Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tegar Dewangga Pradana

NIM : 049414899

1. Jelaskan fungsi bahasa menurut m.a.k Halliday

1. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran,


sikap atau perasaan pemakainya.

2. Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau


pikiran/pendapat orang lain, seperti rujukan, rayuwan, permohonan atau perintah.

3. Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga
hubungan sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau penghiburan.

4. Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu


pengetahuan atau budaya.

5. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa
estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra.

6. Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi
seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atau sesuatu hal.

7. Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau


kebutuhan pemakainya, seperti saya ingin….

Dalam praktiknya, fungsi-fungsi tersebut jarang berdiri sendiri. Antara satu fungsi dengan
fungsi lain saling terkait dan saling mendukung. Dengan demikian, suatu tindak berbahasa
dapat mengandung lebih dari satu fungsi.

2. Jelaskan perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan kongres VII


s.d XI menggunakan konsep mid mapping

Kongres Bahasa Indonesia (KBI) adalah pertemuan para ahli bahasa, penutur, pengajar,
dan peneliti bahasa Indonesia yang diselenggarakan secara periodik oleh pemerintah
Indonesia.

Kongres ini bertujuan untuk membahas berbagai isu dan permasalahan terkait
pengembangan, pemakaian, dan penyebarluasan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
negara dan sebagai bahasa pengantar dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, sastra,
media, hukum, dan sebagainya.

KBI dianggap sebagai salah satu wadah penting dalam menghasilkan kebijakan dan standar
bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta mempromosikan pemakaian bahasa Indonesia
sebagai bahasa identitas dan jati diri bangsa Indonesia.

Beberapa kongres bahasa Indonesia yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:


1. Kongres Bahasa Indonesia VII (1998)

Kongres Bahasa Indonesia VII dilaksanakan pada tanggal 26-30 Oktober 1998 di
Jakarta.Kongres ini menghasilkan keputusan tentang pembentukan Badan Pertimbangan
Bahasa Indonesia yang bertugas menyusun dan menyusun pedoman penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

Selain itu, Kongres ini juga membahas tentang upaya untuk memperkaya kosakata bahasa
Indonesia, mengembangkan metode pembelajaran bahasa Indonesia, dan memperkenalkan
ragam bahasa Indonesia yang beragam.

2. Kongres Bahasa Indonesia VIII (2003) Kongres Bahasa Indonesia VIII dilaksanakan pada
tanggal 14-17 Oktober 2003 di Jakarta.

Kongres ini menghasilkan pengusulan bulan Oktober sebagai bulan bahasa, yang
diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman
masyarakat Indonesia tentang pentingnya bahasa Indonesia.

3. Kongres Bahasa Indonesia IX (2008)

Kongres Bahasa Indonesia IX dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di


Jakarta.Kongres ini membahas tentang Bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa
asing, serta upaya untuk mempertahankan keberadaan dan penggunaan bahasa-bahasa
tersebut di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang semakin pesat.

4. Kongres Bahasa Indonesia X (2008)

Kongres Bahasa Indonesia X dilaksanakan pada tanggal 28-31 Oktober 2008 di Jakarta.

Hasilnya yaitu direkomendasikannya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan hal-hal lain
yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memperkuat penggunaan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional yang memiliki peran penting dalam mempersatukan
bangsa.

3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan teknik SQ3R !

Sisi Positif Parenting Budaya JepangOleh: Buyung OkitaParenting menjadi isu yang hangat
dewasa ini. Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuklebih mempelajari bagaimana
ilmu-ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi putra-putrinya, atau sebagai bekal
untuk membina rumah tangga di kemudian hari. Terdapat 4jenis gaya parenting, yaitu
gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif.berikut adalah sedikit
penjelasan mengenai keempat gaya asuh tersebut.1) Hubungan antara orang tua dan anak
yang sangat dekatIbu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai
usia 5 tahun anaktidur bersama orangtuanya. Ibu juga selalu menemani di manapun
anaknya berada. Tidakjarang kita melihat ibu menggendong anaknya sambil melakukan
kegiatan rumah sepertimenyapu, memasak, berbelanja, dan lain-lain. Bahkan hampir setiap
perempuan yang telahmelahirkan dan menjadi ibu rela untuk berhenti bekerja dan fokus
untuk mendidik anaknyadi rumah.
a. Survey
- Judul
Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
Nama Majalah
(Sumber)https://www.kompasiana.com/buyungokita/%205f22b2a4d541df59d84bebe2/sisi-po
sitif-parenting-budaya- jepang?page=all#section2
- Bagian Pembuka
Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggikesadaran masyarakat untuk
lebih mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi
putra-putrinya,atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari.Terdapat 4
jenis gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter,berwibawa, permisif, dan terlalu protektif.
- Sub Judul
Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat, Orangtua adalah cerminan anak,
Orang tua dan anak adalah setara,Memperhatikan tentang perasaan dan emosi.
- Bagian Penutup
Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahamibahwa gaya asuh mereka
merupakan perpaduan antara sedikit gayapermisif dan gaya authoritative (berwibawa).
Demikian, perbedaangaya asuh orang tua di amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang.
- Penulis
Buyung okta
- Tahun terbit
2020

B. QUESTION

1. Apa Saja Jenis — jenis gaya Parenting ? 2. Apa saja fase — fase gaya asuh orang tua di
Jepang ? 3. Jenis gaya asuh orang tua apa yang diterapkan di Jepang ?

C. Read

1. Jenis — jenis Parenting ada 4, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu
protektif

2. Fase — Fase gaya asuh orang tua di Jepang

Fase Balita (0-5 Tahun), anak diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat
sehingga dapat lebih mengenal saudara dan

mudah bersosialisasi. Orang tua beranggapan sebisa mungkin menemani putra-putrinya.

Fase Anak - Anak (5-15 Tahun), Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat berkontribusi
melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun. Pada fase ini orangtua

memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Fase Remaja (15-20 Tahun), Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan
keterampilan bagi dirinya sendiri dan keluarga serta belajar bertingkahlaku yang baik dan
sopan (menurut adat

Jepang). Anak mulai diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat siap
menjadi orang dewasa.

3. Jenis Gaya Asuh Orang Tua di Jepang merupakan perpaduan antara sedikit gaya
permisif dan gaya authoritative ( berwibawa ).

d. Recite

1. Jenis gaya asuh orang tua pada umumnya ada 4 yaitu

- Otoriter dimana orang tua Memaksakan kehendaknya tanpa begitu memperhatikan


perspektif anak.

- Berwibawa dimana orang tua menjadi panutan teladan bagi anak — Anaknya,

- Permisif dimana orang tua tidak memberikan batasan - batasan pada Anaknya.

Protektif dimana orang tua banyak memberikan batasan - batasan pada anaknya.

2, Fase — fase gaya asuh orang tua di Jepang

Fase Balita (0-5 Tahun), pada fase ini hubungan orang tua dan anak sangat dekat, orang tua
sebisa mungkin menemani anak — anaknya, pada fase ini anak dibiarkan bebas
bereksplorasi.

Fase Anak — anak (5-15 Tahun), pada fase ini anak mulai diajak dan diajarkan disiplin,
mulai diberi batasan - batasan.

Fase Remaja (15-20 Tahun), Pada Fase ini anak dipersiapkan untuk menjadi dewasa,
orang tua memberikan ruang untuk anak menjadi lebih mandiri, sehingga hubungan orang
tua dan anak tidak hanya sebatas orang tua tetapi juga menjadi teman.

3. Dilihat dari Fase — fase yang ada Nampak jelas Jenis gaya asuh orang tua di Jepang
adalah perpaduan antara Gaya Permisif dan gaya berwibawa, dimana anak diberi
kebebasan namun peran orang tua tetap menjadi panutan bagi anak — anak nya.

E. REVIEW

Ada Empat Jenis Parenting yaitu Otoriter, Berwibawa, Permisif dan Protektif. Di Jepang
Gaya asuh orang tua diterapkan pada beberapa fase seperti fase Balita (0-5 Tahun), Fase
Anak — Anak (5-15 Tahun) dan Fase Remaja (15-20 Tahun). Pada masing — masing fase
ini gaya asuh orang tua di Jepang berkembang dari Gaya Permisif perlahan menjadi Gaya
Berwibawa, Pada fase balita dibiarkan untuk bebas bereksplorasi, lalu pada fase anak —
anak mulai diajarkan kedisiplinan hingga pada fase remaja orang tua mempersiapkan anak
— anak nya untuk mandiri untuk menjadi dewasa. Meskipun terjadi pergeseran dan
perubahan nilai budaya barat yang menginspirasi, Namun gaya asuh orang tua di Jepang
dalam menyayangi anak anaknya tidak berubah.

Anda mungkin juga menyukai