Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Disusun oleh : Rifan Hidayat
NIM : 044519567

1. Fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday

M.A.K. Halliday (1973) berpendapat bahwa terdapat tujuh fungsi bahasa yaitu sebagai fungsi instrumental,
fungsi regulasi, fungsi representasional, fungsi interaksional, fungsi personal, fungsi heuristik, dan fungsi
imaginatif dengan penjelasan masing-masing fungsi diantaranya:

1) Fungsi Instrumental Yang dimaksud dengan bahasa sebagai fungsi instrumental adalah penggunaan
bahasa dapat dipergunakan untuk melayani lingkungan dimana bahasa tersebut dipergunakan, serta
bahasa
dapat menyebabkan terjadinya peristiwa tertentu. Sebagai contoh bahasa Indonesia digunakan sebagai
bahasa utama dalam rapat anggota DPR serta sekolah-sekolah di Indonesia.

2) Fungsi Regulasi Fungsi regulasi ialah penggunaan bahasa yang digunakan untuk mengawasi serta
mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dilingkungan manusia. Dengan kata lain, fungsi bahasa
sebagai regulasi yaitu untuk mengatur dan mengendalikan penggunaan bahasa yang dipergunakan oleh
masyarakat, misalnya dalam tanda jalan seperti belok kiri, belok kanan, jalan terus, dan lain-lain.

3) Fungsi Representasional

Fungsi representasionaladalah bahasa yang bertujuan untuk mengambarkan maksud dan tujuan tertentu.
Maksud dan tujuan tersebut bisa berupa fakta dan pengetahuan, menjelaskan suatu peristiwa, melaporkan
sesuatu, serta lain- lainnnya. Sebagai contoh ketika terjadi kecelakaan lalu lintas disuatu tempat, terdapat
sejumlah wartawan yang meliput dan menyampaikan peristiwa tersebut dalam stasiun televisi. Dengan
demikian, bahasa tersebut berfungsi sebagai representasional.

4) Fungsi Interaksional Fungsi interaksional adalah bahasa yang dipergunakan sebagai media dalam
menjamin terjadinya interaksi serra memantapkan terjadinya komunikasi antara penutur dan pendengar
dalam berkomunikasi. Dengan demikian bahasa sebagai alat jaminan dan bukti dalam proses terjadinya
komunikasi.

5) Fungsi Personal

Fungsi personal ialah bahasa yang dipergunakan sebagai alat dalam mengekpresikan diri, misalnya
mengenai emosi, pendapat, perasaan, serta maksud- maksud yang bersifat individu. Sebagai contoh ketika
seseorang ingin menyatakan perasaaanya tentang keindahan di pulau Bali, maka orang tersebut bisa
menyampaikan perasaannya lewat tulisan, dan lainnya.

6) Fungsi Heuristik

Fungsi heuristik adalah bahasa yang dipergunakan dalam mempelajari dan mengkaji ilmu pengetahuan,
mengembangkan teknologi, serta menyampaikan rumusan- rumusan yang bersifat ilmiah.
Memonumenkan sebuah ilmu bermanfaat yang bisa diwariskan kepada generasi penerus.

7) Fungsi Imaginatif
Fungsi imaginatif ialah bahasa yang dipergunakan dalam proses penciptaan imajinasi.
Penciptaan imajinasi bisa berupa mendongeng, membuat cerita baik panjang maupun pendek,
menciptakan khayalan / mimpi, serta lain- lainnya. Contohnya adalah peulisan sebuah novel, novel berisi
cerita fiksi yang lahir akibat proses kreatif sang penulis.

2. Perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres VII


s.d. XI

3. SQ3R

1. SURVEY

A. Bagian pendahuluam
1. Judul Artikel : Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
2. Nama Penulis : Buyung Okita
3. Huruf Artikel : Calibri ( Body )
4. Jumlah Bagian Penjelasan : 4 Bagian
5. Ukuran Huruf : 12
6. Jumlah Paragraf Artikel : 10
B. Penjelasan awal
Menjelaskan tentang sisi positif dari gaya mendidik anak dalam budaya Jepang, karena akhir-akhir ini
menjadi isu hangat disebabkan semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan bekal bagi
anak-anak mereka dalam membina rumah tangga dikemudian.

2. QUESTION

1. Sebutkan 4 gaya parenting dari budaya Jepang? Jelaskan!

2. Pada umur berapakah anak mulai ditanamkan nilai-nilai moral sesuai dengan gaya parenting budaya
Jepang.? Jelaskan!

3. Hal apa sajakah yang diberikan orang tua kepada anak fase usia 20 tahun menurut gaya

parenting di Jepang.?Jelaskan.

3. READ

Jawaban sesuai isi buku.


1. Sebutkan 4 gaya parenting dari budaya Jepang? Jelaskan!

- 4 gaya asuh budaya Jepang

1. Hubungan Orang tua dan anak sangat dekat Di jepang tidak jarang perempuan berhenti bekerja demi
mendidik anaknya dirumah. Sering kali terlihat seorang perempuan jepang menggendong anak sambil
bekerja.

2. Orang tua adalah cerminan anak, Pada fase ini orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak
dan kewajiban anak, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Hal ini dilakukan secara
turun temurun, pendidikan moral disekolahpun mulai ditanamkan kepada anak, meskipun terkesan
monoton tetapi hal inilah yang dianggap mampu membuat anak disiplin.

3. Orang tua dan anak adalah setara. Anak didukung untuk menjadi pribadi yang mandiri, dapat berpikir
dan menentukan pilihan dan lebih bersifat demokratis,Anak mulai diajarkan independent (mandiri) dan
dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang dewasa, Setelah usia 20 tahun anak dianggap resmi menjadi
dewasa dengan biasanya diadakan upacara hari kedewasaan yang diselenggarakan di distrik/kota setempat
yang diikuti oleh pemuda berusia 20 tahun.

4. Memperhatikan tentang perasaan dan emosi. anak juga diberikan semangat untuk dapat memahami dan
menghormati perasaanya sendiri. Orang tua mengajarkan anaknya untuk melakukan hal yang tidak
mempermalukannya. Contohnya tidak menegur anaknya atau menasehati anaknya di muka umum ketika
melakukan hal yang dirasa kurang pantas.

2. Pada umur berapakah anak mulai ditanamkan nilai-nilai moral sesuai dengan gaya parenting budaya
Jepang.? Jelaskan!

- Pada fase usia 5-15 tahun, anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5 15 tahun anak
mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, belajar untuk disiplin, dan
melakukan apa yang dilakukan oleh orang tua, Pada fase ini orangtua memberikan batasan yang
jelas mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

3.Hal apa sajakah yang diberikan orang tua kepada anak fase usia 20 tahun menurut gaya parenting di
Jepang.?Jelaskan.
- Pada fase usia 20 tahun seorang pemuda dianggap mulai dewasa, anak didukung untuk menjadi
pribadi yang mandiri, dapat berpikir dan menentukan pilihan dan lebih bersifat demokratis. Fase
ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri dan keluarga
serta belajar bertingkah laku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Anak mulai diajarkan
independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang dewasa

4. RECITE

Jawaban yang menggunakan bahasa sendiri.

1. Sebutkan 4 gaya parenting dari budaya Jepang? Jelaskan!


Terdapat 4 pola gaya asuh anak menurut budaya Jepang

- Hubungan Orang tua dan anak sangat dekat, kedekatan orang tua dan anak secara emosional itu
sangat penting. Anak tidak akan merasa diabaikan dan merasa bahwa orang tua sangat
menyayanginya.
- Orang tua adalah cerminan anak, sebagai orang tua patut memberikan contoh dan teladan kepada
seorang anak, dewasa ini banyak tingkah laku orang tua yang sering ditiru dan dilakukan anak
berdasarkan apa yang dialami.
- Orang tua dan anak adalah setara, pada fase ini anak dianggap dewasa dalam berpikir dan mampu
berperan dalam menghadapi masalah yang dihadapi, mampu memberikan pendapat baik dalam
keluarga maupun ,masyarakat.
- Memperhatikan tentang perasaan dan emosi. Sebagai orang yang dewasa tentu memiliki cara
pandang dan sudah bisa memegang prinsip diri sendiri, sebagai orang tentu tidaklah baik jika
mengganggap sepele hal-hal tidak diinginkan seorang anak.

2. Pada umur berapakah anak mulai ditanamkan nilai-nilai moral sesuai dengan gaya parenting
budaya Jepang.? Jelaskan!

- Pada umur 5-15 tahun anak sudah mulai diajarkan moral dan ilmu pengetahuan karena pada fase
ini gaya tanggap dan keingintahuan terhadap hal-hal baru cenderung tinggi.

3. Hal apa sajakah yang diberikan orang tua kepada anak fase usia 20 tahun menurut gaya

parenting di Jepang.?Jelaskan.

- Diberikan kesempatan dalam berpendapat.


- Memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir mandiri
- Tidak membatasi anak dalam melakukan hal-hal baru yang dianggap baik menurut anak.

5.REVIEW

Informasi utama yang terdapat dalam artikel diatas


1. Pola asuh anak sangat penting untuk masa depan anak.
2. Terdapat 4 jenis gaya parenting dalam budaya Jepang, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa,
permisif, dan terlalu protektif.
3. Umur 5-15 Tahun anak mulai diberikan pemahaman moral dan ilmu pengetahuan
4. Umur 20 seorang Pemuda di jepang sudah anggap dewasa.
5. Di Jepang sering diadakan upacara kedewasaan bagi pemuda berusia 20 tahun diikuti 20 orang
Pemuda.

Sumber Referensi:
1. Buku Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
2. Materi Inisiasi
3.pendidikanpedia.com
4.Venngange.editor.com

Anda mungkin juga menyukai