Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

E-LEARNING PADA MASA PANDEMI

COVID-19

D
ISUSUN OLEH :

NAMA : KORNEL KIFLI EDISON

NIM : 044978071

PROGRAM STUDI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TERBUKA

PROVINSI RIAU

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan saya
kemudahan sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini saya beri judul “ E-Learning pada masa Pandemi Covid-19”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia dari Dosen
pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan
wawasan bagi saya sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal upaya
mengembangkan sistem E-Learning dimasa pandemi ini. Saya selaku penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku Dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia, tidak lupa pula pada pihak-lain yang telah memberikan dukungan untuk penulisan
makalah ini saya juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu saya selaku penulis membutuhkan kritik dan saran supaya saya bisa membangun
kemampuan saya, supaya kedepannya bisa menulis makalah dengan baik lagi. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi saya sebagai penulis.

2
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP .................................................................................................................................. 8

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ ........ 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan tersendiri
bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus tersebut
pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti sosial distancing, physical distancing, hingga
pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap
diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat dari kebijakan tersebut
membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan proses
pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan secara
daring yang bisa dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa.
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Corona Virus disease (COVID-19)
menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring.
Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan
pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung
seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang tentu saja
harus terhubung dengan koneksi internet. Data Statistika 2019 menunjukkan pengguna
internet di Indonesia pada 2018 sebanyak 95,2 juta, tumbuh 13,3% dari 2017 yang sebanyak
84 pengguna. 2Pada tahun selanjutnya pengguna internet di Indonesia akan semakin
meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,2% pada periode 2018-2023.
Pada tanggal 30 Januari 2020,WHO menetapkan Covid-19 sebagai Public Health
Emergency of International Concert (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKMMD). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup
cepat dan menyebar ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Jumlah kasus terinfeksi terus
meningkat cukup signifikan pada waktu yang relatif cepat. Dalam kurun waktu 6 bulan,
sudah 216 negara di dunia terjangkit virus ini. Menurut WHO, jumlah kasus terkonfirmasi
positif pada tanggal 25 Juni tela mencapai 9.296.202, dengan angka kematian mencapai
479.433 orang (https://Covid19.who.int/).
Dampak dari adanya COVID-19 menyebabkan perekonomian di Indonesia menjadi
merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang naik, terutama alat-alat kesehatan.
Penanggulangan ekstrem seperti Lockdown suatu daerah bahkan suatu negara pun dilakukan
sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut
(Zahrotunni'mah,2020:248). Menurut Hongyue dan Rajib (dalam Ginting 2020), dampak
pandemik terhadap perekonomian, sosial, keamanan, serta politik akan mempengaruhi
kondisi psikologis dan perubahan perilaku yang sifatnya lebih luas dalam jangka waktu yang
lebih panjang. Perubahan perilaku tersebut mencakup perilaku hidup sehat, perilaku
menggunakan teknologi, perilaku dalam pendidikan, perilaku menggunakan media sosial,
perilaku konsumtif, perilaku kerja, dan perilaku sosial keagamaan. Menurut Roycnhansyah
(2020), perilaku masyarakat pada masa pandemi mengalami perubahan diantaranya yaitu
WFH, everything virtual, Transport mode choice, sampai dengan control access. Penggunaan
teknologi yang tadinya lebih banyak sebagai pendukung kerja sekunder atau malah rekreasi,
berubah menjadi fasilitas kerja utama. Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan di

4
Indonesia. Dalam sektor pendidikan misalnya, pengajar dan peserta didik akan terbiasa
melakukan interaksi pembelajaran jarak jauh.
Banyak aplikasi pembelajaran Online yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan akhir-
akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005), yang dikutip oleh Arizona(2020:66),
Pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM
(secara langsung dan tidak langsung).Pembelajaran online menghubungkan pembelajar
(peserta didik) dengan sumber belajarnya (data base, pakar/instruktur, perpustakaan) yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi
atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
Salah satu aplikasi gratis dan familiar di terapkan adalah aplikasi Google Classroom.
Menurut Arizona ( 2020:66 ), pembelajaran online yang diterapkan menggunakan media
google classroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat melangsungkan
pembelajaran tanpa melalui tatap muka dikelas dengan pemberian materi pembelajaran
berupa slide power point, e-book, video pembelajaran, tugas ( mandiri atau kelompok ),
sekaligus penilaian. Pengajar dan peserta didik dalam aplikasi ini dimungkinkan untuk
berinteraksi melalui forum diskusi ( stream ) terkait dengan permasalahan materi dan
jalannya pembelajaran secara interaktif.

5
BAB II

PEMBAHASAN

E-Learning merupakan sebuah metode pembelajaran berbasis internet atau belajar online
yang harus dijalani semua siswa-siswi hingga mahasiswa-mahasiswa di Indonesia bahkan
seluruh wilayah didunia yang terpapar pandemic Covid-19 guna menyambung proses belajar
tatap muka yang terkendala karena social distancing atau tidak berkerumun untuk membantu
mencegah penyebaran Covid-19 Di Indonesia, sistem e-learning bukan lagi sesuatu yang
asing, hanya saja tidak semua sekolah pernah menerapkan sistem ini, terutama sekolah-
sekolah yang berada didaerah terpencil atau didesa-desa. Pada dasarnya, e-learning memiliki
dua tipe yaitu synchronous dan asynchronous. Synchronous berarti pada waktu yang sama.
Dalam pelaksanaan synchronous training mengharuskan pendidik dan peserta didik
mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi pembelajaran dalam
bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat mendengarkan presentasi secara
langsung melalui internet. Peserta didik juga dapat mengajukan pertanyaan atau komentar
secara langsung ataupun melalui chat window. Synchronous training merupakan gambaran
dari kelas nyata, namun bersifat maya (virtual) dan semua peserta didik terhubung melalui
internet. Synchronous training sering juga disebut sebagai virtual classroom (Hartanto, 2016).
Proses belajar berbasis e-learning siswa-siswi membutuhkan sarana dan prasarana yang
mendukung agar pembelajaran dapat berlangsung dan memiliki kualitas pembelajaran yang
lebih baik (Rustiani, dkk., 2019). Sarana dan prasarana tersebut diantaranya adalah
smartphone (handphone pintar), komputer/laptop, aplikasi, serta jaringan internet yang
digunakan sebagai media dalam berlangsungnya pembelajaran berbasis e-learning. Namun,
tidak semua keluarga/orang tua mampu memenuhi sarana dan prasarana tersebut mengingat
status perekonomian yang 'tidak merata. Sehingga proses pembelajaran berbasis e-learning
tidak tersampaikan dengan sempurna. Seperti yang dialami oleh sebagian orang tua murid di
SD Banyuajuh 6 Kamal, kurangnya fasilitas membuat anak mereka tidak bisa mengikuti
pembelajaran dengan sebagaimana mestinya.
Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah suatu
keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaran sumber belajar
elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber
belajar yang digunakan dalam ruang kelas Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya
teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap
muka karena metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh lebih efektif
dibandingkan pembelajaran online atau e-learning. Selain itu, keterbatasan dalam
aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), serta
pembiayaan sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan sumber-sumber belajar online
(Yaumi, 2018).
Keefektifan Pembelajaran Online menjelaskan persiapan sebelum memberikan layanan
belajar merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan belajar, terutama pada online
learning di mana adanya jarak antara pebelajar dan pemelajar. Pada pembelajaran ini

6
pemelajar harus mengetahui prinsip-prinsip belajar dan bagaimana pebelajar belajar. Rovai
(Mahardika:2002) menyatakan bahwa alat penyampaian bukanlah faktor penentu kualitas
belajar, melainkan desain mata pelajaran menentukan keefektifan belajar. Salah satu alasan
memilih strategi pembelajaran adalah untuk mengangkat pembelajaran bermakna. Sehingga
efektif atau tidaknya pembelajaran dapat diidentifikasi melalui perilaku-perilaku antara
pemelajar dan pembelajar. Bagaimana respon pebelajar terhadap apa yang disampaikan oleh
pemelajar.
Keefektifan dalam KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal berkesan, keberhasilan tentang
usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya tentang undang-undang atau peraturan. Menteri
Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun
2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (Covid-19) yang berlaku untuk seluruh masyarakat yang mengenyam
pendidikan di Indonesia. Disamping keharusan belajar dalam jaringan yang menjadi kendala
lainnya adalah kurangnya fasilitas penunjang pembelajaran online seperti yang di alami oleh
beberapa murid SD Banyuajuh 6 kamal memang dapat dikatakan sebagai sebuah kendala
dalam proses berlangsungnya pembelajaran, namun usaha harus tetap dilakukan semaksimal
mungkin, sebagai orang tua wajib memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya termasuk
berupa pendidikan. Disisi lain tingkat semangat belajar murid juga memicu akan efektif atau
tidaknya pembelajaran online ini mengingat budaya belajar tatap muka yang masih melekat
dalam diri sehingga, selama kegiatan belajar online ini tidak jarang banyak murid yang
merasa bosan atau jenuh, sehingga membuat hasil belajar yang di harapkan tidaklah efektif.

7
BAB III

PENUTUP

Pembelajaran E-Learning akan terus dilakukan mengingat belum tuntasnya wabah Covid-
19 di Indonesia dan membantu proses pencegahan penyebaran Covid-19 sehingga sampai
saat ini masih belum di tentukan kapan akan masuk sekolah kembali untuk pembelajaran
tatap muka. Kurangnya sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan
ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam berlangsungnya kegiatan belajar
online. Sehingga hasil belajar tang diberikan oleh pemelajar tidak 100% lancar dan efektif.

8
DAFTAR PUSTAKA

Adit, A. (2020).12 Aplikasi Pembelajaran Daring Kerjasama Kemendikbud, Gratis!.


https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-pembelajaran-
daring- (Online) Tersedia : kerjasama-kemendikbud-gratis?page=all (Diakses:25 Juni 2020)
Arizona, Kurniawan. et.all. (2020). Pembelajaran Online Berbasis Proyek Salah Satu Solusi
Kegiatan Belajar Mengajar di Tengah Pandemi Covid-19.Jurnal Ilmiah Profesi
Pendidikan.Volume 5 NO 1 Mei 2020 ( Online) tersedia
:https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/download/111/99. DOI:
10.29303/jipp.v5i1.111(Diakses:7 November 2020)
Dewi, Wahyu Aji Fatma.(2020) Dampak Covid-19 terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring diSekolah Dasar Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020. (Online)
Tersedia:https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/89 (Diakses:7 November 2020)
Faisal, Sanafiah,(2001).Format-format Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Ginting, Henndy.(2020). Perubahan Perilaku sebagai Respon terhadap Wabah COVID-
19.Tulisan Edukasi HIMPSI di Masa Pandemi COVID-19 - Seri 14. (Online) Tersedia:
https://Covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/perubahan-perilaku-sebagai-respon-
terhadapwabah-Covid-19(Diakses:7 November 2020)
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:PT. Rineka
Cipta.Fuad, Zainul, dkk. 2019. Metode Penelitian Kelautan dan Perikanan.Malang:UB Press.
Hartanto,W. (2016). Penggunaan ELearning sebagai Media Pembelajaran.Jurnal Pendidikan
Ekonomi, 10(1), 1-18. "Indonesia confirms first cases of coronavirus". Bangkok Post (dalam
bahasa Inggris). Reuters. 2 Maret 2020. Diakses tanggal 7 November 2020.
Prawiradilaga, Salma, dkk. 2016. MOZAIK TEKNOLOGI PENDIDIKAN:
ELEARNING.Jakarta :PRENADAMEDIA GROUP. Ratcliffe, Rebecca (2 Maret
2020)."First
coronavirus cases confirmed in Indonesia amid fearsnation is ill-prepared for an outbreak".
The Guardian (dalam bahasa Inggris).Diakses tanggal 7 November 2020
Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Rustiani, R., Djafar, S.,
Rusnim, R., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E.(October 2019).Measuring Usable
Knowledge: Teacher's Analyses of Mathematics for Teaching Quality and Student Learning.
In International Conference on Natural and Social Sciences (ICONSS) Proceeding Series (pp.

9
239-245). Bandung : Alfabeta. Utarini, Adi. 2020. Tak Kenal Maka Tak Sayang: Penelitian
Kualitatif Dalam pelayanan Kesehatan.Yigyakarta:Gadjah Mada University Press.
Yaumi,Muhammad. 2018.MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.Yusuf, Muri.2017. MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dam
Penelitian Gabungan. Jakarta:KENCANA

10

Anda mungkin juga menyukai