Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional, upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit, Puskesmas, atau di masyarakat itu sendiri (Bidan Praktek Swasta atau Bidan
Desa) turut menentukan angka kematian ibu dan anak. Salah satu pelayanan yang
dilaksanakan adalah pelayanan dan perawatan pada neonatus karena masa neonatus
merupakan masa dari kelahiran sampai dengan 28 hari, masa ini adalah masa yang
sangat sulit dimana terjadi perubahan – perubahan akibat perubahan lingkungan
intra uterine ke lingkungan ekstra uterine, maka bayi mengalami perubahan pada
sistem organ tubuh.
Secara Fisiologis neonatus yang cukup bulan, berat badan sesuai dengan
usia kehamilan dan tidak ada cacat bawaan. Tidak akan mengalami kesulitan dalam
menjalani penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi.
Dahulu, bayi baru lahir yang beratnya 2500 gram atau kurang disebut bayi
premature. Ternyata mordibitas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung
pada berat badannya, tetapi pada kematangan bayi tersebut. Berdasarkan
pengelompokan WHO (World Health Organization), bayi berat badan lahir rendah
dapat dikelompokkan menjadi prematuritas murni.
Banyak faktor penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah, salah satunya
adalah ibu hamil yang kekurangan gizi. Ibu dengan konsumsi gizi yang buruk
selama kehamilan, nantinya akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau
bayi lahir sebelum usia kehamilan cukup bulan ( usia kehamilan 7 bulan) yang
sering disebut bayi prematur. Ibu hamil hendaknya harus mengkonsumsi makanan
yang bergizi, disertai buah – buahan, sayuran, dan juga susu. (www.yahoo.com)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan pengawasan pada Bayi Ny. R
selama 3 hari. Pengawasan dan pemantauan pada Bayi Ny. R dengan berat badan
lahir rendah telah dilakukan dengan memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. R

1
2

dalam bentuk manajemen kebidanan yang sistematis, mandiri, rasional dan


komprehensif

C. Tujuan
Untuk mendapatkan gambaran tentang BBL dengan berat badan lahir rendah
melalui pendekatan manajemen kebidanan meliputi :
a. Pengkajian BBL dengan prematur.
b. Analisa data BBL dengan prematur.
c. Prioritas masalah BBL dengan prematur.
d. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi BBL dengan prematur.
e. Catatan perkembangan BBL dengan prematur.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

1. Definisi BBLR
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram.

2. Jenis BBLR
Bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Prematuritas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus
kurang bulan sesuai masa kehamilan / NKB-SMK.(FKUI, 1985 : 1052)
b. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra
uterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya / KMK.
(FKUI, 1985 : 1052)
Bayi BBLR dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Bayi prematur (SMK)
Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan
makin tinggi morbiditas dan mortalitasnya.
Menurut Usher (1975) menggolongkan bayi tersebut dalam tiga
kelompok, yaitu :
1. Bayi yang sangat prematur (extremely prematur): 24-30 minggu. Bayi
dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup.
2. Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature) : 31-36
minggu. Jauh lebih baik dari golongan pertama.
3. Gorderline prematur : masa gestasi 37-38 minggu. Bayi mempunyai
sifat premature dan matur.

3
4

b. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK).


Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukan bahwa bayi
KMK ini menderita gangguan pertumbuhan didalam uterus, seperti
pseudopremature, small for dates, dysmature fetal malnutrition syndrome,
chronic fetal distress, IUGR.
Ada dua bentuk IUGR menurut Renfield (1975), yaitu :
1. Proportionate IUGR : Janin yang menderita distress yang lama dimana
gangguan pertumbuhan terjadi berminggu – minggu sampai berbulan-
bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala
dalam posisi yang seimbang akan tetapi keseluruhan masih dibawah
masa gestasi yang sebenarnya.
2. Disproportionate IUGR : terjadi akibat distress subakut.(Sarwono, 2005)

3. Etiologi
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor ibu
Penyakit :
- Pre eklampsia
- Hipertensi
- Kelainan pembuluh darah ibu
- Ibu perokok.
b. Faktor janin
- Infeksi kronis
- Kelainan kongenital
- Gemeli
- Kelainan Plasenta.
c. Faktor kehamilan
- Hamil dengan hidramnion
- Perdarahan antepartum.
- KPD
d. Faktor sosial ekonomi rendah.
5

Faktor yang merupakan predisposisi terjadinya kelahiran prematur


a. Faktor ibu : riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan
antepartum, mall nutrisi, kelainan uterus, hidramnion, penyakit jantung atau
penyakit kronik, hipertensi, umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun, jarak dua
kehamilan yang lalu terlalu dekat, infeksi dan trauma.
b. Faktor janin : cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion dan KPD.
c. Keadaan sosial ekonomi yang rendah.
d. Kebiasaan pekerjaan yang melelahkan dan merokok.
Penyebab bayi lahir lebih kecil dari normal :
a. Ibu memakai obat atau alkohol sebelum kehamilan.
b. Ibu merokok selama kehamilan.
c. Ibu dengan konsumsi gizi yang buruk selama kehamilan.
d. Ibu yang tidak melakukan perawatan kehamilan dengan baik.
e. Bayi yang terinfeksi dalam kehamilan.
f. Bayi dengan kelainan kromosom.(www.yahoo.com)

4. Tanda dan gejala


Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung
pada usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin prematur atau makin kecil umur
kehamilan saat dilahirkan makin besar pula perbedaannya dengan bayi yang
lahir cukup bulan.
Tanda dan gejala bayi prematur :
 Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
 Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.
 Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
 Kuku panjangnya belum melewati ujung jari.
 Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas.
 Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
 Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
 Rambut lanugo masih banyak.
 Jaringan lemak subcutan tipis atau kurang.
 Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga
seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga.
6

 Tumit mengkilap.
 Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang.
Testis belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris
menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora.
 Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakkannya lemah.
 Fungsi syaraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks isap,
menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah.
 Jaringan kelenjar mamae masih berkurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih berkurang.
 Vernik caseosa tidak ada atau sedikit.

5. Prognosis bayi berat badan lahir rendah


Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar
dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk
lagi bila berat badan semakin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama
disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti :
aspiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intranatal, dan hipoglikemia. Bila bayi
ini selamat kadang – kadang dijumpai kerusakan pada saraf dan akan terjadi
gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya.(Mochtar 1998 : 450-
452).

6. Komplikasi
Komplikasi prematur
a. Syndrome aspirasi mekonium
Kesulitan pernapasan yang seing ditemukan pada bayi prematur adalah
synrome aspirasi mekonium.
b. Hipoglikemia simtomatik
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi laki – laki, penyebabnya
belum jelas, tetapi mungkin sekali disebabkan oleh persediaan glikogen
yang sangat kurang pada bayi prematur.
c. Aspiksia neonaturum
Bayi dismatur lebih sering menderita aspiksia neonaturum,
dibandingkan dengan bayi biasa / normal.
7

d. Penyakit membran hialin.


Penyakit ini terutama mengenai bayi prematur yang preterm. Hal ini
karena surfaktan paru belum cukup sehingga alveoli selalu kotaps.
e. Hiperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mendapatkan hiperbilirubinemia,
dibandingkan dengan bayi yang sesuai dengan masa kehamilannya. Hal ini
mungkin disebabkan gangguan pertumbuhan hati. (FKUI, 1985 : 1056-
1057)
f. Hipotermi
Masalah dalam pengaturan temperatur pada BBLR disebabkan oleh :
1. Perbandingan luas permukaan kulit dengan berat badan yang lebih
besar. Jaringan lemak dibawah kulit sedikit.
2. Pada beberapa bayi terdapat kekurangan O2 yang berpengaruh pada
penggunaan kalori.
g. Hipoglikemia
Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi.
Tanda klinis, antara lain :
 Gemetar atau tremor.
 Sianosis.
 Apatis
 Kejang
 Apnea intermiten.
 Tangisan melemah atau melengking.
 Kelumpuhan atau letargi
 Kesulitan minum.
 Keringat dingin
 Hipotermia
 Gagal jantung dan henti jantung.

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari BBLR prematur (Depkes RI, 1993: 80) adalah
sebagai berikut :
a) Membersihkan jalan napas.
8

b) Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat


c) Membersihkan badan bayi.
d) Meneteskan obat mata
e) Membungkus bayi dengan kain kering
f) Pengkajian keadaan kesehatan bayi dengan berat badan lahir rendah.
g) Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara :
1. Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang hangat
terlebih dahulu.
2. Menidurkan bayi didalam incubator dengan suhu 32˚c incubator buatan,
yaitu dapat dibuat dari keranjang yang pinggirnya diberi penghangat dari
buli-buli panas atau botol – botol ini pun harus dalam keadaan
terbungkus, dapat menggunakan handuk atau kain yang tebal.
3. Suhu lingkungan bayi harus dijaga :
 Kamar dapat masuk sinar matahari
 Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi
hilangnya panas dari ntubuh bayi melalui proses radiasi dan
konveksi.
4. Badan bayi harus dalam keadaan kering untuk mencegah
terjadinya evaporasi.
h) Pemberian nutrisi yang adekuat :
1. Apabila daya hisap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi
sedikit.
2. Apabila bayi belum bisa menetek pemberian ASI diberikan melalui
sendok.
3. Apabila bayi belum ada refleks menghisap dan menelan harus dipasang
selang penduga atau sonde fooding.
i) Mengajarkan orang tua cara :
1. Mempertahankan suhu tubuh.
2. Mencegah terjadinya infeksi.
3. Perawatan bayi sehari-hari meliputi :
 Memandikan
 Perawatan tali pusat
 Pemberian ASI
9

j) Menjelaskan pada ibu atau orang tua pentingnya :


1. Jelaskan tehnik pemberian ASI yang benar.
2. Makanan bergizi bagi ibu
3. Mengikuti program KB sesegera mungkin.
k) Observasi keadaan umum bayi selama tiga hari apabila ada perubahan atau
keadaan umum semakin menurun bayi harus dirujuk, beri penjelasan pada
keluarga bahwa anaknya harus dirujuk ke rumah sakit. Upaya pencegahan
terjadinya persalinan prematuritas atau BBLR lebih penting dan menghadapi
kelahiran dengan berat badan lahir rendah yaitu :
1. Upaya agar melakukan ANC yang benar.
2. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya
persalinan dengan BBLR.
3. Tingkatkan penerimaan keluarga berencana.
4. Anjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm.
5. Tingkatkan kerja sama dengan dukun beranak yang masih mendapat
kepercayaan masyarakat.(Manuaba, 1998 : 30).

8. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi


 Minuman yang terbaik diberikan pada bayi adalah ASI. Minuman
pertama yang diberikan / dianjurkan adalah larutan glukosa 5 %. Bila
pemberian pertama dimulai dengan 1 cc pemberian berikutnya setiap 1 jam
1 cc selam 8 jam. Kemudian jumlahnya dinaikkan sebanyak 1 cc pada setiap
pemberian minum. Selanjutnya makanan diberikan setiap 2 jam dengan 2 cc
setiap 2 kali pemberian sampai mencapai 12 cc untuk sekali minum.
 Kebutuhan dan cara pemberian minum bayi :
Berat badan Jumlah cairan Interval pemberian
< 1000 gram 1 cc 1 jam
>1000-1500 gram 2-4 cc 2-3 jam
>1500-2000 gram 5-10 cc 3-4 jam

 Pemberian minuman melalui pipa.


Sebelum penberian minum pertama harus dilakukan penghisapan cairan
lambung. Hal ini untuk mengetahui ada tidaknya atresia esofagus dan
10

mencegah muntah. Penghisapan cairan lambung juga dilakukan pada setiap


sebelum pemberian minum berikutnya.

BAB III
HASIL PRAKTEK

Tgl Masuk : 24-09-2022


Tgl Pengkajian : 25-09-2022

A. Anamnesa (Data Subjektif)


1. Biodata
Nama bayi : bayi Ny. R Umur/tgl lahir: 1 hari Jenis kelamin: Laki-laki
Nama ibu : Ny. R Nama ayah : Tn. A
Umur : 24 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Honorer.
Alamat : Rt.11 Desa Pembengis
Status pernikahan : menikah
Penanggung jawab :
Nama : Tn. A
Umur : 33 Th
Pekerjaan : Honorer
Alamat : Rt. 05 Desa Pembengis
No. Telp/HP : -
Hubungan dengan klien : Suami

2. Riwayat Kelahiran
PII A0 usia kehamilan 38-39 minggu
Anak ke II
Jenis persalinan : spontan
Tgl lahir : 24/09/2022 Pukul : 19.50 Wib
11

Nilai Apgar : 7/8 BB :2300 gram PB : 46 cm


Jenis kelamin: Laki-laki
Kelahiran : Tunggal
Usia dalam kandungan 38-39 minggu
Penyakit ibu selama kehamilan : Kurang nafsu makan.
Komplikasi kehamilan :
11
3. Riwayat Psikososial :
Anak diharapkan : Ya
Bonding : Tidak
Pemberian ASI : Tidak (PASI)
Nutrisi : Coba diet 12 x 10 cc jika bisa
BAB/BAK : Ada
B. Data Subyektif ( Pemeriksaan fisik)
1. Keadaan umum : Lemah
Tanda Vital : TD : - N : 122 x/i Suhu 360C RR 66 x /i
BB sekarang : 2000 gram Turgor : kurang
Kulit : Tipis dan transparan
Kepala : Bulat.
Li-ka : 27 cm
Li-da : 26 cm
Muka : Simetris
Ubun-ubun : Datar
Mata : Normal
Hidung : Paten.
Telinga : Fleksibel.
Leher : Pendek.
Dada : Simetris.
Pernapasan : Cuping hidung.
Bunyi jantung : Tidak teratur.
Neorologikal :
- tingkah laku : tenang.
- Keadaan Neuro : tenang.
12

- Gerak motorik : Asymetri


- Tonus otot : Hypotonik.
- Reflek Nooting : lemah.
- Reflek moro : lemah.
2. Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium : HB : 16 (Duplo).

II. IDENTIFIKASI MASALAH , DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN


Data Dasar Diagnosa/Masalah/Kebuthan
S : - Ibu mengatakan bayinya DX : Bayi prematur dengan BBLR
lahir kurang bulan
- Ibu mengatakan sewaktu lahir M : - Reflek hisap lemah
bayinya menangis lemah - Gerakan ekstremitas kurang

O : - K/U : agak lemah


K : Perawatan bayi prematur
- Vital Sign : N: 122 x/i
disertai BBLR
S: 360 C.
RR : 66 x/i
- BB : 2000 gram PB : 42 cm
- Reflek Moro : lemah
- Reflek hisap : lemah
- Gerakan ekstremitas : jarang
- Tali pusat masih basah

III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL


Diagnosa Potensial Dasar
1. Hipotermi 1. Karena pusat pengatur suhu tubuh
di otak bayi belum berkembang
sempurna sehingga suhu
lingkungan dapat menurunkan
suhu tubuh bayi dengan cepat.
2. Infeksi 2. Karena fungsi kekebalan humoral
dan selular yang terbatas, sehingga
13

bayi tidak dapat membuat antibodi


sendiri, akibatnya bayi mudah
mengalami infeksi.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tindakan Segera Alasan
1. Keringkan bayi, bungkus dan 1. Untuk mencegah terjadinya
hangatkan tubuh bayi dengan kontak langsung antara tubuh
kain hangat dan bersih. bayi dengan suhu lingkungan
sehingga tidak terjadi hypotermi.
2. Lakukan setiap tindakan yang 2. Untuk mencegah terjadinya
berhubungan dengan bayi dengan infeksi karena BBLR sangat
tindakan aseptik dan antiseptik rentan terhadap infeksi.

V. PERENCANAAN
Tgl/Jam Perencanaan
07/03/’07 1. Lakukan informed consent jika ada keluarga setiap akan
20.00Wib melakukan tindakan.
2. Monitor K/U dan vital sign serta pemberian nutrisi.
3. Bedong tubuh bayi dengan kain yang lembut dan kering.
4. Beri oksigen untuk antisipasi terjadinya gangguan sistem
pernafasan.
5. Rawat bayi dalam inkubator untuk mempertahankan
suhu tubuh bayi.
6. Lakukan perawatan bayi sehari-hari.
7. Catat intake dan output untuk menilai fungsi alat
pencernaan bayi.
8. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
14

obat-obatan atau pemeriksaan laboratorium.


9. Buat catatan pendokumentasian.

VI. PELAKSANAAN
Tgl/Jam Pelaksanaan
07/03/’07 1. Melakukan informed consent jika ada keluarga setiap akan
20.05 Wib melakukan tindakan.
2. Memonitor k/u dan vital sign bayi berupa nadi, pernafasan,
suhu tubuh, dan pemberian nutrisi dengan cermat.
3. Memasang bedong bayi dengan kain bersih yang lembut dan
hangat.
4. Memasang oksigen 2 liter per menit untuk mengantisipasi
terjadinya gangguan sistem pernafasan.
5. Merawat bayi dalam inkubator untuk mempertahankan suhu
tubuh bayi dan mencegah terjadinya hipotermi.
6. Melakukan perawatan bayi sehari-hari berupa mengganti
popok jika basah atau sehabis bayi BAK/BAB dan merawat
tali pusat
7. Catat intake dan output untuk menilai alat pencernaan bayi
dan kondisi gizi/nutrisi.
8. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan,
obat-obatan dan pemeriksan laboratorium seperti :
 IUFD Dex 5% 5 tetes/i
 Injeksi ampisilin 3 x 60 mg
 Injeksi Aminophilin 3 x 0,2 cc
 Injeksi Vit. K 2 mg IM
 Laboratorium : HB : 16 (Duplo)
9. Membuat catatan pendokumentasian
15

VII. EVALUASI
Tgl/Jam Pelaksanaan
07-03-2007 1. Bayi sedang tidur dirawat diinkubator
21.00 Wib 2. Obat-obatan dan pemeriksaan laboratorium sudah dilakukan
3. Perawatan bayi dengan teknik aseptik telah dilakukan

Tgl : 07-03-2007
16

S O A P
- Ibu mengatakan - k/u : sedang DX : Bayi 1. Melakukan informed
bayi tidak - Vital sign : prematur consent jika ada keluarga
menyusui dan N : 122 x/i dengan setiap akan melaksanakan
di beri PASI S : 360C BBLR tindakan.
SGM BBLR. RR : 66 x/i 2. Memonitor k/u dan vital

- BB : 2000 gram sign serta pemberian diet

- Gerakan 12 x 10 cc/NGT dan

ekstremits jarang oksigen masih terpasang 2

- Reflek hisap liter per menit.

lemah 3. Melakukan perawatan bayi

- Terpasang IUFD sehari-hari.

Dex 5% 5 tts/I 4. Mencatat dan

- Bayi injeksi mengobservasi intake dan

ampisilin 60 mg, output untuk menilai

aminopilin 0,2 cc keadaan gizi dan nutrisi

- Terpasang O2 2 l/i bayi serta pertambahan atau


penurunan BB bayi.
5. Melanjutkan terapi sesuai
instruksi dokter.
6. Membuat catatan
pendokumentasian.
17

Tgl : 08/03/’07
S O A P
- Bayi menangis - k/u : sedang DX : Bayi - Mengeringkan
lemah - Vital sign : prematur tubuh bayi dengan
N : 122 x/i dengan menggantikan kain
S : 360C BBLR pembungkus jika basah
RR : 66 x/i hari ke 2 dengan kain yang bersih
- BB : 2000 gram dan hangat kemudian
- Cyanosis (-) diletakkan dalam
- Reflek hisap (+) inkubator.
- Ekstremitas atas - Mengelap badan bayi agar
dan bawah : bersih sehingga bayi
bergerak agak merasa nyaman.
lemah - Melakukan observasi vital
- Bayi injeksi sign meliputi denyut
ampisilin 60 mg, jantung, suhu dan
aminopilin 0,2 cc pernafasan serta nadi.
- IVFD 0,5% 8 tts/i - Memberi nutrisi ASI
- Diet ASI 12 x secara adekuat 12 x 10
10cc cc/NGT.
- Memantau kenaikan BB
bayi.
- Mencatat pemasukan dan
pengeluaran dengan ketat
- Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan
bayi serta menghindarkan
agar bayi tidak terinfeksi
dengan tindakan.
- Aseptik.
- Melakukan perawatan bayi
sehari-hari berupa merwat
tali pusat dan lain-lain.
- Melanjurkan terapi sesuai
instruksi dokter.
- Membuat
pendokumentasian.
18

Tgl : 09-03-2007
S O A P
- Bayi sudah - k/u : sedang DX : Bayi - Mengeringkan
mulai menangis - Vital sign : prematur tubuh bayi dengan
kuat. N : 132 x/i dengan menggantikan kain
S : 36,50C BBLR pembungkus jika yang

RR : 44x/i hari ke 3. hangat dan kering jika kain

- BB : 2050 gram basah atau kotor.

- Syanosis (-) - Melakukan perawatan bayi

- Reflek hisap kuat sehari-hari.

- Ekstremitas atas - Memberi nutrisi ASI

dan bawah : secara adekuat dan

bergerak agak memantau dengan ketat

lemah kenaikan atau penurunan

- Bayi injeksi BB dan mencatat ketat

ampisilin 60 mg, output dan intake

aminiopilin 0,2 cc - Menjaga kebersihan dan

- IVFD 0,5% 8 tts/i bekerja dengan teknik

- Diet ASI 12 x aspetik

15cc - Melakukan observasi vital


sign nadi, pernafasan dan
suhu tubuh.
- Melanjutkan terapi obat-
obatan sesuai dengan
instruksi dokter.
- Membuat
pendokumentasian.
19

BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil pengkajian asuhan kebidanan yang dilakukan diruang Perinatologi di


RSU Raden Mattaher Jambi, maka penulis akan membahas atau membandingkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan kenyataan yang penulis temukan dilahan
praktik dengan teori yang ada mengenai asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
BBLR.

A. Pengkajian
Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara teori dan praktik. Data-data dikumpulkan
dari keluarga pasien dan ditambah dari data yang sudah ada di Vk. Diperoleh data
umur kehamilan ibu 33 + minggu dihitung menurut HPHT, BB bayi setelah
ditimbang adalah 2000 gram. Hal ini sesuai dengan landasan teori menurut
(Sarwono : 377) yaitu bayi dengan berat badan lahir rendah mungkin prematur
(kurang bulan) yaitu berat lahir antara 1500-2500 gram. Juga ditemukan lanugo
yang banyak dan lemak subkutan yang kurang, sesuai juga dengan konsep teori
menurut (FKUI : 1053) bahwa pada prematur sangat bergantung pada maturitas
gestasi biasa ditemukan kepala lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, lanugo
banyak dan lemak subkutan kurang dan reflek menghisap belum sempurna serta
gerakan ekstermitas atas dan bawah lemah.

B. Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan


Dari data pengkajian yang diperoleh dapat ditegakkan diagnosa bayi BBLR dengan
prematur hal ini sesuai dengan landasan teori yang ada menurut (Sarwono: 377)
yaitu bayi dengan berat badan lahir antara 1500-2500 gram. Pada pengkajian
ditemui masalah reflek menghisap bayi kurang sehingga asupan nutrisi juga
berkurang yang membutuhkan perawatan yang baik dan cermat terhadap kondisi
gizi, hal ini juga sesuai dengan pendapat (Sarwono : 377) bahwa reflek menelan
BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan
cermat karena kondisi gizi (nutrisi erat kaitannya dengan daya tahan tubuh).

19
20

Diagnosa potensial juga sesuai dengan teori bahwa BBLR potensial terjadi
hipotermi dan infeksi.

C. Perencanaan
Rencana dilakukan sesuai kebutuhan baik dalam mencegah terjadinya potensiak
hipotermi dan infeksi maupun perawatan bayi sehari-hari dan melakukan kolaborasi
dengan dokter sesuai kewenangan.

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan sesuai rencana.

E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan selama 3 hari berturut-turut diperoleh data perkembangan pada
perbaikan k/u reflek hisap kuat, BB bertambah, gerakan ekstremitas atas dan bawah
aktif, diet bayi ditambah dari 12 x 10 cc menjadi 12 x 15 cc. Suhu : 36 0C. Hal ini
sesuai konsep teori bahwa dengan perawatan yang baik dan cermat memungkinkan
bayi permatur disertai BBLR dapat bertahan hidup (FKUI : 1057).
21

BAB V
PENUTUP

Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Neonatus dengan Berat Badan


Lahir Rendah maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran-saran sebagai
berikut :
F. Kesimpulan
1. Pengkajian penulis lakukan dengan petugas ruangan perinatologi
dan melihat list pasien. Penulis tidak melakukan pengkajian dengan keluarga
karena penulis tidak bertemu dengan salah satu dari anggota keluarganya. Data
yang didapat dari pengkajian adalah sebagai berikut : usia kehamilan 33
minggu, jenis persalinan spontan, BB waktu lahir 2000 gram, PB 42 cm, K/U
lemah, Nadi 122 x/menit, reflek hisap dan menelan lemah, reflek menggengam
lemah, kulit tipis dan transparan, lemak subcutan kurang, rambut tipis dan halus.
2. Diagnosa, berdasarkan hasil pengkajian pada bayi ditemukan
diagnosa yaitu : bayi bayi lahir dengan prematuritas.
3. Dari diagnosa yang penulis temukan pada bayi Ny. E maka
rencana yang dibuat sesuai dengan teori dan keadaan bayi.
4. Evaluasi, masalah teratasi, K/U membaik, Nadi 132 x/menit,
pernafasan 44 x/menit.

G. Saran
Orang tua bayi agar dapat bekerja sama dengan tim kesehatan dalam merawat
bayi dengan berat badan lahir rendah selama di RS terutama dalam memenuhi
kebutuhan ASI/PASI agar dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi
secara khusus. Untuk rumah sakit agar dapat mempertahankan dan meningkatkan
lagi pelayanan secara komprehensip, terarah dan sistematis.

21
22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Klinik Kebidanan yang berjudul
“ Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Dengan Prematur yang disebabkan oleh kelainan
Gizi”.
Selam proses penyusunan laporan ini tidak sedikit penulis mendapatkan
hambatan dan kesulitan, diantaranya kurangnya pengalaman dan penguasaan teoritis
penulis. Namun demikian penulis mencoba semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
laporan ini sebaik-baiknya.
Dalam penulisan laporan ini penulis tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan
arahan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini dan dengan cara ini pula penulis ingin
menyampaikan dan mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Hj. Taty Nurty, S.Pd, M.Kes selaku ketua jurusan kebidanan Poltekes Jambi.
2. Ibu Hj. Nelly Herwani, S.Pd selaku dosen pembimbing PKK III Jurusan
Kebidanan Poltekes Jambi.
3. Kakak-kakak pegawai di ruang perinatologi RSU Raden Mattaher Jambi.
4. Keluarga dan orang tua Bayi Ny. Etika yang telah bersedia memberikan
informasinya.
Penulis menyadari pada laporan ini terdapat banyak kekurangan dari segi materi
maupun tehnik. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dalam usaha penyempurnaan pada masa mendatang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca dan
semoga Allah SWT. Tetap melimpahkan rahmat dan hidayah Nya kepada kita semua,
Amin.

Penulis

ii
23

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................2
C. Tujuan .......................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3

BAB III HASIL PRAKTEK..................................................................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian.......................................................................................... 19
B. Diagnosa Masalah dan Kebutuhan..................................................... 19
C. Perencanaan........................................................................................ 20
D. Pelaksanaan ....................................................................................... 20
E. Evaluasi.............................................................................................. 20

BAB V PENUTUP
F. Kesimpulan........................................................................................... 21
G. Saran..................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

iii

Anda mungkin juga menyukai