TUGAS 2
NORMA-NORMA UMUM
Kan. 1 – Kanon-kanon Kitab Hukum ini berlaku hanya untuk Gereja Latin.
Kan. 2 – Pada umumnya Kitab Hukum tidak menentukan ritus yang harus ditepati
dalam perayaan-perayaan liturgis; karena itu, undang-undang liturgis yang berlaku
sampai sekarang tetap mempunyai kekuatan hukum, kecuali kalau ada yang
bertentangan dengan kanon-kanon Kitab Hukum ini.
Kan. 3 – Kanon-kanon Kitab Hukum ini tidak menghapus selu-ruhnya atau sebagian
perjanjian-perjanjian yang telah diadakan oleh Takhta Apostolik dengan negara atau
masyarakat politik lain. Karena itu, perjanjian-perjanjian tersebut masih tetap berlaku
seperti sekarang, walaupun bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Kitab Hukum
ini.
Kan. 4 – Hak-hak yang telah diperoleh tetap utuh; demikian juga privilegi-privilegi
yang sampai sekarang diberikan Takhta Apostolik kepada perorangan atau badan
hukum dan yang masih berlaku serta tidak dicabut, kecuali dengan jelas dicabut oleh
kanon-kanon Kitab Hukum ini.
- Immoral : Immoral adalah kebalikan dari moral dan berarti tidak sesuai dengan
standar moralitas yang diterima. Immoral mengacu pada sengaja melanggar
aturan antara benar dan salah. Immoral menyampaikan perasaan negatif dan
ketika digunakan untuk menggambarkan seseorang, immoral berarti jahat, kejam,
tidak etis, atau jahat.
Orang yang immoral tahu perbedaan antara benar dan salah tetapi memilih
untuk tidak mematuhi prinsip – prinsip moral. Dengan demikian, penjahat dalam
film, novel dan bahkan kartun dapat digambarkan sebagai immoral. Contoh
berikut akan membantu Anda memahami arti dan penggunaan kata ini dengan
lebih baik.
- Moral : Kata Moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan
kesusilaan, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang
menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat
kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak secara moral. Jika sebaliknya
yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip
yang benar, baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan
terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan
norma, moral pun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral,
filsafat, moral etika, moral hukum, moral ilmu, dan sebagainya. Nilai, norma dan
moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai
aspeknya.
Moral murni atau disebut juga hati nurani yaitu moral yang terdapat dalam setiap
manusia, sebagai suatu bentuk dari anugrah Tuhan. Tuhan pasti memberikan
moral yang baik pada setiap umatnya seperti penyayang, jujur, sopan, santun,
berakhlak baik, bertawakal dan lain-lain namun situasinya dapat berubah
apabila masuk ke moral terapan.
Moral terapan merupakan sesuatu yang didapat dari ajaran berbagai ajaran adat,
agama, filosofis, yang menguasai kehidupan manusia sesuai lingkungan tempat
tinggal mereka. Moral terapan adalah hasil rekonstruksi lingkungan, oleh
karenanya terdapat dua jenis yaitu moral baik dan buruk. Moral baik seperti
jujur, sopan, dan santun sedangkan yang buruk seperti suka mencela, mencuri,
dan berbohong.
manusia harus memiliki moral yang jika ia ingin dihormati oleh orang lain. Moral
adalah untuk nilai-absolutan dalam masyarakat secara keseluruhan. Ukuran
penilaian budaya moral yang setempat. Moral adalah suatu tindakan / perilaku /
ucapan seseorang dalam interaksinya dengan manusia.
Jika orang tersebut melakukannya sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat dan masyarakat dapat diterima dan menyenangkan, maka orang
tersebut dianggap memiliki moral yang baik, dan sebaliknya. Moral merupakan
produk budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang
bervariasi sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun lama.
“jangalah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan
domba itu ( 1 petrus 5 : 3 ).
”siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan
orang bebal menjadi malang (amsal 13 : 20 )