Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan wabah virus corona
(Covid-19) yang dikemudian hari menginfeksi hampir seluruh negara di
dunia. Diduga Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei
pada akhir tahun 2019. Bencana non alam ini bukan pertama kalinya
dihadapi negaranegara di dunia. Sejarah mencatat pernah ada sebelumnya
beberapa virus yang juga dapat mengancam nyawa jika tidak segera
ditangani seperti virus Ebola, SARS, H5N1 atau Flu Burung, HIV, MERS,
dan lain-lain (Syafrizal, 2020).
Menurut World Health Organization (WHO), virus corona atau
Covid-19 adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
corona yang baru-baru ini ditemukan. Virus corona menyebar melalui
tetesan (droplet) yang dapat berasal dari tetesan air liur atau dari tetesan
yang keluar ketika seseorang batuk atau bersin (World Health
Organization). Tetesan yang menempel pada permukaan benda dapat
memaparkan virus corona kepada orang lain apabila seseorang yang
memegang benda tersebut kemudian memegang area wajahnya (hidung,
mulut, mata) tanpa membersihkan tangannya terlebih dahulu. Itulah
mengapa dalam upaya pencegahan virus corona ini sangat dianjurkan
untuk selalu mencuci tangan dengan sabun atau dapat menggunakan
handsanitizer dengan kandungan alkohol 70% serta tidak menyentuh area
wajah, terlebih bagian hidung, mulut, dan mata. Selain itu, penting pula
untuk mempraktikkan etika ketika batuk dan bersin, yaitu dengan menutup
menggunakan siku yang terlipat, bukan dengan telapak tangan atau tidak
ditutup sama sekali. Virus corona ini menginfeksi bagian pernapasan
sehingga mengakibatkan orang yang terinfeksi virus ini mengalami
penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan akan sembuh tanpa
memerlukan perawatan khusus. Akan tetapi pada orang tua dan mereka
yang memiliki penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, penyakit
pernapasan kronis, dan kanker lebih mungkin mengembangkan penyakit
yang lebih serius.
Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai
Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD).
Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan
menyebar ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Jumlah kasus terinfeksi
terus meningkat cukup signifikan pada waktu yang relatif cepat. Dalam
kurun waktu 6 bulan, sudah 216 negara di dunia terjangkit virus ini.
Menurut WHO, jumlah kasus terkonfirmasi positif pada tanggal 25 Juni
telah mencapai 9.296.202, dengan angka kematian mencapai 479.433
orang (https://Covid19.who.int/). Pandemi COVID 19 di Indonesia mulai
terjadi pada bulan Maret 2020, dimulai dengan adanya korban positif
di kota Depok. Setelah itu peningkatan kasuspun terjadi di seluruh
wilayah Jabodetabek sehingga menjadi kawasan zona merah. Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan surat
keputusan nomor 13 A terkait penetapan masa darurat akibat virus
corona. Berdasarkan penetapan tersebut, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020
tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan
Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease (COVID-19).
Dampak dari adanya COVID-19 menyebabkan perekonomian di
Indonesia menjadi merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang
naik, terutama alat-alat kesehatan. Penanggulangan ekstrem seperti
Lockdown suatu daerah bahkan suatu negara pun dilakukan sebagai upaya
untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut (Zahrotunni’mah, 2020
: 248). Menurut Hongyue dan Rajib (dalam Ginting : 2020), dampak
pandemik terhadap perekonomian, sosial, keamanan, serta politik akan
mempengaruhi kondisi psikologis dan perubahan perilaku yang sifatnya
lebih luas dalam jangka waktu yang lebih panjang. Perubahan perilaku
tersebut mencakup perilaku hidup sehat, perilaku menggunakan teknologi,
perilaku dalam pendidikan, perilaku menggunakan media sosial, perilaku
konsumtif, perilaku kerja, dan perilaku sosial keagamaan. Menurut
Roycnhansyah (2020), perilaku masyarakat pada masa pandemi
mengalami perubahan diantaranya yaitu WFH, everything virtual,
transport mode choice, sampai dengan controll access. Penggunaan
teknologi yang tadinya lebih banyak sebagai pendukung kerja sekunder
atau malah rekreasi, berubah menjadi fasilitas kerja utama. Hal ini juga
berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia. Dalam sektor pendidikan
misalnya, pengajar dan peserta didik akan terbiasa melakukan interaksi
pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Kualitas
pendidikan menggambarkan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas
pendidikan dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas
pembelajaran[5]. Pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah
bagi para tenaga pendidik merupakan perubahan yang harus dilakukan
oleh dosen untuk tetap mengajar mahasiswa. Pendidikan dengan jarak
jauh memiliki tujuan agar mutu pendidikan meningkatkan dan
relevansi pendidikan serta meningkatkan pemerataan akses dan
perluasan pendidikan. Pendidikan jarak jauh yang diselenggarakan
dengan penjaminan kualitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
pemangku kepentingan merupakan salah satu mekanisme perluasan
akses pendidikan tinggi (6). Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ)
merupakan alternatif yang digunakan saat ini oleh setiap universitas
untuk melaksanakan proses belajar mengajar walaupun tidak dengan
tatap muka. Perubahan proses belajar dari tatap muka menjadi PBJJ
merupakan suatu keputusan yang harus dilakukan oleh univeritas agar
tujuan pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien.
Universitas merupakan sebuah organisasi modern yang harus beradaptasi
dengan perubahan lingkungan. Universitas di tengah pandemi COVID-
19 harus tetap menjalankan proses belajar mengajar. dengan
mengubahnya menjadi PBJJ. PBJJ ini menjadi tantangan bagi setiap
universitas untuk tetap menjalankan tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Media apa saja yang sering digunakan diperkuliahan masa pandemi
covid 19 ini ?
2. Bagaimana tingkat efektivitas hasil belajar mahasiswa dari perkuliahan
di masa pandemi covid 19 ini ?
3. Apa dampak dari pembelajaran daring atau perkuliahan di masa
pandemi covid 19 ini ?
4. Apa saja keluhan mahasiswa saat melakukan pembelajaran daring atau
perkuliahan di masa pandemi covid 19 ini ?

C. Tujuan
D. Manfaat

Anda mungkin juga menyukai