Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

E-LEARNING PADA MASA COVID-19

Disusun Oleh :

NOVITA NURCAHYANI

(NIM:041942094)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS TERBUKA

PROVINSI GORONTALO

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun rapi sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkntribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bago pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bias
pembaca praktekan dalam kehidupan sehari-hari

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
sya sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 16 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….......

BAB II ISI PEMBAHASAN………………………………………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………......

DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………………..

3
BAB I

PENDAHULUAN

Saat ini, dunia tengah diguncangkan oleh mewabahnya COVID-19. Bagaimana tidak,
penyakit yang disebabkan oleh Corona virus jenis terbaru ini telah memakan jutaan korban
jiwa.  Dengan cepatnya kasus penyebaran, WHO mengumumkan Coronavirus diseases
(COVID-19) sebagai pandemi pada Rabu, 11 Maret 2020. Ini adalah pertama kalinya WHO
menyebutkan kembali sebuah wabah sebagai pandemi sejak yang terakhir pada 2009. Di mana
pada saat itu lembaga ini menetapkan wabah H1N1 (Flu Babi) sebagai pandemi, dengan kasus
kematian lebih dari 18.000 orang di seluruh dunia.

Penyebaran COVID-19 yang tak terbendung ini tentu saja menimbulkan dampak bagi
masyarakat di dunia. Sejumlah peneliti dari berbagai negara berlomba menemukan vaksin
untuk menghentikan penularan virus ini. Namun, hal itu tak mudah untuk dilakukan. Seiring
bertambahnya waktu, korban pun semakin banyak berjatuhan dan penyebaran kian meluas.
Maka dari itu, WHO mengeluarkan protokol kesehatan yang wajib diikuti seluruh negara. Dan
setiap negara juga menerapkan kebijakannya sendiri guna memutus rantai penyebaran virus
COVID-19 ini, seperti kebijakan social distancing, lockdown, herd immunity dan lain
sebagainya. Di Indonesia, pemerintah masih mengambil kebijakan social distancing. Dengan
membatasi interaksi sosial, pemerintah yakin bisa memaksimalkan pengendalian virus corona
secara masif. Presiden Joko Widodo bahkan sudah mengimbau untuk bekerja, belajar, dan
beribadah dari rumah semasa pandemi virus corona ini. Pemerintah juga memutuskan untuk
membatalkan Ujian Nasional 2020, guna menekan penyebaran virus corona. Sejak 16 Maret
2020 pemerintah memutuskan juga agar peserta didik belajar dari rumah. Dalam
prSeaktiknya, proses belajar mengajar di rumah, peserta didik dan guru dibantu dengan
aplikasi belajar online.

Penelitian Gewin (2020) menyatakan bahwa banyak universitas di seluruh dunia telah
menunda atau membatalkan berbagai kegiatan seperti campus event, seminar, konferensi,
kompetisi olahraga dan kegiatan lainnya. Universitas telah bergerak cepat untuk
mentransisikan berbagai program agar pembelajaran tetap berlangsung. Menanggapi hal
tersebut, UNESCO (2020) merekomendasikan penggunaan program pembelajaran jarak jauh
(distance learning) dan membuka aplikasi serta platform pendidikan yang dapat digunakan
sekolah atau perguruan tinggi untuk menjangkau pelajar dan mahasiswa dari jarak jauh.
Sekitar 96 Negara telah membuka platform berupa perpustakaan online, siaran edukasi di
televisi, video simulasi, serta program onine lainnya (Basilaia et al., 2020)

4
Penyebaran virus COVID-19 telah menghambat kegiatan perekonomian dan
dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat. Setelah
menunjukkan pencapaian penurunan kemiskinan beberapa tahun belakangan ini, tingkat
kemiskinan kembali meningkat setelah pandemi COVID-19 . Satu dari 10 orang di Indonesia
hari ini hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Tingkat kemiskinan anak juga dapat
meningkat secara signifikan. Dampak negatif terhadap keadaan sosial-ekonomi dari pandemi
bisa menjadi jauh lebih buruk tanpa adanya bantuan sosial dari pemerintah.

Dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan


sejumlah paket stimulus fiskal skala besar melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN). Dalam aspek jumlah anggaran pemerintah yang diperuntukkan untuk mengurangi
dampak negatif dari pandemi COVID-19, Indonesia berada pada peringkat lima besar dari
negara-negara di wilayah Asia Pasifik (ADB, 2021). Pada tahun 2020, Pemerintah Indonesia
mengalokasikan sekitar Rp 695,2 triliun (sekitar US$ 49 miliar) untuk PEN. Oleh karena
krisis masih berlangsung, pada bulan Februari 2021 Pemerintah Indonesia kembali
mengumumkan alokasi anggaran senilai Rp 699,43 triliun (sekitar US$ 49,3 miliar) untuk
melanjutkan keberlangsungan program PEN (Kemenkeu, 2021).

Indonesia terus melakukan sejumlah upaya perbaikan dalam memperkuat berbagai


program perlindungan sosialnya untuk menangani krisis setelah pandemi COVID-19.
Program-program perlindungan sosial ini telah diperluas untuk melindungi masyarakat miskin
terhadap guncangan ekonomi, dan juga masyarakat berpenghasilan menengah kebawah yang
jumlahnya terus meningkat namun menjadi rentan terhadap risiko jatuh miskin di kemudian
hari. Selain itu, usaha-usaha kecil juga menerima bantuan pemerintah seiring dengan upaya
mereka untuk terus bertahan di tengah penurunan perekonomian dan pembatasan kegiatan
masyarakat setelah pandemi COVID-19. Untuk mengukur dampak dari COVID-19 terhadap
rumah tangga Indonesia dan untuk memberikan informasi sebagai dasar pembuatan kebijakan
pemerintah, UNICEF, UNDP, Prospera, dan The SMERU Research Insitute berkolaborasi
dalam sebuah survei berskala nasional di akhir tahun 2020.

Survei ini meliputi 12.216 sampel rumah tangga representatif tingkat nasional yang
tersebar di 34 provinsi yang dilakukan dalan kurun waktu antara Oktober dan November
2020. Ini merupakan survei terbesar terkait dampak pandemi COVID-19 dan berfokus pada
anak serta kelompok rentan. Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan
rumah tangga yang sebelumnya juga telah diwawancarai oleh Badan Pusat Statistik sebagai
sampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) di tahun 2019. Pelaksanaannya
melibatkan kerjasama erat dengan Pemerintah Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

Sejak 16 Maret 2020 pemerintah memutuskan agar peserta didik belajar dari rumah.
Dalam praktiknya, proses belajar mengajar di rumah, peserta didik dan guru dibantu dengan
aplikasi belajar online. Namun, sejumlah kesulitan ditemui para guru saat menjalankan
metode belajar dari rumah ini. Oleh karena itu, tulisan ini membahas Pemanfaatan E-Learning
di Masa Pandemik COVID-19.

E-Learning merupakan sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan


rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau Internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,
interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan E-Learning sebagai bentuk pendidikan
jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. E-Learning  juga disebut sebagai kegiatan
belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar
yang sesuai dengan kebutuhannya (Yazdi, 2012:146).

Proses belajar berbasis e-learning siswa-siswi membutuhkan sarana dan prasarana


yang mendukung agar pembelajaran dapat berlangsung dan memiliki kualitas pembelajaran
yang lebih baik (Eustiani,dkk., 2019). Sarana dan prasarana tersebut diantaranya adalah
smartphone (hand phone pintar), komputer/laptop, aplikasi, serta jaringan internet yang
digunakan sebgai media dan berlangsungnya pembelajaran berbasis e-learning. Namun tidak
semua keluarga/orang tua mampu memenuhi sarana dan prasarana tersebut mengingat status
perekonomian yang tidak merata. Sehingga proses pembelajaran berbasis e-learning tidak
tersampaikan dengan sempurna. Sama seperti yang dialami oleh sebagian orang tua murid di
SD Banyujuh 6 Kamal, kurangnya fasilitas membuat anak mereka tidak bias mengikuti
pembelajaran dengan sebagaimana semestinya.

Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (ofline) dan online adalah suatu
keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaran sumber belajar
elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber belajar
yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya teknologi
yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka
konvensional masih jauh lebih efektif dibandingkan pembelajaran online atau e-learning.
Selain itu, keterbatasan dalam aksebilitas internet, perangkat keras (hadware) dan perangkat
lunak (software), serta pembiayaan sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan sumber-
sumber belajar online (Yaumi, 2018).

Keefektifan Pembelajaran Online Salma, dkk (2013 :105) menjelaskan persiapan


sebelum memberikan layanan belajar merupakan salah satu factor penentu dalam keberhasilan
belajar, terutama pada online learning dimana adanya jarak antara pebelajar dan pemelajar.
Pada pemberlajaran ini pemelajar harus mengetahui prinsip-prinsip belajar dan bagaimana
oebelajar belajar.

6
Keefektifan KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal berkesan, keberhasilan tentang
usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya tentang undang-undang atau peraturan. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengekuarka Surat Edaran Nomor 4 Tahun
2020 Tentang Pelaksanaa Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Penyebaran Coronavirus
Disease (Covid19) yang berlaku untuk seluruh masyarakat yang mengenyam pendidikan di
Indonesia. Disamping keharusan belajar dalam jaringan yang menjadi kendala lainnya adalah
kurangnya fasilistas penunjang pembelajaran online seperti yang dialami oleh beberapa murid
di SDN 2 Tibawa, Gorontalo memang dapat dikatakan sebagai sebuah kendala dalam proses
berlangsungnya pembelajaran, namun usaha etap harus dilakukan semaksimal mungkin,
mengingat swbagai orang rua wajib memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya termasuk
harta berupa pendidikan. Disisi lain, tingkat semangat belajar murid juga memicu akan efektif
atau tidaknay pembelajaran online ini mengingat budya belajar tatap mua yang masih melekat
dalam diri sehingga, selama kegiatas belajar online ini tidak jarang banyak murid yang merasa
jenuh atau bosan, sehingga membuat hasil belajar yang diharapkan tidaklah efektif.

7
BAB III

PENUTUP

Pembelajaran e-learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntasnya


wabah covid-19 di Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran Covid-19, meskipun
vaksinasi sudah dilakukan harus tetap disiplin menerapkan protocol kesehatan dengan 6 M
yaitu mencuci tangan dengan menggunakan sabun, memakai masker, menjaga jarak,
menghindari kerumunan, mengurangi mobilitasdan menghindari makan bersama serta jangan
lupa untuk terus berdoa agar pandemi segera berakhir.

8
DAFTAR RUJUKAN

- Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020) Dampak Covid -19 terhadap implementasi pembelajaran
daring di sekolahDasae Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020,(online)
Tersedia : https//edukatif.org/indeks.php/edukatif/article/view/89 (Diases) : 16 November
2021)
- Faisal, Sanafiah, (2001). Format-formay Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo persada,
- Ginting, Henndy. (2020). Perubahan perilaku sebagai Respon terhadap Wabah COVID-
19. Tulisan edukasi HIMPSI di Masa Pandemi COVID 19-Seri14. (online) Tersedia :
https;//covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/perubahan-perilaku-sebagai-respon-
terhadapwadah-Covid-19 (Diakses : 16 November 2021)
- Arikunto 2006. Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Fuad,Zainul,dkk.2019. Metide penelotian Kelautan dan Perikanan.Malang : UB Press.
Hartono, W. (2016).Penggunaan Elearning sebagai Media Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Ekonomi, 10(1), 1-8. “Indonesia confirms first cases of coronavirus”.
Bangkok Post (dalam bahasa inggris). Retures. 2 Maret 2020. Diakses tanggal 16
NOVEMBER 2021)

Prawiradilaga, Salma, dkk 2016. MOZAIK TEKNOLOGI PENDIDIKAN :

ELEARNINGJakarta : PRENADAMEDIA GROUP. Ratcliffe, Rebecca (2 Maret 2020).

Anda mungkin juga menyukai