Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : RISA ASTUTI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043027152

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4330/Administrasi Perpajakan

Kode/Nama UPBJJ : 50/SAMARINDA

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
ADBI4330

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.2 (2021.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu


Politik Kode/Nama MK : ADBI4330/Administrasi Perpajakan
Tugas 1

No. Soal
1. Pajak haruslah dipungut berdasarkan suatu keadilan. Keadilan tersebut harus dituangkan, baik dalam perundang-
undangan maupun diwujudkan dalam pelaksanaannya. R. Santosa Brotodihardjo, SH dalam bukunya “Pengantar
Ilmu Hukum Pajak”, menguraikan beberapa teori utuk memberikan dasar menyatakan keadilan. Menurut beliau
disamping harus memenuhi keadilan juga harus memenuhi syarat lainnya. Sebutkanlah syarat lainnya tersebut
yang saudara/i ketahui !
2. Pajak, retribusi dan sumbangan termasuk dalam topik pembahasan public finance, yang merupakan sumber
pemasukan negara. Jelaskanlah perbedaan antara pajak dengan retribusi dan pajak dengan sumbangan, yang
saudara/i ketahui !

3. Adapun tujuan pemungutan pajak adalah untuk mencapai keadilan dalam pemungutannya. Salah satu cara untuk
mewujudkan keadilan dapat ditempuh melalui sistem tarif. Sebutkanlah kebijakan tarif dan sistem tarif yang
berlaku di Indonesia, yang saudara/i ketahui !

JAWABAN
1. - Syarat Keadilan
Pemungutan pajak harus berlandaskan keadilan, baik dalam peraturan perundang-undangan
maupun dalam pelaksanaan pemungutan pajak. Landasan keadilan ini merupakan syarat
yang harus dipenuhi untuk mencapai keadilan bagi masyarakat. Contoh dari adil yang
dimaksud antara lain: Wajib pajak memiliki hak dan kewajiban yang diatur oleh undang-
undang, Setiap warga negara yang memenuhi syarat sebagai wajib pajak haruslah
menyetorkan pajaknya, Adanya sanksi untuk pelanggaran-pelanggaran pajak yang terjadi.
- Syarat Yuridis
Pemungutan pajak selalu didasarkan pada undang-undang yang berlaku. Salah satu undang-
undang yang mengatur pemungutan pajak adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum Perpajakan. Dengan adanya pengaturan dalam bentuk undang-
undang, pemerintah memberikan jaminan hukum bagi terlaksananya aktivitas pemungutan
pajak.
- Syarat Ekonomis
Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas perekonomian yang dapat
mengakibatkan kelesuan perekonomian nasional. Contohnya, pemungutan pajak tidak boleh
mengganggu aktivitas produksi ataupun perdagangan yang sedang berlangsung.
- Syarat Finansial
Pemungutan pajak harus dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga hasil yang diperoleh
maksimal. Efisien maksudnya pemungutan pajak harus dilakukan dengan mudah, tepat
sasaran, tepat waktu dan biaya minimal.

Efektif artinya pemungutan pajak harus membawa hasil sesuai perhitungan yang telah
dilakukan. Dalam syarat ini, biaya pemungutan pajak harus lebih kecil daripada pemasukan
pajak yang diterima kas negara.
- Syarat Sederhana
Sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah dimengerti wajib pajak. Sistem
pemungutan pajak yang sederhana akan membantu wajib pajak dalam melaporkan pajak
mereka dan mendorong masyarakat memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan demikian,
pemasukan negara dari pajak akan semakin meningkat.

Syarat pemungutan pajak adalah landasan prinsip yang harus ada dalam setiap aktivitas pemungutan
pajak.

Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia

Syarat pemungutan pajak di Indonesia berkaitan dengan sistem pemungutan pajaknya yaitu sistem
withholding tax. Dalam sistem ini pemungutan pajak berupa pemungutan dan/atau pemotongan.

Pemungutan ini berkaitan dengan jumlah pajak yang dipungut untuk pembayaran-pembayaran yang
dianggap memiliki potensi menghasilkan pendapatan bagi penerima pembayaran, misalnya PPh pasal
22. Sedangkan maksud dari pemotongan pajak disini adalah jumlah pajak yang dipotong oleh
pemberi penghasilan atas jumlah penghasilan yang diberikan kepada penerima penghasilan sehingga
menyebabkan berkurangnya jumlah penghasilan yang diterimanya, contohnya PPh pasal 21 dan PPh
pasal 23.

Siapa yang dapat disebut pemungut pajak?

Pemungut pajak adalah pihak yang melakukan pemungutan pajak berdasarkan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun 2018 Pasal 22, yang ditunjuk
sebagai pemungut pajak yaitu:

1. Bendahara pemerintah, pejabat pemegang kas, dan pejabat lainnya yang menjalankan fungsi sama,
baik yang bekerja di pemerintah pusat dan daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-
lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang;

2. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta, berkenaan dengan kegiatan di
bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain, seperti kegiatan usaha produksi barang tertentu
antara lain otomotif dan semen; dan

3. Wajib pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang yang
tergolong sangat mewah.

Berikut ini tiga ketentuan mengenai pemungut pajak :


Pemungut pajak haruslah ditunjuk secara selektif agar memiliki kompetensi yang cukup untuk
bersikap efisien dan efektif dalam pemungutan pajak; Pemungut pajak tidak mengganggu kelancaran
ekonomi masyarakat seperti mengganggu kelancaran peredaran barang. Pemungut pajak
melaksanakan pemungutan dengan cara yang sederhana sehingga masyarakat mudah mengerti akan
prosesnya.

Mengapa harus ada syarat pemungutan pajak? Penerapan syarat pemungutan pajak ditujukan untuk
banyak hal. Pertama, untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengumpulan dana melalui
sistem pembayaran pajak. Kedua, untuk tujuan kesederhanaan, kemudahan, dan pengenaan pajak
yang tepat waktu. Syarat pemungutan pajak ini merupakan landasan bagi para pemungut pajak, wajib
pajak atau mereka yang bergerak di dunia perpajakan, dalam memberlakukan pajak yang adil demi
tercapainya Sila Kelima Pancasila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

2. -Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung
dapat ditunjuk.
-Retribusi agak berbeda dengan pajak. Dalam retribusi, hubungan antara prestasi yang dilakukan
(dalam wujud pembayaran) dengan kontraprestasi itu bersifat langsung.
-Sumbangan itu terkandung pemikiran bahwa  biaya-biaya yang dikeluarkan untuk prestasi
pemerintah tertentu tidak boleh dikeluarkan dari kas umum, karena prestasi itu tidak ditujukan kepada
penduduk seluruhnya, melainkan hanya sebagian penduduk saja.

3. Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia


Syarat pemungutan pajak di Indonesia berkaitan dengan sistem pemungutan pajaknya yaitu
sistem withholding tax. Dalam sistem ini pemungutan pajak berupa pemungutan dan/atau
pemotongan. Pemungutan ini berkaitan dengan jumlah pajak yang dipungut untuk pembayaran-
pembayaran yang dianggap memiliki potensi menghasilkan pendapatan bagi penerima pembayaran,
misalnya PPh pasal 22. Sedangkan maksud dari pemotongan pajak disini adalah jumlah pajak yang
dipotong oleh pemberi penghasilan atas jumlah penghasilan yang diberikan kepada penerima
penghasilan sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah penghasilan yang diterimanya, contohnya
PPh pasal 21 dan PPh pasal 23.

Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung jawab wajib
pajak. Biasanya tarif pajak berupa persentase yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Ada berbagai
jenis tarif pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif pajak yang berbeda-beda. Dasar
pengenaan pajak merupakan nilai dalam bentuk uang yang dijadikan dasar untuk menghitung pajak
terutang.

Secara struktural, tarif pajak dibagi menjadi 4 jenis, antara lain:

1. Tarif Progresif (a progressive tax rate).


2. Tarif Degresif (a degressive tax rate).
3. Tarif Proporsional (a proportional tax rate).
4. Tarif Tetap/regresif (a fixed tax rate).

Anda mungkin juga menyukai