Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

E-LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19

Disusun oleh:

TRI AYU PARADILA

PROGRAM STUDI KEARSIPAN

UNIVERSITAS TERBUKA

PROVINSI JAMBI

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "E-learning pada masa
pandemic covid-19” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi
tugas Mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang E-learning kepada pembaca makalah ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 22 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………....1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………..4

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………….…iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN
Pada 31 Desember2019 muncul kasus penyakit yang tidak diketahui di
Wuhan, China (Lee 2020). Kasus tersebut di akibatkan oleh virus corona atau
yang dikenal dengan COVID-19 (Corona Virus Desese-2019). Corona Virus
Disease pada tahun 2019 (COVID-19) telah menjadi pandemic global semenjak
diumumkan oleh WHO pada tanggal 11 Maret 2020. Kemudian berkembang
dengan cepat dan menyebar ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang singkat.
Sementara di Indonesia kasus Covid 19 pertama muncul pada tanggal 2 Maret
2020 dan sampai tanggal 22 November 2021 jumlah korban yang terinfeksi telah
mencapai 4.253.598 kasus dengan 4.101.889 orang yang telah sembuh dan
143.744 orang yang telah meninggal (https://www.covid19.go.id/).

Sebenarnya COVID-19, merupakan varians dari virus-virus yang pernah


melanda di dunia seperti SARS, flu burung, Flu babi, dan MERS. Namun yang
membedakan adalah mudah menular,transparansi informasi, kekuarangan
pasokan bagi tenaga medis, masalah inkubasi virus tidak jelas, karantina bersakala
besar, dan “infodemic” yang unik, yaitu banyaknya informasi di media sosial yang
menyebabkan pengaruh psikologis pada banyak orang (Dong & Bouey, 2020).
Dalam hitungan bulan saja, virus ini sudah menyebar ke seluruh negara di dunia.
Selain itu, dampak COVID -19 itu begitudashyat. Dampaknya yang nyata adalah
kehilangan nyawa atau kematian, penurunandan pelambatan ekonomi (resesi),
terganggu aktivitas pendidikan, ekonomi dan sosial.

1
Kisah wabah ini dapat memiliki akhiran yang berbeda pada setiap negara
(Lee, 2020)yang bergantung pada kebijakan yang diterapkan dan ketanggapan
pemerintah guna meminimalisir penyebarannya. Berbagai kebijakan telah
dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi tingkat penyebaran
virus corona dengan memberlakukan sosia distancing, physical distancinghingga
pemberlakuan PSBB (pembatasan social berskala besar) pada beberapa daerah.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan untuk membatasi penyebaranCOVID-19


berdampak pada berbagai bidang diseluruh dunia khususnya bidang pendidikan di
Indonesia. Wabah COVID-19 mendesak pengujian pendidikan jarak jauh hampir
yang belum pernah dilakukan secara serempak sebelumnya bagi semua
elemen pendidikan yakni peserta didik, guru hingga orang tua. Mengingat pada
masa pandemic, waktu, lokasi dan jarak menjadi permasalahan besar saat ini
(Kusuma & Hamidah, 2020). Sehingga pembelajaran jarak jauh menjadi solusi
untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran secara tatap
muka langsung. Ini memberikan tantangan kepada semua elemen dan jenjang
pendidikan untuk mempertahankan kelas tetap aktif meskipun sekolah ditutup.

Pandemic COVID-19 secara tiba-tiba mengharuskan elemen pendidikan untuk


mempertahankan pembelajaran secara online. Kondisi saat ini mendesak untuk
melakukan inovasi dan adaptasi terkait pemanfaatan teknologi yang tersedia
untuk mendukung proses pembelajaran (Ahmed et al., 2020).

2
Praktiknya mengharuskan pendidik maupun peserta didik untuk berinteraksi
dan melakukan transfer pengetahuan secara online. Pembelajaran online
dapat memanfaatkan platform berupa aplikasi, website, jejaring social maupun
learning management system(Gunawan et al., 2020). Berbagai platform tersebut
dapat dimanfaatkan untuk mendukung transfer pengetahuan yang didukung
berbagai teknik diskusi dan lainnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Pesatnya perkembangan Tekhnologi Informasi terutama internet membuka


peluang bagi pengembangan layanan informasi yang lebih baik di lembaga
pendidikan. Pasca mewabahnya pandemi covid 19 ke Indonesia pada
pertengahan maret 2020 maka pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan
dalam dunia pendidikan yaitu meniadakan sementara pembelajaran tatap muka
secara langsung dan diganti dengan pembelajaran secara online, baik pada tingkat
sekolah dasar dan menengah, maupun tingkat perguruan tinggi. Hal itu
diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut E-learning.

Masalah utama munculnya kebijakan e-learning adalah kekhawatiran


berkembang dan menyebarnya Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan karena
virus ini sudah berkembang dan menyebar di masyarakat. Tujuan kebijakan e-
learning adalah untuk melindungi kesehatan warga sekolah dan madrasah dari
ancaman Covid-19 dan menjamin keberlangsungan pembelajaran secara e-
learning.

Cara pemecahan masalah terkait Covid-19 di satuan pendidikan tertuang


dalam SE Mendikbud No. 3 tahun 2020 yaitu “proses pembelajaran dilaksanakan
dari rumah dengan e-learning”,

4
“mengatur ulang penggunaan dana bantuan operasional sekolah”, “mengatur
ulang pelaksanakan ujian sekolah”, “membatalkan ujian nasional”, “mengatur
ulang kenaikan kelas dan penerimaan peserta didik baru”, “memaksimalkan
pemanfaatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)”, “menyediakan sarana kesehatan
untuk cuci tangan”, serta “menjaga kesehatan diri dan lingkungan sekolah”.

Pada dasarnya, e-learning memiliki dua tipe yaitu synchronous dan


asynchronous. Synchronous berarti pada waktu yang sama. Proses pembelajaran
terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta didik. Hal ini
memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik secara
online. Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan
peserta didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi
pembelajaran dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik
dapat mendengarkan presentasi secara langsung melalui internet. Peserta didik
juga dapat mengajukan pertanyaan atau komentar secara langsung ataupun
melalui chat window. Synchronous training merupakan gambaran dari kelas
nyata, namun bersifat maya (virtual) dan semua peserta didik terhubung melalui
internet. Synchronous training sering juga disebut sebagai virtual classroom
(Hartanto, 2016).

Proses belajar berbasis e-learning siswa-siswi membutuhkan sarana dan


prasarana yang mendukung agar pembelajaran dapat berlangsung dan memiliki
kualitas pembelajaran yang lebih baik (Rustiani,dkk., 2019).

5
Sarana dan prasarana tersebut diantaranya adalah smartphone (handphone
pintar), komputer/laptop, aplikasi, serta jaringan internet yang digunakan sebagai
media dalam berlangsungnya pembelajaran berbasis e-learning. Namun, tidak
semua keluarga/orang tua mampu memenuhi sarana dan prasana tersebut
mengingat status perekonomian yang tidak merata. Sehingga proses
pemberlajaran berbasis e-learning tidak tersampaikan dengan sempurna.

Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah


suatu keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaran
sumber belajar elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari
pemanfaatan sumber-sumber belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya,
e-learning bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan belum mampu
menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena metode interaksi
tatap muka konvensional masih jauh lebih efektif dibandingkan pembelajaran
online atau elearning.Selain itu, keterbatasan dalam aksesibilitas Internet,
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), serta pembiayaan
sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan sumber-sumber belajar online
(Yaumi, 2018).

Belajar online menuntut peran pendidik mengevaluasi efektivitas dan


disesuaikan dengan kebutuhan belajar. Ini penting dilakukan untuk
tetapmemenuhi aspek pembelajaran seperti proses pengetahuan, moral,
keterampilan, kecerdasan dan estetika (Dai & Lin, 2020;Zhu & Liu, 2020).

6
Mengingat bahwa perubahan ke pembelajaran online secara tidak langsung
berpengaruh pada daya serap peserta didik (Dewi, 2020). Penting untuk
diperhatikan yakni komunikasi orang tua dan pendidik untuk mewujudkan
kemandirian belajar peserta didik selama masa pandemic COVID-19.

7
BAB III

PENUTUP

E-learning memberikan kemudahan dalam memberikan transfer informasi


pada berbagai situasi dan kondisi. Ragam manfaat kemudahan pembelajaran
online didukung berbagai platform mulai dari diskusi hingga tatap muka secara
virtual. Namun, hal ini perlu di evaluasi dan disesuaikan dengan kondisi setempat,
mengingat kemampuan orang tua memberikan fasilitas pembelajaran online
berbeda. Kuncinya adalah memaksimalkan kemampuan belajar pesrta didik dalam
kondisi pandemic seperti ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak; & Darmawan, Deni. 2005. Teknologi Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Ahmed, S., Shehata, M., & Hassanien, M. (2020). Emerging Faculty Needs for
Enhancing Student Engagement on a Virtual Platform. MedEdPublish, 1–5.
https://doi.org/10.15694/mep.2020.000075.1

Bao, W. (2020). COVID-19 and online teaching in higher education : A case


study of Peking University. March, 113–115. https://doi.org/10.1002/hbe2.191

Dai, D., & Lin, G. (2020). Online Home Study Plan for Postponed 2020
Spring Semester during the COVID-19 Epidemic: A Case Study of Tangquan
Middle School in Nanjing, Jiangsu Province, China. SSRN Electronic Journal.
https://doi.org/10.2139/ssrn.3555539

Dewi, W. A. F. (2020). DAMPAK COVID-19 TERHADAP IMPLEMENTASI


PEMBELAJARAN DARING DI. 2(1), 55–61.

Firman, & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi


Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81–89.

iv
Gunawan, Suranti, N. M. Y., & Fathoroni. (2020). Variations of Models and
Learning Platforms for Prospective Teachers During the COVID-19 Pandemic
Period. Indonesian Journal of Teacher Education, 1(2), 61–70.

Hartanto, W. (2016). Penggunaan ELearning sebagai Media Pembelajaran. Jurnal


Pendidikan Ekonomi, 10(1), 1–18."Indonesia confirms first cases of coronavirus".
Bangkok Post (dalam bahasa Inggris). Reuters. 2 Maret 2020.Diakses tanggal 2
Maret 2020.

Kusuma, J. W., & Hamidah. (2020). Platform Whatsapp Group Dan


Webinar Zoom Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemik Covid
19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume, 5(1).

Lee, A. (2020). Wuhan novel coronavirus (COVID-19): why global


control is Jurnal Teknologi PendidikanVol. 22, No. 1, April 202070challenging?
Public Health, January, 19–21.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.puhe.2020.02.001

Rustiani, R., Djafar, S., Rusnim, R., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E.
(2019,October). Measuring Usable Knowledge:Teacher’s Analyses of Mathematics
for Teaching Quality and Student Learning. In International Conference on Natural
and Social Sciences (ICONSS) Proceeding Series (pp. 239-245).

Yaumi, Muhammad. 2018. MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN.


Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP.

Anda mungkin juga menyukai