- Fungsi regulasi (the regulatory function), bertindak untuk mengawasi serta mengendalikan
peristiwa-peristiwa. Fungsi regulasi ini memang agak sulit dibedakan dari fungsi instrumental. Fungsi
regulasi atau fungsi pengaturan ini bertindak untuk mengendalikan serta mengatur oranglain.
Demikianlah, pengaturan pertemuan antara orang-orang persetujuan, celaan, ketidaksetujuan
pengawasan tingkah laku, menetapkan peraturan hukum, merupakan ciri fungsi regulasi bahasa. Jika
saya berkata: “Kamu mencuri, karena itu kamu dihukum!” maka fungsi bahasa di sini adalah fungsi
instrumental, tetapi kalimat: ”Kalau kamu mencuri maka kamu pasti dihukum.” Mengandung fungsi
regulasi, fungsi pengaturan.
-Fungsi pemerian (the representational function) adalah penggunaan bahasa untuk membuat
pernyataan-pernyataan, memyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau
melaporkan, dengan kata lain menggambarkan realitas yang sebenarnya, seperti yang dilihat oleh
seseorang.
-Fungsi interaksi (the interactional function) bertugas untuk menjamin serta memntapkan ketahan dan
kelangsungan komunikasi, interaksi sosial. Keberhasilan komunikasi interaksional ini menuntut
pengetahuan secukupnya mengenai logat (slang), logat khusus (jargon), lelucon, cerita rakyat
(folklore), adat-istiadat dan budaya setempat, tata krama pergaulan, dan sebagainya
-Fungsi perorangan (the personal function) memberi kesempatan kepada seseorang pembicara
untuk mengekspresikan perasaan, emosi, pribadi, serta reaksi-reaksinya yang mendalam.
Kepribadian seseorang biasanya ditandai oleh penggunaan fungsi personal bahasanya dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Dalam hakikat bahasa perorangan ini jelas bahwa kesadaran,
perasaan, dan budaya turut sama-sama berinteraksi dengan cara yang beraneka ragam
.-Fungsi heuristik (the heuristic function) melibatkan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu
pengetahuan, mempelajari seluk beluk lingkungan. Fungsi heuristik seringkali disampaikan dalam
bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban. Secara khusus, anak-anak memanfaatkan penggunaan
fungsi heuristik ini dalam aneka pertanyaan “mengapa?” yang tidak ada putusannya mengenai dunia
sekeliling, alam sekitar mereka. Penyelidikan, rasa ingin tahu, merupakan suatu metode heuristik
untuk memperoleh representasi realitas dari orang lain
.-Fungsi imajinatif (the imaginative function) melayani penciptaan sistem-sistem atau gagasan yang
bersifat imajinatif. Mengisahkan cerita-cerita dongeng, membacakan lelucon, atau menulis novel,
merupakan praktik penggunaan fungsi imajinatif bahasa, kita bebas bertualang dan mengembara ke
sebrang dunia nyata untuk menjelajahi puncak keluhuran serta keindahan bahasa itu sendiri, dan
melalui bahasa itu kita dapat menciptakan mimpi-mimpi yang mustahil jika memang yang kita
inginkan seperti itu
Sejarah Bahasa
Indonesia
Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk
lebih mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi
putra-putrinya, atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari.
Terdapat 4 jenis gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu
protektif. berikut adalah sedikit penjelasan mengenai keempat gaya asuh tersebut.
Ibu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai usia 5 tahun anak
tidur bersama orangtuanya. Ibu juga selalu menemani di manapun anaknya berada. Tidak
jarang kita melihat ibu menggendong anaknya sambil melakukan kegiatan rumah seperti
menyapu, memasak, berbelanja, dan lain-lain. Bahkan hampir setiap perempuan yang
telah melahirkan dan menjadi ibu rela untuk berhenti bekerja dan fokus untuk mendidik
anaknya di rumah.
Pada usia 0-5 tahun, anak juga diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat
sehingga dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang tua di Jepang juga
beranggapan bahwa sebisa mungkin menemani putra-putrinya sehingga anak merasakan
kasih sayang orangtuanya.
Setelah fase usia 5 tahun, anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5-15
tahun anak mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, belajar
untuk disiplin, dan melakukan apa yang dilakukan oleh orang tua. Fase ini mengajari anak-
anak untuk dapat berkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun
temurun. Pada fase ini orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan
kewajiban anak, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Oleh karena itu kegiatan pendidikan moral di sekolah juga mulai diajarkan, tidak hanya
sebagai mata pelajaran yang diselipkan pada mata pelajaran lain. Di sini anak diajarkan dan
diberikan ruang untuk melakukan kegiatan sosial seperti saling melayani, kegiatan makan
siang di sekolah, dan kegiatan lain yang juga kerap dilakukan di sekolah-sekolah Indonesia.
Kegiatan sekolah dan rumah yang bersifat rutin, meskipun terkesan monoton merupakan
cara Jepang untuk menbuat anak-anak belajar untuk disiplin.
Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikan ruang agar anak dapat lebih
mandiri dengan mengurangi batasan yang diterapkan pada fase sebelumnya. Hubungan
tidak hanya sebagai orang tua dan anak, tetapi juga sebagai teman dan setara. Anak
didukung untuk menjadi pribadi yang mandiri, dapat berpikir dan menentukan pilihan dan
lebih bersifat demokratis.
Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri
dan keluarga serta belajar bertingkah laku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang).
Anak mulai diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat siap menjadi
orang dewasa. Setelah usia 20 tahun anak dianggap resmi menjadi dewasa dengan
biasanya diadakan upacara hari kedewasaan yang diselenggarakan di distrik/kota setempat
4. Memperhatikan tentang perasaan dan emosi
Selain mengajari dan mempersiapkan anak untuk dapat hidup di komunitas sosial
masyarakat yang lebih luas, anak juga diberikan semangat untuk dapat memahami dan
menghormati perasaanya sendiri. Orang tua mengajarkan anaknya untuk melakukan hal
yang tidak mempermalukannya. Contohnya tidak menegur anaknya atau menasehati
anaknya di muka umum ketika melakukan hal yang dirasa kurang pantas. Orangtua memilih
menunggu situasi dan tempat yang lebih privasi untuk menasehatinya. Anak diajarkan
untuk dapat memiliki sikap empati dan saling menghormati orang lain.
Orang tua di Jepang tidak menggangap gaya asuh mereka menjadi gaya asuh yang terbaik.
Begitu pula dewasa ini nilai budaya barat pun menginsipirasi cara orangtua di Jepang dalam
mendidik anaknya. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan, namun gaya asuh orang
tua di Jepang yang menyayangi putra-putrinya tidak berubah.
Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami bahwa gaya asuh mereka
merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan gaya authoritative (berwibawa).
Demikian, perbedaan gaya asuh orang tua di amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang
2)Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
-Diumur berapakah anak diajarkan untuk membantu pekerjaan rumah?
-seperti apa gaya asuh orang tua dijepang?
-Diwaktu kapan orang tua jepang menasihati anaknya jika terdapat kesalahan?