Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 3 TUTORIAL ONLINE

MATA KULIAH

MKDU 4111 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA: MUHAMMAD AZHAR

NIM: 044450551

PROGRAM STUDI: AKUNTANSI

KODE/UPBJJ: 15 PANGKALPINANG

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TERBUKA

1.) Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayahnya maupun dari segi
penduduknya. Indonesia merupakan negara kepualaian dengan jumlah lebih dari 17.000 yang
sudah cukup dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
Oleh karena itu, Indonesia mempunyai gagasan tentang otonomi daerah. Bersamaan dengan
bergulirnya era reformasi di Tahun 1998 yang memunculkan tuntutan dari masyarakat tentang
perlunya managemen pemerintahan yang baru. Hal tersebut disebabkan bahwa pemerintahan
yang sentralistik pada kenyataannya masih banyak kekurangan. Tuntutan tersebut kemudian
ditindak lanjuti dengan disahkannya UU No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah daerah.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat memperngaruhi keberhasilan
otonomi daerah di Indonesia!

Jawab: Gagasan tentang otonomi daerah adalah gagasan yang relatif belum lama diterapkandi
Indonesia. Bersamaan dengan bergulirnya reformasi pada tahun 1998,muncul tuntutan
masyarakat tentang perlunya manajemen pemerintah yang baru mengingat pemerintah yang
sentralistik dianggap memiliki banyak kekurangan.Pemerintah yang sentralistik
kenyataannyatidak mampu membawa pemerataan pembangunan tersebut sampai ke
wilayah terluarIndonesia.Akibat kesenjangan pembangunan terjadi antara pulau yang
satu dengan pulauyang lainnya.Apabila dibiarkan hal ini berdampak pada muncul Gerakan
Gerakan separatisyang menjadikan isu ketimpangan pembangunan sebagai alasan
utamamereka.Menindaklanjutin tuntutan tersebut,serta untuk menunjukan semangat
pembaruandidalam penataan pemerintahan,pemerintah akhirnya mengesahkan undang-
undang no 22tahun 1999 tentang pemerintahan daerah.Pada peraturan inilah
gagasan tentang otonomidaerah tersebut muncul.Selain ketentuan yang terdapat didalam
UUD NKRI Tahun 1945diterapkannya kebijakan otonomi daerah juga didasari oleh peraturan
perundang undanganyang lain,yaitu: TAP No IV/MPR/2000 Tentang rekomendasi
kebijakan dalampenyelenggaraan otonomi daerah:undang-undang no 32 tahun 2004
tentang pemerintahan daerah :undang undang no 33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan pusat dan daerahserta Undang undang No 8 tahun 2005 tentang penerapan perppu
no 3 tahun 2005 tentangperubahan RUU No 32 tahun 2004 menjadi undang-undang
dengan melihat berbagaibeberapa peraturan hukum yang mengatur tentang otonomi daerah
tersebut,dapat diketahuibahwa isu tentang hubungan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah ini memang salah satupersoalan serius.Adanya beberapa peraturan hukum yang
menjadi landasan pelaksanaanotonomi daerah menunjukan komitmen pemerintah
Indonesia untuk mengakhiri masalahketimpangan pembangunan dipusat dan daerah
tersebut.Dan Secara istilah,otonomi daerahdapat di artikan sebagai hak,wewenang dan
kewajiban daerah otonomi / untuk mengatur ataumengurus sendiri urusan
pemenrintah,kepentingan masyarakat setempat sesuai denganperaturan perundang
undangan yang berlaku di negara republik Indonesia( Wahidin,2015;95).dengan otonomi
daerah ini dimaksudkan setiap daerah memiliki otonomiatau kebebasan di dalam mengelola
wilayahnya.sebagai konsep yang baru dalam pengolaanpemerintah ini,tiap warga negara
perlu mendapatkan pengetahuan yang memadain tetangotonomi daerah serta good and
clean governmet ini.istilah good and clean governmet,dalamBahasa Indonesia biasa di
kenal dengan istilah tata Kelola pemerintah yang baik danbersih.Secara umum,factor-
faktor yang akan menentukan dan mempengaruhi keberhasilanpelaksanaan otonomi daerah
di Indonesia,antara lain yaitu (kaho,2002:60): (i) factor manusiasebagai subjek penggerak
(factor dinamis) dalam penyelenggaraan otonomi daerah: (ii) factorkeuangan.Dan factor
pendukung yang mempengaruhi otonomi daerah,yaitu sebagai berikut:

•Kemampuan atau kualitas sumber daya manusia yaitu kualitas sumber daya
manusiamerupakan salah satu kunci kelancaran otonomi daerah.Dalam pelaksanaan
otonomidaerah tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya kerja sama
masyarakatnyadengan pemerintah,dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa
sumber dayamanusia yang berkualitas tinggi (secara
Pendidikan),kemampuan,keterampilan dankemauan mampu menciptakan tenaga kerja yang
berkualitas.

•Kemampuan keuangan/ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi


akanmempengaruhi otonomi daerah.Dengan pendapatan
masyarakattinggi.Penyelenggaraan otonomi daerah akan meningkat.

Tujuan dari sebuah otonomi daerah yaitu memperlancar pembangunan diseluruh


wilayahindpnesia secara merata sehingga pembangunan daerah dengan diwujudkan
pembangunan nasional yang menyeluruh.koho (1998) menyebutkan bahwa factor yang
sangatmempengaruhi dalam pelaksanaan otonomi daerah ialah manusia sebagai pelaksana
yangbaik.Manusia ialah factor yang paling esensial dalam penyelenggaraan pemerintah
daerahsebagai pelaku dan penggerak proses mekanisme dalam sistem
pemerintahan.Dengankeberhasilan suatu otonomi daerah ternyata mempunyai dampak positif
antara lain:

•Setiap daerah bisa memaksimalkan potensi masing-masing

•Pembangunan untuk daerah yang punya pendapatan tinggi akan lebih


cepatberkembang.

•Derah punya kewenangan untuk mengatur dan memberikan kebijakan tertentu

•Adanya desentralisasi kekuasaan.

Sebagai prinsip manajemen pemerintah yang baru tentunys otonomi daerah menjadi
harapanbaru seluruh rakyat yang diharapkan mampu mengantarkan masyarakat kepada kondisi
yangadil,Makmur dan sejahtera.Otonomi daerah mempunyai prinsip otonomi daerah secara
garis besar(Wahidin,2015:86)

•Pelaksanaan otonomi daerah harus memperhatikan


aspekdemokratis,keadilan,pemerataan,potensi dan keanekaragaman daerah

•Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas nyata dan bertanggungjawab

•Pelaksanaan otonomi luas di tingkat kabupaten dan kota sedangkan di tingkat provinsi
otonomi terbatas.

•Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konsitusi

•Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan kemandirian daerah.DLL.

Timbul pertanyaan mengapa Indonesia menerapkan sistem otonomi daerah?


Jawabannya karena dalam pelaksanaannya tentu terdapat tujuan otonomi daerah
yang harus dicapaimasing-masing pemerintahannya.Tujuan otonomi daerah ini tidak
lain berkaitan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,pelayanan umum
bagi masyarakat masyarakat, hingga daya saing daerah dengan meningkatkan potensi yang
ada.Bedasarkan undang-undang nomor32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah,pemerintah
daerah mempunyai beberapa hak dalampenyelenggaraan otonomi daerah.Beberapa hak
sebagai berikut:

•Mengatur dan mengurus urusa pemerintahan secara mandiri

•Memilih pimpinan daerah.

•Mengelolah aparatur daerah

•Mengelola kekayaan daerah

•Memungut pajak dan retribusi daerah

•Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya lainnya yang terdapat di
daerahtersebut.

•Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah

•Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

2.) Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam melaksanakan
otonomi daerah di Indonesia!

Jawab: Pelaksanaan otonomi daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik


Indonesiaadalah satu kebijakan besar yang berarti adanya pemecahan kewenangan antara
pemerintah pusat dan daerah.Oleh karenanya disamping itu perlu berpegang pada
prinsip-prinsipsebagaimana dikemukakan diatas juga harus taat asas.Berbagai macam
prinsip dan asas didalam pelaksanaan otonomi daerah tersebut diterapkan dengan maksud
agar tujuan-tujuanotonomi daerah dapat tercapai.Sebagaimana yang dikemukakan
pembahasan diatas,otonomidaerah ini adalah satu kebijakan besar didalam pengelolaan
pemerintahan yang diharapkanmampu mengantarkan bangsa dan negara Indonesia pada
kondisi masyarakat yang adil danMakmur secara merata.Sebagai sebuah kebijakan tentu saja
ada persoalan yang dihadapi didalam implementasinya.Namun demikian terlepas dari
berbagai macam persoalantersebut,otonomi daerah dapat dianggap sebagai satu Langkah
besar bangsa dan negara inididalam mengupayakan kesahjetraan bagi para
warganya.Sebaik apapun pelaksanaanotonomi daerah ,tidak akan berjalan dengan baik dan
meraih sasaran apabila tidak didasaridengan niat yang baik dari pemerintah daerah untuk
menjalankan kebijakan tersebut dengansebaik-baiknya.Oleh karena itu,di dalam pelaksanaan
otonomi daerah perlu dukungan satuaspek lagi di dalam pemerintah,yaitu sebuah tata Kelola
pemerintahan yang baik dan bersihatau disebut dengan a good and clean
government.Namun demikian ada saja factorterhambatnya pelaksaan otonomi daerah
yaitu: Tidak semua daerah otonomi Indonesia memiliki sumber daya manusia
yangtinggi,sihingga masih memerlukan bantuan dari pusat atau daerah lain. Tidak semua
daerah otonomi di Indonesia memiliki sumber daya alam yang memadaisehingga sulit untuk
menggali dana dari potensial Masih adanya daya tarik menarik antar pemerintah pusat
dan daerah tetangkewenangan masalah tertentu. Adanya kebiasaan sentralisasi atau
terpusat,sehingga kreativitas daerah sulitberkembang. Sebagian besar daerah otonom
masih membiasakan diri tergantung kepada pusatterutama masalah dana atau
kekurangan, sehingga sulit untuk mandiri. Timbulnya kesulitan dalam mengatur sumber
daya alam yang dimiliki beberapadaerah yang berbatasan.UU No 22 tahun 1999 tentang
otonomi daerah diperlakukan pada suatu pemerintah daerahsedang lemah. Pemerintah
diberikan kewenangan untuk melakukan sendiri apa yang merekabutuhkan,tetapi dengan
kemampuan dengan yang sangat marajinal. Hal ini akibat dominasi pemerintah pusat didaerah
yang terlalalu berlebihan,dan kurang memberikan peranan dankesempatan belajar bagi
daerah.model pembangunan yang dilakukan selama ini sangatsentralistik birokratis
yang berakibat pengnumpulan kreativitas pemerintah daerah danaparatnya.lebih dari itu,
ketidak siapan dan ketidak manpuan daerah yang dahulu di pakaialasan menunda otonomi
kurang di perhatikan.padahal untuk mengwujudkan otonomi daerahmerupakan masalah
yang kompleksitasnya yang tinggi dan dapat menimbulkan masalahbaru,seperti
munculnya komplik antara masyarakat local dengan pemerintah danhal ini dapatberdampak
sangat buruk pada intekritas Lembaga pemerintahaan baik dipusat
maupundaerah.sekurang kurangnya ada enam yang perlu diperhatikan dalam kontek
pelaksananotonomi daerah ini,yaitu persiapan yang matang tidak artifisial,
memberikepercayaan,kejelasan pisi kesiapan sumber daya dan berbagai parameter
terhadapginerja.dari uraian tersebut dapat kita rincikan kendala pelaksanaan otonomi
daerah.UU No22 tahun 1999 tentang otonomi daerah,dalam beberapa hal
mengandung kelemhankelemahan,namun bagaimanapun juga UU ini merupakan suatu
repormasi dalam systempemerintahan daerah,yang telah menggeser paragikma ke
paragikma baru.yaitu dari systempemerintah’sentralistik’yang lebih orientasi kepada
structural efficiency model; berubahkearah sistem pemerintahan desentralistik yang
orientasinya lebih cenderung kepda localdemocratic model yaitu lebih menekankan
kepada prinsip prinsip demokrasi,peran sertamasyarakat,pemerataan dan keadilan,serta
memperhatikan potensi dan keanekaragamandaerah.salah satu faktor penghambat
lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan otonomidaerah yaitu lemahnya kontrol wakil
rakyat dan masyarakat yaitu selama orde baru tidakkurang dari 32 tahun peranan rakyat dalam
mengontrol eksekutif sangat tidak efektif karenaterkooptasi oleh elit eksekutif.Birokrasi
didaerah cenderung melayani kepentinganpemerintah pusat,dari pada melayani
kepentingan masyarakat lokal.Kontrol terhadap apparatbirokrasi oleh Lembaga legislative
dan masyarakat tampak artifisial dan fesudodemokratik.Kelemahan ini kita sadari
Bersama,perubahan telah dilakukan segera setelahpergantian razim order baru orde
reformasi.UU politik dan otonomi daerahdiberlakukan,semangat dan proses demokrasi
menjajikan dan control terhadap birokrasidimulai walaupun tekadang
kebabalasan.Wakil rakyat yang masih kurang mampumelaksanakan tugasnya
melakukan control terhadap pemerintah.ketidakmampuan inimemberikan peluang bagi
eksekutif untuk bertindak leluasa dan sebaliknya legislativebertindak ngawur
mengorbankan kepentingan public yang justru dipercaya
mewakilikepentingannya.Sayangnya semangat demokrasi yang timbul dan berkembang
di erareformasi ini tidak diikuti oleh strategi peningkatan kemampuan dan kualitas
wakil rakyat.Perbedaan paradigma juga menjadi sebuah hambatan terjadinya pelaksanaan
otonomidaerah menurut paradigma politik,etonomi birokrasi public tidak mungkin ada dan
tidak akanberkembang karena adanya kepentingan politil dan rezim yang berkuasa.Berbeda
denganparadigma politik,paradigma organisasi justru mewujudkan betapa pentingnya
otonomitersebut untuk menjamin kulitas birokrasi yang diinginkan.Untuk menjamin kualitas
birokrasimaka inisiatif,terobosan,inovasi dan kreativitas harus dikembangkan dalam hal
ini akandiperoleh apabila institusi birokrasi itu memiliki otonomi.Kedua paradigma
diatas benaradanya.Oleh karena itu kompromi harus ditemukan agar otonomi tersebut
berjalan dengan lancar.

3.) Pada kurun waktu lebih dari satu dasawarsa berjalannya otonomi daerah sejak disahkan UU
No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah sudah banyak yang dicapai, namun amsih banyak
hal yang belum bisa ditangani terkait dengan upaya dalam mengatasi implementasi kebijakan
otonomi daerah. Contoh keberhasilan dari otonomi daerah dalah semakin luasnya kewenangan
dari DPRD selaku Lembaga legeslatif serta kewenangan kepala daerah selaku eksekutif dan
semakin terbukanya informasi serta partisipasi dari masyarakan dalam hal pengambilan
keputusan dan penagwasan terhadap jalannya pemerintahan di tingkat daerah. Namun,
keberhasilan tersebut juga diiringi dengan hambatan seperti munculnya istilah raja-raja kecil di
daerah dan banyak kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah sehingga menyebabkan
anggaran yang seharusnya untuk membangun daerahnya dikorupsi dan pembangunan menjadi
terhambat.

Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi nyata kita sebagai masyarakat untuk
menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah!

Jawab: Seperti yang sudah dijelaskan ,otonomi daerah dapat di artikan sebagai
hak,wewenang dan kewajiban daerah otonomi dan untuk mengatur atau mengurus sendiri
urusan pemerintah,kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku di negara republik Indonesia ( Wahidin,2015;95).Di setiap
daerahatau negara harus diadakan otonomi daerah sebagai upaya meningkatkan
kesejahteraanmasyarakat,pelayanan umum bagi masyarakat,hingga daya saing daerah
denganmeningkatkan potensi yang ada. Sebaik apapun pelaksanaan otonomi
daerah ,tidak akanberjalan dengan baik dan meraih sasaran apabila tidak didasari dengan niat
yang baik daripemerintah daerah untuk menjalankan kebijakan tersebut dengan sebaik-
baiknya.Oleh karenaitu,di dalam pelaksanaan otonomi daerah perlu dukungan satu
aspek lagi di dalampemerintah,yaitu sebuah tata Kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
factor terhambatnyapelaksaan otonomi daerah yaitu:antara lain Tidak semua daerah otonomi
Indonesia memilikisumber daya manusia yang tinggi,sehingga masih memerlukan bantuan dari
pusat atau daerahlain.,Tidak semua daerah otonomi di Indonesia memiliki sumber daya alam
yang memadaisehingga sulit untuk menggali dana dari potensial dan Timbulnya kesulitan dalam
mengatursumber daya alam yang dimiliki beberapa daerah yang berbatasan.Akan tetapi
apakah ditengah-tengah optinisme itu tidak terbesit kekhawatiran bahwa otonomi daerah juga
akanmenimbulkan beberapa persoalan yang jika tidak segera dicari
pemecahannya,akanmenyulitkan upaya daerah untuk memajukan rakyatnya?Jika jawabannya
tidak tentu akansangat naif?.Mengapa?karena tanpa sadari beberapa dampak yang tidak
menguntungkan bagipelaksanaan otonomi daerah yang terjadi.Ada beberapa masalah yang
dikhawatirkan biladibiarkan berkepanjangan akan berdampak sangat buruk pada
susunan ketatanegaraanIndonesia.Adapun masalah-masalah tersebut antara lain:

1.Adanya Ekspoitasi Pendapatan Daerah

Salah satu kosekuensi otonomi adalah kewenangan daerah yang lebih besar
dalampengorbanan keuangannya,mulai dari proses pengumpulan pendapatan sampai pada
alokasipemanfaatan pendapatan daerah tersebut.Dalam kewenangan semacam ini sebenarnya
sudahmuncul inherent risk,risiko bawaan,bahwa daerah akan melakukan upaya
maksimalisasibukan optimalisasi,perolehan,pendapatan daerah.Upaya ini didorong oleh
kenyataan bahwa daerah harus mempunyai dana yang cukup untuk melakukan kegiatan,baik
itu rutin maupunpembangunan.

2.Pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi daerah yang belum mantap
Desentralisasi adalah sebuah mekanisme penyelenggaraan pemerintah yang menyangkut
polahubungan antara pemerintah nasional dan pemerintahan local.Desentralisasi
diperlukandalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan
pemerintahan.Sebagaiwahana Pendidikan politik di daerah.Untuk memelihara keutuhan
negara kesatuan atauintegrasi nasonal.Untuk mewujudkan dinamika demokrasi dalam
penyelenggaraanpemerintahan yang membentuk karir dalam bidang politik dan pemerintahan
sebagai saranabagi percepatan pembangunan didaerah.Oleh karena itu pemahaman
terhadap konsepdesentralisasi dan otonomi haruslah mantap.

3.Penyediaan aturan pelaksanaan otonomi daerah yang belum memadai

Parlemen di daerah tumbuh menjadi sebuah kekuatan politik rill yang


baru.Lembagalegislative ini secara merdeka dapat melakukan sendiri pemilihan
gubenur danbupati/walikota tanpa inteevensi kepentingan dan pengaruh politik
pemerintahpusat.Kebijakan daerah juga dapat ditentukan sendiri di tingkat daerah
atas kesepakatanpemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah.

4. Kondisi SDM Aparatur pemerintahan yang belum menunjang sepenuhnya pelaksanaan


otonomi daerah Sejak diberlakukan otonomi daerah .Sebagian pemerintah daerah
bisamelaksanakan amanat konsitusi meningkatkan taraf hidup rakyat,menyejahterakan rakyat
danmencerdaskan rakyat.

5.Korupsi daerah

Fenomena lain yang sejak lama menjadi kekhawatiran banyak kalangan berkaitan
denganimplementasi oonomi daerah adalah bergesernya praktik korupsi dari pusat ke
daerah.Inimenjadi semakin beralasan Ketika terbukti bahwa banyak penjabat public
yang masihmempunyai kebiasaan menghambur-hamburkan uang rakyat untuk pergi
ke luar negeridengan alasan studi banding juga,mulai terdengar bagaimana anggota
legislative mulaimenggunakan kekuasaannya atas eksekutif untuk menyetujui anggota rutin
DPRD Yang jauhlebih besar dari pada sebelumnya. 6.Adanya potensi munculnya konflik antar
daerah
Ada gejala cukup kuat dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu konflik horizontal
yangterjadi antara pemerintah provisi dengan pemerintah kabupaten/kota.Sebagai
akibat daripenekanan undang-undang nomor 22 tahun 1999 yang menekankan
bahwa tidak adahubungan hirearkis antara pemerintah kabupaten/kota,sehingga
pemerintah kabupaten/kotamenganggap kedudukannya sama dan tidak taat kepada
pemerintah provinsi.

Solusi nyata kita sebagai masyarakat untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan


otonomidaerah misalnya kita sebagai masyarakat menyadari satu sama lain antara masyarakat
danpemerintahan agar dapat berkembang sehingga tercapailah apa yang dimaksud
demokrasiyaitu rakyat oleh rakyat untuk rakyat.Rakyat tidak saja dapat menentukan nasibnya
sendiri.

Solusi untuk keluar dari masalah otonomi daerah tanpa harus mengembalikan
kepadasentralisasi,Jika pemerintah dan masyarakat bersinergi mengatasi masalah
tersebut.Pastikesejahteraan masyarakat segera terwujud:

1. Memperkuat peranan daerah untuk meningkatkan rasa nasionalisme


denganmengadakan kegiatan menanam nasionalisme seperti kewajiban mengibarkan
benderamerah putih.

2. Melakuksn pembatasan anggaran kampanye karena menurut penelitian korupsi


yangdilakukan kepada daerah akibat pemilihan umum berbiaya tinggi membuat kepaladaerah
melakukan korupsi

3. Dan Meningkatkan pendapatan asli daerah dari sector SDA dan pajak serta mencaridari
sector lain seperti jasa dan pariwisata digunakan untuk kesahjetraan masyarakat.

4.) Pada praktek good governance menyaratkan harus terdapat transparasi dalam proses
penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Transparasi merupakan konsep yang penting
yang mengringi kuatnyakeinginan untuk praktek good governance. Masyarakat diberikan
kesempatan yang luas untuk mengetahui informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan,
sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian keberpihakan pemerintah terhadap
kepentingan public. Oleh karena itu, masyarakat dapat dengan mudah menetukan apakah akan
memerikan dukungan kepada pemerintah atau malah sebaliknya.

Dari uaraian di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa dalam upaya mewujudkan
praktek good governance!

Jawab: Sebagai istilah yang belumlah muncul di dalam perbincangan tentang politik
danpemerintah istilah good governance dapat dipahami secara bermacam-macam
kaitannyadengan praktik kegiatan pemerintah.Kita mengenal beberapa istilah antara
lain goodgovernance dan government.Dua istilah tersebut secara etimologis berasal dari kata
to governartinya memerintah yaitu menguasai atau mengurus negara atau mengurus daerah
sebagaibagian dari negara(Lembaga adminitrasi negara,2007:21).Terkait dengan dua istilah
tersebutmemang masyarakat umumnya memiliki dengan dua istilah tersebut,memang
masyarakatumum memiliki pemahaman yang bermacam-macam.Ada yang menyamakan
governance dengan government,namun ada pula yang membedakan keduanya.Di dalam modul
ini duaistilah tersebut ditempatkan sebagai dua istilah yang berbeda.Governance dengan
demikianmengacu pada keseluruhan unsur yang menjalankan tata Kelola
pemerintahan dimasyarakat.Kewarganegaraan (2016), mengartikan good governance
sebagai suatukesepakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama
oleh pemerintah,masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik.
Prinsip-prinsip goodgovernance Konsep good governance telah terselenggara apabila
memenuhi prinsip-prinsiptertentu. Dalam buku Kewarganegaraan & Masyarakat Madani
(2019) karya HeriHerdiawanto dan kawan-kawan, dijelaskan prinsip-prinsip
penyelenggarakan goodgovernance, yaitu:

•Partisipasi masyarakat adalah semua masyarakat memiliki hak suara


dalampengambilan keputusan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
•Penegakan hukum yang bersifat adil dan berlaku pada semua masyarakat tanpa
pandang bulu. Termasuk penegakan hukum yang menyangkut hak asasi manusia

•Transparansi adalah seluruh informasi tentang proses pemerintahan harus memadaidan jujur
sehingga dapat dimengerti, diakses, dan dipantau oleh seluruh masyarakat.

•Daya tangkap adalah lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan


harusberusaha melayano semua pihak yang berkepentingan tanpa diskriminasi.

peran mahasiswa dalam upaya mewujudkan praktek good governance Memberikan aspirasidan
juga kritisi atas kebijakan dan juga tindakan yang dilaksanakan oleh pemerintah yangdidasari
oleh penelitian atau kajian. Gerakan masyarakat muncul diakibatkan oleh karenapemerintah
tidak mampu mengelola pemerintahan secara baik. Oleh karena itu tantangan kedepan
pemerintah, termasuk pemerintah daerah adalah bagaiamana menciptakan
pengelolaanpemerintahan yang melayani masyarakat (good governance). Asumsinya, jika
masyarakatmerasa pengelolaan secara baik dan mampu memberikan kesejahteraan kepada
masyarakat,maka pemerintahan dianggapnya sebagai suatu rahmat/anugerah. Era
dimulainya gerakanreformasi mahasiswa atau istilahnya gerakan moral mahasiswa
puncaknya terhajadi pada1998 pada saat krisis ekonomi melanda negeri ini. Di tengah
kelumpuhan pemerintah dankrisis ekonomi lah pelbagai gerakan delegitimasi orba
bermunculan. Mahasiswa merupakankekuatan garda terdepan (avant garde) yang
mempelopori gerakan ini secara konfrontatif.Mereka sangat gencar dan tegar menggiatkan
aksi-aksi perlawanan massa terhadap kekuasaanorba. Menurut Ken Young, gerakan mahasiswa
sangat berhasil mengorganisasi diri, pintarmengeola isu, dan angkas berpolitik. Semula
gerakan mahasiswa adalah bentuk aksikeperihatinan terhadap krisis ekonomi yang
menyengsarakan kehidupan rakyat. Aksi itumula-mula hanya dikuti oleh segelintir
mahasiswa dan lebih sering dilakukan di dalamkampus. namun efek bola salju gerakan it
uterus meluas dan berkembang menjadi gerakanmahasiswa se-Indonesia dengan isu pokok
suksesi kepemimpinan nasional dan reformasitotal. aksi-aksi mereka disambut liputan luas
dan simpatik oleh pers, dan menjadi magnetbangunnya solidaritas mahasiswa secara luas.
Tatkala siding MPR pada tanggal 11 Maret1998 memilih kembali Suharto sebagai Presiden ke 7
kalinya, aksi-aksi mahasiswa justrusemakin menggila. Pemilihan kembali Suharto sebagai
Presiden rupanya dianggap sebagaipelecehan terhadap perjuangan mereka. Militansi
mahasiswa semakin menghebat ketika anakSuharto dan kroninya masuk dalam susunan
Kabinet Pembangunan VII yang diumumkantanggal 14 Maret 1998 di Istana Merdeka. Ini
semakin membuktikan bahwa tuntutan KKNyang mereka suarakan tidak pernah di gubris.
Meski telah dilakukan dialog, mahasiswa tetapmenilai tidak efektif, tuntutan mereka sudah
jelas yakni reformasi total dan mesti dimulai dengan lengsernya Suharto. Aksi-aksi keprihatinan
dan mimbar bebas masih terus berlanjutdipelbagai kota seiring terus berlanjutnya bentrok
mereka dengan aparat. di tengan gemuruhaksi-aksi itu, masyarakat digemparkan dengan berita
penculikan para aktivias demokrasi olehaparat militer. sebagai korban bisa ditemukan dan
sebagian lagi menuturkan penderitaanya.Hal ini yang semakin memojokkan posisi Suharto dan
militer. Aksi yang semakin memanasitu tidak semakin surut, pada saat 4 mahasiswa
Unsakti tewas tertembak oleh aparat dikampusnya tanggal 12 Mei 1998. Tragedi ini
menimbulkan rasa simpati dan duka yangmendalam sekaligus membakar rasa geram dan
marah dari masyarakat luas. Kegeraman dankemarahan masyarakat dan mahasiswa itu diikuti
dan diperburuknya melonjaknya harga-harga sehingga tak terelakkan terjadilah “kerusuhan
Mei” pada tanggal 13- 14 Mei 1998 diJakarta. Dalam sejarah Indonesia, mahasiswa
tercatat berperan besar sebagai creativeminority, meminjam istilah Arnold Toynbee,
di mana mereka selalu menjadi motorpenggerak perubahan di Indonesia. Peran itu
kembali terbukti dalam peristiwa tumbangnyaSuharto dan menaklukkan Orba. Prestasi tersebut
semakin mengukuhkan kebenaran predikatmahasiswa sebagai Agent of Change

SUMBER REFERENSI:

BMP/MKDU4111/MODUL HALAMAN 9.4 SAMPAI 9.6/KONSEPOTONOMI DAERAH SERTA


GOOD AND CLEAN GOVERNMENT DAN WWWJURNAL.I

BMP/ MKDU4111/MODUL HALAMAN 9.7 DANBAHANAJAR.UT.AC.ID KEGIATAN BELAJAR 2/


KONSEP OTONOMI DAERAHSERTA GOOD AND CLEAN GOVERNMENT
BMP/MKDU4111/MODUL HALAMAN 9.5/KONSEP OTONOMI DAERAHSERTA GOOD AND
CLEAN GOVERNMENT

BMP/MKDU4111 MODUL HALAMAN 9.8-9.10/OTONOMI DAERAHSERTA GOOD AND CLEAN


GOVERNMENT DAN WWW KOMPAS. ID

Anda mungkin juga menyukai