Anda di halaman 1dari 4

Nama : Putri Salsabilla

NIM : 044819373

Kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan baik.

1. Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil


kongres VII s.d. XI dengan menggunakan peta konsep (mind mapping ).
2. Masih perlukah bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia saat ini? Penjelasan
Anda harus disertai dengan alasan yang logis dan disertai contoh.
3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan teknik SQ3R!

Jawaban :

 Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil


kongres VII s.d. XI dengan menggunakan peta konsep (mind mapping ).

1. Kongress VII Jakarta (26-30 Okober 1998)

 Mengusulkan di bentuknya badan pertimbangan bahasa Indonesia


 Memperkukuh kedudukan bahasa diera globalisasi
 Membahas tentan perkembangan iptek

2. Kongres VIII Jakarta (14-17 Oktober 2003)

 Penetapan bulan Oktober sebagai bulan Bahasa


 Berlangsungnya seminar Bahasa Indonesia

3. Kongres IX Jakarta (8 Oktober – 1 November 2008)

 Membahas tentang pembahasan Bahasa Indonesia


 Membahas tentang Bahasa Daerah
 Pengajar Bahasa dan Sastra

4. Kongres X Jakarta (28-31 Oktober 2013)

 Pengopimalan pembelajaran Bahasa Indonesia


 Penerapan uji kemahiran Bahasa Indonesia
 Peningkatan kegunaan Bahasa Indonesia

5. Kongres XII Jakarta ( 28-31 Oktober 2018)

 Membahas pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


 Ragam Bahasa Sastra dalam berbagai ranah kehidupan
 Membahas pengutamaan Bahasa Indonesia di ruang public

2. Masih sangat perlu, karena kita berpegang teguh kepada Bhineka Tunggal Ika. Artinya
masih banyak saudara dan teman kita yang berbeda suku, Bahasa daerah kita yang
berbeda. Kita sebagai warga Indonesia harus menjaga dan menggunakan Bahasa
Indonesia agar bisa berkomunikasi dengan saudara kita agar tidak terjadinya
kesalahpahaman. Hal tersebut yang dapat menyatukan kita semua.

Judul Sisi positif Parenting Budaya Jepang


Sumber https://www.kompasiana.com/buyungokita/%205f22b2a4d541df59d84bebe2/sisi
-positif-parenting-budaya-jepang?page=all#section2
Bagian Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi kesadaran
Pembuka masyarakat untuk lebih mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting parenting
agar dapat di contoh anak-anaknya. Terdapat 4 jenis gaya Parenting, yaitu gaya
asuh ooritr, beribawa, permisif, dan terlalu protektif.
Sub Orang tua dan anak adalah setara, Memperhatikan tentang perasaan dan emosi,
Judul Anak adalah cerminan dari orang tua.
Bagian Dari yang saya baca, budaya Jepang dalam mendidik anak adalah dengan
Penutup perpaduan antara berwibawa dan permisif.
Penulis Buyung Okita
Tahun 2020
Terbit
Contohnya : Bertemu dengan teman ang berbeda suku, Bahasa daerah yang berbeda,
Bahasa Indonesia yang kita gunakan untuk berkomunikasi.
3.
3.

 Survey :

 Question

1. Apa itu gaya asuh permisif?

2. Apa saja gaya parenting?

3. Gaya asuh apa yang diterapkan Negara Jepang?

 Read

1. . Jenis – jenis Parenting ada 4, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif,
dan terlalu protektifb. Fase – Fase gaya asuh orang tua di Jepangi. Fase
Balita (0-5 Tahun), anak diajak untuk bersosialisasi dengan keluargadan
kerabat sehingga dapat lebih mengenal saudara dan
mudahbersosialisasi. Orang tua beranggapan sebisa mungkin menemani
putra-putrinyaii.

2. Fase Anak - Anak (5-15 Tahun), Fase ini mengajari anak-anak untuk
dapatberkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara
turuntemurun. Pada fase ini orangtua memberikan batasan yang jelas
mengenaihak dan kewajiban anak, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan.

3. Fase Remaja (15-20 Tahun), Fase ini mempersiapkan anak


untukmelakukan kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri dan keluarga
sertabelajar bertingkahlaku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang).
Anakmulai diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat
siapmenjadi orang dewasa.

4. Jenis Gaya Asuh Orang Tua di Jepang merupakan perpaduan antara sedikit
gayapermisif dan gaya authoritative (berwibawa)

 Recite

. A. Jenis gaya asuh orang tua pada umumnya ada 4 yaitu

 Otoriterdimana orang tua Memaksakan kehendaknya tanpa begitu


memperhatikan perspektif anak,

 Berwibawa dimana orang tua menjadi panutan teladan bagi anak –


anaknya

 Permisif dimana orang tua tidak memberikan batasan – batasan pada


anaknya

 Protektif dimana orang tua banyak memberikan batasan – batasan pada


anaknya

B. Fase – fase gaya asuh orang tua di Jepang

 Fase Balita (0-5 Tahun), pada fase ini hubungan orang tua dan anak
sangat dekat, orang tua sebisa mungkin menemani anak – anaknya, pada
fase ini anak dibiarkan bebas bereksplorasi
 Fase Anak – anak (5-15 Tahun), pada fase ini anak mulai diajak dan
diajarkan disiplin, mulai diberi batasan – batasan

 Fase Remaja (15-20 Tahun), Pada Fase ini anak dipersiapkan untuk
menjadi dewasa, orang tua memberikan ruang untuk anak menjadi lebih
mandiri, sehingga hubungan orang tua dan anak tidak hanya sebatas
orang tua tetapi juga menjadi teman

C. Dilihat dari Fase – fase yang ada Nampak jelas Jenis gaya asuh orang tua di
Jepang adalah perpaduan antara Gaya Permisif dan gaya berwibawa, dimana
anak diberi kebebasan namun peran orang tua tetap menjadi panutan bagi anak
– anak nya.

 Review

Ada Empat Jenis Parenting yaitu Otoriter, Berwibawa, Permisif dan Protektif. Di
Jepang Gaya asuh orang tua diterapkan pada beberapa fase seperti fase Balita
(0-5 Tahun), Fase Anak – Anak (5-15 Tahun) dan Fase Remaja (15-20 Tahun).
Pada masing – masing fase ini gaya asuh orang tua di Jepang berkembang dari
Gaya Permisif perlahan menjadi Gaya Berwibawa, Pada fase balita dibiarkan
untuk bebas bereksplorasi, lalu pada fase anak – anak mulai diajarkan
kedisiplinan hingga pada fase remaja orang tua mempersiapkan anak – anak nya
untuk mandiri untuk menjadi dewasa. Meskipun terjadi pergeseran dan
perubahan nilai budaya barat yang menginspirasi, Namun gaya asuh orang tua di
Jepang dalam menyayangi anak – anaknya tidak berubah.

Anda mungkin juga menyukai