Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR

“BERAT BADAN LAHIR RENDAH”

Disusun Oleh

Nama : Ralf D. Tampi

Nim : 21061501

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan
rahmat dan kasih-NYA sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang Asuhan
Keperawatan Bayi Baru Lahir “Berat Badan Lahir Rendah” (BBLR).

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan banyak kekurangan,
sehingga saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.

Harapan saya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak serta
menambah wawasan pemikiran bagi kita semua yang membaca. Akhir kata diucapkan terima
kasih Tuhan Yesus Memberkati.

Tondano, 30 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………..…………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………...………………………………………………
B. TUJUAN………………………………...……………………………………………
C. MANFAAT…………………………………………………………………………...

BAB II TINJAUAN TEORI

A. BAYI BARU LAHIR DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH


1. PENGERTIAN…………………………..………………………...………….......
2. KLASIFIKASI…………………………………..…………………………..........
3. ETIOLOGI………………………………………..……………………………....
4. PATOFISIOLOGI…………………………………..…………………………….
5. PENATALAKSANAAN……………………………..………………………......
6. PROGNOSA…………………………………………..………………………….
7. KOMPLIKASI…………………………………………,,………………………..
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN……………………………………………………………………
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN…………………………..…………………......
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN……………………………………………
BAB III TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN…………………………………………………..……………………
B. ANALISA DATA………………………………………………..…………………...
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN…………………………………..…………………
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN……………………...………..………………
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI………………………………..………………
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………………............
B. SARAN……………………………………………………………………............

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..........
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bayi BBLR (berat badan lahir rendah) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram (Saifuddin, 2009). Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran di dunia dan sering terjadi di negara-negara berkembang (Pantiawati,
2010). Asia Tenggara mempunyai insidensi BBLR paling tinggi yaitu 27% dari seluruh
kelahiran bayi berat badan lahir rendah di dunia. Data terakhir pada tahun 2010, angka
kejadian BBLR di Indonesia sebesar 11,1% yang mana masih berada diatas angka rata-
rata Thailand 6,6% dan Vietnam 5,3% (UNICEF, 2011). Angka kejadian BBLR di
Indonesia tahun 2013 cenderung menurun dari tahun 2010 tetapi masih terdapat 10,2%
bayi dengan berat badan lahir rendah. Di Jawa Timur terdapat peningkatan angka
kejadian BBLR yaitu 10% pada tahun 2010 menjadi 11% pada tahun 2013 (Riskesdas,
2013). Angka kejadian BBLR di Kota/Kabupaten Malang yaitu sebesar 2,65% dari
seluruh BBLR di Jawa Timur (Dinkes, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
peneliti lakukan di RSUD Dr. Saifu Anwar periode Januari 2012 sampai Desember 2013,
jumlah balita usia 1-3 tahun yang mengalami masalah perkembangan motorik berjumlah
32 anak.
Bayi dengan BBLR memiliki resiko kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan pada
bayi dengan berat badan lebih dari 2500 gram (Pantiawati, 2010). BBLR juga dapat
berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan
(Depkes RI, 2005). Menurut Tom Lissauer dan Avroy A. Fanaroff (2008), bayi BBLR
meningkatkan risiko terjadinya cerebral palsy yaitu gangguan perkembangan motorik
yang berhubungan dengan kemampuan berjalan, serta jika dibandingkan dengan bayi
aterm, bayi BBLR lemah dalam keterampilan motorik halus seperti mengurai benang.
Penelitian oleh Martika (2012) di Yogyakarta menunjukkan bahwa ada hubungan antara
berat badan lahir rendah (BBLR) dengan perkembangan motorik anak, anak dengan
riwayat BBLR memiliki suspect untuk terjadinya keterlambatan perkembangan motorik
halus 27,6 kali dan perkembangan motorik kasar 8,18 kali lebih besar dibandingkan anak
normal.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mempelajari tentang asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir ”Berat Badan Lahir
Rendah ”.
b. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui konsep dasar teoritis Keperawatan Bayi Baru Lahir ”Berat
Badan Lahir Rendah”
b) Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan Bayi Baru Lahir ”Berat
Badan Lahir Rendah”, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan
intervensi
c) Untuk mengetahui asuhan keperawatan Bayi Baru Lahir ”Berat Badan Lahir
Rendah” , yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementsi, dan evaluasi.

3. Manfaat
a.  Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Keperawatan Bayi Baru Lahir
”Berat Badan Lahir Rendah”.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
c. Sebagai sumber referensi bagi pembaca mengenai Keperawatan Bayi Baru Lahir
”Berat Badan Lahir Rendah”.
BAB ll

TINJAUAN TEORI

A. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

1. Pengertian

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan
pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961).

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari
2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR
umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat
mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat
menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2006).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction)
(Pudjiadi, dkk., 2010)

2. Klasifikasi

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan Ismawati,


2010) :
a. Menurut harapan hidupnya

1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
2) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000
gram.
b. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni
Prematuritas Murni adalah bayi dengan usia kehamilan < 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai masa gestasi/usia kehamilan atau disebut juga
Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK)
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
a) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar  kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
b) Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
c) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
d) Kepala lebih besar  dari badan rambut tipis dan halus 
e) Kepala lebih besar  dari badan rambut tipis dan halus 
f) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
g) Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
h) Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
i) Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi
dan pelipis dahi dan lengan
j) Lemak subkutan kurang
k) Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh
labia mayora
l) Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
m) Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan
antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah
dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan
prematuritas (BBLR)
2) Retardasi PertumbuhanJanin Intra Uterin (IUGR) / Dismaturitas
IUGR adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai
dengan usia kehamilan, serta menunjukkan bayi mengalami retardasi.
Dismatur dapat terjadi preterm, term, dan post term.
Dismatur Preterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Kecil untuk Masa
Kehamilan (NKB-KMK), Dismatur Term disebut juga Neonatus Cukup
Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK), Dismatur Posterm disebut juga
Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK).
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan .Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan
menjadi dua yaitu
a) Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan
terjadi berminggu-minggu sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir
sehingga berat,panjang dada lingkaran kepala dalam proporsi yang
seimbang akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang
sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena
retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue
b) Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai
beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar
kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi
tampak Wasted dengan tanda tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah
kulit , kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan
lebih panjang

3. Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
Ismawati, 2010).
a. Faktor Ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum,
preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.

b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi,


HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

2) Ibu

a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20


tahun atau lebih dari 35 tahun.

b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).

c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.


3) Keadaaan Sosial Ekonomi

a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini


dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.

b) Aktivitas fisik yang berlebihan

c) Perkawinan yang tidak sah

b. Faktor Janin

Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi


sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.

c. Faktor Plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta,


sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.

d. Faktor Lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi,


terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

4. Patofisiologi

Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi resiko
gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh sedikit,
hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor dan
seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi
preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia dll.
Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR Prematur

b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai lebih


sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan
mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara
refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-
34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena target
pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan buruknya
motilitas usus terjadi pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalori
yang meningkat.
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak sebanding
dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit. Kehilangan panas
ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.

5. Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dapat
dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena
pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya
rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus
dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila
belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan kain dan
disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau menggunakan metode
kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti bayi kanguru dalam kantung
ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB
(Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat
meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului
dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang
lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang paling dahulu
diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan
diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju
lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi
belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak
pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas / BBLR.
Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan
terisolasi dengan baik.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus
dilakukan dengan ketat.
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur
dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5
hari  berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan
infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka warna
bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa  bila ikterus muncul dini atau
lebih cepat bertambah coklat
f. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini
tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam  bayi harus dirawat
terlentang atau tengkurap dalam inkubator  dada abdomen harus dipaparkan
untuk mengobserfasi usaha pernapasan
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir
rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah
secara teratur

6. Prognosa
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah
perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat
bayi , makin tinggi  angka kematian ) , asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan
pernapasan , perdarahan interafentrikuler , displasia bronkopulmonal, retrolental
fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemi, hiperbilirubinemia).
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan
perawatan pada saat kehamilan persalinan dan pos natal (pengaturan suhun
lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan,
asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain – lain )

7. Komplikasi
a. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
b. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
c. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
d. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
e. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
f. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan
terganggu
b. Keluhan Utama
Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu tubuh rendah
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat badan
kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3
menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10
normal .
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion
e. Riwayat penyakit keluarga\
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB Paru,Tumor
kandungan,Kista,Hipertensi
f. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya absorbsi
kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,produksi urin
rendah
g. Pemeriksaaan
1) Pemeriksaan fisik
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
120-140X/menit
c) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120
sampai 160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna kulit bayi
sianosis atau pucat, pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik).
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot
aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan pernapasan
rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing
atau ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit
mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau),
BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan
dan megisap yang lemah.
d) istem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah,
warna, berat jenis, dan PH).
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro,
menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi,
ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago
telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi,
pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram,
panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari
30 cm, lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis, halus,
lanugo pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol,
sedangkan pada laki-laki skrotum belum berkembang, tidak menggantung
dan testis belum turun., nilai APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulit keriput.

h. Pengkajian pola fungsi Gordon


a) Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Status kesehatan sejak lahir, pemeriksaan kesehatan secara rutin,
imunisasi, penyakit yang menyebabkan anak absen dari sekolah, praktek

pencegahan kecelakaan (pakaian, menukar popok,dll), kebiasaan merokok

orang tua, keamanan tempat bermain anak dari kendaraan, praktek

keamanan orang tua (produk rumah tangga, menyimpan obat-obatan,ddl)


b) Nutrisi Metabolik
Pemberian ASI / PASI, jumlah minum, kekuatan menghisap, makanan
yang disukai / tidak disukai, makanan dan minuman selama 24 jam,
adakah makanan tambahan/vitamin, kebiasaan makan, BB lahir dan BB
saat ini, masalah dikulit:rash, lesi,dll.
c) Pola Eliminasi
Pola defekasi (kesulitan, kebiasaan, ada darah/tidak), mengganti pakaian
dalam / diapers (bayi), pola eliminasi urin (frekuensi ganti popok
basah/hari,kekuatan keluarnya urin, bau, warna)
d) Aktivitas dan pola latihan
Rutinitas mandi (kapan, bagaimana, dimana, sabun yang digunakan),
kebersihan sehari-hari, aktivitas sehari-hari (jenis permainan, lama, teman
bermain, penampilan anak saat bermain, dll), tingkat aktivitas anak/bayi
secara umum, tolerans, persepsi terhadap kekuatan, kemampuan
kemandirian anak (mandi, makan, toileting, berpakaian, dll.
e) Pola istirahat tidur
Pola istirahat/tidur anak (jumlahnya), perubahan pola istirahat, mimpi
buruk, nokturia, posisi tidur anak, gerakan tubuh anak.
f) Pola kognitif-persepsi
Responsive secara umum anak, respons anak untuk bicara, suara, objek
sentuhan, apakah anak mengikuti objek dengan matanya, respon untuk
meraih mainan, vocal suara, pola bicara kata-kata, kalimat, menggunakan
stimulasi/tidak, kemampuan untuk mengatakan nama, waktu, alamat,
nomor telepon, kemampuan anak untuk mengidentifikasi kebutuhan; lapar,
haus, nyeri, tidak nyaman
g) Persepsi diri – pola konsep diri
Status mood bayi / anak (irritabilitas), pemahaman anak terhadap identitas
diri, kompetensi, banyak/tidaknya teman.
h) Pola peran – hubungan
Struktur keluarga, masalah/stressor keluarga, interaksi antara anggota
keluarga dan anak, respon anak/bayi terhadap perpisahan, ketergantungan
anak dengan orang tua.
i) Sexualitas
Perasaan sebagai laki-laki / perempuan (gender), pertanyaan sekitar
sexuality bagaimana respon orang tua.
j) Koping – pola toleransi stress
Apa yang menyebabkan stress pada anak, tingkat stress, toleransi stress,
pola penanganan masalah, keyakinan agama.
k) Nilai – pola keyakinan
Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen, keyakinan akan
kesehatan, keyakinan agama.

2. Diagnose Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan
metabolik.
b. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan.
c. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan
metabolik.
Tujuan : Kebutuhan O2 bayi terpenuhi
Kriteria :
1) Pernafasan normal 40-60 kali permenit.
2) Pernafasan teratur.
3) Tidak cyanosis.
4) Wajah dan seluruh tubuh Berwarna kemerahan (pink variable).
5) Gas darah normal PH = 7,35 – 7,45, PCO2 = 35 mm Hg, PO2 = 50 – 90
mmHg     
Intervensi dan Rasional
1) Letakkan bayi terlentang dengan alas yang data, kepala lurus, dan leher sedikit
tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal atau selimut diatas bahu bayi
sehingga bahu terangkat 2-3 cm
Rasional : Memberi rasa nyaman dan mengantisipasi flexi leher yang dapat
mengurangi  kelancaran jalan nafas.
2) Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila perlu.
Rasionla : Jalan nafas harus tetap dipertahankan bebas dari lendir untuk
menjamin pertukaran gas yang sempurna.
3) Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam
Rasional : Deteksi dini adanya kelainan.
4) Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian O2 dan pemeriksaan kadar
gas darah arteri
Rasional : Mencegah terjadinya hipoglikemia

b. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan.
Tujuan : Tidak terjadi hipotermia
Kriteria :
1) Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C
2) Akral hangat
3) Warna seluruh tubuh kemerahan
Intervensi dan Rasional
1) Letakkan bayi terlentang diatas pemancar panas (infant warmer)
Rasional : Mengurangi kehilangan panas pada suhu lingkungan sehingga
meletakkan bayi menjadi hangat
2) Singkirkan kain yang sudah dipakai untuk mengeringkan tubuh, letakkan bayi
diatas tubuh, letakkan bayi diatas handuk / kain yang kering dan hangat.
Rasional : Mencegah kehilangan tubuh melalui konduksi.
3) Observasi suhu bayi tiap 6 jam.
Rasional : Perubahan suhu tubuh bayi dapat  menentukan tingkat hipotermia
4) Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian Infus Glukosa 5% bila ASI
tidak mungkin diberikan.
Rasional : Mencegah terjadinya hipoglikemia

c. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteri :
1) Bayi dapat minum pespeen / personde dengan baik.
2) Berat badan tidak turun lebih dari 10%.
3) Retensi tidak ada.
Intervensi dan Rasional
1) Lakukan observasi BAB dan  BAK jumlah dan frekuensi serta konsistensi.
Rasional : Deteksi adanya kelainan pada  eliminasi bayi dan segera mendapat
tindakan / perawatan yang tepat.
2) Monitor turgor dan mukosa mulut
Rasional : Menentukan derajat dehidrasi dari turgor dan mukosa mulut.
3) Monitor intake dan out put.
Rasional : Mengetahui keseimbangan cairan tubuh (balance)
4) Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan.
Rasional : Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat
5) Lakukan control berat badan setiap hari.
Rasional : Penambahan dan penurunan berat badan dapat di  monitor
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang
Tujuan : Selama perawatan tidak terjadi komplikasi (infeksi)
Kriteria :
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi.
2) Tidak ada gangguan fungsi tubuh.
Intervensi dan Rasional
1) Lakukan teknik aseptik dan antiseptik dalam memberikan asuhan keperawatan
Rasional : Pada bayi baru lahir daya tahan tubuhnya kurang / rendah.
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Rasional : Mencegah penyebaran infeksi nosokomial.
3) Pakai baju khusus/ short waktu masuk ruang isolasi (kamar bayi)
Rasional : Mencegah masuknya bakteri dari baju petugas ke bayi
4) Lakukan perawatan  tali pusat dengan triple dye 2 kali sehari
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi dan memper-cepat pengeringan tali
pusat karena  mengan-dung anti biotik, anti jamur, desinfektan.
5) Jaga  kebersihan (badan, pakaian) dan  lingkungan bayi
Rasional : Mengurangi media untuk pertumbuhan kuman.
6) Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala cardinal
Rasional : Deteksi dini adanya kelainan
7) Hindarkan bayi kontak dengan sakit
Rasional : Mencegah terjadinya penularan infeksi.
8) Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian antibiotik.
Rasional : Mencegah infeksi dari pneumonia
9) Siapkan pemeriksaan laboratorat  sesuai advis dokter yaitu pemeriksaan DL,
CRP.
Rasional : Sebagai pemeriksaan penunjang.
BAB IIl
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas
Nama : By. Ny. S
TTL : Manado, 20 Oktober 2014
Jenis kelamin : Perempuan
Nama ayah : Tn. S
Umur : 27 th
Nama ibu : Ny. S
Umur : 25 th
Agama : Kristen
Pendidikan ayah : SMA
Pendidikan ibu : SMA
Pekerjaan ayah : Karyawan swasta
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Diagnose medis : BBLR
2. Keluhan utama
Ibu bayi mengeluh bayinya saat lahir memiliki berat badan rendah yaitu 1500 gram.
3. Keluhan lain
Pertambahan berat badan bayi lambat, lemah dan tidak bisa menetek.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dirawat di inkubator, tangisan lemah, gerak agak lemah, bibir kering, tidak ada
kejang.
5. Riwayat kelahiran dan persalinan
a. Antenatal
Ny. S menyatakan kehamilan pertama, G1P0A0, usia 25 tahun, klien periksa ANC
kurang lebih 5 kali di bidan. Klien juga tidak merokok, makan teratur dan tidak
mempunyai riwayat penyakit kehamilan.
b. Intranatal
Ny. S menyatakan, pada hari Rabu tanggal 20 Oktober 2014 ia merasakan
ketuban pecah, namun belum ada tanda persalinan. melahirkan secara spontan di
kamar bersalin RS pukul 17.00 , usia kehamilan 35 minggu 4 hari, kurang bulan,
tidak ada penyulit persalinan, komplikasi persalinan KPD 4 hari, ketuban habis.
c. Postnatal
Bayi lahir langsung menangis. Usaha nafas spontan. Air ketuban habis. APGAR
score 6/8. Tidak ada trauma saat lahir. Klienmendapat Vit K, imunisasi HB 0 dan
salep mata chlorampenikol.

6. Riwayat Keluarga
a. Genogram

Ibu Klien Ayah Klien


25 th 27th

Klien
3 hari

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: bayi ny.S

: tinggal serumah
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ny.S mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada riwayat melahirkan anak
dengan berat badan lahir rendah. Keluarga klien tidak ada riwayat hipertensi,
diabetes, ginjal, jantung.

7. Keadaan kesehatan saat ini


a. Status Nutrisi dan cairan
Bayi mendapat intake oral ASI 1-2cc setiap 3 jam melalui OGT . Residu 0,5-2
cc awal kelahiran berupa lendir, hari selanjutnya berupa ASI. Klien terpasang
IVFD D5% ¼ NS
b. Aktivitas istirahat
Bayi tampak kurang aktif, banyak tidur, menangis keras.
c. Perawatan kebersihan diri
Bayi mandi di dalam inkubator secara sponge bath setiap pagi hari dan
perawatan tali pusat. Popok diganti tiap selesai mandi dan tiap bayi b.a.b serta
sudah b.a.k terlalu banyak. Bayi tampak bersih dan tidak tampak tanda iritasi.
d. Eliminasi
Setelah lahir bayi BAK dan belum BAB. Klien dilakukan lavemen NaCl
setelah 2 hari tidak BAB. Feses mekonium jumlah sedikit.

8. Keadaan psikologis orang tua


Ny. S menyatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya cepat
pulang seperti bayi- bayi lainnya. Ia mengusahakan untuk taat instrusi dokter dan
perawat, agar anaknya cepat pulang. Bayi sangat diinginkan dan seluruh keluarga
mendukung kesehatan bayi. Ibu bayi tampak lelah dan mengeluk ASI keluar sedikit.

9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum :Gerak kurang aktif,menangis kuat, banyak tidur
b. Tanda vital :
N : 122x/menit
RR :44x/menit
S :36,4oC
c. Antropometri
BB : 1580 gr
PB : 39,5 cm
LK : 29 cm
LD : 25 cm
Lila (kiri) : 7 cm
d. Reflek
Bayi memiliki reflek moro yang baik, reflek menggenggam baik dan refleks
menghisap lemah
e. Kepala / Leher
Fontanel lunak, tidak cekung dan tidak menonjol, sutura tepat, wajah simetris.
f. Mata
Terdapat dischart pada mata, sclera tidak ikterik.
g. Mulut
Mulut terlihat kotor dan kering. Tidak terdapat sianosis dan kelainan labio palato
schizis. Terpasang OGT pada mulut bayi untuk mengetahui residu ASI.
h. THT
1) Telinga
Bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum sempurna, tidak ada cairan
abnormal
2) Hidung
Lubang hidung simetris, tidak terdapat pernapasan cuping hidung.
i. Respirasi
Bentuk toraks simetris. Diameter anteroposterior :lateral 1:1. Tidak terdapat
penggunaan otot-otot pernapasan tambahan. Tidak terdapat retraksi dada.
Respirasi 44 kali per menit teratur. Tangisan keras.
j. Kardiovaskuler
HR 122x/menit, kuat, teratur, posisi kiri atas, tidak terdapat sianosis.
k. Gastrointestinal
Tidak terdapat distensi abdomen, bising usus (+), residu berupa lendir dan ASI
0,5-2 cc.
l. Ekstremitas
1) Atas : lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat
2) Bawah : lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat
m. Umbilikus
Tali pusat bayi berwarna hitam pada bagian ujung, namun berwarna kuning
keputihan pada bagian lainnya. Tali pusat belum lepas. Tidak tampak tanda-tanda
infeksi pada tali pusat bayi.
n. Integumen
Kulit berwarna kemerahan, tidak ikterik. Turgor kulit cukup.
10. Terapi
a. Termoregulasi dengan inkubator suhu 34oC
b. ASI eksklusif melaui OGT
c. IVFD D5% ¼ NS
11. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah rutin tanggal 8 september 2013
Parameter Nilai Nilai Normal Satuan
HB 16 14 – 24 g/dl
Hematokrit 43,1 44 – 64 %
Leukosit 28,04 4 - 10,5 3
10 /uL
Trombosit 77 150 – 450 103/uL
Eritrosit 4,30 4,8 – 7,1 6
10 /Ul
MDV 11,1 6,5 – 12 FL
PDW 17,3 9 – 12 %
PCT 0,1 0,108 – 0,282 %

b. Pemeriksaan GDS tanggal 9 September 2013 jam 18.00 WIB


GDS :82 mg/dl
12. Pola Fungsional Menurut Gordon
a. Pola persepsi kesehatan / pennganan kesehatan
Pasien lahir dengan kondisi premature dengan umur kehamilan 32 minggu,
lakukan penghangatan daban dalam incubator dan pemasangan NGT
b. Pola nutrisis / metabolic
Asien diberi susu formula dengan enggunakan selang NGT
c. Pola eliminasi
Pasien BAB berwarna hitam dengan konsistensi lembek

d. Pola aktivitas
Pasien berbaring didalam incubator dengan melakukan pergerakan lemah
e. Pola tidur / istirahat
Waktu tidur pasien tidak teratur, sering terbangun dan menangis, tidur
sekitar 6 jam
f. Pola persepsi kognitif
-
g. Pola konsep diri
Pasien sering menangis karena suhu tubuh naik turun
h. Pola peran / hubungan
Hubungan pasien dengan orangtuanya menjadi jauh karena harus dirawat
diruang incubator
i. Pola seksualitas / reproduksi
Jenis kelamin perempuan dan tidak ada kelainan
j. Pola kping/ toleransi stress
-
k. Pola nilai / kepercayaan
-
B. ANALISIS DATA
No Data Masalah Penyebab
1 DS : - Ketidakefektifan Imaturitas
DO : termoregulasi termoregulasi
a. UK : 35+4 mg dalam tubuh,
b. BB : 1580 gram kurangnya
c. Nadi : 122 x/menit cadangan lemak
d. Suhu : 36,4 °C subkutan
e. RR : 44 x/menit
f. Ekstermitas kadang teraba dingin
2 DS : - Resiko infeksi Pertahanan tubuh
DO : tidak adekuat,
a. Riwayat komplikasi persalinan : prematuritas,
KPD 4 hari status imun
b. Leukosit 28,04 103 UL menurun
c. BB : 1580 gram
d. Nadi : 122 x/menit
e. Suhu : 36,4 °C
f. RR : 44 x/menit
g. Terdapat tali pusat yang masih
mongering
h. Terpasang infuse di ekstermitas atas
kanan
3 DS : - Ketidakseimbangan Prematuritas,
DO : nutrisi : kurang dari ketidakmampuan
a. Bayi terpasang OGT kebutuhan tubuh mengabsorbsi
b. Bayi tidak dapat menetek ibu nutrient
c. BB 1580 gram
d. Terpasang IVFD D5% di tangan
kanan
e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam
f. Bibir tampak kering
4 DS: Ansietas orang tua Hospitalisasi
a. Ny. S menyatakan khawatir dengan anak
keadaan anaknya. Ia menginginkan
anaknya cepat pulang.
b. Ia menyatakan khawatir dengan
berat badan anaknya yang menurun
c. Ibu klien mengeluh produksi ASI
sedikit
DO:
g. Ibu klien tampak cemas terhadap
keadaan klien
h. Ibu klien tampak lelah dan mata
berkantung

C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN.
1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam
tubuh, ditandai dengan :
DS :
Ibu bayi menyatakan suhu anaknya tidak stabil, kadang tinggi, kadang rendah.
DO :
a. UK : 35+4 mg
b. BBL : 1500 gram
c. Nadi : 122 x/menit
d. Suhu : 36,4 °C
e. RR : 44 x/menit
2. Resiko Infeksi b.d Pertahanan tubuh tidak adekuat, prematuritas, status imun menurun
ditandai dengan :
DS : -
DO :
a. Riwayat komplikasi persalinan : KPD 4 hari
b. Leukosit 28,04 103 UL
c. BB : 1580 gram
d. Nadi : 122 x/menit
e. Suhu : 36,4 °C
f. RR : 44 x/menit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ditandai dengan :
DS : -
DO :
a. Bayi terpasang OGT
b. Bayi tidak dapat menetek ibu
c. BB 1580 gram
d. Terpasang IVFD D5% di tangan kanan
e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam
f. Bibir tampak kering
4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, ditandai dengan:
DS:
a. Ny. S menyatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya
cepat pulang.
b. Ia menyatakan khawatir dengan berat badan anaknya yang menurun
c. Ibu klien mengeluh produksi ASI sedikit
DO:
a. Ibu klien tampak cemas terhadap keadaan klien
b. Ibu klien tampak lelah dan mata berkantung
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama : By. Ny “S” Dx Medis : BBLR
Umur : BBL
NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau suhu tiap 6 jam 1. Menilai perkembangan
termoregulasi keperawatan selama 3 x 24 termoregulasi bayi
berhubungan dengan jam, suhu tubuh bayi stabil 2. Pantau gejala hipotermi dan 2. Mengetahui lebih dini adanya
maturitas termoregulasi dengan kriteria hasil : hipertermi gejala hipotermi dan
dalam tubuh, kurangnya  Suhu normal 36-37,5 C hipertermi sehingga lebih
cadangan lemak  Akral hangat cepat teratasi
subkutan d.d : 3. Atur suhu inkubator sesuai 3. Menjaga bayi tetap hangat
 Bayi tidak menggigil dan
DS : - program terapi kolaborasi
tidak kepanasan
DO : 4. Anjurkan ibu penggunaan 4. Menjaga kehangatan bayi dan
 Bayi tidak pucat
a. UK : 35+4 mg kangguru mother care dapat meningkatkan berat
b. BB : 1580 gram setelah keadaan bayi stabil badan bayi
c. Nadi : 122 x/menit 5. Menjaga kebersihan bayi
5. Mandikan bayi dalam dengan tetap mempertahankan
d. Suhu : 36,4 °C
inkubator secara sponge bath kehangatan
e. RR : 44 x/menit
dengan air hangat
f. Ekstermitas kadang
teraba dingin

2 Resiko Infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan a. Kaji TTV dan tanda infeksi a. Menentukan intervensi lebih
Pertahanan tubuh tidak keperawatan selama 3 x 24 b. Lakukan perawatan  tali lanjut
adekuat, prematuritas, jam, klien terhindar dari pusat b. Mencegah terjadinya infeksi
status imun menurun infeksi, dengan kriteria c. Anjurkan ibu mencuci dan memper-cepat
ditandai dengan : hasil: payudara sebelum memeras pengeringan tali pusat
DS : -  TTV normal ASI, kontak dengan bayi c. Meminimalkan terjadinya
DO :  AL normal d. Kolaborasi pemeriksaan infeksi silang ibu dan bayi
a. Leukosit 28,04  Tidak ada tanda letargi darah lengkap terutama d. Leukosit tinggi
b. BB : 1580 gram leukosit mengindikasikan adanya
c. Nadi : 122 x/menit infeksi
d. Suhu : 36,4 °C
e. RR : 44 x/menit
3 Ketidakseimbangan Setelah diberi asuhan 1. Pantau intake dan output 1. Mengetahui keseimbangan
nutrisi kurang dari keperawatan selama3x24 nutrisi nutrisi bayi
kebutuhan tubuh jam kebutuhan nutrisi klien 2. Pantau BB setiap hari 2. Mengetahui perkembangan
berhubungan dengan terpenuhi dengan criteria : 3. Lakukan perawatan mulut bayi
prematuritas, a. TTVnormal 4. Lakukan pengecekan 3. Memberikan kenyamanan
ketidakmampuan b. Tidak ada tanda residu lambung pada bayi
mengabsorbsi nutrient hipoglikemi 5. Ajarkan ibu cara 4. Mengetahui kapasitas
ditandai dengan : c. BB meningkat menyiapkan ASI yang lambung bayi
DS : - 15gram/hari benar 5. Mencegah kerusakan ASI
DO : d. Tidak ada residu 6. Berikan intake ASI tiap 3 untuk mencukupi kebutuhan
lambung
a. Bayi terpasang OGT e. Bibir lembab jam melalui OGT nutrisi bayi
b. Bayi tidak dapat 7. Kelola pemberian IVFD 6. Nutrisi yang sedikit tapi
menetek ibu D5% sering untuk lambung yang
c. BB 1580 gram belum matur
d. Terpasang IVFD 7. Memberi tambahan asupan
D5% di tangan nutrisi
kanan
e. Terdapat residu 0,5 -
2 cc/ 3 jam
f. Bibir tampak kering
4 Ansietas orang tua Setelah diberi asuhan 1. Dorong keluarga 1. Berbagi informasi membentuk
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 pasien/orang terdekat untuk dukungan atau kenyamanan
hospitalisasi anak, jam, ansietas berkurang mengkomunikasikan dengan dan dapat menghilangkan
ditandai dengan: dengan kriteria: seseorang, berbagi tegangan terhadap
DS:  Ibu klien tampak tenang pernyataan dan masalah. kekhawatiran yang tidak
a. Ibu klien  Ibu klien melaporkan diekspresikan.
menyatakan cemas berkurang 2. Berikan informasi mengenai 2. Mengetahui kondisi bayi
khawatir dengan  Ibu klien melaporkan keadaan bayi saat ini, apa menurunkan kecemasan
keadaan anaknya. Ia produksi asi bertambah yang dapat membuat lebih orangtua.
menginginkan  Ibu klien mengerti baik, dan apa yang membuat
anaknya cepat tentang perawatan klien lebih buruk
pulang. 3. Ajarkan dan anjurkan klien
b. Ibu klien teknik relaksasi dengan
menyatakan nafas dalam. 3. Memberikan control situasi,
khawatir dengan meningkatkan perilaku
berat badan anaknya positif.
yang menurun
c. Ibu klien mengeluh
produksi ASI sedikit
DO:
a. Ibu klien tampak
cemas terhadap
keadaan klien
b. Ibu klien tampak
lelah dan mata
berkantung
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No
Implementasi Evaluasi
Dx
1 Rabu, 22 oktober 2014 S:-
8.30 O : Bayi bersih, tali pusat menghitam
Memandikan bayi dalam inkubator kering, tidak menggigil
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Jaga kehangatan
1 Rabu, 22 oktober 2014 S:-
1.1 O : T : 36,5 oC , HR 130 x/ menit
Mengukur vital sign A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Rabu, 22 oktober 2014 S:-
16.00 O : T :38,4 oC, HR 127x/menit
Mengukur vital sign A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Rabu, 22 oktober 2014 S:-
16.30 O : T : 36,4oC, suhu incubator diturunkan
Memberikan kompres hangat A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantai suhu incubator
1 Kamis, 23 oktober 2014 S:-
02.00 O : T :36,5 oC, HR 103x/menit
Mengukur vital sign A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Kamis, 23 oktober 2014 S:-
O : Bayi bersih, tali pusat menghitam
Jam 8.30 kering, tidak menggigil
Memandikan bayi dalam incubator A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Jaga kehangatan
1 Kamis, 23 oktober 2014 S:-
Jam 10.00 O : T :36,2 oC, HR 123x/menit
Mengukur vital sign A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Kamis, 23 oktober 2014 S:-
Jam 16.00 O : T :36 oC, HR 119 x/menit
Mengukur vital sign A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
2 Rabu, 22 oktober 2014 S :-
9.00 O : Tali pusat kering menghitam, tidak
Melakukan perawatan tali pusat ada tanda infeksi, tidak tertutup
A : Risiko infeksi, tujuan tercapai
sebagian
P : Lakukan perawatan setiap hari
2 Rabu, 22 oktober 2014 S :Ibu mengatakan paham terhadap
20.30 anjuran
Menganjurkan ibu mencuci payudara O : Ibu tampak mengerti dengan anjuran
sebelum memerah asi dan cuci perawat
tangan sebelum kontak dengan bayi A : Risiko ifeksi, tujuan tercapai sebagian
2 Kamis, 23 oktober 2014 S :-
Jam 9.00 O : Tali pusat kering menghitam, tidak
Melakukan perawatan tali pusat ada tanda infeksi, tidak tertutup
A : Risiko infeksi, tujuan tercapai
sebagian
P : Lakukan perawatan setiap hari
3 Selasa , 20 oktober 2014 S :-
Jam 21.00 O : Residu 0,5 cc berupa ASI, dibuang
Mengecek residu lambung A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian
P : Berikan intake melalui ogt sesuai
kapasitas lambung
3 Selasa, 20 oktober 2014 S:-
Jam 21.00 O : Nutrisi masuk 1 cc
Memberikan nutrisi melalui ogt ASI A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian
P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
3 selasa, 20 oktober 2014 S:-
Jam 21.00 O :Intake : ASI 1 cc, IVFD D5%, output:
Memantau intake dan output bayi urin, residu 0,5 cc
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian
P : Pantau setiap 3 jam
3 Rabu, 21 oktober 2014 S: -
Jam 9.00 O : Mulut lebih kering dan bersih
Melakukan oral hygiene A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian
P : Lakukan setiap 2 hari
3 Rabu, 21 oktober 2014 S :-
Jam 9.00 O : Residu 1 cc berupa ASI, dimasukkan
Mengecek residu lambung A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian
P : Berikan intake melalui ogt sesuai
kapasitas lambung
3 Rabu, 21 Oktober 2014 S:-
Jam 9.00 O : Nutrisi masuk 1 cc
Memberikan nutrisi melalui ogt ASI A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian
P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
3 Rabu, 21 Oktober 2014 S:-
Jam 9.00 O :Intake : ASI 1 cc, IVFD D5%, output:
Memantau intake dan output bayi residu 1 cc
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian
P : Pantau setiap 3 jam
3 Kamis, 22 Oktober 2014 S :-
Jam 9.00 O : tidak ada residu
Mengecek residu lambung A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian
P : Berikan intake melalui ogt sesuai
kapasitas lambung
Kamis, 22 Oktober 2014 S:-
Jam 9.00 O : Nutrisi masuk 2 cc
Memberikan nutrisi melalui ogt ASI A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian
P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
Kamis, 22 Oktober 2014 S:-
Jam 9.00 O :Intake : ASI 2 cc, IVFD D5%, output:
Memantau intake dan output bayi urin
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian
P : Pantau setiap 3 jam
4 Selasa, 20 Oktober 2014 S: Ibu klien mengatakan cemas dengan
Jam 17.00 kondisi anaknya
Mengkaji tingkat kecemasan ibu bayi O : Ibu klien tampak lelahdan cemas
A : Ansietas sedang orang tua, tujuan
tercapai sebagian
P : Berikan penjelasan yang dibutuhkan
klien
4 Selasa, 20 Oktober 2014 S: Ibu klien mengatakan lebih mengetahui
Jam 17.00 keadaan klien
Memberikan penjelasan terhadap O :Ibu klien tampak mengerti
ketidakpahaman ibu klien A : Ansietas orang tua, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan penjelasan yang dibutuhkan
klien
BAB lV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menguraikan pelaksanaan asuhan keperawatan bayi baru lahir pada

By. Ny. S dengan berat badan lahir rendah, yang dilaksanakan pada selama 3 hari mulai tanggal

20 sampai 22 Oktober 2014, untuk itu penulis membahas melalui tahap-tahap dalam proses

keperawatan.

A. Pengkajian Keperawatan

Pada pengkajian penulis menggunakan metode pendekatan malaui observasi, wawancara

pada orang tua pemeriksaan fisik dengan head to toe. Setelah data tersebut terkumpul

kemudian di kelompokan dan di analisa untuk ditegakkan diagnosa keperawatan. Dari hasil

pengkajian yang telah dilakukan terdapat sebagian perbedaan data yang ada dalam teori dan

praktek yang penulis temukan saat pengkajian. Tidak semua data dalam teori penulis temukan

saat pengkajian. Tidak semua data dalam teori penulis temukan pada klien. Ini dikarenakan

respon dari tiap orang terhadap suatu gangguan berbeda.

B. Tahap diagnosa keperawatan

Pada tahap ini, secara teori terdapat 4 diagnosa keperawatan pada klien dengan berat

badan lahir rendah, dan dalam kasus yang penulis temukan ada 4 diagnosa keperawatan yaitu:

pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan, keterbatasan

perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik,

thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan

lemak tubuh subkutan, Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas,Resiko infeksi

berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.


C. Tahap perencanaan keperawatan

Pada tahap ini, apa yang menjadi tujuan keperawatan dan hasil ynag diharapkan disusun

dengan menggunakan beberapa komponen yaitu pemantauan prioritas masalah berdasarkan

respon dan yang palingmengancam kehidupan klien, pemantauan tujuan kriteria hasil yang

sesuai dengan SMART (spesific, measurable, acceptable, reasonable, time), pemantauan

intervensi keperawatan dan rasional.

Dari 4 diagnosa yang penulis angkat yang sama dengan teori, tapi tidak sesuai intervensi

penulis masukan dalam perencanaan karena disesuaikan dengan keadaan dan fasilitas yang

tersedia.

D. Tahap pelaksanaan keperawatan

Dalam pelaksanaan keperawatan, tidak semua kegiatan mandiri yang direncanakan oleh

penulis bisa diterapkan pada klien. Dan tindakan kolaborasi khususnya dalam pemberian obat,

tidak semua diberikan karena disesuaikan dengan kebutuhan terapi dari klien.

E. Tahap evaluasi keperawatan

Evaluasi pelaksanaan keperawatan merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan

dengan cara mengidentifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau

tidak. Pada tahap evaluasi keperawatan penulis menggunakan evaluasi sumatif yang

dilaksanakan segera setelah pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi formatif dengan

menggunakan format SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Palnning) yang dilaksanakan

berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam tujuan keperawatan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari diagnosa keperawatan yang

penulis angkat belum semua diagnosa keperawatan yang teratasi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada By. Ny. S dengan dx medis BBLR
KB KMK KPD 4 hari didapatkan 4 diagnosis keperawatan yaitu :
1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam
tubuh
2. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh menurun, prematuritas,
pertahanan tubuh tidak adekuat
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hosptalisasi anak
Dari kelima diagnosis keperawatan di atas semua teratasi sebagian :
1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam
tubuh karena bayi masih mendapat terapi incubator
2. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh menurun, prematuritas,
pertahanan tubuh tidak adekuat karena tali pusat bayi masih dalam proses
pengeringan, bayi masih terdapat luka prosedur invasive infuse D5%
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient karena klien masih mendapat
nutrisi melalui OGT
4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hosptalisasi anak karena ibu klien masih
tampak sedikit cemas
B. Saran

Untuk perawat
1. Diharapkan dapat menjaga kerjasama yang bagus yang sudah terjalin antara sesama
perawat maupun tim kesehatan lain
2. Diharapkan memeprtahankan dan meningkatkan kinerja dalam melakukan asuhan
keperawatan sesuai standar
3. Diharapkan dapat mempertahanan sikap profesional dan ramah tamah kepada klien
Untuk praktikan
1. Diharapkan mampu menerapkan teori yangsudah dipelajari dengan praktik nyata di
Ruang NICU RISUD Wates
2. Diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan yang singkat untuk mendapatkan
pembelajaran yang banyak di NICU RSUD Wates
3. Diharakan aktif bertanya kepada perawat maupun tim kesehatan lainnya apabila ada hal
yangbelum dimengerti
Untuk Keluarga Klien
1. Diharapkan selalu menaati program pengobatan yang ada
2. Diharakan mampu kooperatif terhadap semua instruksi dari para tenaga kesehatan
Daftar Pustaka

Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke
dua.Bandung : FKU Padjadjaran.

Markum. 1998. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Ajar Jilid 1, Bagian Kesehatan Anak , Fakultas UI,
Jakarta.

Proverawati, Atikah, SKM MPh dan Cahyo Ismawati S, S Berat Badan lahir Rendah DLkpi :
Asuhan pada BBLR. Jakarta : Pustaka Tarbiyah Baru

Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.

Shelov, Steven P dan Hannemann, Robert E. 2004. Panduan Lengkap Perawatan Bayi Dan
Balita. The American Academy Of Pediatrics.
Jakarta : ARCAN.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : FKUI.

Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

Supartini,Asrining. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : Penerbit EGC.

Anda mungkin juga menyukai