Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

E-LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19

UNIVERSITAS TERBUKA
Disusun Oleh :

Saldi Safitra

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS TERBUKA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah ini berisi
tentang uraian dan pambahasan “ E-learning pada Masa Pandemi Covid-19 Di Idonesia”.
Makalah ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh
karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah
diberikan oleh pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna didunia ini, begitupun
makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi
kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Universitas Terbuka maupun di lingkingan Masyarakat.

Berau, 23 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
BAB III PENUTUP...................................................................................................6
A. Kesimpulan....................................................................................................6
B. Saran..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan


tersendiri bagi Lembaga Pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus
tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti sosial distancing, physical distancing,
hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat
untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah dirumah. Akibat dari kebijakan
tersebut membuat sektor Pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan
proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan
secara daring yang bisa dilaksanakan dari rumah masing masing siswa.

Sesuai dengan surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19)
menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring.
Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan
pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung
seperti computer atau laptop, pegawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang tentu saja
terhubung dengan koneksi internet. Data statistika 2019 menunjukkan pengguna internet di
Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 95,2 juta, tumbuh 13,3% dari tahun 2017 yang sebanyak
84 pengguna. Pada tahun selanjutnya pengguna internet di Indonesia akan semakin
meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,2% pada priode 2018-2023.

Pada tanggal 30 januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) atau kedaruratan Kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia (KKMMD) penambahan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat
dan menyebar keluar wilayah Wuhan dan negara lain. Jumlah kasus terinfeksi terus
meningkat cukup signifikan pada waktu yang relatif cepat. Dalam kurun waktu 6 bulan,
sudah 216 negara didunia terjangkit virus ini. Menurut WHO, junlah kasus terkonfirmasi
positif pada tanggal 25 juni telah mencapai 9.296.202 dengan angka kematian mencapai
479.433 orang.

(https://covid19.who.int/)

0
E-learning digambarkan sebagai pengalaman belajar menggunakan berbagai
perangkat elektronik (misalnya computer, laptop, smartphone, dll) dengan kesediaan internet
dalam kondisi lingkungan singkron atau asinkron. E-learning bisa menjadi platform yang
membuat proses Pendidikan lebih berpusat pada siswa, kreatif, dan fleksibel. (Singh,
2019;Rusman, 2011; mungania, 2003). E-learning dipandang oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) dan WHO sebagai alat yang berguna untuk memenuhi kebutuhan pendidikan,
terutama dinegara-negara berkembang. (Colace, 2006)

Pendidikan di berbagai negara, termasuk Indonesia telah menerapkan berbagai


strategi kreatif dalam memerangi krisis, munggubakan berbagai perangkat lunak/aplikasi
seperti Google Classroom, Zoom, dan Microsoft Teams untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran online. Agar tidak hanya menyelesaikan kursus tetapi juga untuk tetap
berhubungan dengan para pembelajar, kelas virtual E-learning ini digagas untuk
menumbuhkan kepastian dan kepercayaan diri para pelajar di tempat mereka belajar selama
pandemi COVID-19. (kaur, 2020)

Diharapkan dengan penerapan E-learning, peran pengajar akan berubah dari model
tradisional teacher-centric menjadi student-centric yang sesuai dengan kurikulum yang baru
diterpakan didunia Pendidikan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam
terkait perkembangan E-learning pada masa pandemi covid-19 di Indonesia disertai
hambatan-hambatanya

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Bagaimana perkembangan E-learning pada masa pandemi covid-19 di Indonesia?


2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam penerapan E-learning pada masa
pandemi Covid-19 di Indonesia
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan disusunya makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui perkembangan E-learning pada masa pandemi covid-19 di
Indonesia

1
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penerapan E-learning
pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

Corona Virus Disease atau lebih dikenal dengan Covid-19 merupakan jenis virus
corona baru yang menyerang pernapasan manusia (Pratiwi, 2020; Wijayanengtias dan
Claretta, 2020). Penyakit ini pertama kali di definisikan pada Desember 2019 di Wuhan, ibu
kota Provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global ke seluruh dunia tanpa
terkecuali. Kondisi ini mempengaruhi setiap sektor kehidupan manusia dengan sangat cepat.
Pandemi Covid-19 telah menyebankan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya
pada system Pendidikan di seluruh dunia.

Selain dampak ekonomi yang terukur dalam jangka pendek dan jangka Panjang,
terjadi keruntuhan yang tidak berwujud pada Lembaga Pendidikan (Basilaia & Kvavadze.
2020). Secara khusus, pendidik, sumberdaya intelektual paling krisis dari organisasi
Pendidikan manapun, harus menghadapi berbagai jenis kesulitan, termasuk keuangan, fisik,
dan mental, karena COVID-19 mengharuskan seluruh aktivitas manusia beralih kemedia
digital, termasuk layanan Pendidikan. Kini, layanan Pendidikan harus beradaptasi dengan
metode pembelajaran online. Perubahan ini menjadi tantangan bagi Pendidikan Indonesia,
yang juga harus mempersiapkan peserta didik untuk beradaptasi menghadapi tantangan era
Society 5.0.

E-learning tidak dianggap sebagai fenomena baru, ada tren global yang meningkat
dalam penggunaan pembelajaran elektronik atau E-learning dalam dekade terakhir dan
beberapa Lembaga Pendidikan di negara berkembang telah mengadopsi tren ini baru-baru ini.
(Hannafin, 2003 ;Horner, 2018 ; Bates, 2003 ; Munir, 2009). Namun teknologi ini belum
tersebar merata di semua bangsa dan budaya. (Prasojo, 2011) lebih dari Sembilan bulan telah
berlalu sejak WHO mendeklarasikan Covid-19 sebagai pandemi, dengan pergeseran
mendadak ke pengajaran online dan pembelajaran elektronik. Selanjutnya, ketidakpastian
masa depan Kembali ke hehidupan normal dan menghentikan pandemi ini mengakibatkan
ketergantungan pada E-learning terutama di Pendidikan tinggi.

Seperti negara-negara lain, Indonesia juga menghadapi tantangan yang signifikan


dalam Pendidikan tinggi dan mengubah system Pendidikan tatap muka ke pembelajaran
virtual. Tahun 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan

3
sebuah kebijakan melalui surat Edaran Nomor 3 tahun 2020 (Kemendikbud, 2020) terkait
dengan tingkat resiko penyebaran Covid-19 dan Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020
(Kemendikbud 2020) terkait dengan kebijakan Pendidikan pada masa darurat Covid-19.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud tersebut dilakukan guna mencegah siklus
penularan Covid-19. Kedua kebijakan Mendikbud tersebut terkait dengan dengan pencegahan
Covid-19 oleh satuan Pendidikan dan pelaksanaan kebijakan Pendidikan serta peembelajaran
keluarga selama masa darurat Covid-19. Kebijakan pembelajaran dirumah disebut kebijakan
pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau biasanya pembelajaran online.

Potret tiga bulan pertama pembelajaran berbasis online menangkap variasi praktik
pembelajaran siswa Indonesia. Akses yang tidak merata terhadap sarana dan prasarana,
perbedaan kemempuan mengajar jarak jauh, jenis dan lokasi sekolah, serta lingkungan siswa
dirumah berkontribusi terhadap variasi tersebut. (Alifia, 2020). Pembelajaran jarak jauh
sangat bergantung pada jangkauan jaringan, namun data menunjukkan bahwa jangkauan
sangat bervariasi antar wilayah. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2018 lebih bnyak
desa di Jawa yang mendapat sinyal kuat dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Disusul
masing-masing di Sumatera, Sulawesi, Bali, dan Kalimantan. Hanya 25% Maluku dan Papua
yang mendapat sinyal kuat. (Alifia, 2020)

Karena akses internet yang tidak merata dan jangkauan jaringan yang buruk, banyak
guru tidak dapat mengajar dengan kemapuan terbaik mereka. Sekitar 30 % guru di Jawa tidak
mengajar setiap hari kerja. Proporsinya bahkan lebih tinggi untuk guru diluar Jawa, dimana
sebnyak 50% tidak mengajar setiap hari. (Alifa, 2020)

Dalam banyak kasus, siswa mereka tidak memiliki smartphone atau akses internet.
Guru-guru ini mengunjungi siswanya dan biasanya hanya membagikan tugas (tanpa mengajar
sama sekali). Praktek ini biasa terjadi disekolah-sekolah umum di daerah pedesaan,
khususnya diluar jawa. Guru dibidang ini sering tidak dapat menilai tugas siswa mereka atau
memberikan kesempatan untuk sesi tanya jawab. (Alifia, 2020)

Dibawah pembatasan jarak sosial COVID-19 yang memaksa orang untuk tinggal di
rumah, orang tua memeikan peran pentinga dalam mendukung pembelajaran anak-anak
mereka. Tetapi tidak semua orang tua memiliki kapasitas untuk memberikan dukungan ini.
Mereka hanya berasal dari keluarga miskin mengalami kesulitan dalam mendukung
pembelajaran berbasis rumah anak-anaknya karena keterbatasan fasilitas seperti tidak
memiliki smartphone atau data internet. (Alifia, 2020) Situasnya rumit jika keluarga hanya

4
memiliki satu smartphone tetapi lebih dari satu anak belajar dari jarak jauh. Sedangkan siswa
dengan kinerja di atas rata-rata dikelas cenderung memiliki lingkungan rumah yang
mendukung. Mereka yang tinggal didaerah perkotaan, dengan akses yang lebih baik ke
fasilitas selama pembelajaran jarak jauh. Orang tua mereka yang terdidik secara aktif
berpartisipasi dalam membimbing mereka belajar dari rumah serta berkomunikasi dengan
guru mereka secara teratur. (Alifia,2020)

Anak-anak dengan orang tua berpendidikan rendah, dan yang tinggal di daerah
pedesaan, cenderung menghabiskan waktunya untuk bermain dari pada belajar. Orang tua
mereka biasanya tidak mengetahui Pendidikan anak-anak mereka dan mereka cenderung
kurang berpartisipasi dalam pembelajaran anak-anak karena mereka tidak tahu bagaimana
mereka mengisi peran itu.

Kebijakan pemerintah “satu ukuran untuk semua” gagal mengatasi masalah karena
situasinya bervariasi untuk guru, sisws, dan orang tua. Kementrian dan Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) perlu mempertimbngkan itervensi khusus yang lebih baik untuk
guru dan siswa di daerah dengan infrakstruktur terbatas. Ini harus melibatkan penjadwalan
kunjungan guru tambahan atau mendirikan lebih bnyak sekolah terbuka

Untuk menghindari kesenjangan lebih lanjut dalam Pendidikan, guru perlu


mengetahui tingkat kemampuan siswa mereka selama priode pembelajaran berbasis rumah
sampai sekolah dibuka Kembali sepenuhnya. Pemerintah juga harus mengembangkan system
untuk memantau guru dan siswa selama periode pembelajaran jarak jauh. Dalam jangka
Panjang, pemerintah harus mendorong pemerataan infrakstruktur. Pemerintah juga harus
berinvestasi dalam revormasi Pendidikan guru seperti mengembangkan kurikulum khusus
untuk pembelajaran jarak jauh dan Pendidikan darurat serta penguasaan teknologi
pengajaran.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
E-learning kurang dimanfaatkan di masa lalu, terutama di negara-negara
berkembang. Namun, krisis pandemi COVID-19 saat ini memaksa seluruh dunia untuk
mengandalkan kegiatan pembelajaran online untuk menunjang kegiatan Pendidikan. Dalam
keberjalanannya selama masa pandemi, E-learning di Indonesia masih menghadapi banyak
tantangan dan hambatan. Adapun tantangan dan hambatan tersebut terlihat dari banyak
factor, seperti keterbatasan jaringan di wilayah terpencil, tidak tersedianya sarana belajar
online yang memadai, latar belakang sosial ekonomi siswa yang rendah serta tingkat
kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran online yang rendah.
B. Saran
Dalam jangka Panjang, pemerintah Indonesia harus mendorong pemerataan
pembangunan infrakstruktur. Pemerintah juga harus berivestasi dalam reformasi Pendidikan
guru serta mengembangkan kurikulum kusus untuk pembekajaran jarak jauh dan Pendidikan
darurat serta penguasaan teknologi pengajaran. Selain itu, untuk menghindari kesenjangan
lebih lanjut dalam Pendidikan. Guru perlu mengetahui tingkat kemampuan dari siswa mereka
selama periode pembelajaran jarak jauh untuk mencapai kegeitan pembelajaran yang efektif.

6
DAFTAR PUSTAKA

Alifia, Ulfah. 2020. COVID-19 is widening Indonesia’s education gap. Economics, politics
And Public Policy in East Asia and the Pasific
Basilaia, G. & Kvavadze, D. (2020). Transition to online Education in School during a
SARS-Cov-2Coronavirus (COVID-19) Pandemic in Georgia. Pedagogical Research,
5(4). https://doi.org/10.29333/pr/7937.
Bates, A. W., & Poole, G. (2003). Effective teaching with technology in higher education.
San Fransisco: Jossey Bass.
Colace F, De Santoso M, Pietrosanto A. Evoluation Models for E-learning Platform: An AHP
Approach. Fronties in Educations Conference, 36th Annual. San Diego, CA:Institute
of
Electrical and Electronics Engineers; 2006: 1–6.
Dhawan S. Oline learning: A panacea in the time of COVID-19 crisis. J Educ Technol Syst.
2020;49(1):5–22.
Hannafin M, Oliver K, Hill J. R, Glazer E, Sharma P. Cognitive and learning factors in web-
Based distance learning enviroments. In M. G. Moore & W. G. Anderson (Eds.),
Handbook of distance education (pp. 245–260). Mahwah, NJ: Erlbaum. 2003.
Horner S, Classick R, Waarren H, Durbin B. A Study on Teaching and Elecronic Assessment
Methodologies for the KFIT Project in Rwanda. National Foundation for Educatiobal
Research (NFER), UNESCO. 2020;10(7):1.
Kemendikbud, C. (2020). Edaran Tentang Pencegahan Wabah COVID-19 Di Lingkungan
Satuan Pendidikan Seluruh Indonesia. In Infect Dis Clin North Am (Vol. 33,Pp. 1–5)
Lestari, Fatma. 2020. Pengalaman Indonesia dalam menangani Wabah Covid-19. Jakarta :
Badan Nasionsal Penanggulangan Bencana. 2020
Munir. (2009). Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Bandung: Alfabet
Prasojo, Lantip Diat & Riyanto. (2011). Teknologi informasi Pendidikan. Yogyakarta: Gava
Media.
Rusman, dkk. (2011). Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi mengem-
Bangkan profesionalitas guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo

7
WHO: Coronavirus disease (COVID-19) situasion reports. Available from
https://www.who.int/emergencies/disease/novel-coronavirus-2019/situasion-reports.
Wijayanengtias, M., & Claretta, D. (2020). Student Perceptions of Online Learning During
The Covid-19 Pandemic. Kanal: Jurnal Ilmu Komunikas, 9(1), 16–21.

Anda mungkin juga menyukai