PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional, upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit, Puskesmas, atau di masyarakat itu sendiri (Bidan Praktek Swasta atau Bidan
Desa) turut menentukan angka kematian ibu dan anak. Salah satu pelayanan yang
dilaksanakan adalah pelayanan dan perawatan pada neonatus karena masa neonatus
merupakan masa dari kelahiran sampai dengan 28 hari, masa ini adalah masa yang
sangat sulit dimana terjadi perubahan – perubahan akibat perubahan lingkungan
intra uterine ke lingkungan ekstra uterine, maka bayi mengalami perubahan pada
sistem organ tubuh.
Secara Fisiologis neonatus yang cukup bulan, berat badan sesuai dengan
usia kehamilan dan tidak ada cacat bawaan. Tidak akan mengalami kesulitan dalam
menjalani penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi.
Dahulu, bayi baru lahir yang beratnya 2500 gram atau kurang disebut bayi
premature. Ternyata mordibitas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung
pada berat badannya, tetapi pada kematangan bayi tersebut. Berdasarkan
pengelompokan WHO (World Health Organization), bayi berat badan lahir rendah
dapat dikelompokkan menjadi prematuritas murni.
Banyak faktor penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah, salah satunya
adalah ibu hamil yang kekurangan gizi. Ibu dengan konsumsi gizi yang buruk
selama kehamilan, nantinya akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau
bayi lahir sebelum usia kehamilan cukup bulan ( usia kehamilan 7 bulan) yang
sering disebut bayi prematur. Ibu hamil hendaknya harus mengkonsumsi makanan
yang bergizi, disertai buah – buahan, sayuran, dan juga susu. (www.yahoo.com)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan pengawasan pada Bayi Ny. R
selama 3 hari. Pengawasan dan pemantauan pada Bayi Ny. R dengan berat badan
lahir rendah telah dilakukan dengan memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. R
1
2
C. Tujuan
Untuk mendapatkan gambaran tentang BBL dengan berat badan lahir rendah
melalui pendekatan manajemen kebidanan meliputi :
a. Pengkajian BBL dengan prematur.
b. Analisa data BBL dengan prematur.
c. Prioritas masalah BBL dengan prematur.
d. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi BBL dengan prematur.
e. Catatan perkembangan BBL dengan prematur.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi BBLR
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram.
2. Jenis BBLR
Bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Prematuritas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus
kurang bulan sesuai masa kehamilan / NKB-SMK.(FKUI, 1985 : 1052)
b. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra
uterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya / KMK.
(FKUI, 1985 : 1052)
Bayi BBLR dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Bayi prematur (SMK)
Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan
makin tinggi morbiditas dan mortalitasnya.
Menurut Usher (1975) menggolongkan bayi tersebut dalam tiga
kelompok, yaitu :
1. Bayi yang sangat prematur (extremely prematur): 24-30 minggu. Bayi
dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup.
2. Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature) : 31-36
minggu. Jauh lebih baik dari golongan pertama.
3. Gorderline prematur : masa gestasi 37-38 minggu. Bayi mempunyai
sifat premature dan matur.
3
4
3. Etiologi
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor ibu
Penyakit :
- Pre eklampsia
- Hipertensi
- Kelainan pembuluh darah ibu
- Ibu perokok.
b. Faktor janin
- Infeksi kronis
- Kelainan kongenital
- Gemeli
- Kelainan Plasenta.
c. Faktor kehamilan
- Hamil dengan hidramnion
- Perdarahan antepartum.
- KPD
d. Faktor sosial ekonomi rendah.
5
Tumit mengkilap.
Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang.
Testis belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris
menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora.
Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakkannya lemah.
Fungsi syaraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks isap,
menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah.
Jaringan kelenjar mamae masih berkurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih berkurang.
Vernik caseosa tidak ada atau sedikit.
6. Komplikasi
Komplikasi prematur
a. Syndrome aspirasi mekonium
Kesulitan pernapasan yang seing ditemukan pada bayi prematur adalah
synrome aspirasi mekonium.
b. Hipoglikemia simtomatik
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi laki – laki, penyebabnya
belum jelas, tetapi mungkin sekali disebabkan oleh persediaan glikogen
yang sangat kurang pada bayi prematur.
c. Aspiksia neonaturum
Bayi dismatur lebih sering menderita aspiksia neonaturum,
dibandingkan dengan bayi biasa / normal.
7
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari BBLR prematur (Depkes RI, 1993: 80) adalah
sebagai berikut :
a) Membersihkan jalan napas.
8
BAB III
HASIL PRAKTEK
2. Riwayat Kelahiran
PII A0 usia kehamilan 38-39 minggu
Anak ke II
Jenis persalinan : spontan
Tgl lahir : 24/09/2022 Pukul : 19.50 Wib
11
V. PERENCANAAN
Tgl/Jam Perencanaan
07/03/’07 1. Lakukan informed consent jika ada keluarga setiap akan
20.00Wib melakukan tindakan.
2. Monitor K/U dan vital sign serta pemberian nutrisi.
3. Bedong tubuh bayi dengan kain yang lembut dan kering.
4. Beri oksigen untuk antisipasi terjadinya gangguan sistem
pernafasan.
5. Rawat bayi dalam inkubator untuk mempertahankan
suhu tubuh bayi.
6. Lakukan perawatan bayi sehari-hari.
7. Catat intake dan output untuk menilai fungsi alat
pencernaan bayi.
8. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
14
VI. PELAKSANAAN
Tgl/Jam Pelaksanaan
07/03/’07 1. Melakukan informed consent jika ada keluarga setiap akan
20.05 Wib melakukan tindakan.
2. Memonitor k/u dan vital sign bayi berupa nadi, pernafasan,
suhu tubuh, dan pemberian nutrisi dengan cermat.
3. Memasang bedong bayi dengan kain bersih yang lembut dan
hangat.
4. Memasang oksigen 2 liter per menit untuk mengantisipasi
terjadinya gangguan sistem pernafasan.
5. Merawat bayi dalam inkubator untuk mempertahankan suhu
tubuh bayi dan mencegah terjadinya hipotermi.
6. Melakukan perawatan bayi sehari-hari berupa mengganti
popok jika basah atau sehabis bayi BAK/BAB dan merawat
tali pusat
7. Catat intake dan output untuk menilai alat pencernaan bayi
dan kondisi gizi/nutrisi.
8. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan,
obat-obatan dan pemeriksan laboratorium seperti :
IUFD Dex 5% 5 tetes/i
Injeksi ampisilin 3 x 60 mg
Injeksi Aminophilin 3 x 0,2 cc
Injeksi Vit. K 2 mg IM
Laboratorium : HB : 16 (Duplo)
9. Membuat catatan pendokumentasian
15
VII. EVALUASI
Tgl/Jam Pelaksanaan
07-03-2007 1. Bayi sedang tidur dirawat diinkubator
21.00 Wib 2. Obat-obatan dan pemeriksaan laboratorium sudah dilakukan
3. Perawatan bayi dengan teknik aseptik telah dilakukan
Tgl : 07-03-2007
16
S O A P
- Ibu mengatakan - k/u : sedang DX : Bayi 1. Melakukan informed
bayi tidak - Vital sign : prematur consent jika ada keluarga
menyusui dan N : 122 x/i dengan setiap akan melaksanakan
di beri PASI S : 360C BBLR tindakan.
SGM BBLR. RR : 66 x/i 2. Memonitor k/u dan vital
Tgl : 08/03/’07
S O A P
- Bayi menangis - k/u : sedang DX : Bayi - Mengeringkan
lemah - Vital sign : prematur tubuh bayi dengan
N : 122 x/i dengan menggantikan kain
S : 360C BBLR pembungkus jika basah
RR : 66 x/i hari ke 2 dengan kain yang bersih
- BB : 2000 gram dan hangat kemudian
- Cyanosis (-) diletakkan dalam
- Reflek hisap (+) inkubator.
- Ekstremitas atas - Mengelap badan bayi agar
dan bawah : bersih sehingga bayi
bergerak agak merasa nyaman.
lemah - Melakukan observasi vital
- Bayi injeksi sign meliputi denyut
ampisilin 60 mg, jantung, suhu dan
aminopilin 0,2 cc pernafasan serta nadi.
- IVFD 0,5% 8 tts/i - Memberi nutrisi ASI
- Diet ASI 12 x secara adekuat 12 x 10
10cc cc/NGT.
- Memantau kenaikan BB
bayi.
- Mencatat pemasukan dan
pengeluaran dengan ketat
- Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
bayi serta menghindarkan
agar bayi tidak terinfeksi
dengan tindakan.
- Aseptik.
- Melakukan perawatan bayi
sehari-hari berupa merwat
tali pusat dan lain-lain.
- Melanjurkan terapi sesuai
instruksi dokter.
- Membuat
pendokumentasian.
18
Tgl : 09-03-2007
S O A P
- Bayi sudah - k/u : sedang DX : Bayi - Mengeringkan
mulai menangis - Vital sign : prematur tubuh bayi dengan
kuat. N : 132 x/i dengan menggantikan kain
S : 36,50C BBLR pembungkus jika yang
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara teori dan praktik. Data-data dikumpulkan
dari keluarga pasien dan ditambah dari data yang sudah ada di Vk. Diperoleh data
umur kehamilan ibu 33 + minggu dihitung menurut HPHT, BB bayi setelah
ditimbang adalah 2000 gram. Hal ini sesuai dengan landasan teori menurut
(Sarwono : 377) yaitu bayi dengan berat badan lahir rendah mungkin prematur
(kurang bulan) yaitu berat lahir antara 1500-2500 gram. Juga ditemukan lanugo
yang banyak dan lemak subkutan yang kurang, sesuai juga dengan konsep teori
menurut (FKUI : 1053) bahwa pada prematur sangat bergantung pada maturitas
gestasi biasa ditemukan kepala lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, lanugo
banyak dan lemak subkutan kurang dan reflek menghisap belum sempurna serta
gerakan ekstermitas atas dan bawah lemah.
19
20
Diagnosa potensial juga sesuai dengan teori bahwa BBLR potensial terjadi
hipotermi dan infeksi.
C. Perencanaan
Rencana dilakukan sesuai kebutuhan baik dalam mencegah terjadinya potensiak
hipotermi dan infeksi maupun perawatan bayi sehari-hari dan melakukan kolaborasi
dengan dokter sesuai kewenangan.
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan sesuai rencana.
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan selama 3 hari berturut-turut diperoleh data perkembangan pada
perbaikan k/u reflek hisap kuat, BB bertambah, gerakan ekstremitas atas dan bawah
aktif, diet bayi ditambah dari 12 x 10 cc menjadi 12 x 15 cc. Suhu : 36 0C. Hal ini
sesuai konsep teori bahwa dengan perawatan yang baik dan cermat memungkinkan
bayi permatur disertai BBLR dapat bertahan hidup (FKUI : 1057).
21
BAB V
PENUTUP
G. Saran
Orang tua bayi agar dapat bekerja sama dengan tim kesehatan dalam merawat
bayi dengan berat badan lahir rendah selama di RS terutama dalam memenuhi
kebutuhan ASI/PASI agar dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi
secara khusus. Untuk rumah sakit agar dapat mempertahankan dan meningkatkan
lagi pelayanan secara komprehensip, terarah dan sistematis.
21
22
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Klinik Kebidanan yang berjudul
“ Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Dengan Prematur yang disebabkan oleh kelainan
Gizi”.
Selam proses penyusunan laporan ini tidak sedikit penulis mendapatkan
hambatan dan kesulitan, diantaranya kurangnya pengalaman dan penguasaan teoritis
penulis. Namun demikian penulis mencoba semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
laporan ini sebaik-baiknya.
Dalam penulisan laporan ini penulis tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan
arahan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini dan dengan cara ini pula penulis ingin
menyampaikan dan mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Hj. Taty Nurty, S.Pd, M.Kes selaku ketua jurusan kebidanan Poltekes Jambi.
2. Ibu Hj. Nelly Herwani, S.Pd selaku dosen pembimbing PKK III Jurusan
Kebidanan Poltekes Jambi.
3. Kakak-kakak pegawai di ruang perinatologi RSU Raden Mattaher Jambi.
4. Keluarga dan orang tua Bayi Ny. Etika yang telah bersedia memberikan
informasinya.
Penulis menyadari pada laporan ini terdapat banyak kekurangan dari segi materi
maupun tehnik. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dalam usaha penyempurnaan pada masa mendatang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca dan
semoga Allah SWT. Tetap melimpahkan rahmat dan hidayah Nya kepada kita semua,
Amin.
Penulis
ii
23
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................2
C. Tujuan .......................................................................2
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian.......................................................................................... 19
B. Diagnosa Masalah dan Kebutuhan..................................................... 19
C. Perencanaan........................................................................................ 20
D. Pelaksanaan ....................................................................................... 20
E. Evaluasi.............................................................................................. 20
BAB V PENUTUP
F. Kesimpulan........................................................................................... 21
G. Saran..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
iii