Anda di halaman 1dari 6

Nama : Kreszensia Rosa Rume

NIM : 043570681

Prodi : Sistem Informasi — UPBJJ Jakarta

TUGAS 2 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

Buatlah deskripsi pembinaan iman di Paroki di tempat Anda tinggal dan berilah data dan
dokumentasi berkenaan dengan hal tersebut!

Jawab:

Kita sebagai anggota Gereja Katolik masuk melalui baptisan dan iman kepada Tuhan Allah.
Iman sendiri adalah bentuk karunia yang diberikan Allah pada kita meluk perantara Roh Kudus.
Iman memungkinkan kita untuk dapat melihat apa yang tidak kelihatan, seperti yang difirmankan
Tuhan Yesus pada (Yoh. 20:29), "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya".
Iman adalah buah kerja Roh Kudus yang ada dalam hati kita, Roh yang menuntun kita
mengarahkan semua kemampuan manusiawi kita untuk mengakui dan mengalami campur tangan
Tuhan di dalam kehidupan ini.

Sebagai orang Katolik, kita tidak akan cukup untuk hanya mengetahui bahwa iman itu ada.
Namun iman sendiri perlu dibina agar semakin hari semakin bertumbuh dalam hati kita.
Pembinaan iman bisa dilakukan di gereja ataupun di luar gereja. Di luar gereja kita dapat
membina iman sekaligus memperdalam rasa cinta kita pada sesama. Tuhan menghendaki kita
untuk hidup beriman walaupun dalam perbedaan di masyarakat, yang paling umum adalah
beriman ditengah perbedaan beragama.

Pembinaan iman bukan hanya kewajiban suatu gereja yang dilakukan sebagai wujud kepedulian
terhadap umatnya yang mengalami kesulitan, namun pembinaan iman juga dilakukan sebagai
bentuk sapaan terhadap kasih Allah.
Pembinaan iman di dalam Gereja tentu banyak contohnya. Salah satu contoh yang ingin saya
bahas adalah pembinaan iman melalui Sakramen Ekaristi yang diselenggarakan oleh Gereja
Santo Aloysius Gonzaga Cijantung sebagai Paroki ditempat saya tinggal. Sakramen Ekaristi
adalah puncak seluruh perayaan umat Katolik dan Kristen. Kita diwajibkan untuk mengikuti
perayaan Ekaristi minimal seminggu sekali. Sehingga orang yang tidak mengikuti perayaan
Ekaristi akan hampa imannya.

Pembinaan iman adalah wujud memperkuat iman yang ada pada hati kita. Semua orang Kristen
pasti menginginkan imannya kuat dan berkembang. Tetapi, mereka yang telah menyerahkan
hidupnya pada Kristus, dalam hal ini kesuksesan tidak datang dari upaya mereka sendiri,
melainkan dari Yesus Kristus. Satu Korintus 4:7 mengingatkan kita, “Sebab siapakah yang
menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau
terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri,
seolah-olah engkau tidak menerimanya?” Jika kita hidup tanpa Allah, kita hanya akan
mengandalkan diri sendiri dan berakibat buruk, seperti makin kuatnya sifat-sifat buruk kita
yaitu kesombongan, iri hati, keras kepala, sikap acuh, dan lain sebagainya.

Sakramen Ekaristi mencakup banyak hal yang menjadi dasar iman Katolik. Selain sebagai
pengingat bagi kita akan karya penyelamatan Allah bagi umat manusia, Sakramen Ekaristi juga
sebagai sarana agar kita semakin dekat hubungannya dengan Allah yang dilambangkan melalui
hosti sebagai tubuh Allah yang kita terima saat mengikuti Sakramen Ekaristi ini. Maka penting
bagi kita untuk mengetahui makna Sakramen Ekaristi sebelum melaksanakannya agar semakin
paham kita akan maknanya maka akan semakin besar semangat kita dalam mengikuti Sakramen
Ekaristi ini.

Dimasa pandemi Covid-19 yang berlangsung selama hampir 2 tahun ini, tentu banyak halangan
kita untuk pergi ke gereja. Kita memang dilarang untuk beribadah secara normal seperti
sebelumnya, namun tidak membuat kita justru tambah jauh dengan Tuhan. Banyak opsi lain
sebagai pengganti "datang ke gereja" yang dapat kita lakukan. Contohnya adalah Ibadah online
melalui siaran televisi ataupun youtube. Semakin maju jaman, semakin mudah juga bagi kita
melewati berbagai rintangan. Kuncinya adalah kita niat dan mau mengikuti dengan semangat
yang sama.
Larangan untuk berkumpul sesuai dengan himbauan Presiden Jokowi selama pandemi ini
membuat masyarakat harus melakukan social distancing, yang tentunya gereja pun
mengikutinya. Gereja meniadakan misa secara langsung yang mengumpulkan umat secara
masalah. Tidak hanya meniadakan misa mingguan, namun juga pada perayaan-perayaan besar
seperti Natal dan Paskah yang biasanya lebih banyak lagi umat yang datang.

Selain yang diadakan di dalam Gereja, gereja juga meniadakan kegiatan lingkungan yang
mengumpulkan orang banyak seperti kegiatan doa lingkungan, latihan paduan suara atau koor,
latihan Mazmur, perkumpulan muda mudi Katolik, kegiatan persekutuan doa, dan masih banyak
lagi. Di tengah keterbatasan kita berkumpul, pasti ada cara untuk mengatasinya. Gereja
memanfaatkan fasilitas video conference yang disediakan seperti Zoom, Youtube, Google Meet,
dan lain-lain. Melalui video conference tersebut, umat tetap bisa mengikuti kegiatan lingkungan
secara virtual.

Tidak boleh datang ke gereja bukan alasan kita untuk tidak mengikuti misa. Misa online yang
sudah disediakan adalah alternatif yang cukup efektif, karena tidak hanya disiarkan melalui
channel youtube, namun juga disiarkan melalui televisi yang bisa ditonton oleh seluruh daerah di
Indonesia. Misa online ini termasuk dalam pembinaan iman Katolik. Yang mana kita
memperdalam iman sekaligus memaknai Sakramen Ekaristi. Tentu kita tidak akan secara
langsung menerima Tubuh Kristus seperti yang setiap minggu kita terima, namun masih ada cara
lain seperti perwakilan lingkungan mengambil hosti untuk warga lingkungannya dan dibagikan
kepada warganya ke rumah-rumah, seperti yang pernah saya alami semasa pandemi ini. Namun,
memang akan lebih sering kita menerima komuni batin.

Jadi pandemi bukanlah alasan bagi kita untuk tidak memperdalam iman, malah seharusnya
pandemi menjadi cambuk bagi kita agar kita semakin mengimani Tuhan dan Injil. Bahkan jadwal
misa secara live streaming dapat kita cari di internet, yang semakin memudahkan kita untuk
ikut misa.
Pembinaan iman lainnya yang ada adalah pembinaan iman untuk anak-anak, yaitu dengan
adanya Bina Iman Anak. Anak-anak adalah berkat yang diberikan Tuhan, maka dari itu anak-
anak harus menjadi prioritas utama perhatian keluarga, masyarakat, dan gereja. Menurut Seri
Dokumen Gerejawi nomor 103, anak-anak merupakan anugerah dan suka cita bagi Gereja
maupun keluarga. Tuhan dapat memperbaharui dunia melalui anak-anak.

Pada masa pandemi seperti saat ini, tentu menjadi rintangan bagi Gereja dan keluarga untuk
menumbuh kembangkan kepribadian anak, kerohanian, serta iman anak pada usia dini. Dimana
Gereja dan keluarga berperan penting memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan iman
seorang anak, terlebih pada masa pandemi ini dimana anak-anak tidak boleh bertemu dengan
orang banyakbanyak secara langsung. Maka Gereja dan keluarga harus saling bekerjasama
untuk menjadi wadah pewartaan iman dalam membina iman anak-anak Katolik.

Keluarga punya peran penting dalam pembinaan iman anak. Saat pandemi, anak menghabiskan
lebih banyak waktunya bersama orang tua di rumah. Keluarga harus dapat mengambil peran
aktif dalam membina dan mengajarkan nilai-nilai kristiani kepada anak.Orang tua dapat
mengajak anak untuk langsung melihat stuasi riil supaya anak tidak hanya mendengarkan
ajaran orang tua seperti dongeng. Karena anak akan bisa merasakannya secara langsung a.
Tujuannya, anak dapat berperan aktif dalam Gereja daan masyarakat seperti ikut tergabung
dalam komunitas di gereja.

Perkembangan teknologi pada masa ini dapat dimanfaatkan orangtua untuk memberikan
pengajaran Bina Iman Anak mandiri di rumah. Di banyak platform digital sudah sangat mudah
bagi kita untuk mencari materi-materi Bina Iman Anak berupa cerita-cerita Alkitab yang dapat
diceritakan kembali oleh orangtua agar si anak makin paham.

Salah satu cara lainnya adalah dengan mengajak anak-anak untuk ikut misa secara live
streaming. Mungkin memang si anak masih kurang paham apa itu misa, namun justru dengan
mengajar anak rutin mengikuti misa akan semakin paham anak-anak pada apa itu misa, tata
perayaannya, petugas-petugas liturginya dan peranannya.

Selain itu, orangtua dapat melakukan konsultasi pada Romo melalui sosial media seperti
WhatsApp atau Facebook jika ada tata perayaan yang masih kurang dimengerti. Atau konsultasi
kepada pembimbing Bina Iman Anak terdahulu saat ada pertanyaan anak yang belum bisa
dijawab.

Dengan kata lain, selain kerjasama antara Gereja dan orangtua dalam membina iman anak,
orangtua juga harus bekerja sama dengan teknologi untuk dapat membina iman anak selama di
rumah. Orangtua harus mempelajari dan setidaknya menguasai teknologi yang dapat
membantu memperkuat iman anak, agar anak siap memiliki kedewasaan imannya.

Mengembangkan iman pada anak usia dini berpengaruh besar terhadap pandangan dan
pemahaman anak terhadap agama Katolik kedepannya. Mungkin masih banyak orang diluar
sana yang memilih untuk pindah dari agama Katolik dengan berbagai alasan, yang alasan paling
sering dipakai adalah orang tersebut merasa bahwa ajaran agama Katolik tidak berpegang pada
Alkitab namun pada hukum Kanonik yang merupakan hukum buatan manusia bukan ajaran dari
Allah. Maka orang tersebut memilih untuk mencari agama lain yang menurutnya berpegangan
langsung dengan ajaran Tuhan.
Namun sebenarnya, alasan tersebut berbalik pada diri orang itu. Tak kenal maka tak sayang,
begitupula yang terjadi pada umat Katolik. Penting adanya pengenalan dan pemahaman
tentang Katolik bagi seseorang, sehingga umat Katolik tidak menjadi "salah paham" dan menilai
bahwa Katolik tidak berdasar pada Alkitab.

Alasan-alasan seperti itu sesungguhnya hanya menunjukkan kerapuhan iman seseorang.


Kenyataannya orang yang bersangkutan tidak sungguh-sungguh mengenal dan menghayati
imannya sehingga pada akhirnya orang tersebut mudah terpengaruh, gampang ragu, atau
akhirnya apatis sambil mengatakan, “ah, kan semua agama sama saja”.

Maka penting adanya pembinaan iman sejak dini agar hal-hal seperti itu terhindari. Dan kita
bisa hidup dengan semakin menghayati pengalaman iman kita terhadap Kristus.

Anda mungkin juga menyukai