Disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah keperawatan anak I
Di susun oleh
kelompok 3:
AKADEMIK 2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul ‘BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR
RENDAH’ ini dengan baik dan tepat waktu.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu kami kelompok 3 mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Ibu
dosen dan teman-teman pembaca.
Ambon, Agustus
2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................i
A. DEFINISI................................................................................................................4
B. ETIOLOGI .............................................................................................................5
C. TANDA_TANDA KLINIS.....................................................................................7
D. KOMPLIKASI pada BBLR ....................................................................................9
E. PENATALAKSANAAN........................................................................................11
F. DIAGNOSIS...........................................................................................................20
G. PENCEGAHAN......................................................................................................20
H. PERAWATAN........................................................................................................21
BAB III PENUTUP............................................................................................................22
A. KESIMPULAN ......................................................................................................22
B. SARAN ..................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor
resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Selain itu, bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang
menderita energy kronis dan mempunyai status gizi buruk. BBLR selain berkaitan
dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada
angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih
tergolong tinggi, yaitu tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini
memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila di
karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi BBLR
pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi (Depkes RI
2005)
1
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta
kematian neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3
kematian adalah BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global
diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
D. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang
atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman
1. Preterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan
2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37
3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu
semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram
morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya
tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi tersebut. Definisi WHO tersebut
dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat badan lahir rendah adalah bayi
yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.
4
Klasifikasi BBLR :
a. Berdasarkan BB lahir
2.BBLSR : BB 1000-1500gr
3.BBLASR : BB <1000 gr
1. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau
2. Dismaturitas.
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term,
dan post term. Dismatur ini dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk
B. Etiologi
yang lain adalah umur, parietas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit
5
vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta factor janin juga merupakan penyebab
terjadinya BBLR.
1. Faktor Ibu
a. Penyakit:
b. Usia Ibu
c. Keadaan social
d. Sebab lain
2. Faktor janin
b. Kehamilan ganda
6
3. Faktor lingkungan
b. Radiasi
c. Zat-zat racun.
menit
7
1. BB kurang dari 2500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33
6. Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering
12. Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha
13. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia
8
d. Pergerakan gesit, aktif dan kuat.
f. Mekonium kering.
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah,
terutama berhubungan dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir diantaranya:
Termoregulasi: Hipotermia
Hipoglikemia simtomatik
hialin karena pada stadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang
b. Pneumonia Aspirasi
9
Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh
membran hialin pada paru. Kelainan ini biasanya ditemukan pada atopsi.
d. Hyperbilirubinemia
dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar
sempurna.
Otot bayi masih lemah, lemak kulit kurang, sehingga cepat kehilangan
Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa gestasinya
Dengan kata lain, alat-alat dalam tubuhnya sudah berkembang lebih baik bila
dibandingkan dengan bayi dismatur dengan berat yang sama. Dengan demikian
bayi yang tidak dismatur lebih mudah hidup di luar kandungan. Walaupun
10
demikian harus waspada akan terjadinya beberapa komplikasi yang harus
yang tinggi yang mungkin disebabkan oleh hipoksia kronik di dalam uterus.
d. Keadaan lain yang mungkin terjadi ; asfiksia, perdarahan paru yang pasif,
dan lain-lain) cacat bawaan oleh karena infeksi intrauterine dan sebagainya.
Adapun komplikasi pada BBLR jika bayi dismatur adalah, sebagai berikut :
6. Gangguan immunologic.
E. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
11
a. Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
b. Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur
2. Diatetik
a. Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi
sedikit
b. Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui sendok
atau pipet
c. Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus dipasang siang
dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa
lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu,
bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan
yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang diberikan dengan pipet
12
a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan
cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi
b. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan
1) Bayi sehat
a) Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih
mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih
minum.
2) Bayi sakit
a) Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV,
13
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 segera setelah bayi stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi
telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar
berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila
1) Bayi sehat
atau tersedak (ini dapat berlangsung setelah 1-2 hari namun ada kalanya
14
b) Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (missal setiap 3 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar,
2) Bayi sakit
b) Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi
c) Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi
kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau
tersedak
1) Bayi sehat
b) Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak
15
c) Lanjutkan pemberian minum mengguanakan cangkir/sendok
2) Bayi sakit
b) Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi
c) Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar,
2) Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi
3) Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB perhari tetapi masih tampak lapar, beri
16
3. Suportif
f. Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
terlebih dahulu
i. Menidurkan bayi di dalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari keranjang
yang pinggirnya diberi penghangat dari buli-buli panas atau botol yang diisi
air panas. Buli-buli panas atau botol-botol ini disimpan dalam keadaan
berdiri tutupnya ada disebelah atas agar tidak tumpah dan tidak
mengakibatkan luka bakar pada bayi. Buli-buli panas atau botol inipun harus
dalam keadaan terbungkus, dapat menggunakan handuk atau kain yang tebal.
Bila air panasnya sudah dingin ganti airnya dengan air panas kembali.
17
l. Gunakan salah satu cara menghangatkandan mempertahankan suhu tubuh
bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas,
r. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan
4. Pemantauan (Monitoring)
1) Terapi
2) Tumbuh kembang
b) Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10%
untuk bayi dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan
18
berat lahir <1500>
c) Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori
180 ml/kg/hari
Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap
minggu.
19
b) Mempertahankan suhu tubuh
- Memandikan
- Pemberian ASI
- Dll
a) Pemberian ASI
F. DIAGNOSIS
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam
jangka waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamnesis,
G. PENCEGAHAN
20
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/preventif adalah
kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga
berisiko, terutama factor resiko yang yang mengarah melahirkan bayi BBLR
harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan
kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatnnya dan janin yang dikandung
dengan baik.
4. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan
akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
H. PERAWATAN
2. Mempertahankan oksigenasi
21
5. Mengatasi hiperbilirubinemia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor
resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan
B. Saran
22
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/bayi-berat-lahir-rendah-bblr/
Proverati Atikah, SKM, MPH dan Cahyo Ismawati Sulistyorini, S.Kep., Ns. 2010.
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta: Nusa Medika.
23