Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

E – LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID – 19

Disusun Oleh :

Nama : Lulu Indriyani

Nim : 043769473

PROGAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS TERBUKA

2022
KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik Makalah ini saya beri
judul “E learning Pada Masa Pandemi Covid-19” Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya diakhirat nanti.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia


dari Dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
tambahanwawasan bagi saya sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal
upayamengembangkan sistem E learning di masa pandemi.

Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu
selakuDosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang
telahmendukung penulisan makalah ini saya juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itusaya membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan saya,
agarkedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaatbagi para pembaca, dan bagi saya khususnya sebagai penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 4

BAB III PENUTUP .............................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan


tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus
tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing,
hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat
untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat dari kebijakan
tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan
proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan
secara daring yang bisa dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa.

Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19)
menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring.
Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan
pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat
pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang
tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet. Data Statistika 2019 menunjukkan
pengguna internet di Indonesia pada 2018 sebanyak 95,2 juta, tumbuh 13,3% dari 2017 yang
sebanyak 84 pengguna. 2Pada tahun selanjutnya pengguna internet di Indonesia akan
semakin meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,2% pada periode 2018-2023.

Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Public


Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Penambahan jumlah kasus COVID-19
berlangsung cukup cepat dan menyebar ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Jumlah
kasus terinfeksi terus meningkat cukup signifikan pada waktu yang relatif cepat. Dalam
kurun waktu 6 bulan, sudah 216 negara di dunia terjangkit virus ini. Menurut WHO,
jumlah kasus terkonfirmasi positif pada tanggal 25 Juni telah mencapai 9.296.202, dengan
angka kematian mencapai 479.433 orang (https://Covid19.who.int/).

1
Dampak dari adanya COVID-19 menyebabkan perekonomian di Indonesia
menjadi merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang naik, terutama alat-alat
kesehatan. Penanggulangan ekstrem seperti Lockdown suatu daerah bahkan suatu negara pun
dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut
(Zahrotunni’mah, 2020 : 248). Menurut Hongyue dan Rajib (dalam Ginting : 2020),
dampak pandemik terhadap perekonomian, sosial, keamanan, serta politik akan
mempengaruhi kondisi psikologis dan perubahan perilaku yang sifatnya lebih luas
dalam jangka waktu yang lebih panjang. Perubahan perilaku tersebut mencakup
perilaku hidup sehat, perilaku menggunakan teknologi, perilaku dalam pendidikan,
perilaku menggunakan media sosial, perilaku konsumtif, perilaku kerja, dan perilaku
sosial keagamaan. Menurut Roycnhansyah (2020), perilaku masyarakat pada masa
pandemi mengalami perubahan diantaranya yaitu WFH, everything virtual, transport
mode choice, sampai dengan controll access. Penggunaan teknologi yang tadinya lebih
banyak sebagai pendukung kerja sekunder atau malah rekreasi, berubah menjadi fasilitas
kerja utama. Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia. Dalam
sektor pendidikan misalnya, pengajar dan peserta didik akan terbiasa melakukan
interaksi pembelajaran jarak jauh.

Banyak aplikasi pembelajaran online yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan
akhir-akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005), yang dikutip oleh Arizona (2020 :
66), Pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM
(secara langsung dan tidak langsung). Pembelajaran online menghubungkan pembelajar
(peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi,
berinteraksi atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak
langsung/asynchronous).

Salah satu aplikasi gratis dan familiar diterapkan adalah aplikasi Google Classroom.
Menurut Arizona (2020 : 66), Pembelajaran online yang diterapkan dengan
menggunakan media goggle calssroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat
melangsungkan pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan pemberian
materi pembelajaran (berupa slide power point, e-book, video pembelajaran, tugas
(mandiri atau kelompok), sekaligus penilaian. Pengajar dan peserta didik dalam aplikasi

2
ini dimungkinkan untuk berinteraksi melalui forum diskusi ( stream ) terksit dengan
permasalahan materi dan jalannya pembelajaran secara interaktif.

3
BAB II

PEMBAHASAN

E-Learning merupakan sebuah metode pembelajaran berbasis internet atau belajar


online yang harus dijalani semua siswa-siswi hingga mahasiswa-mahasiswa di
Indonesia bahkan seluruh wilayah didunia yang terpapar pandemic Covid-19 guna
menyambung proses belajar tatap muka yang terkendala karena social distancing atau tidak
berkerumun untuk membantu mencegah penyebaran Covid-19.Di Indonesia, sistem e-
learning bukan lagi sesuatu yang asing, hanya saja tidak semua sekolah pernah menerapkan
sistem ini, terutama sekolah-sekolah yang berada didaerah terpencil atau didesa-desa. Pada
dasarnya, e-learning memiliki dua tipe yaitu synchronous dan asynchronous. Synchronous
berarti pada waktu yang sama.

Proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta didik.
Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik secara
online. Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan peserta
didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi pembelajaran
dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat mendengarkan
presentasi secara langsung melalui internet. Peserta didik juga dapat mengajukan
pertanyaan atau komentar secara langsung ataupun melalui chat window. Synchronous
training merupakan gambaran dari kelas nyata, namun bersifat maya (virtual) dan semua
peserta didik terhubung melalui internet. Synchronous training sering juga disebut
sebagai virtual classroom (Hartanto, 2016).

Proses belajar berbasis e-learning siswa-siswi membutuhkan sarana dan prasarana


yang mendukung agar pembelajaran dapat berlangsung dan memiliki kualitas pembelajaran
yang lebih baik (Rustiani,dkk., 2019). Sarana dan prasarana tersebut diantaranya adalah
smartphone (handphone pintar), komputer/laptop, aplikasi, serta jaringan internet yang
digunakan sebagai media dalam berlangsungnya pembelajaran berbasis e-learning.Namun,
tidak semua keluarga/orang tua mampu memenuhi sarana dan prasana tersebut mengingat
status perekonomian yang tidak merata. Sehingga proses pemberlajaran berbasis e-learning
tidak tersampaikan dengan sempurna. Seperti yang dialami oleh sebagian orang tua murid di
SD Banyuajuh 6 Kamal, kurangnya fasilitas membuat anak mereka tidak bisa
mengikuti pembelajaran dengan sebagaimana mestinya.

4
Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah suatu
keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber belajar
elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber
belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun
canggihnya teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan
pembelajaran tatap muka karena metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh
lebihefektif dibandingkan pembelajaran online atau elearning.Selain itu, keterbatasan
dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software),
serta pembiayaan sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan sumber-sumber belajar
online (Yaumi, 2018).

Keefektifan Pembelajaran Online Salma, dkk (2013 :105) menjelaskan persiapan


sebelum memberikan layanan belajar merupakan salah satu faktor penentu dalam
keberhasilan belajar, terutama pada online learning di mana adanya jarak antara pebelajar dan
pemelajar. Pada pemberlajaran ini pemelajar harus mengetahui prinsipprinsip belajar dan
bagaimana pebelajar belajar. Rovai (Mahardika:2002) menyatakan bahwa alat
penyampaian bukanlah faktor penentu kualitas belajar, melainkan disain mata pelajarn
menentukan keefektifan belajar. Salah satu alasan memilih strategi pembelajaran adalah
untuk mengangkat pembelajaran bermakna.Sehingga efektif atau tidaknya pembelajaran
dapat diidentifikasi melalui perilaku-perilaku antara pemelajar dan pembelajar. Bagaimana
respon pebelajar terhadap apa yang disampaikan oleh pemelajar.

Keefektifan dalam KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal berkesan,


keberhasilan tentang usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya tentang undang-udang
atau peraturan.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa
Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid19) yang berlaku untuk seluruh
masyarakat yang mengenyam pendidikan di Indonesia. Disamping keharusan belajar
dalam jaringan yang menjadi kendala lainnya adalahkurangnya fasilitas penunjang
pembelajaran online seperti yang dialami oleh beberapa murid di SD Banyuajuh 6 kamal
memang dapat dikatakan sebagai sebuah kendala dalam proses berlangsungnya
pembelajaran, namun usaha tetap harus dilakukan semaksimal mungkin, mengingat,
sebagai orang tua wajib memberikan yang terbaik untuk anakanaknya termasuk harta
berupa pendidikan. Disisi lain, tingkat semangat belajar murid juga memicu akan efektif
atau tidaknya pembelajaran online ini mengingat budaya belajar tatap muka yang masih

5
melekat dalam diri sehingga, selama kegiatan belajar online ini tidak jarang banyak murid
yang merasa jenuh atau bosan, sehingga membuat hasil belajar yang diharapkan tidaklah
efektif.

6
BAB III

PENUTUP

Pembelajaran e-learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntas nya
wabah Covid-19 di Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran Covid-19
sehingga sampai saat ini masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali
untuk pembelajaran tatap muka. Kurang nya sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh
faktor ekonomi dan ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam
berlangsungnya kegiatan belajar online.Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh pemelajar
tidak 100% lancar atau efektif.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Adit, A. (2020). 12 Aplikasi Pembelajaran Daring Kerjasama Kemendikbud,


Gratis!. https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-
pembelajaran-daring- (Online) Tersedia : kerjasama-kemendikbud-gratis?page=all
(Diakses : 25 Juni 2020)
2. Arizona, Kurniawan. et.all. (2020). Pembelajaran Online Berbasis Proyek Salah Satu
Solusi Kegiatan Belajar Mengajar di Tengah Pandemi Covid-19 . Jurnal Ilmiah
Profesi Pendidikan. Volume 5 No 1 Mei 2020. (Online) Tersedia
:https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/download/111/99. DOI:
10.29303/jipp.v5i1.111 (Diakses : 7 November 2020)
3. Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020) Dampak Covid-19 terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring diSekolah Dasar Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1
April 2020. (Online) Tersedia :
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/89 (Diakses : 7 November 2020)
4. Faisal, Sanafiah, (2001). Format-format Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,
5. Ginting, Henndy. (2020). Perubahan Perilaku sebagai Respon terhadap Wabah
COVID-19. Tulisan Edukasi HIMPSI di Masa Pandemi COVID-19 – Seri 14.
(Online) Tersedia : https://Covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/perubahan-
perilaku-sebagai-respon-terhadapwabah-Covid-19 (Diakses : 7 November 2020)
6. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka
Cipta. Fuad, Zainul, dkk. 2019. Metode Penelitian Kelautan dan Perikanan.Malang :
UB Press. Hartanto, W. (2016). Penggunaan ELearning sebagai Media Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Ekonomi, 10(1), 1–18. "Indonesia confirms first cases of
coronavirus". Bangkok Post (dalam bahasa Inggris). Reuters. 2 Maret 2020. Diakses
tanggal 7 November 2020.
7. Prawiradilaga, Salma, dkk. 2016. MOZAIK TEKNOLOGI PENDIDIKAN :
ELEARNING. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP. Ratcliffe, Rebecca (2
Maret 2020). "First coronavirus cases confirmed in Indonesia amid fearsnation is ill-
prepared for an outbreak". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7
November 2020

8
8. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Rustiani,
R., Djafar, S., Rusnim, R., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E. (2019, October).
Measuring Usable Knowledge: Teacher’s Analyses of Mathematics for Teaching
Quality and Student Learning. In International Conference on Natural and Social
Sciences (ICONSS) Proceeding Series (pp. 239-245). Bandung : Alfabeta. Utarini,
Adi. 2020. Tak Kenal Maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif Dalam pelayanan
Kesehatan.Yigyakarta : Gadjah Mada University Press.
9. Yaumi, Muhammad. 2018. MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN.
Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP. Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dam Penelitian Gabungan. Jakarta: KENCANA

Anda mungkin juga menyukai