Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS TUTORIAL ONLINE

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : JOAO ROBIN MARQUES

Nomor Induk Mahasiswa : 022822751

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4110 / BAHASA INDONESIA

Kode/Nama UPBJJ : 79 / KUPANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Jelaskan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday.
Jawaban :

Dikemukakan H.A.K Halliday dalam bukunya yang berjudul Explanations in the Functions of
Language (1973) yang dikutip Tarigan (2003:6-7) ada tujuh fungsi bahasa yaitu :

1. Fungsi instrumental (the instrumental function), melayani pengelolaaan lingkungan,


menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.

Kalimat-kalimat seperti:

“Ibu melihat dengan mata kepala bahwa sayalah yang menolong membawa anak itu ke
Puskesmas.”

2. Fungsi regulasi (the regulatory function), bertindak untuk mengawasi serta mengendalikan
peristiwa-peristiwa. Fungsi regulasi ini memang agak sulit dibedakan dari fungsi
instrumental. Fungsi regulasi atau fungsi pengaturan ini bertindak untuk mengendalikan
serta mengatur oranglain. Demikianlah, pengaturan pertemuan antara orang-orang
persetujuan, celaan, ketidaksetujuan pengawasan tingkah laku, menetapkan peraturan
hukum, merupakan ciri fungsi regulasi bahasa. Jika saya berkata: “Kamu mencuri, karena
itu kamu dihukum!” maka fungsi bahasa di sini adalah fungsi instrumental, tetapi kalimat:
”Kalau kamu mencuri maka kamu pasti dihukum.” Mengandung fungsi regulasi, fungsi
pengaturan.
3. Fungsi pemerian (the representational function) adalah penggunaan bahasa untuk membuat
pernyataan-pernyataan, memyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau
melaporkan, dengan kata lain menggambarkan realitas yang sebenarnya, seperti yang
dilihat oleh seseorang.
2. Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres VII s.d. XI
dengan menggunakan peta konsep (mind mapping).

Jawaban :

Menurut karya tulis berjudul: Tiga Fase Perkembangan Bahasa Indonesia (1928—2009):  Kajian
Linguistik Historis  karangan Sudaryanto:

1. fase bahasa Indonesia  sebagai bahasa persatuan ditandai Ejaan van Ophuijsen dan Kongres
Bahasa Indonesia  I.
2. fase bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara ditandai Pasal 36 UUD 1945,  Kongres
Bahasa Indonesia II, Praseminar Politik Bahasa Nasional (1974), Seminar  Politik Bahasa
Nasional (1975), Seminar Politik Bahasa (1999), Ejaan Suwandi (1947),  dan Ejaan yang
Disempurnakan (1972)
3. fase bahasa Indonesia sebagai bahasa  internasional ditandai Kongres Internasional IX Bahasa
Indonesia, UU Nomor 24 Tahun  2009, dan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi
Kebahasaan Badan  Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Berikut Peta konsep (mind mapping):

3.1 Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)
Jawaban :
 Informasi Awal Adalah : Parenting ( Cara Mengasuh dan Mendidik Anak )
 Identitasnya adalah : Kebudayaan Jepang.
 Topiknya Adalah : Parenting Menjadi isu yang hangat dewasa ini.
3.2 Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
1. Apa yang dimaksud dengan Parenting ?
2. Sebutkan dan jelaskan 4 jenis gaya parenting!
3. Berikanlah kesimpulan dari artikel tersebut!

3.3 Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2!
(langkah read)
1. Yang dimaksud dengan Parenting Adalah: cara mengasuh dan mendidik anak.
2. 4 (empat) Jenis gaya parenting yaitu: gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan
terlalu protektif. berikut adalah sedikit penjelasan mengenai keempat gaya asuh
tersebut.
I. Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat
Ibu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai usia 5
tahun anak tidur bersama orangtuanya. Ibu juga selalu menemani di manapun
anaknya berada. 
II. Orang tua adalah cerminan anak
Setelah fase usia 5 tahun, anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu
usia 5-15 tahun anak mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti
membersihkan rumah, belajar untuk disiplin, dan melakukan apa yang
dilakukan oleh orang tua. Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat
berkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun.
III. Orang tua dan anak adalah setara
Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikan ruang agar anak
dapat lebih mandiri dengan mengurangi batasan yang diterapkan pada fase
sebelumnya.
Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan keterampilan bagi
dirinya sendiri dan keluarga serta belajar bertingkah laku yang baik dan sopan
(menurut adat Jepang).
IV. Memperhatikan tentang perasaan dan emosi
Selain mengajari dan mempersiapkan anak untuk dapat hidup di komunitas
sosial masyarakat yang lebih luas, anak juga diberikan semangat untuk dapat
memahami dan menghormati perasaanya sendiri. Orang tua mengajarkan
anaknya untuk melakukan hal yang tidak mempermalukannya. Contohnya tidak
menegur anaknya atau menasehati anaknya di muka umum ketika melakukan
hal yang dirasa kurang pantas. Orangtua memilih menunggu situasi dan tempat
yang lebih privasi untuk menasehatinya. Anak diajarkan untuk dapat memiliki
sikap empati dan saling menghormati orang lain.
3. Kesimpulan dari Artikel tersebut adalah : Setelah membaca gaya asuh orang tua di
Jepang, dapat dipahami bahwa gaya asuh mereka merupakan perpaduan antara sedikit
gaya permisif dan gaya authoritative (berwibawa).

3.4 Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor 3!
(langkah recite)

1) parenting dipahami sebagai sebuah interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak
dengan tujuan mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan
spiritual. Dalam definisi ini juga dijelaskan bahwa parenting terjadi sejak anak masih
berada dalam kandungan hingga ia dewasa.
Dari kedua definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa parenting adalah
bagaimana cara mendidik anak agar ia siap menjadi dewasa dan berdiri pada kakinya
sendiri. Parenting mencakup pola pengasuhan yang mendukung perkembangan emosi,
fisik, sosial, intelektual, dan spiritual anak.
2) 4 (empat) Jenis gaya parenting yaitu: gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan
terlalu protektif.
1. Gaya Asuh Otoriter
Jenis parenting yang pertama adalah authoritarian parenting. Dalam parenting
model ini, ciri utamanya adalah orang tua yang berlaku otoriter (memerintah)
kepada anak. Tipikal orang tua yang menganut authoritarian parenting adalah
menganggap bahwa semua keinginannya harus dituruti oleh anak, merasa selalu
benar, hingga terlalu membatasi ruang gerak anak. Anak yang tumbuh dalam
parenting model ini dikhawatirkan akan menjadi pribadi yang cenderung pasif.
Kebiasaan orang tua yang menekan pendapat akan membuat anak merasa bahwa
pendapat dan pemikiran mereka tidak berarti.
2. Gaya Asuh Berwibawa
parenting adalah tipe parenting yang bisa dibilang berkebalikan dengan
authoritarian parenting. Jika dalam authoritarian parenting orang tua cenderung
memaksakan kehendak, dalam authoritative parenting orang tua justru memberikan
dukungan terhadap pilihan yang diambil anak. Model parenting seperti ini dianggap
ideal karena akan membuat anak lebih percaya diri. Ia juga akan lebih mudah
menyampaikan opininya sendiri karena tidak dihalang-halangi oleh paksaan orang
tua.
3. Gaya asuh Permisif
Jenis parenting berikutnya adalah indulgent parenting. Dalam model parenting ini,
orang tua terlibat sepenuhnya dalam mengasuh anak. Mereka akan bertindak amat
permisif terhadap pilihan atau pemikiran anak. Pola pengasuhan ini memang baik
untuk membuat anak percaya diri, namun di sisi lain mereka justru bisa menjadi
manja karena orang tua selalu permisif dan menuruti kehendak anak. Model
parenting seperti ini bisa muncul jika di masa kecil orang tua selalu dibatasi
pergerakannya. Menjadi indulgent dan permisif adalah cara mereka untuk
“membalas” perlakukan orang tua di masa lalu.
4. Gaya asuh Protektif
Terakhir adalah neglectful parenting. Tipe parenting seperti ini harus dihindari
karena dapat menimbulkan jarak antara orang tua dengan anak. Dalam neglectful
parenting, orang tua jarang atau bahkan tidak terlibat sama sekali dalam pengasuhan
anak. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari kesibukan karena pekerjaan
hingga keadaan lain yang memaksa orang tua untuk bertindak demikian.
3) Kesimpulan dari artikel tersebut adalah :
Gaya asuh budaya jepang menggunakan perpaduan antara gaya asuh permisif dan
gaya asuh beribawa. Dimana sudah jelaskan bahwa dalam gaya asuh permisif orang
tua lebih terlibat sepenuhnya dalam mengasuh anak sedangkan gaya asuh beribawa
orang tua memberikan dukungan sepenuhnya terhadap pilihan anak.
3.5 Informasi Utama Dari Artikel Tersebuta Adalah
Gaya asuh { parenting} yang terdapat di budaya jepang yaitu perpaduan antara gaya asuh
permisif dan gaya asuh beribawa

Anda mungkin juga menyukai