TUGAS 2 SESI 5
1. Buatlah contoh perhitungan dari PPh pasal 21s, 22 dan 23 yang Anda ketahui! Sebutkanlah
dasar hukumnya !
JAWABAN :
Untuk perhitungan PPh 21 sendiri, terdapat 3 (tiga) metode yang berbeda, yaitu perhitungan
PPh 21 nett, gross dan gross up.
Misalnya, ada seorang karyawan yang memiliki gaji per bulan Rp11.000.000, statusnya lajang
tanpa tanggungan (PTKP TK/0).
Rp10.450.000 x 12 = Rp125.400.000
Sebelum melakukan perhitungan gross up kita harus tahu perhitungan untuk PKP dengan
mengikuti formula Lapisan PKP berikut ini:
Dengan menggunakan contoh kasus, gaji per bulan adalah Rp11.000.000, dengan status lajang
tanpa tanggungan (PTKP TK/0).
= Rp125.400.000 – Rp54.000.000
= Rp71.400.000
Maka berlaku rumus lapisan kedua untuk mendapatkan Tunjangan Pajak yaitu (PKP setahun –
Rp47.500.000) x 15/85 +Rp2.500.000
Maka tunjangan ini dimasukkan dalam komponen gaji sehingga gaji yang diterima adalah
Rp11.000.000 + Rp559.803 = Rp11.559.803
Untuk perhitungan PPh 21 gross up memang sedikit lebih rumit namun demikian, dengan
adanya contoh perhitungan PPh 21 di atas jadi lebih mudah dipahami.
SUMBER : https://employers.glints.com/id-id/blog/simulasi-dan-contoh-perhitungan-pph-21/
Contoh Perhitungan PPH 22
Bendahara membeli 4 (empat) printer dari PT. ABCD dengan harga beli Rp22.000.000
(harga termasuk PPN).
Besarnya pemungutan pajak atas pembelian printer tersebut adalah:
Sumber : https://ayopajak.com/cara-menghitung-pph-pasal-22/
Penjelasan mengenai apa itu jumlah bruto dan yang dikecualikan dari pemotongan pajak penghasilan
pasal 23, selengkapnya baca Istilah Jumlah Bruto dan Pengecualian PPh Pasal 23.
Sedangkan tarif PPh 23 sendiri dibedakan berdasarkan objek yang dikenakan pajaknya.
Berikut contoh soal perhitungan PPh Pasal 23 sesuai jenis objek pajaknya:
Wajib pajak diharuskan membayar PPh sebesar 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain
terkait penggunaan harta.
Perlu diketahui, sewa dan penghasilan lain yang berasal dari penggunaan tanah dan bangunan
dikecualikan dari pajak ini, yang dasar hukumnya dapat kita temukan pada pasal 4 ayat (2) bagian d.
Contoh soal;
PT BBB menyewa alat berat dari CV AAA dengan biaya sewa sebesar Rp50.000.000.
Berapa besar PPh Pasal 23 atas sewa yang harus dipotong PT BBB sebagai pemberi penghasilan atas
sewa dari CV AAA?
Tarif PPh Pasal 23 atas dividen sebesar 15% dari jumlah bruto.
Tarif ini juga diberlakukan pada penghasilan atas bunga, royalti, hadiah, penghargaan, bonus, atau
sejenisnya, selain yang belum dipotong oleh PPh Pasal 21.
Dalam Pasal 4 ayat (1) UU 36 Tahun 2008 tentang PPh, dividen yang dimaksud termasuk dividen yang
diterima oleh pemegang polis asuransi serta pembagian sisa hasil usaha koperasi.
Sedangkan bunga adalah diskonto, premium, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.
Sementara yang dimaksud dengan royalti adalah imbalan atas penggunaan hak.
Contoh soal;
Pak Kelik menerima royalti atas hak yang digunakan sebesar Rp10.000.000.
Berapa besar pemotongan PPh Pasal 23 atas royalti yang diberikan pada Pak Kelik?
maka jumlah PPh yang harus dibayarkan adalah: 15% x Rp10.000.000 = Rp1.500.000.
Jasa perancang merupakan jenis jasa lain yang dikenakan PPh Pasal 23 dengan tarif sebesar 2% dari
jumlah bruto.
Contoh soal;
Jika wajib pajak yang menerima penghasilan dikenakan PPh 23 tidak memiliki NPWP, maka akan
dikenakan tarif pajak sebesar dua kali lipat dari tarif normalnya.
Contoh soal;
Jika jumlah PPh yang harus dibayar oleh seorang WP pemilik NPWP sebesar Rp1.000.000, maka PPh
yang harus dibayar oleh WP yang tidak punya NPWP adalah Rp1.000.000 +(100% x Rp1.000.000) =
Rp2.000.000.
Sumber : https://klikpajak.id/blog/perhitungan-pph-23-dan-contoh/
2. Jelaskan yang dimaksud dengan pajak berganda, serta kelemahan dan kelebihan dari pajak
berganda tersebut! Sebutkanlah dasar hukumnya !
Jawaban :
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari
barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. Beberapa kelebihan dari PPN adalah
PPN atas perolehan barang modal dapat diperoleh kembali pada bulan perolehan, dengan demikian
sangat membantu likuiditas perusahaan
PPN mendapat predikat sebagai money maker karena konsumen selaku pemikul bebasn pajak tidak
merasa dibebani oleh pajak tersebut sehingga memudahkan fiskus untuk memungutnya.
PPN menuntut tingkat pengawasan yang lebih cermat oleh administrasi pajak
Sumber : https://www.pajakku.com/read/5f72a9be2712877582239094/Apa-itu-Perjanjian-
Penghindaran-Pajak-Berganda-