Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL I

BAHASA INDONESIA
Nama : Gilang Reynaldi

Nim : 049027213

Kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan baik.


1. Jelaskan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday.
2. Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres
VII s.d. XI dengan menggunakan peta konsep (mind mapping).
3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan teknik SQ3R!

Sisi Positif Parenting Budaya Jepang


Oleh: Buyung Okita

Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk
lebih mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi putra-
putrinya, atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari. Terdapat 4 jenis
gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif. berikut
adalah sedikit penjelasan mengenai keempat gaya asuh tersebut.

1) Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat

Ibu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai usia 5 tahun anak tidur
bersama orangtuanya. Ibu juga selalu menemani di manapun anaknya berada. Tidak jarang kita
melihat ibu menggendong anaknya sambil melakukan kegiatan rumah seperti menyapu,
memasak, berbelanja, dan lain-lain. Bahkan hampir setiap perempuan yang telah melahirkan
dan menjadi ibu rela untuk berhenti bekerja dan fokus untuk mendidik anaknya di rumah. Pada
usia 0-5 tahun, anak juga diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat sehingga
dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang tua di Jepang juga beranggapan
bahwa sebisa mungkin menemani putra-putrinya sehingga anak merasakan kasih sayang
orangtuanya.
2. Orang tua adalah cerminan anak

Setelah fase usia 5 tahun, anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5-15 tahun
anak mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, belajar untuk
disiplin, dan melakukan apa yang dilakukan oleh orang tua. Fase ini mengajari anak-anak untuk
dapat berkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun. Pada fase
ini orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

Oleh karena itu kegiatan pendidikan moral di sekolah juga mulai diajarkan, tidak hanya sebagai
mata pelajaran yang diselipkan pada mata pelajaran lain. Di sini anak diajarkan dan diberikan
ruang untuk melakukan kegiatan sosial seperti saling melayani, kegiatan makan siang di
sekolah, dan kegiatan lain yang juga kerap dilakukan di sekolah-sekolah Indonesia. Kegiatan
sekolah dan rumah yang bersifat rutin, meskipun terkesan monoton merupakan cara Jepang
untuk menbuat anak-anak belajar untuk disiplin.

3. Orang tua dan anak adalah setara

Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikan ruang agar anak dapat lebih
mandiri dengan mengurangi batasan yang diterapkan pada fase sebelumnya. Hubungan tidak
hanya sebagai orang tua dan anak, tetapi juga sebagai teman dan setara. Anak didukung untuk
menjadi pribadi yang mandiri, dapat berpikir dan menentukan pilihan dan lebih bersifat
demokratis.

Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri dan
keluarga serta belajar bertingkah laku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Anak mulai
diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang
dewasa. Setelah usia 20 tahun anak dianggap resmi menjadi dewasa dengan biasanya

4. Memperhatikan tentang perasaan dan emosi

Selain mengajari dan mempersiapkan anak untuk dapat hidup di komunitas sosial masyarakat
yang lebih luas, anak juga diberikan semangat untuk dapat memahami dan menghormati
perasaanya sendiri. Orang tua mengajarkan anaknya untuk melakukan hal yang tidak
mempermalukannya. Contohnya tidak menegur anaknya atau menasehati anaknya di muka
umum ketika melakukan hal yang dirasa kurang pantas. Orangtua memilih menunggu situasi
dan tempat yang lebih privasi untuk menasehatinya. Anak diajarkan untuk dapat memiliki sikap
empati dan saling menghormati orang lain.
Orang tua di Jepang tidak menggangap gaya asuh mereka menjadi gaya asuh yang terbaik.
Begitu pula dewasa ini nilai budaya barat pun menginsipirasi cara orangtua di Jepang dalam
mendidik anaknya. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan, namun gaya asuh orang tua di
Jepang yang menyayangi putra-putrinya tidak berubah.

Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami bahwa gaya asuh mereka
merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan gaya authoritative (berwibawa).
Demikian, perbedaan gaya asuh orang tua di amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang

Setelah Anda membaca artikel di atas, selesaikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut


ini!
1. Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)
2. Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
3. Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2!
(langkah read)
4. Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor 3!
(langkah recite)
5. Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)

JAWABAN

1. Fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday.

M.A.K. Halliday (1973) berpendapat bahwa terdapat tujuh fungsi bahasa yaitu sebagai fungsi
instrumental, fungsi regulasi, fungsi representasional, fungsi interaksional, fungsi personal,
fungsi heuristik, dan fungsi imaginatif dengan penjelasan masing-masing fungsi diantaranya :

 Fungsi Instrumental
Yang dimaksud dengan bahasa sebagai fungsi instrumental adalah penggunaan bahasa
dapat dipergunakan untuk melayani lingkungan dimana bahasa tersebut dipergunakan,
serta bahasa dapat menyebabkan terjadinya peristiwa tertentu. Sebagai contoh bahasa
Indonesia digunakan sebagai bahasa utama dalam rapat anggota DPR serta sekolah-
sekolah di Indonesia.

 Fungsi Regulasi
Fungsi regulasi ialah penggunaan bahasa yang digunakan untuk mengawasi serta
mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dilingkungan manusia. Dengan kata
lain, fungsi bahasa sebagai regulasi yaitu untuk mengatur dan mengendalikan
penggunaan bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat, misalnya dalam tanda jalan
seperti belok kiri, belok kanan, jalan terus, dan lain – lain.

 Fungsi Representasional
Fungsi representasionaladalah bahasa yang bertujuan untuk mengambarkan maksud
dan tujuan tertentu. Maksud dan tujuan tersebut bisa berupa fakta dan pengetahuan,
menjelaskan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, serta lain-lainnnya. Sebagai contoh
ketika terjadi kecelakaan lalu lintas disuatu tempat, terdapat sejumlah wartawan yang
meliput dan menyampaikan peristiwa tersebut dalam stasiun televisi. Dengan demikian,
bahasa tersebut berfungsi sebagai representasional.

 Fungsi Interaksional
Fungsi interaksional adalah bahasa yang dipergunakan sebagai media dalam menjamin
terjadinya interaksi serra memantapkan terjadinya komunikasi antara penutur dan
pendengar dalam berkomunikasi. Dengan demikian bahasa sebagai alat jaminan dan
bukti dalam proses terjadinya komunikasi.

 Fungsi Personal
Fungsi personal ialah bahasa yang dipergunakan sebagai alat dalam mengekpresikan
diri, misalnya mengenai emosi, pendapat, perasaan, serta maksud-maksud yang bersifat
individu. Sebagai contoh ketika seseorang ingin menyatakan perasaaanya tentang
keindahan di pulau Bali, maka orang tersebut bisa menyampaikan perasaannya lewat
tulisan, dan lainnya.

 Fungsi Heuristik
Fungsi heuristik adalah bahasa yang dipergunakan dalam mempelajari dan mengkaji
ilmu pengetahuan, mengembangkan teknologi, serta menyampaikan rumusan-rumusan
yang bersifat ilmiah. Memonumenkan sebuah ilmu bermanfaat yang bisa diwariskan
kepada generasi penerus.

 Fungsi Imaginatif
Fungsi imaginatif ialah bahasa yang dipergunakan dalam proses penciptaan imajinasi.
Penciptaan imajinasi bisa berupa mendongeng, membuat cerita baik panjang maupun
pendek, menciptakan khayalan / mimpi, serta lain- lainnya. Contohnya adalah peulisan
sebuah novel, novel berisi cerita fiksi yang lahir akibat proses kreatif sang penulis.
2. Perkembangan Bahasa Indonesia, Dalam Bentuk Peta Konsep Mind Mapping

Perkembangan Bahasa Indonesia

Perkembangan Bahasa Indonesia Berdasarkan Hasil Kongres Bahasa ke VII -ke XI

Pada mulanya kongres diadakan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda yang terjadi pada
tahun 1928, selanjutnya ajang ini tidak hanya untuk memperingati Sumpah Pemuda tetapi juga
untuk membahas perkembangan bahasa dan sastra Indonesia dan rencana pengembangannya
serta menghasilkan keputusan-keputusan penting demi memperkokoh semangat Berbahasa
Indonesia sabagai bahasa kebanggan Negera Republik Indonesia, dibawah ini berikut
dijelaskan 5 Kongres terakhir yang telah dilaksanakan

 Kongres Bahasa Indonesia VII


Kongres ketujuh dilaksanakan pada 26-30 Oktober 1998 di Jakarta. Kongres ini
menghasilkan keputusan tentang terbentuknya Badan Pertimbangan Bahasa
Indonesia.

 Kongres Bahasa Indonesia VIII


Sejarah perkembangan Bahasa Indonesia yang berikutnya yaitu terjdi pada kongres
Bahsa Indonesia kedelapan. Kongres kedelapan dilakukan pada 14-17 Oktober 2003
di Jakarta. Kongres ini menghasilkan pengusulan bulan Oktober sebagai bulan bahasa.

 Kongres Bahasa Indonesia IX


Kongres kesempilan dilakukan pada 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta.
Kongres ini membahas tentang Bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.

 Kongres Bahasa Indonesia X


Kongres ini dilakukan pada 28-31 Oktober 2008 di Jakarta. Hasilnya yaitu
direkomendasikannya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan hal-hal lain yang
perlu dilakukan oleh pemerintah.

 Kongres Bahasa Indonesia XI


Kongres ini dilakukan pada 28-31 Oktober 2018 dijakarta. Kongres ini bertema
Menjayakan Bahasa dan Sastra Indonesia

3. Menjawab dengan Metode SQ3R


1. Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)
 Bagian pendahuluan
 Judul Artikel : Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
 Nama Penulis : Buyung Okita
 Huruf Artikel : Calibri (Body)
 Jumlah Bagian Penjelasan : 4 Bagian
 Ukuran Huruf : 12
 Jumlah Paragraf Artikel : 10
 Informasi Awal
Menjelaskan tentang sisi positif dari gaya mendidik anak dalam budaya Jepang.
karena akhir-akhir ini menjadi isu hangat disebabkan semakin tinggi kesadaran
masyarakat untuk mempersiapkan bekal bagi anak-anak mereka dalam membina
rumah tangga dikemudian.

2. Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
1. Sebutkan 4 gaya parenting dari budaya Jepang? Jelaskan!
2. Pada umur berapakah anak mulai ditanamkan nilai-nilai moral sesuai dengan gaya
parenting budaya Jepang.? Jelaskan.
3. Hal apa sajakah yang diberikan orang tua kepada anak fase usia 20 tahun menurut
gaya parenting di Jepang.? Jelaskan.
3. Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2!
(langkah read)
1. Sebutkan 4 gaya parenting dari budaya Jepang? Jelaskan!
1. Hubungan Orang tua dan anak sangat dekat.Di jepang tidak jarang perempuan
berhenti bekerja demi mendidik anaknya dirumah. Sering kali terlihat seorang
perempuan jepang menggendong anak sambil bekerja.
2. Orang tua adalah cerminan anak, Pada fase ini orangtua memberikan batasan
yang jelas mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan. Hal ini dilakukan secara turun temurun, pendidikan
moral disekolahpun mulai ditanamkan kepada anak, meskipun terkesan
monoton tetapi hal inilah yang dianggap mampu membuat anak disiplin.
3. Orang tua dan anak adalah setara. Anak didukung untuk menjadi pribadi yang
mandiri, dapat berpikir dan menentukan pilihan dan lebih bersifat demokratis,
Anak mulai diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat siap
menjadi orang dewasa, Setelah usia 20 tahun anak dianggap resmi menjadi
dewasa dengan biasanya diadakan upacara hari kedewasaan yang
diselenggarakan di distrik/kota setempat yang diikuti oleh pemuda berusia 20
tahun.
4. Memperhatikan tentang perasaan dan emosi. anak juga diberikan semangat
untuk dapat memahami dan menghormati perasaanya sendiri. Orang tua
mengajarkan anaknya untuk melakukan hal yang tidak mempermalukannya.
Contohnya tidak menegur anaknya atau menasehati anaknya di muka umum
ketika melakukan hal yang dirasa kurang pantas.
2. Pada umur berapakah anak mulai ditanamkan nilai-nilai moral sesuai dengan gaya
parenting budaya Jepang.? Jelaskan!
Pada fase usia 5-15 tahun, anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5-
15 tahun anak mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan
rumah, belajar untuk disiplin, dan melakukan apa yang dilakukan oleh orang tua,
Pada fase ini orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban
anak, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
3. Hal apa sajakah yang diberikan orang tua kepada anak fase usia 20 tahun menurut
gaya parenting di Jepang.?Jelaskan.
Pada fase usia 20 tahun seorang pemuda dianggap mulai dewasa, anak didukung
untuk menjadi pribadi yang mandiri, dapat berpikir dan menentukan pilihan dan
lebih bersifat demokratis. Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan
keterampilan bagi dirinya sendiri dan keluarga serta belajar bertingkah laku yang
baik dan sopan (menurut adat Jepang). Anak mulai diajarkan independent (mandiri)
dan dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang dewasa

4. Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor 3!
(langkah recite)
1. Sebutkan 4 gaya parenting dari budaya Jepang? Jelaskan!
Terdapat 4 pola gaya asuh anak menurut budaya Jepang
1. Hubungan Orang tua dan anak sangat dekat, kedekatan orang tua dan anak secara
emosional itu sangat penting. Anak tidak akan merasa diabaikan dan merasa bahwa
orang tua sangat menyayanginya.
2. Orang tua adalah cerminan anak, sebagai orang tua patut memberikan contoh dan
teladan kepada seorang anak, dewasa ini banyak tingkah laku orang tua yang sering
ditiru dan dilakukan anak berdasarkan apa yang dialami.
3. Orang tua dan anak adalah setara, pada fase ini anak dianggap dewasa dalam
berpikir dan mampu berperan dalam menghadapi masalah yang dihadapi, mampu
memberikan pendapat baik dalam keluarga maupun ,masyarakat.
4. Memperhatikan tentang perasaan dan emosi. Sebagai orang yang dewasa tentu
memiliki cara pandang dan sudah bisa memegang prinsip diri sendiri, sebagai orang
tentu tidaklah baik jika mengganggap sepele hal-hal tidak diinginkan seorang anak.
2. Pada umur berapakah anak mulai ditanamkan nilai-nilai moral sesuai dengan gaya
parenting budaya Jepang.? Jelaskan!
Pada umur 5-15 tahun anak sudah mulai diajarkan moral dan ilmu pengetahuan karena
pada fase ini gaya tanggap dan keingintahuan terhadap hal-hal baru cenderung tinggi.
3. Hal apa sajakah yang diberikan orang tua kepada anak fase usia 20 tahun menurut gaya
parenting di Jepang.?Jelaskan.
 Diberikan kesempatan dalam berpendapat.
 Memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir mandiri
 Tidak membatasi anak dalam melakukan hal-hal baru yang dianggap baik menurut
anak.

5. Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)


Informasi utama yang terdapat dalam artikel diatas :
 Pola asuh anak sangat penting untuk masa depan anak.
 Terdapat 4 jenis gaya parenting dalam budaya Jepang, yaitu gaya asuh otoriter,
berwibawa, permisif, dan terlalu protektif.
 Umur 5-15 Tahun anak mulai diberikan pemahaman moral dan ilmu pengetahuan
 Umur 20 seorang Pemuda di jepang sudah anggap dewasa.
 Di Jepang sering diadakan upacara kedewasaan bagi pemuda berusia 20 tahun diikuti
20 orang Pemuda.

Sumber Referensi
1. Buku Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
2. Materi Inisiasi

Anda mungkin juga menyukai