Anda di halaman 1dari 7

Tugas 1.

Bahasa Indonesia

Nama : Ricad Safutra

NIM : 044962861

1. Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia


berdasarkan hasil kongres VII s.d. XI dengan menggunakan
peta konsep (mind mapping).
2. Masih perlukah bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia
saat ini? Penjelasan Anda harus disertai dengan alasan yang
logis dan disertai contoh.
3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan teknik SQ3R!
Jawaban :
1.
Kongres Bahasa Indonesia VII
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 26—30 Oktober 1998
bertepatan dengan hari sumpah pemuda. Pada kongres ke VII lebih
memfokuskan pada peran bahasa dan sastra dalam era globalisasi.
Sebanyak 700 peserta yang hadir dalam kongres VII bertema “Pemantapan
Peran Bahasa sebagai Sarana Pembangunan Bangsa dalam Era
Globalisasi”.
Kongres Bahasa Indonesia VIII
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta pada 14—17 Oktober 2003, di
Hotel Indonesia. Latar belakang pelaksanaan kongres ini adalah guna
memantapkan posisi bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa dan
alat pemersatu berbagai kelompok etnis ke dalam satu kesatuan bangsa di
tengah terjadinya berbagai perkembangan dan perubahan di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Kongres ke VIII bertema “Pemberdayaan
Bahasa Indonesia Memperkukuh Ketahanan Budaya Bangsa dalam Era
Globalisasi.”
Kongres Bahasa Indonesia IX
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 28 Oktober—1 November 2008
yang bertepatan dengan hari sumpah pemuda. Kongres ini membahas lima
hal utama, yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah, penggunaan bahasa
asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa media massa. Kongres
bahasa ini berskala internasional dengan dihadiri oleh para pembicara dari
dalam dan luar negeri.
Kongres Bahasa Indonesia X
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 28 Oktober 2013. Tema yang
diangkat dalam kongres bahasa Indonesia X ini adalah "Penguatan Bahasa
Indonesia di Dunia Internasional."
Kongres Bahasa Indonesia XI
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 28—31 Oktober 2018
mengusung tema “Menjayakan Bahasa dan Sastra Indonesia.”

2..Tentu saja Bahasa Indonesia masih diperlukan oleh Bangsa Indonesia


sampai saat ini, Karena sejatinya Bahasa Indonesia digunakan sebagai
Bahasa Nasional danjuga Bahasa Negara. Bahasa Indonesia mempunyai
kedudukan sebagai Bahasa Nasional saat diikrarkannya Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 1928 dan kedudukan sebagai Bahasa Negara saat resmi
tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 yang
berbunyi "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia". Jika Bahasa Indonesia
dianggap tidak diperlukan oleh Bangsa Indonesia maka ini akan berlawan
dengan ketentuan yang sudah ada. Walaupun banyak Bahasa yang
digunakan oleh Bangsa Indonesia, itu tak mungkin dapat menggantikan
Bahasa Indonesia. Sebab, Bahasa Indonesia merupakan cerminan sikap
kebangsaan guna memajukan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki beberapa
karakter seperti: bersifat inklusif dan terbuka, bersifat pluralis, bersifat
demokratis dan egaliter, dan bersifat sebagai pemersatu bangsa.
Contohnya:
Seorang anak dari negara Indonesia menyukai Bahasa dari negara lain, yaitu
Bahasa Thailand. Anak itu terus mempelajari Bahasa tersebut sampai
akhirnya ia bisa menggunakan bahasa tersebut dengan lancar. Namun,
teman-temannya dalam berbicara sehari-hari menggunakan Bahasa
Indonesia dan tidak ada yang mempelajari Bahasa Thailand seperti anak
tersebut.
Maka, anak tersebut tidak dapat menggunakan Bahasa Thailand untuk
berkomunikasi ataupun berbicara dengan teman-temannya. Tetapi, ia bisa
menggunakan Bahasa Thailand yang sudah dipelajarinya dengan komunitas
ataupun orang-orang yang paham dan mengerti Bahasa Thailand.
Dari sini dapat disimpulkan bahwasannya, Bahasa Indonesia masih
diperlukan oleh Bangsa Indonesia. Walaupun kita memiliki kemampuan
Bahasa lain, itu tidak membuat Bahasa Indonesia tidak diperlukan. Hal ini
sesuai dengan karakter Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Bangsa.

3.-

Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan artikel di atas.


1. Berdasarkan hasil survey (meninjau) Anda, topik/subtopik
apa saja yang menurut Anda penting?
2. Tuliskan daftar pertanyaan (question) berkaitan dengan
informasi yang Anda perlukan pada bacaan tersebut.
3. Berdasarkan hasil membaca (read) Anda, Informasi apa
yang Andaperoleh dari bacaan tersebut.
4. Ceritakan/jelaskan (recite) pengalaman membaca Anda
berkaitan dengan bacaan/wacana tersebut.
5. Berdasarkan langkah akhir dari SQ3R (review), apakah
informasi yang Anda perlukan sesuai daftar pertanyaan
sudah cukup?
Jawaban

1.Survey
- Judul : Sisi positif parenting budaya jepang
-Bagian pembuka : Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin
tinggi kesadaran masyarakat untuk lebih mempelajari bagaimana ilmu-ilmu
parenting agar dapat dimplementasikan bagi putra-putrinya, atau
sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari.
Terdapat 4 jenis gaya parenting. yaitu gaya asub otoriter, berwibawa.
permisif, dan terlalu protektif.
-Sub judul : Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat. Orang
tua adalah cerminan anak, Orang tua dan anak adalah setara,Memperhatikan
tentang perasaan dan emosi
-Bagian penutup : Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang. dapat
dipahami bahwa gaya asuh mereka merupakan perpaduan antara sedikit
gaya permisif dan gaya authoritative (berwibawa). Demikian, perbedaan gaya
asuh orang tua di amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang
-Penulis : Buyung Okta
-Tahun terbit : 2020
2.Question
a. Apa Saja Jenis - jenis gaya Parenting?
b. Apa saja fase - fase gaya asuh orang tua di Jepang?
c. Jenis gaya asuh orang tua apa yang diterapkan di Jepang?
3. Read
a. Jenis = jenis Parenting ada 4, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif,
dan terlalu protektif
b. Fase - Fase gaya asuh orang tua di Jepang
1. Fase Balita (0-5 Tahun), anak diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga
dan kerabat sehingga dapat lebih mengenal saudara dan mudah
bersosialisasi. Orang tua beranggapan sebisa mungkin menemani putra-
putrinya
HI. Fase Anak - Anak (5-15 Tahun), Fase ini mengajari anak-anak untuk
danat berkontribusr melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turn
temurun. Pada Tase ini orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai
hak dan kewajiban anak, apa yang bolen dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan
lilI. Fase Remaja (15-20 Tahun), Fase ini mempersiapkan anak untuk
melakukan kegiatan keterampilar bagi dirinya sendiri dan keluarea serta
belajar bertingkahlaku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Anak
mulai diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat siap.
menjadi orang dewasa
c. Jenis Gaya Asuh Orang Tua di Jepang merupakan perpaduan antara,
sedikit gaya _permisif dan gaya authoritative (berwibawa)
4. Recite
A. Jenis gaya asuh orang tua pada umumniya ada 4 vaitu
Otoriterdimana orang _ tua
Memnaksakan kehendaknya tanpa: begitu memperhatikan
perspektif anak,
•Benwibawa dimana orang tua menjadi panutan teladan bagi anak.- anaknya
• Permisif dimana, orang tua tidak memberikan betasan - batasan pada
anaknya.
Protektif dimana orang tua banyak memberikan batasan - batasan pada
anaknya
B. Fase - fase gaya asuh orang tua di Jepang
Fase Balita (0-5 Tahun), pada fase in hubungan orang tua dan anak sangat
dekat, orang tua sebisa mungkin menemani anak - anakrya, pada fase ini
anak dibiarkan bebas bereksplorasi
Fase Anak - anak (5-15 Tahuri), pada fase in anak mulai diajak den diajarkan
disiplin, mulai diberi batasan - batasan
Fase Remaja (15-20 Tahun), Pada Fase ini anak dipersiapkan untuk menjadi
dewasa, orang tua memberikan ruang untuk anak menjadi lebih mandiri,
sehingga hubungan orang tua dan anak tidak hanya sebatas orang tua tetapi
juga menjadi teman
C. Dilihat dari Fase - fase yang ada Nampak jelas Jenis gaya asuh orang tua
di Jepang adalah perpaduan antara
Gaya Permisif dan gaya berwibawa, dimand g nak diber kebebasan namun
peran orang tua tetap menjadi panutan bagi anak - anak nya.
5. Review
Ada Empat Jenis Parenting yaitu Otoriter, Berwibawa, Permisif dan Protektif.
Di Jepang Gaya asuh orang tua diterapkan pada beberapa fase seperti fase
Balita (0-5 Tahun), Fase Anak - Anak (5-15 Tahun) dan Fase Remaja
(15-20 Tahun). Pada masing - masing fase ini gaya asuh orang tua di Jepang
berkembang dari Gaya Permisif periahan menjadi Gaya Berwibawa, Pada
fase balita dibiarkan untuk bebas bereksplorasi, lalu pada fase anak - anak
mulai diajarkan kedisiplinan hingga pada fase remaja orang tua
mempersiapkan anak - anak nya untuk mandirt untuk menjadi dewasa.
Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan nilai budaya barat yang
menginspirasi, Namun gaya asuh orang tua di Jepang dalam menyayangi
anak - anaknya tidak berubah.

Sumber referensi :
- https://www.fivser.com
- MKWU4108/MODUL3 3.22-3.39

Anda mungkin juga menyukai