Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan
karunia−Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kebidanan <E−Learning
pada masa pandemic Covid−19= dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan
baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu terselesaikannya
makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per−satu.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun
makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran
kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Universitas Terbuka maupun
lingkungan masyarakat.
.

JAKARTA, 31 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
BAB III PENUTUP.................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv
BAB I

PENDAHULUAN

Penyebaran pandemi virus corona atau COVID−19 telah memberikan


tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi
penularan virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing,
physical distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini
mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah
di rumah. Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah
maupun perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka.
Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bisa
dilaksanakan dari rumah masing−masing siswa.

Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang


pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease
(COVID−19) menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui
pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan
tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini
memerlukan perangkat pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu
lain sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet. Data
Statistika 2019 menunjukkan pengguna internet di Indonesia pada 2018 sebanyak 95,2
juta, tumbuh 13,3% dari 2017 yang sebanyak 84 pengguna. 2Pada tahun selanjutnya
pengguna internet di Indonesia akan semakin meningkat dengan rata−rata
pertumbuhan sebesar 10,2% pada periode 2018−2023.

Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid−19 sebagai Public


Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Penambahan jumlah kasus
COVID−19 berlangsung cukup cepat dan menyebar ke luar wilayah Wuhan dan
negara lain. Jumlah kasus terinfeksi terus meningkat cukup signifikan pada waktu
yang relatif cepat. Dalam kurun waktu 6 bulan, sudah 216 negara di dunia terjangkit
virus ini. Menurut WHO, jumlah kasus terkonfirmasi positif pada tanggal 25 Juni telah
mencapai 9.296.202, dengan angka kematian mencapai 479.433 orang
(https://Covid19.who.int/).
Dampak dari adanya COVID−19 menyebabkan perekonomian di Indonesia
menjadi merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang naik, terutama
alat−alat kesehatan. Penanggulangan ekstrem seperti Lockdown suatu daerah bahkan
suatu negara pun dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit
tersebut (Zahrotunni’mah, 2020 : 248). Menurut Hongyue dan Rajib (dalam Ginting :
2020), dampak pandemik terhadap perekonomian, sosial, keamanan, serta politik akan
mempengaruhi kondisi psikologis dan perubahan perilaku yang sifatnya lebih luas
dalam jangka waktu yang lebih panjang. Perubahan perilaku tersebut mencakup
perilaku hidup sehat, perilaku menggunakan teknologi, perilaku dalam pendidikan,
perilaku menggunakan media sosial, perilaku konsumtif, perilaku kerja, dan perilaku
sosial keagamaan. Menurut Roycnhansyah (2020), perilaku masyarakat pada masa
pandemi mengalami perubahan diantaranya yaitu WFH, everything virtual, transport
mode choice, sampai dengan controll access. Penggunaan teknologi yang tadinya lebih
banyak sebagai pendukung kerja sekunder atau malah rekreasi, berubah menjadi
fasilitas kerja utama. Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia.
Dalam sektor pendidikan misalnya, pengajar dan peserta didik akan terbiasa
melakukan interaksi pembelajaran jarak jauh.

Banyak aplikasi pembelajaran online yang bisa diterapkan dalam dunia


pendidikan akhir−akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005), yang dikutip oleh
Arizona (2020 : 66), Pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan
jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya
internet, CD−ROOM (secara langsung dan tidak langsung). Pembelajaran online
menghubungkan pembelajar (peserta didik) dengan sumber belajarnya (database,
pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan
namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi (secara
langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
Salah satu aplikasi gratis dan familiar diterapkan adalah aplikasi Google Classroom.
Menurut Arizona (2020 : 66), Pembelajaran online yang diterapkan dengan menggunakan
media goggle calssroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat melangsungkan
pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan pemberian materi pembelajaran
(berupa slide power point, e−book, video pembelajaran, tugas (mandiri atau kelompok),
sekaligus penilaian. Pengajar dan peserta didik dalam aplikasi ini dimungkinkan untuk
berinteraksi melalui forum diskusi (stream) terkait dengan permasalahan materi dan jalannya
pembelajaran secara interaktif.
BAB II

PEMBAHASAN

E−Learning merupakan sebuah metode pembelajaran berbasis internet atau


belajar online yang harus dijalani semua siswa−siswi hingga mahasiswa−mahasiswa di
Indonesia bahkan seluruh wilayah didunia yang terpapar pandemic Covid−19 guna
menyambung proses belajar tatap muka yang terkendala karena social distancing atau
tidak berkerumun untuk membantu mencegah penyebaran Covid−19.Di Indonesia,
sistem e−learning bukan lagi sesuatu yang asing, hanya saja tidak semua sekolah
pernah menerapkan sistem ini, terutama sekolah−sekolah yang berada didaerah
terpencil atau didesa−desa. Pada dasarnya, e−learning memiliki dua tipe yaitu
synchronous dan asynchronous. Synchronous berarti pada waktu yang sama.

Proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta
didik. Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik
secara online. Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan
peserta didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi
pembelajaran dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat
mendengarkan presentasi secara langsung melalui internet. Peserta didik juga dapat
mengajukan pertanyaan atau komentar secara langsung ataupun melalui chat window.
Synchronous training merupakan gambaran dari kelas nyata, namun bersifat maya
(virtual) dan semua peserta didik terhubung melalui internet. Synchronous training
sering juga disebut sebagai virtual classroom (Hartanto, 2016).

Proses belajar berbasis e−learning siswa−siswi membutuhkan sarana dan


prasarana yang mendukung agar pembelajaran dapat berlangsung dan memiliki
kualitas pembelajaran yang lebih baik (Rustiani,dkk., 2019). Sarana dan prasarana
tersebut diantaranya adalah smartphone (handphone pintar), komputer/laptop, aplikasi,
serta jaringan internet yang digunakan sebagai media dalam berlangsungnya
pembelajaran berbasis e−learning.Namun, tidak semua keluarga/orang tua mampu
memenuhi sarana dan prasana tersebut mengingat status perekonomian yang tidak
merata. Sehingga proses pemberlajaran berbasis e−learning tidak tersampaikan dengan
sempurna. Seperti yang dialami oleh sebagian orang tua murid di SD Banyuajuh 6
Kamal, kurangnya fasilitas membuat anak mereka tidak bisa mengikuti pembelajaran
dengan sebagaimana mestinya.

Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah


suatu keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber
belajar elektronik (e−learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan
sumber−sumber belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e−learning
bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan
pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena metode interaksi tatap muka
konvensional masih jauh lebihefektif dibandingkan pembelajaran online atau
elearning.Selain itu, keterbatasan dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software), serta pembiayaan sering menjadi
hambatan dalam memaksimalkan sumber−sumber belajar online (Yaumi, 2018).

Keefektifan Pembelajaran Online Salma, dkk (2013 :105) menjelaskan


persiapan sebelum memberikan layanan belajar merupakan salah satu faktor penentu
dalam keberhasilan belajar, terutama pada online learning di mana adanya jarak antara
pebelajar dan pemelajar. Pada pemberlajaran ini pemelajar harus mengetahui
prinsipprinsip belajar dan bagaimana pebelajar belajar. Rovai (Mahardika:2002)
menyatakan bahwa alat penyampaian bukanlah faktor penentu kualitas belajar,
melainkan disain mata pelajarn menentukan keefektifan belajar. Salah satu alasan
memilih strategi pembelajaran adalah untuk mengangkat pembelajaran
bermakna.Sehingga efektif atau tidaknya pembelajaran dapat diidentifikasi melalui
perilaku−perilaku antara pemelajar dan pembelajar. Bagaimana respon pebelajar
terhadap apa yang disampaikan oleh pemelajar.

Keefektifan dalam KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal berkesan,


keberhasilan tentang usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya tentang undang−udang
atau peraturan.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid19) yang berlaku untuk seluruh
masyarakat yang mengenyam pendidikan di Indonesia. Disamping keharusan belajar
dalam jaringan yang menjadi kendala lainnya adalahkurangnya fasilitas penunjang
pembelajaran online seperti yang dialami oleh beberapa murid di SD Banyuajuh 6
kamal memang dapat dikatakan sebagai sebuah kendala dalam proses berlangsungnya
pembelajaran, namun usaha tetap harus dilakukan semaksimal mungkin, mengingat,
sebagai orang tua wajib memberikan yang terbaik untuk anakanaknya termasuk harta
berupa pendidikan. Disisi lain, tingkat semangat belajar murid juga memicu akan
efektif atau tidaknya pembelajaran online ini mengingat budaya belajar tatap muka
yang masih melekat dalam diri sehingga, selama kegiatan belajar online ini tidak
jarang banyak murid yang merasa jenuh atau bosan, sehingga membuat hasil belajar
yang diharapkan tidaklah efektif.
BAB III

PENUTUP

Pembelajaran e−learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntas


nya wabah Covid−19 di Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran Covid−19
sehingga sampai saat ini masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali
untuk pembelajaran tatap muka. Kurang nya sarana dan prasarana yang dipengaruhi
oleh faktor ekonomi dan ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam
berlangsungnya kegiatan belajar online.Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh
pemelajar tidak 100% lancar atau efektif.
DAFTAR PUSTAKA

1. Adit, A. (2020). 12 Aplikasi Pembelajaran Daring Kerjasama Kemendikbud,


Gratis!. https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12−aplikasi−
pembelajaran−daring− (Online) Tersedia : kerjasama−kemendikbud−gratis?
page=all (Diakses : 25 Juni 2020)
2. Arizona, Kurniawan. et.all. (2020). Pembelajaran Online Berbasis Proyek
Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar di Tengah Pandemi Covid−19 .
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan. Volume 5 No 1 Mei 2020. (Online)
Tersedia
:https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/download/111/99.

DOI: 10.29303/jipp.v5i1.111 (Diakses : 7 November 2020)


3. Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020) Dampak Covid−19 terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring diSekolah Dasar Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2
No 1 April 2020. (Online) Tersedia :
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/89 (Diakses : 7 November
2020)
4. Faisal, Sanafiah, (2001). Format−format Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,
5. Ginting, Henndy. (2020). Perubahan Perilaku sebagai Respon terhadap Wabah
COVID−19. Tulisan Edukasi HIMPSI di Masa Pandemi COVID−19 – Seri 14.
(Online) Tersedia :
https://Covid19.go.id/edukasi/masyarakat−umum/perubahan−perilaku−
sebagai−respon−terhadapwabah−Covid−19 (Diakses : 7 November 2020)
6. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.
Rineka Cipta. Fuad, Zainul, dkk. 2019. Metode Penelitian Kelautan dan
Perikanan.Malang : UB Press. Hartanto, W. (2016). Penggunaan ELearning
sebagai Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 10(1), 1–18.
"Indonesia confirms first cases of coronavirus". Bangkok Post (dalam bahasa
Inggris). Reuters. 2 Maret 2020. Diakses tanggal 7 November 2020.
7. Prawiradilaga, Salma, dkk. 2016. MOZAIK TEKNOLOGI PENDIDIKAN :
ELEARNING.Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP. Ratcliffe, Rebecca (2
Maret 2020). "First coronavirus cases confirmed in Indonesia amid fearsnation
is ill−prepared for an outbreak". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses
tanggal 7 November 2020

8. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Rustiani,


R., Djafar, S., Rusnim, R., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E. (2019,
October). Measuring Usable Knowledge: Teacher’s Analyses of Mathematics
for Teaching Quality and Student Learning. In International Conference on
Natural and Social Sciences (ICONSS) Proceeding Series (pp. 239−245).
Bandung : Alfabeta. Utarini, Adi. 2020. Tak Kenal Maka Tak Sayang:
Penelitian Kualitatif Dalam pelayanan Kesehatan.Yigyakarta
: Gadjah Mada University Press.
9. Yaumi, Muhammad. 2018. MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN.
Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP. Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dam Penelitian Gabungan. Jakarta: KENCANA.

Anda mungkin juga menyukai