Nim : 031162515
Prodi : akuntansi
Jawaban 1
2. Tentu masih. Hal ini dikarenakan menurut saya sendiri, bahasa Indonesia itu
memiliki 2 peran penting yaitu menjadi identitas bangsa dan menjadi pemersatu atas
proses komunikasi antar masyarakatnya.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa sipil yang digunakan di negara kita
tercinta. Bahasa Indonesia dalam bahasan linguistik mengandung
beberapa konsep yang diantaranya :
Konsep Ekspresi, dimana bahasa Indonesia menjadi perlambangan ekspresi
dari masyarakatnya. Misalkan : jika dalam rapat kita merasa ingin
mengekspresikan ketidaksetujuan maka kita dapat mengungkapkannya dengan
bahasa Indonesia karena dalam bahasa ini sudah tersusun unsur kesopanan
kata.
Jadi menurut saya ada 2 peran mencolok dari Bahasa Indonesia yaitu sebagai
identitas dan sebagai pemersatu. Dikatakan sebagai identitas, sebab kehadiran
bahasa Indonesia menjadi sumber pandangan negara lain bahwa Indonesia
memiliki identitas juga dalam bidang linguistik. Dikatakan sebagai pemersatu,
sebab kehadiran bahasa Indonesia menjadi jalan untuk berkomunikasi antara
penduduk yang satu dengan yang lainnya. Kita tahu bersama bahwa antar satu
daerah dengan yang lain memiliki perbedaan bahasa, misalnya antara
penduduk Sumatera dan Jawa. Oleh karena itu dibuatlah bahasa Indonesia agar
satu daerah dengan yang lain dapat berkomunikasi dengan lancar.
3. I survey :
Secara sederhana gaya asuh otoriter adalah gaya asuh di mana orangtua
memaksakan kehendaknya tanpa begitu memperhatikan atau mempedulikan
bagaimana perspektif sang Anak. Gaya asuh orangtua berwibawa adalah gaya
asuh di mana orangtua menjadi panutan yang teladan, memberikan batasan
yang cermat untuk putraputrinya, dan memberikan pujian untuk upaya yang
telah putra-putrinya Iakukan. Gaya asuh permisif adalah gaya asuh di mana
orangtua tidak memberikan batasan kepada anak-anaknya, semisal tidak
memberikan garis yang jelas apa yang boleh dilakukan atau tidak.
Memercayakan putra-putrinya untuk melakukan apa yang ia inginkan,
cenderung tidak mengintervensi kecuali untuk hal yang bersifat sangat serius.
Gaya asuh overprotektif adalah gaya asuh di mana orangtua sangat melindungi
putra-putrinya dari segala hal buruk, rasa sakit, pengalaman yang buruk, dan
lain-lain. Karena itu banyak membatasi putra-putrinya di berbagai aspek.
2 question :
l . Apa Saja Jenis — jenis gaya Parenting?
2. Apa saja fase — fase gaya asuh orang tua di Jepang?
3. Jenis gaya asuh orang tua apa yang diterapkan di Jepang?
3. Read:
5. Jenis — jenis Parenting ada 4, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif
6. Fase — Fase gaya asuh orang tua di Jepang — Fase Balita (0-5 Tahun), anak diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat sehingga dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang tua
beranggapan sebisa mungkin menemani putra-putrinya — Fase Anak — Anak (5-15 Tahun), Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat berkontribusi melakukan cara-carayang telah dilakukan secara turun temurun.
Pada fase ini orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan — Fase Remaja (15-20 Tahun), Fase ini mempersiapkan anak
untuk melakukan keglatanketerampilan bagi dirinya sendiri dan keluarga serta belajar bertingkahlaku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Anak mulai diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan
untuk dapat siap menjadi orang dewasa 3. Jenis Gaya Asuh Orang Tua di Jepang merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan gaya authoritative (berwibawa)
4. recite :
1. Jenis gaya asuh orang tua pada umumnya ada 4 yaitu — Otoriter dimana orang tua Memaksakan kehendaknya tanpa begitu memperhatikan perspektif anak, -
Berwibawa dimana orang tua menjadi panutan teladan bagi anak — anaknya —
Permisif dimana orang tua tidak memberikan batasan — batasan pada anaknya — Protektif dimana orang tua banyak memberikan batasan — batasan pada anaknya.
2. Fase — fase gaya asuh orang tua di Jepang — Fase Balita (0-5 Tahun), pada fase ini hubungan orang tua dan anak sangat dekat, orang tua sebisa mungkin menemani anak — anaknya, pada fase ini anak dibiarkan
bebas bereksplorasi — Fase Anak — anak (5-15 Tahun), pada fase ini anak mulai diajak dan diajarkan disiplin, mulai diberi batasan — batasan — Fase Remaja (15-20 Tahun), Pada Fase ini anak dipersiapkan untuk
menjadi dewasa, orang tua memberikan ruang untuk anak menjadi lebih mandiri, sehingga hubungan orang tua dan anak tidak hanya sebatas orang tua tetapi juga menjadi teman 3. Dilihat dari Fase — fase yang ada
Nampak jelas Jenis gaya asuh orang tua di Jepang adalah perpaduan antara Gaya Permisif dan gaya berwibawa, dimana anak diberi kebebasan namun peran orang tua tetap menjadi panutan bagi anak — anak nya.
5. Review
Ada Empat Jenis Parenting yaitu Otoriter, Berwibawa, Permisif dan Protektif. DiJepang Gaya asuh orang tua diterapkan pada beberapa fase seperti fase Balita (0-5 Tahun), Fase Anak — Anak (5-15 Tahun)
dan Fase Remaja (15-20 Tahun). Pada masing — masing fase ini gaya asuh orang tua di Jepang berkembang dari Gaya Permisif perlahan menjadi Gaya Berwibawa, Pada fase balita dibiarkan untuk bebas
bereksplorasi, lalu pada fase anak — anak mulai diajarkan kedisiplinan hingga pada fase remaja orang tua mempersiapkan anak — anak nya untuk mandiri untuk menjadi dewasa. Meskipun terjadi
pergeseran dan perubahan nilai budaya barat yang menginspirasi, Namun gaya asuh orang tua di Jepang dalam menyayangi anak — anaknya tidak berubah.