Anda di halaman 1dari 12

MKWU4103-3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Fakultas : FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Kode/Nama MK : MKWU4103/Pendidikan Agama Kristen
Tugas 3

No. Soal
1. Sifat intersubjektif ilmu atau pengetahuan ilmiah tidak didasarkan atas intuisi dan difat subjektif
seseorang. Agar pengetahuan itu lebih terjamin keabsahannya maka seorang subjek perlu di verifikasi
oleh subjek-subjek lain. Dalam rangka menerangkan dan membuktikan fakta maka diperlukan metode
ilmu pengetahuan untuk menalar cara berpikir. Cobalah anda Kemukakanlah dua jenis metode ilmu
pengetahuan dari cara berpikir yang menerangkan dan membuktikan sebuah fakta dan uraikanlah
secara jelas metode tersebut!
Jawab:
Dua metode ilmu pengetahuan dari cara berpikir yang menerangkan dan membuktikan sebuah fakta
yaitu metode induktif dan metode deduktif .
1. Metode / cara berpikir induktif
Metode dan cara berpikir induktif diawali dengan menjelaskan permasalahan - permasalahan
khusus (mengandung pembuktian dan contoh contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang
berupa pernyataan umum. Metode atau cara berpikir induşif ini menggunakan beberapa cara, yaitu:
generalisasi, analogi dan hubungan sebab akibat. Cara berpikir induktif pada umumnya mengamati
fenomena, peristiwa atau kasus - kasus kecil. Dari sekian banyak pengamatan itu maka diambillah
kesimpulan atau generalisasi.
2. Metode / cara berpikir deduktif
Metode / cara berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal - hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian - bagiannya yang khusus. Dengan cara
berpikir deduktif orang mulai dengan asumsi atau pendapat besar. Kemudian, pendapat besar itu
dibagi ke dalam beberapa pendapat lebih kecil hingga akhirnya diteliti kebenarannya. Contohnya,
seseorang mulai dengan pendapat bahwa kesehatan orang pemakan sayuran (vegetarian) lebih
baik daripada pemakan daging. Untuk membuktikan kebenarannya maka dilakukanlah penelitian
terhadap mereka yang pola makannya vegetarian. Berat badan, tekanan darah, jenis penyakit, dan
usia mereka dipelajari. Demikian pula dengan mereka yang memakan daging. Dari perbandingan itu
diambil kesimpulan apakah menerima asumsi yang dikemukakan atau menolaknya
2. Segala yang menyangkut dengan kekuasaan, pembuatan keputusan, kebijakan dan alokasi nilai, maka
dalam konteks bergereja tentu saja kita akan melihat bagaiman politik dalam ajaran Alkitab. Tunjukanlah
dan uraikanlah secara jelas pemahaman tentang politik dari sudut pandang Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru.
Jawab:
1) Politik Dalam Perjanjian Lama
Politik dalam Perjanjian Lama Bertolak dari definisi politik sebagai segala hal yang bersangkut - paut
dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, yang menyangkut kekuasaan, pembuat keputusan,
kebijakan dan alokasi nilai , maka kita perlu melihat politik menurut Perjanjian Lama. Politik menurut
ajaran Perjanjian Lama akan kita fokuskan pada bangsa Israel dan persinggungannya dengan bangsa -
bangsa di sekitar mereka. Politik menurut ajaran Alkitab dapat kita uraikan sebagai berikut :

a. Pemerintahan dan Kekuasaan


Pemerintahan dan kekuasaan sepanjang sejarah Alkitab, khususnya pada masa Perjanjian Lama ,
bangsa Israel mengakui Allah yang berkuasa dan berdaulat atas langit , bumi dan segala isinya. Karena
itu kekuasaan yang dipegang oleh para pemimpin negara, raja dan penguasa berada dalam tangan
Tuhan. "Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas segala bangsa '(Mzm.
22:29). Hal ini ditegaskan kembali oleh Tuhan Yesus ketika la mengajarkan Doa Bapa Kami kepada
murid - murid Nya (Mat.6:13b). Pemerintah dan negara yang dimaksud adalah kerajaan - kerajaan yang
dipimpin oleh raja - raja dengan sistem pemerintahan monarki. Berbeda dengan bangsa Israel yang
pada mulanya bersifat teokrasi , yaitu pemerintah yang dipimpin dan ditentukan oleh Tuhan sendiri , di
mana nabi - nabi menjadi penyambung lidah dan perpanjangan tangan Tuhan untuk menyampaikan dan
melaksanakan perintah Tuhan . Teokrasi sebenarnya bermula dari panggilan Abraham (Kej .12), Ishak
dan Yakub yang adalah Bapa - bapa leluhur Israel yang hidupnya bergantung kepada pimpinan Tuhan.
Sistem teokrasi berlangsung sampai pada waktu timbulnya keinginan bangsa Israel untuk dipimpin oleh
seorang raja dikabulkan oleh Tuhan, di mana pemerintahan teokrasi berubah menjadi monarki, dengan
sejumlah konsekuensi yang harus dipikul oleh rakyat. Tuhan memperingatkan bahwa anak - anak
mereka akan menjadi pekerja atau budak raja, tentara, dan juru masak. Sedangkan hasil bumi mereka
yang paling baik akan diambil untuk persediaan santapan raja dan pegawai pegawainya. Penghasilan
mereka dari ladang dan peternakan akan diambil sepersepuluh untuk kerajaan dan mereka akan
menjadi budaknya. Sekali pun demikian bangsa itu bersikukuh untuk meminta seorang raja seperti
bangsa bangsa lain (1 Sam. 8:1-22). Pada waktu itu bangsa - bangsa di sekitar mereka telah lebih
dahulu mengenal sistem pemerintahan monarki. Walaupun demikian pemilihan raja - raja Israel sebelum
pecahnya kerajaan harus dilakukan atas pilihan Tuhan, melalui Samuel. Saul sebagai raja pertama
dipilih dari suku Benyamin. Selanjutnya Daud dari suku Yehuda dipilih untuk menggantikan Saul yang
ditolak oleh Tuhan. Daud mewariskan takhtanya kepada Salomo, putranya di mana kerajaan Yehuda
memulai sistem pemerintahan monarki yang berasal dari dinasti Daud hingga masa pembuangan.
Kerajaan Israel raya akhirnya terpecah pada zaman Rehabeam, putra Salomo, menjadi kerajaan Israel
(kerajaan Utara yang berpusat di Betel, Samaria dengan 10 suku), dan kerajaan Yehuda yang hanya
terdiri dari dua suku (Yehuda dan Benyamin) dengan Yerusalem sebagai pusat pemerintahan dan
keagamaan (1 Raj.12). Dalam perkembangannya kerajaan Yehuda menggunakan sistem monarki
absolut yang merupakan dinasti suku Yehuda dari keturunan Daud. Pengertian monarki absolut menurut
Webster New World College Dictionary adalah: " a government or state headed by a monarch: called
absolute when there is no limitation on the monarch's power " (1996:875).
Jadi monarki absolut adalah suatu pemerintahan atau negara yang dikepalai oleh suatu monarki: disebut
absolut bila tidak ada pembatasan kekuasaan monarki. Oleh karena Kerajaan Yehuda berlangsung
turun - temurun maka dengan sendirinya pemerintahannya bersifat monarki absolut. Dalam kaitan
kerajaan Yehuda Andrew E. Hill & John H. Walton mengatakan bahwa jenis jabatan raja yang
dihubungkan dengan Yehuda biasanya disebut pola “ suksesi dinasti " dari pemerintahan raja . Dalam
hal ini, satu keluarga menuntut hak atas kekuasaan raja turun - temurun (atau dalam kasus Daud
dikaruniai oleh Tuhan, II Samuel 7). Ketika seorang raja wafat, takhta diteruskan kepada putra sulung,
dengan demikian menetapkan urutan raja - raja dari keluarga yang sama dalam suksesi dinasti dari satu
generasi ke generasi berikutnya (Survey Perjanjian Lama, 1996: 340). Sistem dinasti kerajaan Yehuda
berakhir pada masa pembuangan ke Babel. Sesudah masa pembuangan, sistem pemerintahan
dijalankan oleh bupati, panitera dan punggawa, sebagaimana dijumpai dalam Kitab Nehemia. Sistem ini
kemungkinan diadopsi dari sistem pemerintahan Media - Persia. Sistem kerajaan baru muncul kembali
pada masa menjelang Perjanjian Baru. Meskipun demikian kerajaan Yehuda merupakan pelambangan
atau representasi Kerajaan Allah yang bersifat spiritual, yaitu kerajaan yang tidak akan berkesudahan
melalui Tuhan Yesus Kristus yang berasal dari keturunan Daud (Yes .9:5-6; Luk .1: 32-33; Why. 5:13 ).
Sedangkan kerajaan Israel menggunakan sistem monarkhi non absolut di mana kekuasaan umumnya
hanya beberapa di antaranya yang bersifat dinasti, sedangkan selebihnya diperoleh dengan cara kudeta
berdarah. Menurut Andrew E. Hill & John H. Walton (1996: 340), suksesi dinasti di Israel itu bersyarat.
Menurut 1 Raj .11: 37-38, hak keluarga raja yang memerintah tergantung pada ketaatan reja kepada
ketetapan - ketetapan Allah. Kegagalan untuk menaati perintah - perintah Yahweh mengakibatkan nabi
Allah mengumumkan malapetaka atas seisi rumah raja (I Raj.14:10-11). Seringkali kutukan yang
dinubuatkan ini mencakup perintah kepada raja pengganti agar secara sistematis menghukum mati
keluarga pendahulunya Kadang - kadang ini mengakibatkan kudeta berdarah dalam sejarah umat Israel
di kemudian hari (1 Raj.16: 3-4, 11-12).

b. Pemilihan Umum
Pemilihan Umum yang dikenal dalam sistem pemerintahan demokrasi modern tidak ditemukan dalam
Perjanjian Lama.

c. Hubungan luar negeri


Yang perlu dicatat dari hubungan luar negeri adalah hubungan perdagangan dan keamanan.
Peperangan menjadi warna dalam ekspansi wilayah kerajaan - kerajaan pada masa itu. Kerajaan yang
kuat secara militer secara otomatis juga kuat dalam pemerintahan dan perekonomian. Upeti atau pajak
dari kerajaan Kerajaan yang ditaklukkan melalui perang menjadi sumber penerimaan negara. Kerja
sama antar kerajaan selalu menjaga kepentingan kekuatan tentara dan sekutu untuk perang dan
ekspansi wilayah dan penjarahan harta milik.
d. Undang - undang

Undang - undang atau peraturan yang digunakan oleh bangsa Israel untuk kepentingan pemerintahan,
sipil dan masyarakat ditetapkan berdasarkan hukum Taurat dan Dasa Titah. Berulang kali kita jumpai
penggunaan istilah Taurat Tuhan, hukum Tuhan, peraturan Tuhan dan ketetapan Tuhan dalam Kitab
Mazmur menguatkan indikasi tersebut. Berkaitan dengan hal ini Denis Green menandaskan bahwa
hukum moral adalah Kesepuluh Firman (Kel .20: 1-17), maupun hukum sosial, yaitu Hukum Perjanjian
(Kel.20:22-23:33): berisi penjelasan lengkap tentang ibadah, peraturan - peraturan sipil, jaminan nyawa
manusia, kewajiban sosial, keadilan dan hak asasi manusia, serta peraturan tentang hari raya
(Pengenalan Perjanjian Lama, 1984: 53, 5). Boleh dikatakan bahwa Hukum Taurat itu bersifat universal
dan komprehensif di mana kemudian ia menjadi landasan undang - undang dan peraturan oleh berbagai
negara modern. Bangsa - bangsa lain memiliki undang - undang tersendiri yang agaknya bersifat absolut
, dalam bentuk titah raja, seperti di kerajaan Babel ( Dan .2 : 12-13 :3 : 4 13) , kerajaan Media ( Dan . 6 :
9 ,16) , atau yang berlaku di Puri Susan pada zaman Ahasyweros ( Ester ) . Beberapa kerajaan besar
yang memiliki hubungan dengan sejarah Israel antara lain: Mesir, di mana bangsa Israel berdiam di
negeri itu selama 450 tahun sebagai imigran. Kita ketahui bahwa Yusuf yang dijual oleh saudara
saudaranya ke Mesir, atas pertolongan Tuhan dia menjadi penguasa di Mesir pada umur 30 tahun (Kej.
41: 37-46). Setelah kematian Yusuf terjadilah masa perbudakan yang luar biasa, hingga Tuhan Allah
bertindak untuk membawa bangsa Israel ke luar dari sana dan kembali ke negeri mereka di tanah
Kanaan (Mesir sebagai lambang perbudakan), Babel, Media dan Persia di mana bangsa Israel dan
Yehuda menjadi tawanan selama 70 tahun (lambang pembuangan dan penggenapan rencana Allah),
kerajaan Romawi (penjajah) pada masa Perjanjian Baru dan kehidupan Tuhan Yesus. Musa diutus
Tuhan sebagai pemimpin dan penyelamat yang membawa bangsa Israel ke luar dari tanah Mesir (Kis 7:
35-36). Melalui Musa pula Tuhan memberikan 10 hukum sebagai landasan hukum yang berlaku bagi
bangsa Israel turun - temurun. Masyarakat Israel sendiri adalah bangsa yang terdiri dari 12 suku yang
berasal dari keturunan Yakub. Kedua belas suku tersebut walaupun merupakan satu rumpun, dengan
garis keturunan patrilineal, mereka masing masing memiliki wilayah kekuasaan sendiri - sendiri. Menurut
W.A. Lasor, dkk, keadaan alam menjadi sumber perpecahan yang sering terjadi Israel. Tanah mereka
lebih cocok menjadi milik suku - suku atau negara - negara kota daripada milik bangsa yang bersatu.
Mata pencaharian utamanya adalah peternakan dan pertanian sesuai keadaan geografisnya (W.A.
Lasor, D.A Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama I, 1993: 88).

e. Sistem Demokrasi dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Sistem demokrasi bisa kita katakan mendapat tempat yang amat sempit dalam pemerintahan yang
bersifat monarki. Kendati begitu sistem “ perwakilan rakyat " sudah ada pada zaman Musa , di mana
perwakilan rakyat yang berjenjang , terdiri atas pemimpin seribu orang , pemimpin seratus orang ,
pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang , sesuai dengan saran Yitro, mertuanya (Kel .
18: 21-26). Para wakil rakyat itu adalah pemimpin - pemimpin yang merangkap sebagai hakim. Mereka
memiliki kualifikasi yang mumpuni, yakni orang - orang yang cakap dan takut akan Allah (spiritualitasnya
baik), orang - orang yang dapat dipercaya (memiliki kredibilitas dan integritas), dan yang benci kepada
pengejaran suap (memiliki kejujuran). Selain itu para kepala suku dan puak juga diangkat sebagai
perwakilan, untuk tujuan yang ditentukan oleh Tuhan melalui Musa (Bil .13: 3). Tentu sistem Dewan
Perwakilan Rakyat tidak sama dengan sistem parlemen dalam politik modern dewasa ini.
f. Peranan Nabi - nabi Perjanjian Lama dalam Politik.
Sepanjang sejarah Perjanjian Lama peranan nabi - nabi sangat sentral, sebagai pemimpin spiritual
yang menyampaikan nubuat - nubuat dari Tuhan tentang berbagai aspek kehidupan. Mereka bukan
saja berbicara tentang hal hal rohani, tetapi juga menyampaikan peringatan Tuhan tentang
kehidupan sosial, pemerintahan, kekuasaan, serta berbagai urusan sosial lainnya. Kiranya hal ini
menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan Allah telah menentukan semuanya menurut standar yang
dikehendaki - Nya. Ketika terjadi perubahan sistem pemerintahan yang bersifat teokratis kepada
monarki, Tuhan Allah yang menentukan perubahan itu. Kita saksikan bagaimana Samuel berperan
penting dalam pengurapan Saul dan Daud sebagai raja Israel bersatu. Nabi - nabi lainnya diutus
Tuhan untuk mengingatkan raja - raja yang menjalankan kekuasaannya dengan semena - mena.
Kita mengetahui dari kisah Alkitab tentang bagaimana Elia orang Tisbe diutus untuk menegur Ahab
dan istrinya Izebel yang menindas rakyat. Begitu pula dengan peran penting nabi Yesaya pada
masa pemerintahan Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja - raja Yehuda (Yes. 1: la mendampingi
Hizkia menghadapi ancaman raja Babel terhadap Yerusalem. Selanjutnya Yeremia menentang
kemerosotan spiritualitas, moralitas dan kehidupan bangsa Yehuda menjelang pembuangan ke
Babel. Keadilan sosial diserukan Yeremia sebagai syarat pemulihan dari Tuhan (Yer. 7: 5-7). Ia juga
menasihatkan kepada rakyat di pembuangan untuk terlibat dalam pembangunan." Usahakanlah
kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab
kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu "(Yer. 29: 7). Ayat ini sangat jelas menekankan
partisipasi bangsa Yehuda dalam pembangunan, kendati mereka adalah orang - orang asing.
Selanjutnya Yeremia menyampaikan pengharapan kepada mereka yang berada dalam masa sulit
(Yer. 29: 11-14). Hal senada juga diserukan oleh nabi Mikha menyangkut keadilan sosial:" Hai
manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut dari padamu:
selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu? "(Mikha
6: 8), serta nabi Amos yang diutus untuk bernubuat menentang ketidakadilan di Samaria (Amos 5: 7-
13). Di sini kita melihat peranan nabi - nabi yang erat kaitannya dengan politik. Berdasarkan uraian
di atas maka kita melihat sistem politik dalam Perjanjian Lama meliputi bidang yang luas dan
komprehensif sebagai gambaran politik dan pemerintahan umat manusia yang terus berkembang
hingga sistem pemerintahan modern saat ini.

2) Politik dalam Perjanjian Baru

Sistem politik yang terdapat dalam Perjanjian Baru dipengaruhi oleh sistem pemerintahan dan
kekuasaan oleh kekaisaran atau Imperium Romawi yang pada masa itu menjajah seluruh wilayah di
Timur Tengah dan Afrika Utara. Merill C. Teney mengatakan, pada masa Kitab Perjanjian Baru
ditulis, hampir seluruh dunia beradab, kecuali beberapa kerajaan yang kurang dikenal di Timur Jauh
berada di bawah kekuasaan Romawi (Survey Perjanjian Baru, 2013 :3). Israel sebagai jajahan
koloni Romawi dengan sendirinya berada di bawah sistem pemerintahan Romawi. Koloni - koloni
tersebut umumnya dipimpin oleh seorang gubernur, atau wali negeri. Sedangkan raja hanya sebagai
“boneka" kekaisaran Romawi. Sebagai contoh, Tuhan Yesus lahir pada masa pemerintahan Kaisar
Agustus (27 Sb.M -14 M), sedangkan yang menjadi wali negeri Siria adalah Kirenius. Pada masa itu
yang memerintah adalah Herodes Agung (37SM - 4 M), hanyalah sebagai "raja boneka." Sensus
penduduk untuk pertama kalinya diadakan di wilayah itu (Luk.2: 1-5).
Setelah Kaisar Agustus wafat , pemerintahan dilanjutkan oleh Putranya Tiberius ( 14-37 M ) , dan yang
menjadi wali negeri adalah Pontius Pilatus ( Mat . 27 : 2 ) ; masa di mana Tuhan Yesus melayani hingga
kematian Nya . Pada masa pelayanan Rasul Paulus kita membaca bahwa yang menjadi wali negeri
adalah Feliks (Kis. 23:24) ; Perkius Festus ( Kis . 23:27 ) , dan raja Agripa ( Kis . 25:13 ) . Pemerintahan
imperium Romawi berlangsung dengan penerus - penerus kekaisaran hingga masa pemerintahan
Trajanus (98-117 M) (Lihat dalam Survey Perjanjian Baru: 2013: 38).

Pengaruh politik Romawi yang lebih modern dalam Perjanjian Baru dapat kita sebutkan beberapa di
antaranya , yaitu :
1. Dilakukannya cacah jiwa atau sensus penduduk (Luk 2: 1-5).
2. Kewajiban membayar pajak (Mat. 22:15-22; Rm. 13: 6-7). Ada pemungut cukai yang percaya
pada Tuhan Yesus : Zakheus ( Luk . 19 : 1 10 ) , Lewi atau Matius menjadi murid Tuhan Yesus
( Mat . 9 : 9-13 ) .
3. Kepatuhan dan ketaatan kepada pemerintah ( Rm . 13 : 1-5 ; Ibr . 13 : 17 ; 1 Pet . 2 : 13-17 ) .
4. Berdoa bagi pemerintah dan bangsa ( 1 Tim . 2 : 1 ) ,
5. Tumbuhnya organisasi keagamaan : Farisi , Saduki , Sanhendrin ( Mahkamah Agama)
6. Partai politik: Zelot adalah suatu partai nasionalis fanatik yang ingin membebaskan diri dari Roma
dengan jalan kekerasan. Kepercayaan mereka sangat tegas: Allah adalah satu - satunya Tuhan;
maka tidak ada alasan untuk memberikan penghormatan kepada kaisar Romawi (Survey
Perjanjian Baru, 2013: 139).
7. Sistem Peradilan: pengadilan agama (mahkamah agama) dijalankan oleh Sanhendrin (sunedrion
dalam bahasa Yunani) serta Imam Besar. Petrus dan Yohanes dipenjarakan karena berita Injil
berdasarkan keputusan mahkamah agama (Kis. 4: 1-22). Sedangkan pengadilan umum
menggunakan pengadilan Romawi. Menarik bahwa Tuhan Yesus diadili dan dihukum mati
dengan menjaħni kedua sistem peradilan ini. Rasul Paulus pun mengalami hal yang sama
dengan menjalani pengadilan agama di Kaisarea, kemudian ia naik banding kepada Kaisar di
Roma atas perkara yang dituduhkan kepadanya. Tarik menarik antara hukum negara dan hukum
agama seringkali menimbulkan dualisme dalam pengambilan keputusan.
8. Sistem monarki masih berlanjut pada masa imperium Romawi , dipraktikkan oleh Herodes dan
dinastinya dengan membagi – bagikan kekuasaan kepada putra - putranya, berakhir pada
pemerintahan Herodes Agripa II pada tahun 50-100 , meskipun pada tahun 66 ia dan Titus
bersekongkol untuk menumpas pemberontakan bangsanya sendiri . Pada tahun 75 Herodes
Agripa II dan istrinya Bernike pindah dan menetap di Roma sampai hari wafatnya (Tenney, 2013 :
47-48 ).
3. Persoalan-persoalan ditengah masyarakat sebagai akibat keanekaragaman etnis, agama dan
kepercayaan acap kali diperbincangkan bahkan terkadang hal ini menjadi koflik dikalangan masyarakat.
Cobalah anda jelaskan pandangan anda tentang pluralisme masyarakat dan kemajemukan aliran
keagamaan!

Jawab:
a. Pluralisme masyarakat Indonesia.

Indonesia lebih tepat disebut sebagai negara plural daripada negara heterogen , karena Indonesia ,
meskipun terdiri atas berbagai suku , etnik , bahasa , dan agama namun tetap merupakan satu kesatuan
budaya dan ideologis sebagaimana tercermin dalam moto " Bhinneka Tunggal Ika " , berbeda - beda
tetapi tetap satu . Segenap warga bangsa Indonesia bersepakat untuk menghimpunkan diri dalam satu
wadah kesatuan yang disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pluralisme Indonesia
dipahami sebagai sebuah konsep kesatuan yang tersusun dari berbagai unsur keberagaman.
Keberagamannya diikat sebuah kesatuan yang kokoh, melalui persamaan sejarah sebagai penghuni
gugusan bangsa yang pernah dijajah selama berabad - abad oleh bangsa lain, dalam hal ini Belanda
dan Jepang. Kesatuan kebangsaan ini juga biasa diistilahkan dengan " nasionalisme Indonesia terbuka "
, sebagaimana dijelaskan dalam UUD 1945 yang di dalamnya mengatur hak - hak asasi manusia ,
seperti hak berserikat , hak beragama , hak berbudaya tetapi sekaligus mengakui hak - hak internasional
dan hak - hak kemanusiaan lainnya . Jika keanekaragaman ini tidak dapat dikelola dengan baik, maka
akan dapat menimbulkan konflik yang bernuansa agama maupun etnis dan menyebabkan bangsa ini
menjadi terpecah - pecah.

b. Kemajemukan aliran keagamaan

Khusus di bidang agama, Indonesia kaya akan aliran - aliran keagamaan mulai dari yang diakui oleh
pemerintah maupun sempalan - sempalan keagamaan. Di Islam misalnya ada NU. Muhammadiyah,
Persis dll. Di Kristen ada Protestan, Metodis, Advent, Bala Keselamatan, Baptis, Pentakosta, Injili dan
Kharismatik dll. Ini adalah realitas yang kita temukan pada masyarakat Indonesia. Supaya semua dapat
rukun bersama dalam wadah kesatuan Republik Indonesia, maka pemerintah pun mengatur pergaulan
antaragama yang disebut "Trilogi Kerukunan Umat Beragama". Semua itu dilakukan agar heterogenitas
agama di Indonesia dapat hidup rukun dan damai. Usaha ini pun belum berhasil dicapai sepenuhnya ,
hingga saat ini pergaulan antaragama dan pelaksanaan ibadah masih merupakan yang amat sensitif di
negara ini.
4. Masyarakat eksklusif tidak sepenuhnya selalu bersifat negative, karena masyarakat eksklusif adalah
masyarakat yang memelihara budayanya secara murni. Berdasarkan pemahaman tentang masyarakat
yang eksklusif, cobalah jelaskan model eksklusif hubungan iman Kristen dengan kepercayaan lain!

Jawab:

Model Eksklusif hubungan Iman Kristen dengan kepercayaan lain yaitu:

a. Pengertian Eksklusivisme

Keagamaan Masyarakat eksklusif diartikan sebagai ikatan - ikatan sosial etnis religius yang tumbuh kuat
untuk mencapai tujuan dan diciptakan untuk meraih kemenangan. Oleh karena itu, lobi dan negosiasi
tertentu dalam dinamika persaingan dan konflik kepentingan sering kali menggunakan kekerasan dan
cenderung memobilisasi ikatan sosial eksklusif untuk menghadapi persaingan. Dampak dari masyarakat
eksklusif adalah memosisikan tetangga yang berbeda komunitas etnis - religiusnya sebagai "rival".
Sapaan sehari - hari bisa hadir sekadar basa - basi. Individu enggan berpartisipasi atau gotong - royong
karena dianggap bisa mempertemukannya dengan rival. Masyarakat eksklusif adalah masyarakat yang
disibukkan oleh urusannya sendiri - sendiri dan kurang berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya.
Memang masyarakat eksklusif tidak sepenuhnya selalu bersifat negatif, karena masyarakat eksklusif
adalah masyarakat yang memelihara budayanya secara murni. Tetapi tidak berarti masyarakat eksklusif
tidak berpikir inklusif. Contoh masyarakat Bali. Mereka adalah masyarakat eksklusif secara budaya, tetapi
berpikir inklusif, yaitu tetap menghargai dan menghormati masyarakat yang bukan Bali, tetapi juga tidak
memaksakan budaya Balinya kepada masyarakat lainnya. Kesimpulannya adalah bahwa setiap
komunitas masyarakat ada bagian eksklusifnya, meskipun dapat hidup pada lingkungan heterogen yang
inklusif. Masyarakat eksklusif hanya membenarkan mazhabnya sendiri dan menyalahkan dan
menyesatkan mazhab lain.

b. Alkitab dan Eksklusivisme

Eksklusivisme iman Kristen adalah cara pandang kekristenan terhadap agama - agama non - Kristen.
Pendekatan eksklusivisme menyatakan bahwa agama Kristen merupakan satu - satunya jalan
keselamatan. Paham eksklusivisme menjelaskan bahwa di luar kekristenan tidak ada keselamatan.
Pandangan ini tidak boleh diterima bulat - bulat atau tidak sepenuhnya benar. Paham eksklusivisme iman
Kristen tidak pernah beranggapan bahwa agama Kristen adalah satu - satunya agama yang
menyelamatkan. Yang dipercaya iman Kristen adalah bahwa Yesus Kristus adalah satu - satunya jalan
keselamatan. Agama tidak menyelamatkan, melainkan Kristuslah yang menyelamatkan. Memang antara
Yesus Kristus dan agama Kristen mempunyai kaitan yang erat, tetapi itu adalah 2 hal yang berbeda. Jika
Yesus Kristus adalah kebenaran dan satu - satunya jalan keselamatan bagi umat manusia, itu berarti
bahwa agama - agama lain bukan merupakan jalan keselamatan.
Paham ini percaya 2 hal yang saling berhubungan yakni Yesus Kristus adalah satu - satunya jalan
keselamatan dan agama - agama lain yang tidak percaya kepada - Nya tidak mungkin diselamatkan .
Pandangan Kristen tradisional tentang agama - agama dunia disebut eksklusivisme. Di sini Injil Kristen
dianggap sebagai satu - satunya kebenaran, dan penerimaan terhadap Injil ini merupakan satu - satunya
jalan bagi manusia untuk bisa diselamatkan. Untuk memahami hal ini, kita perlu mempelajari lebih dalam
. Paham eksklusivisme memahami bahwa Yesus Kristus adalah satu satunya jalan keselamatan
mempunyai dasar yang kuat dari Alkitab. Berikut ini adalah dasar - dasar Alkitab dari kepercayaan
bahwa Yesus adalah satu satunya jalan keselamatan.
Kepercayaan eksklusif Kristen bahwa Yesus Kristus adalah satu satunya jalan keselamatan dan semua
orang yang tidak percaya kepada Dia akan binasa mempunyai beberapa konsekuensi :
a. Kita sendiri harus percaya dan menerima Yesus sebagai Juru selamat dan Tuhan. Mengapa?
Karena tanpa itu kita menolak jalan satu - satunya ke sorga, sehingga kita tidak mungkin bisa
selamat. Apa gunanya percaya Yesus satu - satunya jalan, apa gunanya percaya bahwa dalam
nama Yesus ada keselamatan tetapi tidak mau datang dan percaya kepada Dia?
b. Kita harus mengusahakan supaya orang lain bisa mendengar tentang Yesus dan mau percaya
kepada Yesus. Ini bisa dilakukan dengan cara memberitakan Injil kepada mereka, berdoa supaya
mereka bisa dan mau percaya kepada Yesus, dan melakukan segala usaha yang bisa kita lakukan
untuk menobatkan orang yang belum percaya kepada Yesus. Perhatikan bahwa hal ini dilakukan
bukan demi kepentingan kekristenan, tetapi demi keselamatan orang-orang yang diinjili tersebut.
Jadi, kita memberitjil Injil kepada seseorang, karena kita mencintai orang itu, dan karena itu
menginginkan dia masuk surga, bukan masuk neraka.
c. Orang Kristen yang menganggap bahwa Yesus hanya salah satu jalan ke surga barulah orang yang
bertoleransi terhadap agama lain, tetapi adalah orang Kristen yang tidak percaya pada Firman
Tuhan.
d. Orang - orang Kristen yang sudah mendengar ini tetapi tetap berkata bahwa mereka tidak tahu akan
nasib orang yang tidak percaya Yesus dengan alasan bahwa mereka tidak maha tahu dan hanya
Allah yang maha tahu.
e. Kita perlu hati - hati dengan orang yang mengatakan 'moga - moga Tuhan menyediakan jalan
keselamatan bagi orang yang mati tanpa Kristus'. Kata - kata seperti ini penuh kasih, tetapi
merupakan kewajiban terhadap Johanes 14: 6.
5. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan dan menyatakan pikiran, sikap sesuai
dengan hati nuraninya. Berdasarkan kalimat ini, jelaskanlah pemahaman anda mengenai bentuk
kebebasan beragama di Indonesia.
Jawab:

Bentuk kebebasan beragama di Indonesia yaitu


Kebebasan beragama di negara Indonesia, mengacu pada UUD 1945. Kewajiban negara adalah
melindungi dan memenuhi hak atas kebebasan beragama dan berkeyakina. Negara tidak mempunyai
wewenang untuk mencampuri urusan agama dan kepercayaan warga negaranya. Sebaliknya, negara
harus memberikan perlindungan terhadap semua warga negaranya untuk melaksanakan ibadah
sebagaimana keyakinannya. Jika kita merujuk pada pasal 28E ayat ( 1 ) UUD 1945 yang berbunyi , "
Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya , memilih pendidikan dan
pengajaran , memilih pekerjaan , memilih kewarganegaraan , memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggalkannya , serta berhak kembali " dan Pasal 28E ayat ( 2 ) menyatakan . " Setiap orang
berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya" . Kebebasan beragama tersebut ditegaskan pula dalam Pasal 29 ayat ( 2 ) UUD 1945 yang
sudah berlaku sejak tahun 1945 , yang bunyinya , " Negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk
untuk memeluk agamanya dan kepercayaannya masing - masing dan untuk beribadat menurut agama
kepercayaannya itu " . Oleh karena itu , hubungan antar pemeluk agama yang harus terus
dikembangkan di negara ini ialah :
a. Semua agama yang diakui negara mengajarkan kebaikan, tiap perilaku tergantung individunya.
Tidak satu pun agama yang mengajarkan kekerasan, penyerangan atau apa pun bentuk kejahatan
lainnya. Siapa pun yang melakukan penyerangan, apa pun agamanya, itu sama saja dengan
perilaku tidak beragama, tindakannya mencerminkan dirinya sendiri dan bukanlah agamanya.
b. Kita tidak bisa mengubah orang lain, kita hanya bisa mengubah diri kita sendiri untuk membuat
sesuatu lebih baik. Sekencang - kencangnya kita berteriak dan sekeras - kerasnya kita mencambuk
seseorang, kita tidak dapat mengubah seseorang kecuali dia menghendakinya sendiri. Jadi buat apa
kita memaksakan kehendak dengan menghabiskan energi negatif untuk menarik seseorang agar
memiliki pemikiran yang sama , kita bisa mengubah dunia lebih baik dengan memulai perubahan
dari diri kita sendiri
c. Kerusakan yang dilakukan pada kita adalah kesempatan bagi orang lain untuk mengamalkan
kebaikan. Kerusakan atau anarkisme yang dilakukan oleh golongan tertentu pada masyarakat
tertentu. Kita tidak bisa mengubahnya, kita tidak perlu fokus pada kerusakan yang ditimbulkannya
tetapi kita dapat mengambil positifnya, yaitu kerusakan yang telah dilakukan , telah digunakan oleh
kelompok lainnya untuk melakukan sesuatu yang lebih baik .
d. Agama dan ibadah adalah milik kita masing - masing, kepercayaan tidak dapat dipaksakan. Ibadah
dan agama adalah urusan kita masing - masing dengan Tuhan. Tidak seharusnya kita menunjuk di
depan umum bahwa agama orang lain itu dosa atau haram, kecuali memang nyata - nyata
merugikan orang lain.
e. Jika kita membawa nama agama kita, tunjukkanlah bahwa kita sosok yang baik sebagai
perwakilannya. Kalau seseorang melakukan sesuatu yang biguk, maka agama atau sukunya akan
kecipratan nama buruk . Jagalah perilaku kita sebagai penghayatan iman kita yang sungguh
sungguh terhadap apa yang kita percayai. Biarlah orang lain dengan perilaku buruk mendapat
ganjarannya. Sebagai umat beragama yang baik, kita harus menjaga perilaku, ucapan dan
pekerjaan kita sesuai agama yang kita yakini.
f. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Kita tidak bisa memilih dilahirkan di keluarga mana, pada
suku apa atau dalam kondisi apa. Semua orang sama untuk mendapat hak hidup yang sama.
Untuk bisa bertama bersama kerukunan harus tercipta, hanya dengan begitu sebuah negara bisa
bertahan.
g. Berbagi itu sangat indah. Saling berbagi adalah salah satu hal yang paling indah di dunia. Sebagai
makhluk yang berakal dan berbudi pekerti luhur, kita perlu menunjukkan kualitas yang luar biasa
dalam sebuah persekutuan, lewat indahnya berbagi. Kita harus kuat dalam persatuan dan tidak
mudah terprovokasi dengan apa pun karena setiap agama menejarkan kebaikan.
1 dari 1

Anda mungkin juga menyukai