Disusun oleh :
HARIYADI
[i]
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “E-Learning pada masa pandemi Covid-19”
dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu terselesaikanya makalah
ini yang tidak dapat saya sebut satu pers-satu.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun makalah
yang telah saya buat, baik dalam isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil dari kemajuan ilmu
pengetahuan, baik di Universitas terbuka maupun lingkungan maksyarakat lainnya.
penulis
[ii]
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………4
BAB III PENUTUP……………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. iv
[iii]
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini dunia tengah di guncang oleh mewabahnya COVID-19. Bagaimana tidak,
penyakit yang disebabkan oleh Corona virus jenis terbaru ini telah memakan jutaan korban jiwa.
Dengan cepatnya kasus penyebaran, WHO mengumumkan Corona virus diseases (COVID-19)
sebagai pandemi pada Rabu, 11 Maret 2020. Ini adalah pertama kalinya WHO menyebutkan
kembali sebuah wabah sebagai pandemi sejak yang terakhir pada 2009. Di mana pada saat itu
lembaga ini menetapkan wabah HINI (Flu Babi) sebagai pandemi, dengan kasus kematian lebih
dari 18.000 orang di seluruh dunia.
Penyebaran COVID-19 yang tak terbendung ini tentu saja menimbulkan dampak bagi
masyarakat di dunia. Sejumlah peneliti dari berbagai negara berlomba menemukan vaksin untuk
menghentikan penularan virus ini. Namun, hal itu tdk mudah untuk dilakukan. Seiring
bertambahnya waktu, korban pun semakin banyak berjatuhan dan penyebaran kian meluas. Maka
dari itu, WHO mengeluarkan protokol kesehatan yang wajib diikuti seluruh negara. Dan setiap
negara juga menerapkan kebijakannya sendiri guna memutus rantai penyebaran virus COVID-19
ini, seperti kebijakan sosial distancing, lockdown, herd immunity dan lain sebagainya. Di
indonesia, pemerintah masih mengambil kebijakan social distancing. Dengan secara masif.
Presiden Joko Widodo bahkan sudah menghimbau unyuk bekerja, belajar, dan beribada dirumah
semasa pandemi virus corona ini. Pemerintah juga memutuskan untuk membatalkan Ujian
Nasional 2020, guna menekan penyebaran virus corona. Sejak 16 Maret 2020pemerintah
memutuskan jga agar peserta didik belajar dari rumah. Dalam proses belajar mengajar di rumah,
peserta didik dan guru dibantu dengan aplikasi belajar online.
Penelitian Gewin (2020) menyatakan bahwa banyak universitas di seluruh dunia telah
menunda atau membatalkan bebagai kegiatan seperti campus event, seminar, konferensi,
kompetisi olahraga dan kegitan lainnya. Universitas bergerak cepat untuk mentransisikan
berbagai program agar pembelajaran tetap berlangsung. Menagapi hal tersebut UNESCO (2020)
merekomendasikan penggunaan program pembelajaran jarak jauh (distance learning) dan
membuka aplikasi serta platform pendidikan yang dapat digunakan sekolah atau perguruan tinggi
untuk menjangkau pelajar dan mahasiswa dari jarak jauh. Sekitar 96 negara telah membuka
platform berupa perpustakaan online, siaran edukasi di televisi, vidio simulasi serta program
online lainnya ( Basilaia et al., 2020)
1
Penyebaran virus COVID-19 telah telah menghambat prekonomian dan dampaknya
terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat. Setelah menunjukkan
pencapaian penurunan kemiskinan beberapa tahun belakangan ini, tingkat kemiskinan kembali
meningkat setelah setelah pandemi COVID-19. Satu dari 10 orang di indonesia hari ini hidup di
bawah garis kemiskinan nasional. Tingkat kemiskinan anak juga juga dapat meningkat secara
signifikan. Dampak negatif terhadap keadaan sosial-ekonomi dari pandemi bisa menjadi jauh
lebih buruk tampa adanya bantuan sosial dari pemerintah.
Dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah
paket stimulus skla besar melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dalam aspek
jumlah anggaran pemerintah yang diperuntukkan untuk mengurangi dampak negatip dari
pandemi COVID-19, Indonesia pada peringkat lima besar dari negara-negara di wilayah asia
pasifik (ADB, 2021). Pada tahun 2020, pemerintah indonesia mengalokasikan sekitar Rp 695,2
triliun (sekitar US$ 49 miliar) untuk PEN. Oleh karena krisis masih belangsung, pada bulan
february 2021 Pemerintah indonesia kembali mengumumkan alokasi anggaran senilai Rp 699,43
triliun (sekitar US$ 49,3 miliar) untuk melanjutkan keberlangsungan program PEN (kemenkeu,
2021).
Indonesia terus melakukan sejumlah upaya perbaikan dalam memperkuat berbagai
program perlindungan sosialnya untuk menangani krisis setelah pandemi COVID-19. Program-
program perlindungan sosial in telah di perluas untuk melindungi masyarakat miskin terhadap
guncangan ekonomi, dan juga masyarakat berpenghasilan menengah kebawah yang jumlahnya
terus meningkat namun menjadi rentang terhadap resiko jatuh miskin dikemudian hari. Selain
itu, usaha-usaha kecil juga menerima bantuan pemerintah seiring dengan upaya mereka untuk
terus bertahan ditengah penurunan perekonomian dan pembatasan kegiatan masyarakat setelah
pandemi COVID-19. Untuk mengukur dampak dari COVID-19 terhadap rumah tangga indonesia
dan untuk memberikan informasi sebagai dasar pembuatan kebijakan pemerintah, UNICEF,
UNDP,Pospera, da The SMERU Research Insitute berkolaborasi dalam sebuah survei berskala
nasional di akhir tahun 2020.
Survei ini meliputi 12.216 sampel rumah tangga refresentatif tingkat nasional yang
tersebar di 34 provensi yang dilakukan dalam kurun waktu antara oktober dan november 2020.
Ini merupakan survei terbesar terkait dampak pandemi COVID-19 dan berfokus pada anak serta
kelompok rentan. Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dan rumahtangga yang
sebelumnya juga telah di wawancarai oleh Badan Pusat Statistik sebagai sampel dari survei
Sosial Ekonomi nasional (SUSENAS) di tahun 2019. Pelaksanaanya melibatkan kerjasama erat
dengan pemerintah indonesia.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS CoV2)
adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit ini karena infeksi virus disebut
COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi
paru-paru yang berat, hingga kematian.
2
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan
nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih
banyak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-
anak, hingga orng dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus corona disebut
COVID-19 ( Corona Virus Disease 2019) dan petama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada
akhir Desember 2019. Virus ini dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua
negara, termasuk indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang jga termasuk dalam kelompk
ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab
Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang
sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS,
antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran dalam bentuk E-learning?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran E-learning bagi mahasiswa?
3. Bagaimana strategi yang diterapkan dalam pembelajaran E-learning selama pandemi?
4. Bagaimana dampak dari pembelajaran E-learning pada masa pandemi?
C. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk membrikan wawasan kepada para pembaca dalam hal upaya
mengembangkan E-learning di masa pandemi. Karena E-learning merupakan salah satu
cara proses belajar yang dapat dilakukan dimasa pandemi. Sehingga, penerapam E-
learning harus lebih diinovasikan agar tidak berdampak buruk kepada mahasiswa.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN E-LEARNING
Perkembangan dunia teknologi digital berdampak pada dunia pendidikan di dunia.
Termasuk pula di indonesia. Salah satunya adalah munculnya metode pembelajaran elearning
atau pembelajaran elektronik yang berbasis daring. Penerapan elearning sendiri sudah populer
sejak beberapa tahun belakangan dan mulai diterapkan di beberapa institusi serta perusahaan di
tanah air.
Pada dasarnya elearning konsep atau metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
digital. Di samping itu para pakar pendidikan mendefinisikan elearning sebagai proses
pembelajaran jarak jauh dengan mengabungkan prinsip pembelajaran yang dipadu dengan
teknologi. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Demgam
dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk
berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu
internet.
Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini
tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih
banyak waktu. Menurut Rosenberg (2001) karakteristik e-learning tersebut bersifat jaringan,
yang membuatnya mampu untuk dapat memperbaiki dengan secara cepat, meyimpan atau juga
memunculkan kembali, mendistribusikan, serta juga sharing pembelajaran juga informasi.
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) antara lain :
1. Mengunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) yang kemudian
disimpan di dalam komputer, sehingga dapat untuk di akses oleh dosen serta mahasiswa
kapan saja dan di manapun.
2. Memanfaatkan suatu jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, serta hal-
hal yang berkaitan dengan suatu administrasi pendidikan dapat dilihat pada tiap-tiap
3. Memanfaatkan suatu jasa eletronik.
4. Memanfaatkan suatu keunggulam komputer (digital media serta juga komputer
networks).
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan pada BAB sebelumnya adalah dimasa
pandemi seperti ini memang sulit untuk meneruskan proses belajar secara tatp muka, sehingga
pemilihan metode e-learning adalah metode yang tepat untuk pendidikan para mahasiswa, karena
banyaknya kendala dari segi ekonomi sampai gaya belajar setiap individu. Maka dari itu
perlunya strategi-strategi baru dalam metode e-learning selama masa pandemi.
B. SARAN
Penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut ;
1) Apabila e-learning akan digunakan dalam pembelajaran, sebaiknya dosen perlu
meluangkan cukup banyak waktu sebelum pelajaran, hal tersebut diperlukan untuk
mempelajari teori dan praktekteknis yang berkenaan dengan e-learning misalnya, cara
mengapload bahan ajar, menguasai vitur-vitur yang tersedia dalam e-learning, dan
lainnya.
2) Pembelajaran dengan e-learning disarankan untuk teliti lebih dalam, lebih tajam dan lebih
luas penerapannya dengan memperhatikan kecukupan waktu, kesiapan peralatan dan
akses internet, serta kesiapan mahasiswa dalam memperoleh pembelajaran menggunakan
e-learning.
8
DAFTAR PUSTAKA
ttps://jurnal.unigal.ac.id/index.php/teorema/issue/download/104/37
http://digilib.uinsby.ac.ad’9101/4/bab2.pdf
http:.//e-resources.perpusnas.go.id
http://repository.ubharajaya.ac.id/jurnal%20pandemic%20matdio%20s.pdf
http://www.gurupendidikan.co.id/pengertian.e-learning
[iv]