B. ETIOLOGI
Menurut Nur, Arifuddin & Vovilia (2016), Susilowati, Wilar
& Salendu (2016) serta Gebregzabiherher, Haftu, Weldemariam
& Gebrehiwet (2017) ada beberapa faktor resiko yang dapat
menyebabkan masalah BBLR yaitu:
1. Factor Ibu
a. Usia
Berdasarkan penelitian menunjukkan persentase
kejadian BBLR lebih tinggi terjadi pada ibu yang berumur
35 tahun (30,0%) dibandingkan dengan yang tidak BBLR
(14,2%). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan WHO
yaitu usia yang paling aman adalah 20 – 35 tahun pada
saat usia reproduksi, hamil dan melahirkan.
b. Parietas
Berdasarkan penelitian ibu grandemultipara (melahirkan
anak empat atau lebih) 2,4 kali lebih berisiko untuk
melahirkan anak 9 BBLR, itu dikarenakan setiap proses
kehamilan dan persalinan meyebabkan trauma fisik dan
psikis, semakin banyak trauma yang ditinggalkan akan
menyebabkan penyulit untuk kehamilan dan persalinan
berikutnya.
c. Gizi
Kurang saat hamil Ibu yang mengalami gizi kurang saat
hamil menyebabkan persalinan sulit/lama, persalinan
sebelum waktunya (prematur), serta perdarahan setelah
persalinan. Ibu yang memiliki gizi kurang saat hamil juga
lebih berisiko mengalami keguguran, bayi lahir cacat dan
bayi lahir dengan berat badan yang kurang.
d. Jarak Kehamilan
Berdasarkan penelitian ibu yang memiliki jarak kelahiran
< 2 tahun berisiko 3,231 kali lebih besar melahirkan anak
BBLR di bandingkan dengan ibu yang memiliki jarak
kelahiran > 2 tahun, itu dikarenakan pola hidup, belum
menggunakan alat kontrasepsi dan ibu tidak melakukan
pemeriksaan dengan rutin.
e. Pola Hidup
Ibu yang dia terkena paparan asap rokok dan sering
mengkonsumsi alkohol dapat menyebabkan hipoksia
pada janin dan menurunkan aliran darah umbilikal
sehingga pertumbuhan janin akan mengalami gangguan
dan menyebabkan anak lahir dengan BBLR.
2. Faktor Kehamilan
a. Eklampsia / Pre-Eklampsia
b. Ketuban pecah dini
c. Perdarahan Antepartum
d. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
e. Factor janin
f. Cacat bawaan (kelainan kongenital)
g. Infeksi dalam rahim
C. MANIFESTASI KLINIS
Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai
berikut :
1. Berat kurang dari 2500 gram
2. Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm
3. Lingkar dada kurang atau sama dengan 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Jaringan lemak bawah kulit sedikit
6. Tulang tengkorak lunak atau mudah bergerak
7. menangis lemah
8. Kepala bayi lebih besar dari badan , kepala tidak mampu
tegak, rambut kepala tipis dan halus, elastisitas daun teling
9. Integumen : kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak,
jaringan subkutan sedikit.
10. Otot hipotonik lemah
11. Dada : dinding thorak elastis, putting susu belum terbentuk,
pernafasan tidak teratur, dapat terjadi apnea, pernafasan 40-
50 kali/menit
12. Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus,
kadang terjadi oedem, garis telapak kaki sedikit, telapak kaki
halus, tumit mengkilat
13. Genetalia : pada bayi laki-laki skrotum kecil dan testis tidak
teraba (belum turun), dan pada bayi perempuan klitoris
menonjol serta labia mayora belum menutupi labia minora
atau labia mayora hampir tidak ada (Nuratif, 2015)
BBLR menunjukan belum sempurnanya fungsi organ
tubuh dengan keadaannya yang lemah , yaitu sebagai berikut :
1. Tanda – tanda bayi kurang bulan (KB)
a. Kulit tipis dan mengkilap
b. Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum
terbentuk dengan sempurna
c. Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan
terutama pada punggung
d. Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa
titik
e. Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi
labia minora
f. Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis
kadang belum turun
g. Rajah telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum
terbentuk
h. Kadang disertai dengan pernafasan yang tidak teratur
i. Aktivitas dan tangisnya lemah
j. Reflek menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah
2. Tanda-tanda bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan (KMK)
a. Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat
b. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
c. Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, putting kecil.
Bila cukup bulan payudara dan puting sesuai masa
kehamilan
d. Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi
labia minora
e. Bayi laki-laki testis mungkin telah turun
f. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian
g. Menghisap cukup kuat
D. KOMPLIKASI
1. Hipotermi
Terjadi karena hanya sedikit lemak tubuh dan sistem
pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum
matang.adapun ciri-ciri mengalami hipotermi adalah suhu
tubuh < 32 0 C, mengantuk dan sukar dibangunkan,
menangis sangat lemah, seluruh tubuh dingin, pernafasan
tidak teratur.
2. Hipoglikemia
Gula darah berfungsi sebagai makan otak dan
membawa oksigen ke otak. Jika asupan glukosa ini kurang
mempengaruhi kecerdasan otak
3. Gangguan Imunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena
rendahnya kadar Ig G, maupun gamma globulin. Bayi
prematur relatif belum sangup membentuk anti bodi dan
daya fagositisis serta reaksi terhadap infeksi belum baik,
karena sistem kekebalan bayi belum matang
4. Sindroma Gangguan Pernafasan
Sindroma Gangguan Pernafasan pada BBLR adalah
perkembangan imatur pada sistem pernafasan atau tidak
adekuat jumlah surfaktan pada paru-paru Gangguan nafas
yang sering terjadi pada BBLR (masa gestasi pendek)
adalah penyakit membran hialin, dimana 13 angka kematian
ini menurun dengan meningkatnya umur kehamilan.
5. Masalah Eliminasi
Kerja ginjal masih belum matang. Kemampuan mengatur
pembuangan sisa metabolisme dan air belum sempurna.
Ginjal yang imatur baik secara anatomis dan fungsinya
6. Gangguan Pencernaan
Saluran pencernaan pada BBLR belum berfungsi sempurna
sehingga penyerapan makanan dengan lemah atau kurang
baik. Aktifitas otot pencernaan masih belum sempurna
sehingga waktu pengosongan lambung bertambah.
E. PATOFISIOLOGI
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan
semakin tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang
memberikan efek pada masalah gizi.
1. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan
di dalam tubuh sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan
mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit
selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi
preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan
hipoglikemia, anemia dan lain-lain. Hipoglikemia
menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR
Prematur.
2. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi
preterm mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu,
yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorpsi lemak
dibandingkan dengan bayi aterm.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan,
koordinasi antara refleks hisap dan menelan belum
berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34 minggu,
padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena
target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan
pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi
pada bayi preterm
4. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas
dan kebutuhan kalori yang meningkat. Potensial untuk
kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di
bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan
kebutuhan kalori
PATHWAY
BBLR
Komplikasi BBLR
Manifestasi Klinis BBLR
1. Sindrom Aspirasi
2. Asfixia neonatorum 1. Berat badan kurang dari 2500 gram
3. Penyakit membrane 2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu
hyaline disease 3. Kulit tipis, transparan. Lanugo banyak dan
4. Hiperbilirubinemia lemak subkutan amat sedikit
4. Pergerakan kurang dan lemah, tangis
lemah, pernafasan belum teratur dan
sering mendaptakan serangan apnea
Resiko infeksi
Kurangnya Peningkatan Peningkatan
kemampuan kerja nafas kebutuhan
untuk mencerna kalori
makanan
Reflek System
Reflek menghisap dan termoregulasi
menghisap dan menelan belum yang imatur
menelan belum berkembang baik
berkembang baik
Termoregulasi
tubuh tidak
Perubahan efektif
Tidak efektifnya
nutrisi kurang
pola nafas
dari kebutuhan
tubuh
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi (2015)
pemeriksaan penunjang bayi BBLR antara lain :
1) Periksa jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil
meningkat sampai 23.000 – 24.000/mm3, hari pertama
setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
2) Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65% atau
lebih menandakan polisetmia, penurunan kadar
menunjukkan anemia atau hemoragic perinatal
3) Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl kadar lebih rendah
berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebih )
4) Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl
1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari
5) Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama
setelah kelahiran rata – rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70
mg/dl pada hari ketiga
6) Pemeriksaan analisa gas darah
7) Leher
Inspeksi : pada BBLR mudah terjadi gangguan
pernafasan akibat dari inadekuat jumlah surfaktan, jika
hal ini terjadi biasanya didapatkan retraksi
suprasternal (Proverawati & Ismawati, 2010, pp. 12-
13).
8) Paru-paru
I : biasanya pada BBLR pernafasan tidak teratur, otot
bantu pernafasan, lingkar dada <30 cm, retraksi dada
ringan.
P : dinding dada elastis, puting susu belum terbentuk
(Ridha, 2014).
P : terdapat suara sonor.
A : jika bayi mengalami gangguan pernafasan
biasanya bayi mendengkur, jika terjadi aspirasi
meconium maka terdapat suara ronchi (Proverawati &
Ismawati, 2010).
9) Jantung
I : biasanya ictus cordis Nampak di ICS mid klavikula
P : ictus cordis teraba ICS 4 mid klavikula sinistra
P : area jantung redup (Ridha, 2014).
A : S1 S2 tunggal, normalnya heat rate 120-160
kali/menit, (Pantiawati, 2010, p. 29)
10) Abdomen
Biasanya pada BBLR tidak terjadi distensi abdomen,
kulit perut tipis, pembuluh darah terlihat (Sukarni &
Sudarti, 2014, p. 112).
11) Punggung
Inspeksi : keadaan punggung simestris, terdapat
lanugo (Proverawati & Ismawati, 2010, p. 3).
12) Genetalia
Pada bayi BBLR perempuan, labia minora belum
tertutup oleh labia mayora, klitoris menonjol. Pada
bayi laki-laki testis belum turun dan rague pada
skrotum kurang (Maryanti & Sujianti, 2011, p. 168).
13) Extremitas
Pada BBLR garis plantar sedikit, kadang terjadi
oedem, pergerakan otot terlihat lemah, terdapat
lanugo pada lengan, akral teraba dingin (Pantiawati,
2010, p. 9).
14) Anus
Biasanya pada BBLR anus bisa berlubang atau tidak
(Proverawati & Ismawati, 2010, p. 19).
d. Neurology atau reflek
1) Reflek Morrow
Reflek morrow adalah timbul oleh rangsangan
mendadak/mengejutkan. Bayi akan mengembangkan
tangannya ke samping dan melebarkan jari-jari
kemudian tangannya ditarik kembali dengan cepat.
Reflek ini akan mereda 1 atau 2 minggu dan hilang
setelah 6 bulan.
2) Reflek Rooting (reflek mencari)
Kepala bayi akan berpaling memutar kea rah asupan
dan mencari puttng susu dengan bibirnya. Reflek ini
berlanjut sementara bayi masih menyusu dan
menghilang setelah 3-4 bulan.
3) Reflek Menghisap ( Sucking )
Ditimbulkan oleh rangsangan pada daerah mulut atau
pipi bayi dengan puting/jari tangan. Bibir bayi akan
maju ke depan dan lidah melingkar kedalam untuk
menyedot. Menghilang saat bayi berusia 2-3 bulan.
4) Reflek Menggenggam
Timbul bila kita menggoreskan jari melalui bagian
dalam atau meletakkan jari kita pada telapak tangan
bayi. Jari-jari bayi akan melingkar ke dalam seolah
memegangi suatu benda dengan kuat. Reflek ini
menghilang umur 3-4 bulan.
5) Tonic Neck Reflek
Tonic neck reflek merupakan reflek mempertahankan
posisi leher/kepala. Timbul bila kita membaringkan
bayi secara terlentang. Kepala bayi akan berpaling ke
salah satu sisi sementara ia berbaring terlentang.
Lengan pada sisi kemana kepalanya berpaling akan
terlentang lurus keluar, sedangkan tangan lainnya
dilipat. Reflek ini sangat nyata pada 2-3 bulan dan
hilang sekitar 4 bulan.
6) Reflek Gallant
Reflek gallant ditimbulkan dengan menggosok satu
sisi punggung sepanjang garis paravertebratal 2-3 cm
dari garis tengah mulai dari bahu hingga bokong.
Reflek ini secara normal akan hilang setelah 2-3
bulan.
7) Stepping Reflek
Stepping reflek akan timbul ketika kita memegangi
bayi pada posisi berdiri dan sedikit menekan. Bayi
akan mengangkat kakinya secara bergantian seakan-
akan berjalan. Reflek ini terlihat setelah 1 minggu dan
akan
menghilang setelah 2 bulan.
8) Swallowing Reflek
Swallowing reflek adalah reflek gerakan menelan
benda-benda yang didekatkan ke mulut,
memungkinkan bayi memasukkan makanan ada
secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman.
Terjadi mulai : usia 0-3 bulan, penyebab : ada benda
yang masuk ke mulutnya, maka akan segera dia
hisap, lalu dia telan. Reflek ini tidak akan hilang,
namun leat usia 3 bulan bayi sudah menghisap
secara sadar. Waspada jika tidak ada reflek,
kemungkinan ada kelainan pada susunan ketika kita
memasukkan putting susu atau dot dan bayi mulai
menghisap kemudian menelan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Proverawati (2010), diagnosis keperawatan yang
mungkin muncul pada BBLR adalah :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas
pusat pernafasan, keterbatasan perkembangan otot,
penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
2. Termoregulasi berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.
3. Resiko gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna
nutrisi karena imaturitas.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis
yang kurang.
Definisi Resiko Infeksi : merupakan yang berisiko
mengalami
peningkatan terserang organisme patogenik (PPNI, 2016).
1. Penyakit kronis (mis. diabetes mellitus)
2. Efek prosedur invasive
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
a. Gangguan peristaltic
b. Kerusakan integritas kulit
c. Perubahan sekresi pH
d. Penurunan kerja siliaris
e. Ketuban pecah lama
f. Ketuban pecah sebelum waktunya
g. Merokok
h. Status cairan tubuh
6. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :
a. Penurunan hemoglobin
b. Imunonosupresi
c. Leukopenia
d. Supresi respon inflamasi
e. Vaksinasi tidak adekuat (PPNI, 2016)
C. INTERVENSI
Tabel Intervensi resiko infeksi