OLEH:
A. Konsep BBLR
1. Definisi BBLR
Bayi berat lahir rendah adalah keadaan ketika bayi dilahirkan memiliki berat
badannya kurang dari 2500 gram. Keadaan BBLR ini akan berdampak buruk untuk
tumbuh kembang bayi ke depannya (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Ada 2 keadaan
BBLR yaitu :
a. Prematuritas atau Bayi Kurang Bulan Murni :
BBLR karena prematuritas atau Bayi Kurang Bulan Murni adalah bayi yang
dilahirkan kurang bulang (preterm) mempunyai organ yang belum berfungsi seperti
bayi aterm sehingga bayi tersebut mengalami kesulitan untuk hidup di luar rahim.
Makin pendek masa kehamilan makin kurang sempurna fungsi alat-alat tubuhnya,
akibatnya makin mudah terjadi komplikasi, seperti : sindroma gangguan pernafasan,
hipotermia, aspirasi, infeksi, dan pendarahan intrakanial.
b. BBLR (KMK) :
Bayi Berat Badan Lahir Rendah karena Bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
adalah bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan bayi preterm dengan berat badan yang
sama.
2. Etiologi BBLR
Menurut Nur, Arifuddin & Vovilia (2016), Susilowati, Wilar & Salendu (2016) serta
Gebregzabiherher, Haftu, Weldemariam & Gebrehiwet (2017) ada beberapa faktor resiko
yang dapat menyebabkan masalah BBLR yaitu:
a. Faktor ibu
1) Usia
Berdasarkan penelitian menunjukkan persentase kejadian BBLR lebih tinggi terjadi
pada ibu yang berumur 35 tahun (30,0%) dibandingkan dengan yang tidak BBLR
(14,2%). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan WHO yaitu usia yang paling aman
adalah 20 – 35 tahun pada saat usia reproduksi, hamil dan melahirkan.
2) Parietas
Berdasarkan penelitian ibu grandemultipara (melahirkan anak empat atau lebih) 2,4
kali lebih berisiko untuk melahirkan anak BBLR, itu dikarenakan setiap proses
kehamilan dan persalinan meyebabkan trauma fisik dan psikis, semakin banyak
trauma yang ditinggalkan akan menyebabkan penyulit untuk kehamilan dan
persalinan berikutnya.
3) Gizi
Kurang saat hamil Ibu yang mengalami gizi kurang saat hamil menyebabkan
persalinan sulit/lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), serta perdarahan
setelah persalinan. Ibu yang memiliki gizi kurang saat hamil juga lebih berisiko
mengalami keguguran, bayi lahir cacat dan bayi lahir dengan berat badan yang
kurang.
4) Jarak kehamilan
Berdasarkan penelitian ibu yang memiliki jarak kelahiran < 2 tahun berisiko 3,231
kali lebih besar melahirkan anak BBLR di bandingkan dengan ibu yang memiliki
jarak kelahiran > 2 tahun, itu dikarenakan pola hidup, belum menggunakan alat
kontrasepsi dan ibu tidak melakukan pemeriksaan dengan rutin.
5) Pola hidup
Ibu yang dia terkena paparan asap rokok dan sering mengkonsumsi alkohol dapat
menyebabkan hipoksia pada janin dan menurunkan aliran darah umbilikal sehingga
pertumbuhan janin akan mengalami gangguan dan menyebabkan anak lahir dengan
BBLR
b. Faktor kehamilan
1) Eklampsia/ pre-eklampsia
2) Ketuban pecah dini
3) Perdarahan antepartum
4) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
5) Faktor janin
6) Cacat bawaan (kelainan kongenital)
7) Infeksi dalam Rahim
BBLR menunjukan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaannya yang
lemah , yaitu sebagai berikut :
a. Tanda-tanda bayi Kurang Bulan (KB)
Kulit tipis dan mengkilap, Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk
dengan sempurna, Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama
pada punggung, Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik, Pada
bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia minora, Pada bayi laki-laki
skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun, Rajah telapak tangan
kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk, Kadang disertai dengan pernafasan yang
tidak teratur, Aktivitas dan tangisnya lemah, Reflek menghisap dan menelan tidak
efektif atau lemah
b. Tanda-tanda bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan (KMK)
Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat, Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis,
Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, putting kecil, Bila cukup bulan payudara
dan puting sesuai masa kehamilan, Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora
menutupi labia minora, Bayi laki-laki testis mungkin telah turun 12, Rajah telapak
kaki lebih dari 1/3 bagian, Menghisap cukup kuat (Proverawati, 2010)
4. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup
bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup
bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil dari masa
kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Masalah ini terjadi karena adanya
gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit
ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami
hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal.
Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak
ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi
lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu
dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Ibu hamil umumnya mengalami deplesi atau penyusutan besi sehingga hanya
memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan
janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin
didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, dan BBLR. Hal ini menyebabkan morbiditas
dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi, sehingga
kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar (Nelson, 2010).
5. Pathway
Vasikuler paru
imatur
Peningkatan kerja
nafas
Pola Nafas
Defisit Nutrisi Tidak Efektif
Menurut IDAI 2014, klasifikasi sesuai dengan ciri bentuk bayi pada bayi lahir rendah
dibagi menjadi berikut :
a. Small for gestational age (SGA) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi
yang dilahirkan dengan berat lahir 90 presentil.
b. Sesuai masa kehamilan (SMK) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir 10 – 90
persentil.
c. Large for gestational age (LGA) atau besar untuk masa kehamilan (BMK) adalah bayi
yang dilahirkan dengan berat >90 presentil.
8. Penatalaksanaan BBLR
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut
Proverawati (2010), dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena
pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, dan
permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki
inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh
botol yang berisi air panas atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi
baru lahir seperti bayi kanguru dalam kantung ibunya.
Berat badan lahir 0-24 jam 2-3 hari 4-7 hari 8 hari
(gram) (ºC) (ºC) (ºC) (ºC)
1500 34-36 33-35 33-34 32-33
1501-2000 33-34 33 32-33 32
2001-2500 33 32-33 32 32
>2500 32-33 32 31-32 32
Keterangan
Apabila suhu kamar 28-29 derajat celcius hendaknya diturunkan 1 derajat celcius
setiap minggu dan apabila berat badan bayi sudah mencapai 2000 gram bayi boleh
dirawat di luar inkubator dengan suhu 27 derajat celcius.
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir
rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah secara
teratur.
9. Komplikasi BBLR
a. Hipotermia
Terjadi karena hanya sedikit lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh pada bayi
baru lahir belum matang.adapun ciri-ciri mengalami hipotermi adalah suhu tubuh < 32
0 C, mengantuk dan sukar dibangunkan, menangis sangat lemah, seluruh tubuh
dingin, pernafasan tidak teratur.
b. Hipoglikemia
Gula darah berfungsi sebagai makaan otak dan membawa oksigen ke otak. Jika
asupan glukosa ini kurang mempenagruhi kecerdasan otak.
c. Gangguan imunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar Ig G, maupun
gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sangup membentuk anti bodi dan daya
fagositisis serta reaksi terhadap infeksi belum baik, karena sistem kekebalan bayi
belum matang.
d. Sindroma gangguan pernafasan
Sindroma Gangguan Pernafasan pada BBLR adalah perkembangan imatur pada
sistem pernafasan atau tidak adekuat jumlah surfaktan pada paru-paru Gangguan
nafas yang sering terjadi pada BBLR (masa gestasi pendek) adalah penyakit membran
hialin, dimana 13 angka kematian ini menurun dengan meningkatnya umur
kehamilan.
e. Masalah eliminasi
Kerja ginjal masih belum matang. Kemampuan mengatur pembuangan sisa
metabolisme dan air belum sempurna. Ginjal yang imatur baik secara anatomis dan
fungsinya
f. Gangguan pencernaan
Saluran pencernaan pada BBLR belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan
makanan dengan lemah atau kurang baik. Aktifitas otot pencernaan masih belum
sempurna sehingga waktu pengosongan lambung bertambah.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan. Dalam
perumusan evaluasi keperawatan menggunakan empat komponen yang dikenal dengan istilah
SOAP, yakni S (subjective) merupakan data informasi berupa ungkapan keluhan dari pasien.
O (objective) merupakan data berupa hasil pengamatan, penilaian, dan pemeriksaan. A
(Analisis/assesment) merupakan interpretasi makna data subjektif dan objektif untuk menilai
sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan P (planning) merupakan rencana keperawatan
lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisa data. Evaluasi keperawatan anak yang
diharapkan yaitu :
Anik, Maryunani. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta: TIM.
Gebregzabiherher, Y., Haftu, A., Weldemariam, S., & Gebrehiwet H. 2017. The Prevalence
and Risk Factors for Low Birth Weight among Term Newborns in Adwa General
Hospital, Northern Ethiopia. Obstetrics and Gynecology International, 1-7.
Nur, R., Arifuddin, A., & Vovilia, R. 2016. Analisis faktor risiko kejadian berat badan lahir
rendah di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, 1-
64.
Puspitasari, D.S. ; Ernawati, F; Kartono, D;. 2011. Hubungan Antenatal Care dengan Berat
Badan Lahir Bayi di Indonesia (Analisis Lanjut Data Riskesdas 2010). Pusat Teknologi
Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik.
Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo, S. 2010. BBLR : Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta: Nuha Medika. Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.
Susilowati, E., Wilar, R., & Salendu, P. 2016. Faktor risiko yang berhubungan dengan
kejadian berat badan lahir rendah pada neonatus yang dirawat di RSUP Prof . Dr. R. D.
Kandau periode Januari 2015 – Juli 2016. Jurnal eClinic (eCI), Volume 4 nomor 2.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.