KEPERAWATAN ANAK
PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN BBLR
DOSEN PEMBIMBING :
Cucuk Kuang Sari, S. Kep, Ners. M. Kep
Disusun Oleh :
Winda Maulida
P27901121095
Badan bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah jika berat bayi tersebut kurang
dariangka 2500 gram atau 2.5 kg tanpa melihat periode waktu bayi berada
dalamRahim (gestasi) (Suryani Agustin, Budi Darma Setiawan, and
Mochammad AliFauzi 2019).
Badan bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan berat kurang dari
2.500gram. Batasan ini didasarkan pada observasi epidemiologi bahwa bayi
denganberat badan lahir dibawah 2.500 gram memiliki mortalitas 20 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan bayi dengan berat lahi lebih dari 2.500 gram
(Septa and Darmawan).
Bayi berat lahir rendah adalah keadaan ketika bayi dilahirkan memiliki
berat badannya kurang dari 2500 gram. Keadaan BBLR ini akan berdampak buruk
untuk tumbuh kembang bayi ke depannya (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Ada
2 keadaan BBLR yaitu :
b. BBLR (KMK) : Bayi Berat Badan Lahir Rendah karena Bayi Kecil untuk
Masa Kehamilan (KMK) adalah bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
pertumbuhan alat- alat dalam tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan
bayi preterm dengan berat badan yang sama.
2. Etiologi BBLR
1) Faktor ibu
a. Usia
b. Parietas
c. Gizi
d. Jarak kehamilan
2) Faktor kehamilan
a. Eklampsia / Pre-eklampsia.
c. Perdarahan Antepartum.
d. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
e. Faktor janin
f. Cacat bawaan (kelainan kongenital).
g. Infeksi dalam rahim
g. menangis lemah
h. Kepala bayi lebih besar dari badan , kepala tidak mampu tegak, rambut
kepala tipis dan halus, elastisitas daun telinga
i. Integumen : kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, jaringan subkutan
sedikit.
m. Genetalia : pada bayi laki-laki skrotum kecil dan testis tidak teraba
(belum turun), dan pada bayi perempuan klitoris menonjol serta labia
mayora belum menutupi labia minora atau labia mayora hampir tidak ada
(Nuratif, 2015)
g) Rajah telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk
c. Usia ibu tidak ideal saat mengandung; bisa di bawah 18 tahun atau di
atas 35 tahun
a. Hipotermi
Terjadi karena hanya sedikit lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu
tubuh pada bayi baru lahir belum matang.adapun ciri-ciri mengalami hipotermi
adalah suhu tubuh < 32 0 C, mengantuk dan sukar dibangunkan, menangis
sangat lemah, seluruh tubuh dingin, pernafasan tidak teratur.
b. Hipoglikemia
Gula darah berfungsi sebagai makaan otak dan membawa oksigen ke otak. Jika
asupan glukosa ini kurang mempenagruhi kecerdasan otak
c. Gangguan Imunologik
e. Masalah Eliminasi
f. Gangguan Pencernaan
I. Pengkajian
1. Identitas :
Usia ibu saat hamil, usia kehamilan, kehamilan dengan penyakit penyerta
2. Riwayat kesehatan
3. Kebutuhan dasar
5. Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya lemah dan hanya
merintih kesadaran neonates dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan.
Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada
pembesaran lingkar kepala dapat menunjukan kondisi neonatos yang baik.
6. Tanda-tanda vital: neonates post asfiksia berat kondisi akan baik apabila
penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Suhu normal pada tubuh bayi n (36
C-37,5C), nadi normal antara (120-140 x/m), untuk respirasi normal pada bayi
(40-60 x/m), sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering tidak teratur.
7. Kulit: warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru. pada
bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
9. Mata: warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukan refleksi terhadap
cahaya.
10. Hidung terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lender.
11. Mulut bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
15. Abdomen: bentuk silindris hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus costae
pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites
atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma,bising usus timbul 1-2 jam
setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI tract belum
sempurna.
16. Umbilicus: tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak adanya tanda-
tanda infeksi pada tali pusat.
17. Genetalia: pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak
muara uretra pada neonates laki-laki, neonates perempuan lihat labia mayor dan
labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
18. Anus: perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air besar serta
warna dari feces.
19. Ekstremitas : warna biru gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah
tulang atau adanya kelumpuhan syraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya,
20. Reflex: pada neonates preterm post asfiksia berat rtlek moro dan sucking
lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan
syaraf pusat atau adanya patah tulang
21. Pemeriksaan Nursing care Plans
Rencana asuhan keperawatan (NCP) adalah proses formal yang
mencakup pengidentifikasian kebutuhan yang ada dengan benar, serta
mengenali potensi kebutuhan atau risiko. Rencana perawatan juga menyediakan
sarana komunikasi antara perawat, pasien mereka, dan penyedia layanan
kesehatan lainnya untuk mencapai hasil perawatan kesehatan.
II. Diagnosa Keperawatan
1. Pola Napas Tidak Efektif b/d Hambatan Upaya Napas (kelemahan otot
pernapasan) (D.0005)
a) Penyakit kronis
c) Malnutrisi
a. Gangguan peristaltik
c. Perubahan sekresi pH
a. Penurunan hemoglobin
b. Imunnosupresi
c. Leukopenia
Maryunani, Anik I dan Eka Puspita Sari, 2013b. Asuhan Kaperawatan Daruratan Maternitas &
Neonatal. Jakarta: Trans Info Media.
Nelson, 2010. Patofisiologi Berat Badan Lahir Rendah, Jakarta: EGC Pantiawati, ika 2010.
Bayi Dengan BBLR. Yogyakarta: Muha Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat