fikir siswa.
Selain kriteria tersebut di atas Suryosubroto mengemukakan bahwa kriteria memilih media
pembelajaran juga harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu,
media tersebut praktis, Luwes, Bertahan,Memiliki mutu teknis.
Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar haruslah memiliki kualitas dan mutu yang baik
meskipun media tersebut adalah merupakan hasil karya guru sendiri, nilainya tidak mahal, sederhana
dan seterusnya. Karena dalam pemilihan media pembelajaran tidak perlu dipaksakan, karena media
pengajaran yang mahal dan membutuhkan waktu lama dalam pembuatannya belum tentu menjadi
jaminan sebagai media pengajaran yang terbaik. Media yang dipilih seharusnya dapat bersifat
fleksibel dan dapat digunakan dimana-mana dengan peralatan yang tersedia disekitar kita.
MEDIA KOMENTAR
MEDIA KOMENTAR
3.1. Kesimpulan
Pemikiran Dasar Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kpd masyarakat, kelompok atau individu. Suatu proses promosi kesehatan yg menuju
tercapainya tujuan pendidikan yaki perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya
yaitu metode. Metode harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual.
Banyak metode untuk menyampaikan informasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Pemilihan
metode dalam pelaksanaan promosi kesehatan harus dipertimbangkan secara cermat dengan
memperhatikan materi atau informasi yang akan disampaikan, keadaan penerima informasi (termasuk
sosial budaya) atau sasaran, dan hal-hal lain yang merupakan lingkungan komunikasi seperti ruang
dan waktu. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan, sehingga penggunaan
gabungan beberapa metode sering dilakukan untuk mamaksimalkan hasil. Pemberdayaan dapat
dilakukan dengan melihat metode: ceramah dan tanya jawab, dialog, debat, seminar, kampanye,
petisi/resolusi, dan lain-lain.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dengan
demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar haruslah memiliki kualitas dan mutu yang baik
meskipun media tersebut adalah merupakan hasil karya guru sendiri, nilainya tidak mahal, sederhana
dan seterusnya. Karena dalam pemilihan media pembelajaran tidak perlu dipaksakan, karena media
pengajaran yang mahal dan membutuhkan waktu lama dalam pembuatannya belum tentu menjadi
jaminan sebagai media pengajaran yang terbaik.
3.2. Saran
Diharapkan kepada pemerintah untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat melalui program
metode dan media pembelajaran promosi kesehatan yang sifatnya menyeluruh guna menciptakan
perubahan perilaku dan lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA