Anda di halaman 1dari 18

ASKEP NEONATUS DENGAN BBLR

Dosen Pengampuh : Ns. Ferdinand Koampa S.Kep

Di Susun Oleh :
Kelompok 2

1. Anastasya Qurtiva Z.A Eky (1801007)


2. Thieny H.I Mumekh (1801032)
3. Prayoga Mamonto (1801059)
4. Fatrawati Bahuwa (1801084)

Kelas : 5c Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)MUHAMMADIYAH MANADO
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Salam serta salawat tak
lupa pula kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, ialah
seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman yang
terang benerang seperti yang kita rasakan sepertti saat-saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada Bapak Dosen yang Sebelumnya telah
menjelaskan. Makalah yang berjudul "Askep Dengan BBLR" Ini kami buat untuk
memperdalam ilmu askep tentang pengetahuan Pada bayi dengan BBLR.
Kami dari kelompok 2 menyadari dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman
yang kami miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami
dengan menyediakan sumber informasi, memberikan masukan pemikiran, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah
ini diwaktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan
orang banyak supaya mengetahui apa-apa yang ada dalam Mata Kuliah Gawat
Darurat II.

Manado, 02 November 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI
Halaman judul........................................................................................................
Kata pengantar.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Manfaat………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian...................................................................................................................
B. Etiologi........................................................................................................................
C. Patofisiologi……………………………………………………..……..………………
D. Maniefestasi Klinis…………………………………………………………………….
E. Pathway…………………………………………………………………..…..………..
F. Penatalaksanaan……………………………………………………..…..…………….
G. Pemeriksaan Penunjang……………………………………………………..…………

BAB III TINJAUAN ASKEP


A. Kasus……………………………………………………………………………….
B. Pengakajian…………………………………………………………………………
C. Analisa Data………………………………………………………………………..
D. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………………..
E. Intervensi Keperawatan……………………………………………………………..
F. Implementasi Keperawatan…………………………………………………………
G. Evaluasi……………………………………………………………………………...

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...
B. Saran………………………………………………………………………………….

Daftar pustaka..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BBLR atau Berat Badan lahir Rendah adalah suatu keadaan dimana bayi lahir dengan
berat kurang dari proporsi berat badan lahir normal yaitu <2500 gram pada anak umur 0-
59 bulan. Komplikasi yang ditimbulkan dari BBLR yaitu mudah terserang infeksi
penyakit. Penanganannya kasus anak dengan berat badan lahir rendah yaitu dengan
memonitor suhu bayi dan memperbaiki status nutrisi.
Hasil penelitian Cyndi Febria Rinoni (2019) Berat Badan Lahir Rendah adalah istilah
yang digunakan untuk menyatakan berat lahir bayi kurang dari 2.500 gram yang tidak
hanya mengacu pada bayi premature namun juga pada bayi cukup bulan yang mengalami
hambatan petumbuhan saat kehamilan. Berat Badan Lahir rendah memiliki
kecenderungan mudah terserang infeksi dan komplikasi. Masalah BBLR yang sering
terjadi adalah gangguan system peranafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskuler,
hematologi, gastrointestinal,ginjal, dan termoregulasi.
Berdasarkan riset kemenkes RI di Indonesia Proposi berat badan lahir 2.500gram
(BBLR) pada anak umur 0- 59 bulan menurut data riset provinsi Jawa Tengah 6,0% dan
untuk rata-rata proporsi berat badan untuk seluruh provinsi di Indonesia mencapai 6,2%,
sedangkan berdasarkan data hasil riset dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung
khususnya di desa Parakan (2017). Jumlah bayi yang mengalami berat badan lahir
rendah mencapai sebanyak 97,8 orang.
Menurut penelitian Hiyatush sholihah (2015) Kejadian berat bayi lahir rendah
semakin berisiko terjadi pada kehamilan pertama atau primigravida. Primigravida pada
masa remaja <20 tahun berisiko terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan.
Menurut penelitian Wira Septa (2010) terdapat dua penyebab utama yaitu premature
dan janin tumbuh lambat (Intrauterine Growth Retardation/IUGR) bayi kecil untuk masa
kehamilan atau IUGR adalah bayi lahir cukup bulan tetapi berat lahir kurang. Hal ini
terjadi akibat terganggunya pertumbuhan janin dalam Rahim
B. Rumusan Masalah
 1. Pengertian BBLR ?
2. Apa Etiologi BBLR ?
3. Patofisiologi BBLR?
 4. Manifestasi Klinis BBLR ?
5. Pathway BBLR
6. Penatalaksanaan BBLR?
7. Pemeriksaan Penunjang BBLR?

C. Manfaat
1. Mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan BBLR
2. Mahasiswa mengerti etiologi BBLR
3. Mahasiswa mengerti Patofisiologi BBLR
4. Mahasiswa mengerti Manifestasi Klinis BBLR
5. Mahasiswa mengetahui Pathway BBLR
6. Mahasiswa mengetahui Penatalaksanaan BBLR
7. Mahasiswa mengetahui Pemeriksaan Penunjang pada BBLR
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau
kurang pada saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan
intrauterine kurang dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau
sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).
Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan
memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).

Klasifikasi BBLR :
1. Klasifikasi berdasarkan Berat badan:
a. Bayi berat badan sangat rendah,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
1000 gram.
b. Bayi berat badan lahir sangat rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang
1.500 gram
c. Bayi berat badan lahir cukup rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan 1501-
2500 gram
2. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan :
a. Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum mencapai 37
minggu
b. Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42 minggu.
c. Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari 42 minggu
3. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan dan berat badan:
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)/small-for-gestational-age(SGA) adalah Bayi
yang lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intra uteri dengan berat badan terletak
dibawah persentil ke-10 dalam grafik pertumbuhan intra-uteri.
b. Bayi sesuai dengan masa kehamilan (SMK)/appropriate-for-gestational-age(AGA). Bayi
yang lahir dengan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan,yaitu berat
badan terletak antara persentil ke-10 dan ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra –uterin.
c. Bayi besar untuk masa kehamilan/large-for-gestational-age(LGA). Bayi yang lahir dengan
berat badan lebih untuk usia kehamilan dengan berat badan terletak diatas persentil ke-90
dalam grafik pertumbuhan intra-uteri
Berdasarkan pengelompokan tersebut atas,BBLR dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Bayi Prematur
Adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan sama
dengan atau kurang dari 2.500 gram.
Tanda-tanda Bayi Premature :
a. Panjang badan kurang dari atau sama dengan 46 cm
b. Panjangnya kuku belum melewati ujung jari
c. Lingkar kepala kurang dari atau sama dengan 33 cm
d. Lingkar dada kurang dari atau sama dengan 30 cm
e. Rambut lanugo masih banyak
f. Jaringan subkutan tipis atau kurang
g. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
h. Tumit mengkilap,telapak kaki halus
i. Pada wanita labia mayora belum menutupi labia minora, pada bayi laki-laki testis
belum turun
Penyebab kelahiran Prematur :
a. Faktor Ibu
1) Toksemia gravidarum,yaitu preeklamsi dan eklamsi
2) Kelainan bentuk uterus (uterus bikornis, inkompeten serviks)
3) Tumor(mioma uteri, s istoma)
b. faktor janin
1) Kehamilan ganda
2) Hidramnion
3) Ketuban pecah dini
4) Infeksi (rubeolla, sifillis,toksoplasmosis
5) Insufisiensi plasenta
c. Faktor Plasenta :
1) Plasenta previa
2) Solusio plasenta
Penyulit yang dapat terjadi :
a. Hipotermi
b. Sindrom gawat nafas
c. Hipoglikemia
d. Perdarahan intra cranial
e. Rentan terhadap infeksi
f. Hiperbilirubinemia
g. Kerusakan integritas kulit
2. Bayi Dismatur
Dismaturitas adalah Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk masa kehamilan.yaitu berat badan di bawah persentil 10 pada kurva
pertumbuhan intra uteri, biasa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan
(KMK/AGA).

Tanda-tanda Bayi Dismatur :


a. Panjang badan lebih dari 45 cm, berat badan lebih dari 2.500 gram
b. Kulit kering dan keriput
c. Rambut panjang dan banyak
Fakto yang menyebabkan gangguan pertumbuhan intra uterin meliputi:
a. Faktor Janin : Infeksi kronis, Kelalinan congenital
b. Faktor plasenta : Berat plasenta kurang, Plasentitis vilus, Infark tumor.
c. Faktor ibu : Pre eklamsi, Hypertensi, Kelainan pembuluh darah.
Stadium Bayi Dismatur :
a. Stadium pertama : Bayi tampk kurus dan lebih panjang, Kering seperti perkamen,tetapi
beklum terdapat noda mekonium.
b. Stadium kedua : Bayi tampk kurus dan lebih panjang, Kering seperti perkamen,tetapi
beklum terdapat noda mekonium, Kehijauan pada kulit plasenta dan umbilicus.
c. Stadium ketiga : Bayi tampk kurus dan lebih panjang, Kering seperti perkamen,tetapi
beklum terdapat noda mekonium, Kehijauan pada kulit plasenta dan umbilicus, Kulit, kuku ,
tali pusat berwarna kuning
Masalah yang dapat terjadi :
a. Syndrom aspirasi mekonium
b. Hipoglikemia simtomatik
c. Penyakit membran hialin
d. Hiperbilirubinemia

B. Etiologi
Terjadinya lahir prematur / BBLR pada bayi disebabkan oleh berbagai macam faktor
diantaranya :
1. Faktor Ibu
a. Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
b. Usia
c. Keadaan Sosial Ekonomi
d. Faktor lain
2. Faktor Janin
3. Faktor Uterus dan Plasenta

C. Patofisiologi
Berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor ibu, faktor janin
dan faktor lingkungan. Faktor ibu meliputi penyakit yang diderita ibu, usia ibu saat hamil
kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, keadaan sosial ekonomi. Faktor janin meliputi
hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom. Faktor lingkungan meliputi tempat
tinggal, radiasi, dan zat- zat beracun. Dimana faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim sehingga mengalami gangguan dan suplai
makanan ke bayi jadi berkurang. Hal tersebut dapat mengakibatkan bayi lahir prematur atau
dismatur dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Jika hal tersebut terjadi, maka bayi
dituntut untuk beradaptasi pada kehidupan ekstrauterin sebelum organ dalam tubuhnya
berkembang secara optimal.
5PATHWAYS

(Proverawati, 2010)
D. Manifestasi Klinik
Tanda dangejala yang dijumpai pada Bayi Berat Lahir Rendah antara lain :
1. Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar
kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3. Kepala lebih besar dari badan.
4. Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
5. Lemak sub kutan kurang.
6. Ubun – ubun dan sutura melebar
7. Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora (pada
wanita) pada pria testis
8. Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.
9. Rambut halus dan tipis.
10. Banyak tidur dan tangis lemah.
11. Kulit tampak mengkilat dan licin
12. Pergerakan kurang dan lemah.
13. Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang dan refleks
batuk masih lemah.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3,
hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau
hemolisis berlebihan ).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl
pada 3-5 hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata
40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa gas darah.
VI. Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan :
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang
penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun
kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,
terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan,
dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka
dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat
(20-34 tahun).
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
Pengobatan :
1. Terapi
Karena belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan
perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan perlu diperhatikan :
a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR. Bayi prematuritas dengan cepat
akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermi, karena pusat pengaturan panas badan
belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, permukaan badan relatif luas. Oleh
karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim. Dengan pengaturan suhu pada bayi dengan berat badan di bawah 2
kilogram dengan suhu inkubator 35°C, bayi dengan berat badan 2-2,5 kilogram dengan suhu
inkubator 34°C, suhu inkubator diturunkan 1°C setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan
pada suhu lingkungan kurang lebih 24-27°C.
b. Makanan bayi premature
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan
belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gram/kgBB dan kalori 110 kal/kgBB,
sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah
lahir dan didahului dengan mengisap cairan lambung. Refleks mengisap masih lemah,
sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang
lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan.
Bila faktor mengisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok
perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang
diberikan sekitar 50-60 cc/kgBB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200
cc/kgBB/hari.
c. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah,
kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibody belum sempurna. Oleh karena
itu, upaya preventifsudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi
persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi
prematuritas sebaiknya secara khusus dan terisolasi dengan baik.
2. Tindakan medik
a. Intubasi
Dilakukan pada bayi prematur dengan berat badan lahir rendah yang mengalami pernafasan
periodik yang berat serta mengalami serangan apnea yang menetap.
b. Oksigen tambahan
Tujuan pemberian oksigen tambahan untuk mengatasi hipoksemia, dalam pemberian oksigen
tambahan harus dilakukan secara hati-hati karena tekanan oksigen yang tinggi di dalam arteri
bayi prematur merupakan faktor penting dalam menyebabkan retinopati prematuritas
BAB III
TINJAUAN ASKEP TEORI
A. Pengkajian

1. Data biografi : Nama, jenis kelamin, usia, riwayat kehamilan (usia kehamilan biasanya
antara 24 sampai 37 minggu), komplikasi kehamilan dan persalinan, jenis persalinan.
2. Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120 sampai
160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat, pengisisan
capilary refill (kurang dari 2-3 detik).
3. Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot aksesoris,
cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 40-
60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau ronkhi.
4. Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit mengkilat),
peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah, warna,
karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan megisap yang lemah.
5. Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah, warna, berat
jenis, dan PH).
6. Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro, menghisap,
mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang
dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut
dan lunak.
7. Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
8. Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan infus),
tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
9. Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang
badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33
cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm, lingkar lengan atas, lingkar perut,
keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol,
sedangkan pada laki-laki skrotum belum berkembang, tidak menggantung dan testis belum
turun., nilai APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulit keriput.
10. Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan darah lengkap, Pemeriksaan fungsi hati,
Pemeriksaan AGD.
B. Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan neuromuscular.
2. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.
4. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
5. Resiko kekurangan / kelebihan cairan berhubungan fisiologis imatur.
6. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan struktur kulit imatur, penurunan
status nutrisi dan prosedur invasif.
7. Resiko cidera karena peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan sistem saraf
pusat imatur dan respon stress fisiologis.
8. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan perpisahan dari orang
tua.
9. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan, hospitalisasi
sekunder.

C. Rencana Asuhan Keperawatan


N
Dx. Keperawatan TUJUAN Intervensi
o
1 Tidak efektifnya pola Pola nafas Mandiri :
nafas b.d imaturitas pusat efektif 1..       - Kaji frekwensi pernafasan dan pola
pernafasan, keterbatasan Dengan pernafasan..
perkembangan  otot,  Kriteria 2.     - Hisap jalan nafas sesuai kebutuhan.
penurunan energi/ Hasil : 3.      Pertahankan suhu tubuh optimal
kelelahan, RR 30-60
4.      - Posisikan bayi  pada abdomen atau
ketidakseimbangan x/mnt posisi terlentang dengan gulungan
metabolik Sianosis (-) popok di bawah bahu untuk
Sesak (-) menghasilkan sedikit hiperekstensi.
Ronchi (-) kolaborasi:
Whezing (-)
1.      - Pantau pemeriksaan laboratory (GDA,
glukosa serum, elektrolit ).
2.      - Berikan oksigen sesuai indikasi
2 Tidak efektifnya Suhu tubuh Mandiri
termoregulasi b.d kembali 1.       - Observasi tanda-tanda vital.
imaturitas control dan normal. 2.      - Tempatkan bayi pada inkubator.
pengatur suhu dan Kriteria 3.      - Ganti pakaian setiap basah
berkurangnya lemak Hasil :
subcutan didalam tubuh. Suhu 36-37 Kolaborasi:
C. 1.      - Kolaborasi pemberian D-10 W dan
Kulit ekspander  volume secara intra vena bila
hangat. diperlukan.
Sianosis (-)2.      - Berikan obat-obatan  sesuai indikasi
Ekstremitas fenobarbital, natrium bikarbonat
hangat
3 Resiko tinggi infeksi Infeksi Mandiri :
berhubungan dengan tidak 1.      - tingkatkan  cara-cara  mencuci tangan
respon imun imatur terjadi. pada staf, orang tua  dan pekerja lain.
Kriteria 2.      - Pantau pengunjung akan adanya lesi
Hasil : kulit.
Suhu 36-37
3.      - Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi,
C misalnya : suhu, letargi atau perubahan
Tidak ada perilaku. 
tanda-tanda4.      - Lakukan perawatan tali pusat sesuai
infeksi kit.
Leukosit 5.      Berikan ASI untuk pemberian makan
5.000– bila tersedia.
10.000 Kolaborasi
Berikan antibiotika sesuai indikasi
4 Resiko gangguan nutrisi Nutrisi Mandiri :
kurang dari kebutuhan b.d terpenuhi 1.      Timbang berat badan bayi saat
ketidakmampuan setelah menerima  di ruangan perawatan dan
mencerna nutrisi Kriteria setelah itu setiap hari.
(Imaturitas saluran cerna) hasil : 2.      Auskultasi bising usus,  perhatikan
Reflek adanya  distensi  abdomen, dan perilaku
hisap dan menghisap.
menelan 3.      Lakukan pemberian makan oral awal
baik dengan 5-15 ml air steril, kemudian
Muntah (-) dextrose dan air sesuai protokol rumah
Kembung(- sakit.
) Kolaborasi :
BAB lancar1.       Berikan glukosa dengan segera peroral atau
Berat badan intravena bila kadar dextrostik kurang dari 45
mg/dl.
meningkat
15 gr/hr
Turgor
elastis.

D. Implementasi

Menurut Nursalam (2001) pelaksanaan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik (Lyer et al, 1996). Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan dengan harapan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.
Dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan BBLR yang harus diperhatikan
adalah timbang berat badan setiap hari dan observasi tanda-tanda vital, memberikan minum,
rawat klien dalam inkubator, berikan posisi semi fowler dan kolaborasi pemberian oksigen
tambahan.

E. Evaluasi

Menurut Nursalam (2001) evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor”kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan
pelaksanaan tindakan.
Adapun evaluasi yang diharapkan pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
adalah oksigenisasi klien kembali adekuat, klien dapat mempertahankan suhu tubuh yang
stabil, klien tidak mengalami infeksi, kebutuhan nutrisi klien kembali terpenuhi, kebutuhan
cairan klien kembali seimbang, integritas kulit klien tetap utuh, klien tidak mengalami cidera,
klien mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal, keluarga klien menunjukkan
perilaku kedekatan yang positif.
BAB IV

PENUTUP

 
A. Kesimpulan
  Masalah utama pada pasien dengan berat badan lahir rendah adalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang rawan
karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada
periode- periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain
sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak yang
berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan
khusus. Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain
itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

B. Saran
 1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada bayi baru lahir
dengan BBLR.
3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

DAFTAR PUSTAKA :

1.      Rudi. 2012. Askep BBLR. http://perawatku.blog.unsoed.ac.id/2012/05/10/askep-bblr/,

2.      Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.


3.      Doenges, M.E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.

4.      Sowden Betz Cicilia. 2002. Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.

5.      K, Deswani. 2012.Panduan Praktik Klinis dan Laboratotium Keperawatan Maternitas.

Jakarta: Salemba Medika

6.      http://deshowmustgoon.blogspot.com/2012/05/asuhan-keperawatan-bayi-berat.html

Anda mungkin juga menyukai