Disusun Oleh :
Nim : 043769473
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
KATA PENGATAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik Makalah ini saya beri
judul “E learning Pada Masa Pandemi Covid-19” Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya diakhirat nanti.
Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu
selakuDosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang
telahmendukung penulisan makalah ini saya juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itusaya membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan saya,
agarkedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaatbagi para pembaca, dan bagi saya khususnya sebagai penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................... i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19)
menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring.
Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan
pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat
pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang
tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet. Data Statistika 2019 menunjukkan
pengguna internet di Indonesia pada 2018 sebanyak 95,2 juta, tumbuh 13,3% dari 2017 yang
sebanyak 84 pengguna. 2Pada tahun selanjutnya pengguna internet di Indonesia akan
semakin meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,2% pada periode 2018-2023.
1
Dampak dari adanya COVID-19 menyebabkan perekonomian di Indonesia
menjadi merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang naik, terutama alat-alat
kesehatan. Penanggulangan ekstrem seperti Lockdown suatu daerah bahkan suatu negara pun
dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut
(Zahrotunni’mah, 2020 : 248). Menurut Hongyue dan Rajib (dalam Ginting : 2020),
dampak pandemik terhadap perekonomian, sosial, keamanan, serta politik akan
mempengaruhi kondisi psikologis dan perubahan perilaku yang sifatnya lebih luas
dalam jangka waktu yang lebih panjang. Perubahan perilaku tersebut mencakup
perilaku hidup sehat, perilaku menggunakan teknologi, perilaku dalam pendidikan,
perilaku menggunakan media sosial, perilaku konsumtif, perilaku kerja, dan perilaku
sosial keagamaan. Menurut Roycnhansyah (2020), perilaku masyarakat pada masa
pandemi mengalami perubahan diantaranya yaitu WFH, everything virtual, transport
mode choice, sampai dengan controll access. Penggunaan teknologi yang tadinya lebih
banyak sebagai pendukung kerja sekunder atau malah rekreasi, berubah menjadi fasilitas
kerja utama. Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia. Dalam
sektor pendidikan misalnya, pengajar dan peserta didik akan terbiasa melakukan
interaksi pembelajaran jarak jauh.
Banyak aplikasi pembelajaran online yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan
akhir-akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005), yang dikutip oleh Arizona (2020 :
66), Pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM
(secara langsung dan tidak langsung). Pembelajaran online menghubungkan pembelajar
(peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi,
berinteraksi atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak
langsung/asynchronous).
Salah satu aplikasi gratis dan familiar diterapkan adalah aplikasi Google Classroom.
Menurut Arizona (2020 : 66), Pembelajaran online yang diterapkan dengan
menggunakan media goggle calssroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat
melangsungkan pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan pemberian
materi pembelajaran (berupa slide power point, e-book, video pembelajaran, tugas
(mandiri atau kelompok), sekaligus penilaian. Pengajar dan peserta didik dalam aplikasi
2
ini dimungkinkan untuk berinteraksi melalui forum diskusi ( stream ) terksit dengan
permasalahan materi dan jalannya pembelajaran secara interaktif.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta didik.
Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik secara
online. Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan peserta
didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi pembelajaran
dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat mendengarkan
presentasi secara langsung melalui internet. Peserta didik juga dapat mengajukan
pertanyaan atau komentar secara langsung ataupun melalui chat window. Synchronous
training merupakan gambaran dari kelas nyata, namun bersifat maya (virtual) dan semua
peserta didik terhubung melalui internet. Synchronous training sering juga disebut
sebagai virtual classroom (Hartanto, 2016).
4
Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah suatu
keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber belajar
elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber
belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun
canggihnya teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan
pembelajaran tatap muka karena metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh
lebihefektif dibandingkan pembelajaran online atau elearning.Selain itu, keterbatasan
dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software),
serta pembiayaan sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan sumber-sumber belajar
online (Yaumi, 2018).
5
melekat dalam diri sehingga, selama kegiatan belajar online ini tidak jarang banyak murid
yang merasa jenuh atau bosan, sehingga membuat hasil belajar yang diharapkan tidaklah
efektif.
6
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran e-learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntas nya
wabah Covid-19 di Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran Covid-19
sehingga sampai saat ini masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali
untuk pembelajaran tatap muka. Kurang nya sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh
faktor ekonomi dan ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam
berlangsungnya kegiatan belajar online.Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh pemelajar
tidak 100% lancar atau efektif.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
8. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Rustiani,
R., Djafar, S., Rusnim, R., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E. (2019, October).
Measuring Usable Knowledge: Teacher’s Analyses of Mathematics for Teaching
Quality and Student Learning. In International Conference on Natural and Social
Sciences (ICONSS) Proceeding Series (pp. 239-245). Bandung : Alfabeta. Utarini,
Adi. 2020. Tak Kenal Maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif Dalam pelayanan
Kesehatan.Yigyakarta : Gadjah Mada University Press.
9. Yaumi, Muhammad. 2018. MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN.
Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP. Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dam Penelitian Gabungan. Jakarta: KENCANA