Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS TUTORIAL ONLINE

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : JOAO ROBIN MARQUES

Nomor Induk Mahasiswa : 022822751

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4330 / ADMINISTRASI PERPAJAKAN

Kode/Nama UPBJJ : 79 / KUPANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Sebutkanlah penggolongan tarif pajak yang anda ketahui serta jelaskan secara singkat
mengenai perbedaannya dan analisa dari masing-masing tarif tersebut apakah masih cocok
diterapkan dimasa sekarang serta sebutkan tarif yang sering digunakan dalam penghitungan
perpajakan di Indonesia !
Jawaban :
❖ Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung jawab
wajib pajak. Biasanya tarif pajak berupa persentase yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Ada berbagai jenis tarif pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif pajak yang berbeda-
beda. Dasar pengenaan pajak merupakan nilai dalam bentuk uang yang dijadikan dasar untuk
menghitung pajak terutang.
Secara struktural, tarif pajak dibagi menjadi 4 jenis, antara lain:
1. Tarif Progresif (a progressive tax rate).
Tarif degresif ini kebalikan dari tarif progresif. Artinya, tarif pajak ini merupakan tarif pajak
yang persentasenya akan lebih kecil dari jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak
tinggi. Atau, persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya
semakin meningkat.
Jadi, jika persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang tidak ikut mengecil. Melainkan
bisa jadi lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya semakin besar.
2. Tarif Degresif (a degressive tax rate).
Tarif proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan
terhadap dasar pengenaan pajak. Jadi, seberapa pun jumlah objek pajak, persentasenya akan
tetap.
Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan PBB (0,5%) dari berapa pun objek
pajaknya.
3. Tarif Proporsional (a proportional tax rate).
Tarif proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan
terhadap dasar pengenaan pajak. Jadi, seberapa pun jumlah objek pajak, persentasenya akan
tetap.
Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan PBB (0,5%) dari berapa pun objek
pajaknya.
4. Tarif Tetap/regresif (a fixed tax rate).
Tarif tetap atau tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa
memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya.
Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu tetap sesuai dengan
peraturan yang telah diberlakukan, seperti Bea Meterai dengan nilai atau nominal sebesar
Rp3.000, Rp6.000 dan Rp.10.000.
❖ Kendala dalam Pemungutan pajak di Indonesia mengalami banyak permasalahan, antara lain
disebabkan: Kelemahan regulasi dibidang perpajakan itu sendiri, kurangnya sosialisasi, tingkat
kesadaran, pengetahuan dan tingkat ekonomi yang rendah, database yang belum lengkap dan
akurat, lemahnya penegakan hukum berupa pengawasan dan pemberian sanksi yang belum
konsisten dan tegas. Untuk mengatasinya dengan melakukan reformasi dibidang perpajakan,
antara lain: Melakukan penyempurnaan regulasi/perangkat aturan, menggalakkan sosialisasi
agar menambah pengetahuan untuk menumbuhkan kesadaran wajib pajak taat pajak,
melakukan evaluasi, menyediakan database yang lengkap, akurat, terintegrasi dan terjamin
kerahasiannya, meningkatkan penegakan hukum dalam pengawasan dan pemberian sanksi
secara konsisten dan tegas, dan melakukan pemungutan pajak yang: Adil, berdasarkan undang-
undang, tidak mengganggu perekonomian, efisien dan sistemnya harus sederhana.

❖ Tarif yang sering digunakan dalam penghitungan perpajakan di Indonesia.


LAPISAN PENGHASILAN TARIF

0 s.d. Rp 50.000.000 5%

> Rp 50.000.000.000 s.d. Rp 250.000.000 15%

Rp 250.000.000 s.d. 500.000.000 25%

> 500.000.000 30%

2. Reformasi perpajakan saat ini sering dilakukan pemerintah diantaranya membuat sistem
administrasi perpajakan modern ? apakah reformasi perpajakan yang dilakukan pemerintah
efektif dalam meningkatkan penerimaan pajak di Indonesia ! jelaskan secara ringkas beserta
contohnya aplikasi dari sistem perpajakan yang ada saat ini!
Jawaban :
Menurut Pendapat saya : Untuk mengoptimalkan pendapatan negara melalui sektor pajak tersebut,
maka salah satu yang perlu ditingkatkan adalah pelayanan pajak terhadap masyarakat. Sistem
administrasi perpajakan yang baik dan modern merupakan salah satu faktor yang sangat
mepengaruhi ketercapaian hal tersebut.
Dari historisnya, reformasi perpajakan di Indonesia pada 1983, telah menciptakan sistem
administrasi perpajakan modern yang melahirkan sistem self assesment. Yang dimaksud
dengan sistem self assesment sendiri adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan
kepercayaan kepada wajib pajak untuk mendaftar, menghitung, memperhitungkan, membayar, dan
melaporkan sendiri pajaknya berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Namun, sampai disitu saja tidak cukup, dengan bersandar pada sistem self-
assesment, perkembangan teknologi dan tuntutan pelayanan pajak yang lebih modern dan
memudahkan wajib pajak menjadi hal krusial untuk diperhatikan. Untuk itu, langkah pemerintah
untuk membangun sistem administrasi perpajakan modern harus terus berjalan.
Sistem administrasi perpajakan modern sendiri merupakan sistem administrasi perpajakan yang terus
mengalami penyempurnaan atau perbaikan kinerjanya, baik dari sisi internal maupun eksternal
institusi perpajakan yang tujuan untuk memberikan pelayanan pajak yang prima sekaligus
meningkatkan penerimaan pajak.
Secara garis besar, sistem administrasi perpajakan modern merupakan wujud dari hasil reformasi
perpajakan yang disempurnakan dan disesuaikan dengan kondisi perpajakan di Indonesia secara
menyeluruh di berbagai sektor administrasi pajak. Perkembangan sistem administrasi pajak ini
setidaknya memberikan beberapa pengaruh terhadap pelayanan pajak.
- Pertama, dengan menerapkan sistem administrasi yang berbasis teknologi terkini, pelayanan
pajak yang diberikan bisa lebih efisien sekaligus meringankan beban fiskus dalam melaksanakan
tugasnya. Dengan ini pula wajib pajak juga lebih mudah dan praktis dalam melakukan
kewajibannya.
Hal ini terlihat dari bagaimana saat ini Ditjen Pajak telah menerapkan sistem pelayanan secara
online, seperti pembuatan nomor pokok wajib pajak secara online (e-registration), pembayaran
online (e-billing), SPT online (e-SPT), hingga fatur pajak elektronik (e-faktur).
Dengan e-SPT misalnya. Sistem yang dibuat dapat mengurangi kesalahan wajibp ajak pada saat
mengisi SPT. Pengisian SPT yang dilakukan dengan menggunakan kertas biasanya sering terjadi
kesalahan karena banyak wajib pajak yang belum paham mengenai cara pengisian SPT secara
manual. Adanya aplikasi pengisian SPT secara komputer ini dapat mempermudah wajib pajak.
- Kedua, melalui sistem pelayanan pajak modern, integrasi data yang diperoleh otoritas pajak
dapat menjadi alat bantu untuk memonitoring kepatuhan pajak. Dalam hal ini otoritas pajak
dapat mengawasi secara intensif sehingga masyarakat terdorong untuk jujur dan taat dalam
memenuhi kewajiban pajaknya.
- Ketiga, sistem administrasi pajak yang modern juga dapat dimanfaatkan oleh otoritas pajak
untuk memetakan wajib pajak. Untuk wajib pajak tertentu, misalnya yang memiliki sumber
penghasilan yang beragam dan berpotensi besar bagi penerimaan, membutuhkan perhatian yang
lebih besar mengingat wajib pajak tersebut biasanya memiliki pergerakan penghasilan yang
dinamis dan cukup luas, tak hanya lingkup domestik, melainkan juga internasioanl. Administrasi
pajak yang dapat mengakomodasi hal ini tentunya akan menjadi alat yang ampuh dalam
mendongkrak penerimaan ke depannya.

TERIMA KASIH, SALAH SEHAT SELALU

Anda mungkin juga menyukai