Disusun Oleh :
SRI AGUSTIA
i
KATA PENGATAR
Dengan segala kerendahan hati, Penulis panjatkan segala puji dan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih karunianya yang telah memampukan Menyelesaikan
Makalah “ E-learning pada masa pandemic covid 19” dengan baik. Makalah ini ,dapat
diselesaikan dengan baik karena ada dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena
itu, saya ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesainya makalah ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per-satu.
Saya menyadari bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini,begitupun makalah yang
telah saya buat,baik dalam isi maupun penulisannya. Akhir kata, saya berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat sebagai pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan ,baik
di Universitas Terbuka maupun lingkungan masyarakat.
Penulis,
Sri Agustia
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease. (COVID 19)
menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring.
Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntunan dari pelaksana
pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung
seperti computer atau laptop, gawai, dan alat bantu lainnya sebagai perantara yang tentu saja
harus terhubung dengan koneksi internet. Data Statistika 2019 menunjukkan pengguna
internet di Indonesia pada 2018 sebanyak 95,2 juta, tumbuh 13,3% dari 2017 yang sebanyak
84 pengguna . pada tahun selanjutnya pengguna internet di Indonesia akan semakin
meningkat dengan rata - rata pertumbuhan sebesar 10,2 % pada periode 2018-2023.
Pada tanggal 30 Januari 2020 , WHO menetapkan Covid – 19 sebagai Public Health
Emergency of International Concren (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia ( KKMMD). Penambahan jumlah kasus Covid -19 berlangsung cukup
cepat dan menyebar ke luar wilayah Wuhan dan Negara lain. Jumlah kasus terinfeksi terus
meningkat cukup signitifikan pada waktu yang relatif cepat. Dalam kurun waktu 6 bulan ,
sudah 216 negara didunia terjangkit virus ini. Menurut WHO, jumlah kasus terkonfirmasi
positif pada tanggal 25 juni telah mencapai 9.296.202, dengan angka kematian mencapai
479.433 orang (https : Covid19.who.int/.)
4
Penanggulangan ekstrem seperti lockdown suatu daerah bahkan suatu Negara dilakukan
sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut ( Zahrotunni’mah, 2020 :
248). Menurut Hongyue dan Rajib ( dalam Ginting : 2020), dampak pandemic terhadap
perekonomian,sosial,keamanan, serta politik akan mempengaruhi kondisi psikologis dan
perubahan perilaku yang sifatnya lebih luas dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Perubahan prilaku tersebut mencakup perilaku hidup sehat,perilaku menggunakan teknologi,
perilaku dalam pendidikan, perilaku menggunakan media sosial, perilaku konsumtif,perilaku
kerja,dan perilaku keagamaan . Menurut Roychansyah (2020),perilaku masyarakat pada masa
pandemi mengalami perubahan diantaranya yaitu WFH, everthing virtual , transport mode
choice, sampai dengan control access. Pengunanan teknologi menjadi fasilitas kerja utama .
Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia. Dalam sektor pendidikan
misalnya, pengajar dan peserta didik akan terbiasa melakukan interaksi pembelajaran jarak
jauh.
Banyak aplikasi pembelajaran online yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan
akhir-akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005),yang dikutip oleh Arizona (2020 : 66),
pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran / pelatihan jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD- ROOM (
secara langsung dan tidak langsung). Pembelajaran online menghubungkan pembelajar (
peserta didik) dengan sumber belajarnya (database,pakar/instruktur,perpustakaan) yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi ,berinteraksi,
atau berkolaborasi ( secara langsung/ synchronous dan secara tidak langsung / asynchronous).
Salah satu aplikasi gratis dan familiar diterapkan adalah aplikasi Google Classroom.
Menurut Arizona ( 2020 : 66), Pembelajaran online yang diterapkan dengan menggunakan
media google classroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat melangsungkan
pembelajaran tanpa melalui tatap muka dikelas dengan pemberian materi pembelajaran (
berupa slide power point, e-book,video pembelajaran,tugas (mandiri atau
kelompok),sekaligus penilaian. Pengajar dan peserta didik dalam dalam aplikasi ini
dimungkinkan untuk berinteraksi melalui forum diskusi (stream) terkait dengan permasalahan
materi dan jalannya pembelajaran secara interaktif.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta didik.
Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik secara online.
Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan peserta didik
mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi pembelajaran dalam
bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat mendengarkan presentasi secara
langsung melalui internet. Peserta didik juga dapat mengajukan pertanyaan atau komentar
langsung ataupun melalui chatwindow. Synchronous training merupakan gambaran kelas
nyata,namun bersifat virtual dan semua peserta didik terhubung melalui internet.
Synchronous training sering juga disebut sebagai virtual classroom ( Hartanto,2016).
6
Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah sesuatu
keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber belajar
elektronik ( e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber
belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya
teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap
muka karena metode interaksi tatp muka konvesional masih jauh lebih efektif dibandingkan
pembelajaran online atau elearning. Selain itu, keterbatasan dalam aksebilitas
internet,perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), serta pembiayaan sering
menjadi hambatan dalam memaksimalkan sumber-sumber belajar online (Yaumi,2018).
7
masih melekat dalam diri sehingga,selama kegiatan belajar online ini tidak jarang banyak
murid yang merasa jenuh atau bosan, sehingga membuat hasil belajar yang diharapkan
tidaklah efektif.
8
BAB III
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Proceeding Series (PP.239-245). Bandung: Alfabeta. Utarini,Adi.2020. Tak Kenal
Maka Tak Sayang : Penelitian Kualitatif Dalam Pelayanan Kesehatan . Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
9. Yaumi, Muhammad. 2018. MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN .
Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP. Yusuf,Muri.2017.Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan penelitian Gabungan .Jakarta : KENCANA.
11