Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 PENGANTAR ILMU PEMERINTAHAN (IPEM4111)

NAMA : ALVIAN PUTRA PRATAMA

NIM : 043221557

UPBJJ : SURABAYA

1. Jelaskan perkembangan ilmu pemerintahan beserta latar belakang yang memunculkan


terjadinya perkembangan, juga menekankan bidang apa secara umum dan khusus.
2. Jelaskan hubungan Filsafat dengan Ilmu Pemerintahan!

JAWABAN :

1. Pada hakikatnya pemerintahan merupakan suatu gambaran tentang bagaimana pada permulaan
pemerintahan setelah terbentuk dan bagaimana pemerintahan itu telah berkembang melalui
perkembangan dari 3 tipe masyarakat yaitu masyarakat setara, masyarakat bertingkat dan
masyarakat berlapis. Perkembangan pemerintahan itu juga ditentukan oleh perkembangan
masyarakatnya yang disebabkan oleh faktor-faktor lain yang melandasinya seperti pertambahan
dan tekanan penduduk, ancaman atau perang dan penjarahan yang dilakukan oleh suatu kelompok
masyarakat terhadap kelompok masyarakat yang lain dan telah menjadi faktor-faktor yang
memacu perkembangan pemerintahan yaitu penguasaan oleh suatu pemerintah atau negara.
Pemerintahan di zaman purba ditandai oleh banyaknya sistem pemerintahan dan sistem yang
lebih dikenal adalah polis Yunani. Selain polis Yunani, kerajaan Inka yang berdiri antara tahun
1200-1500 Masehi telah memiliki sistem pemerintahan yang despotisme yaitu suatu bentuk
pemerintahan yang ditandai oleh kekuasaan sewenang-wenang dan tak terbatas dari pihak
penguasa. Plato dan Aristoteles lah yang memperkenalkan bentuk-bentuk pemerintahan yang baik
dan buruk dengan alasan pembagian tersebut. Konsep-konsep tentang pemerintahan yang baik
dan buruk menurut Plato dan Aristoteles masih terefleksi sepanjang sejarah pemerintahan di
dunia hingga dewasa ini. Awal pemerintahan Romawi merupakan suatu wujud dari kombinasi
bentuk pemerintahan baik menurut konsep Plato dan Aristoteles. Pada abad pertengahan
pengaruh agama Kristen masuk ke dalam sistem pemerintahan yang lebih dikenal dengan teori
dua belah pedang. Di zaman baru sekalipun pemerintahan tidak menjadi jelas setelah runtuhnya
polis Yunani serta konflik antara Paus dan Raja berkepanjangan namun pada akhir abad
pertengahan muncul pemerintahan di zaman baru dengan pengalaman perjalanan sejarah yang
panjang dari masing-masing negara sehingga lahirlah konsep tentang adanya kemandirian serta
kekuatan pemerintahan. Untuk itu Machiavelli muncul dengan sebelas dalil dalam karyanya Sang
Raja yang mengajarkan tentang bagaimana seorang raja harus mempertahankan serta
memperbesar kekuasaan pemerintah sebagai tujuannya melalui menghalalkan segala cara.
Kameralistik Awal dari ilmu pemerintahan modern ditandai dengan lahirnya kameralistik (Ilmu
Perbendaharaan) yang telah berkembang di Prusia pada awal abad ke-18. Landas tolaknya adalah
bahwa negara harus mengurusi lapangan pekerjaan dan pangan sehingga berdasarkan hal itu perlu
mengusahakan agar di dalam setiap jabatan yang ada sebanyaknya orang sebagaimana
dibutuhkan untuk kesejahteraan umum. Dalam hal ini bahanbahan dari statistik mempunyai nilai
yang besar dan dapat iandalkan. Dalam abad ke-19 dengan munculnya pemikiran negara hukum
maka merosotlah kameralistik seraya memberikan perkembangan hukum pemerintah. Hampir di
seluruh daratan Eropa Barat perkembangan studi negara dan ajaran negara menjadi abad ke-19
dan pada abad ke-20 menambahkan nama studi hukum administrasi. Pada bidang ilmu
pemerintahan Burke dan Benthan menganjurkan perlu diadakan perbaikan terhadap kelalaian dari
dinas pemerintah, kelebihan staf, inaktif dan inkompeten. Di Amerika Serikat ilmu pemerintahan
berkembang sebagai suatu bidang otonom yang dipelopori oleh Profesor Wodroow Wilson
(kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat). Ia menganjurkan adanya studi khusus tentang
masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas pemerintah yang berhasilguna
dan berdayaguna. Ilmu pemerintahan dipengaruhi oleh ilmu-ilmu humaniora (sosiologi,
psikologi, psikologi-sosial, antropologi, ekonomi, politikologi). Dan ditandai dengan penanganan
antar disiplin, dengan pendayagunaan dari teori-teori, istilah-istilah serta metode-metode dari
semua ilmu tadi, selain dipercaya dengan filsafat. Lahirlah sebuah teori pemerintahan liberal dari
John Locke pada tahun 1690 yaitu ajaran tentang pemerintahan demokrasi modern. John Locke
memandang kekuasaan legislatif sebagai yang tertinggi dan eksekutif berada di bawahnya. Dia
mengatakan bahwa kekuasaan pemerintahan mesti dibatasi oleh kewajiban menunjang hak-hak
azasi manusia antara lain: hak atas keselamatan pribadi, hak kemerdekaan dan hak milik.
Sementara itu di Inggris pada sekitar tahun 1700 berdirilah pemerintahan monarki parlementer di
mana kedaulatan negara berada di tangan perwakilan rakyat dan pemerintah bertanggung jawab
kepada rakyat. Revolusi Amerika pada tahun 1776 dan Revolusi Perancis pada tahun 1789
mempercepat proses demokratisasi dan pengakuan terhadap hak-hak azasi manusia.
Terhadap itu semua muncul lagi reaksi konservatisme terutama dari Burke dan Hegel. Birokrasi
lahir di istana raja dan merupakan perwujudan dari orang-orang kepercayaan yang memerintah
bersama raja yang diberikan pembagian tugas satu sama lain didasarkan pada selera pribadi dan
tradisi. Pemerintahan di Indonesia berawal dengan suatu pembentukan pemerintahan swasta pada
tahun 1602 oleh Belanda yang bernama VOC terutama di pulau Jawa lebih dikenal dengan
Kompeni. VOC kemudian runtuh pada tahun 1795 dan didirikanlah pemerintahan Hindia Belanda
dengan Gubernur Jenderal yang pertama adalah Deandels. Sejarah modern ilmu pemerintahan
dan politik berawal dalam abad ke-19. Pemerintahan negara berkembang menjadi suatu
pemerintahan yang memberikan pelayanan dan pemeliharaan terhadap para warganya.
Pemerintah lebih banyak mengurusi kesejahteraan dan penghidupan, pendidikan dan perawatan
kesehatan serta kesempatan kerja dan tunjangan sosial atau jaminan hidup bagi warga yang
menganggur. Perkembangan pemerintahan secara berawal mulai dari tahap prasejarah hingga
tahun 1993, Ilmu pemerintahan telah menjadi ilmu yang multi disiplin dan mono disiplin dengan
penekanan pada umum, organisasi dan pengambilan keputusan, perencanaan dan pelaksanaan
serta prinsip swastanisasi dalam pemerintahan. Ilmu pemerintahan yang kita bahas saat ini, bisa
dikategorikan ilmu yang masih baru, atau meminjam pendapat Soewargono ( 1995 : 1 ), ilmu
pemerintahan masih sering dipandang sebagai ilmu yang kurang jelas sosoknya. Pemerintahan
dalam bahasa inggeris disebut government yang berasal dari bahasa latin gobernare, greek
kybernan yang berarti mengemudikan, atau mengendalikan. Meriam memandang tujuan
pemerintah meliputi external security, internal order, justice, general welfare dan fredom. Tidak
berbeda jauh dengan S.E. Finer yang melihat pemerintah mempunyai kegiatan terus-menerus
( process ), wilayah negara tempat kegiatan itu berlangsung ( state ), pejabat yang memerintah
( the duty ), dan cara, metode serta sistem ( manner, method, and system ) dari pemerintah
terhadap masyarakatnya. Agak berbeda dengan R. Mac Iver, memandang pemerintah dari sudut
disiplin ilmu politik, “ government is the organizationof men under authority… how men can be
governed “. Maksudnya pemerintahan itu adalah sebagai organisasi dari orang-orang yang
mempunyai kekuasaan… bagaimana manusia itu bisa diperintah (R. Mac Iver, The Web of
Government, The Mac Milan Compony Ltd New York, 1947 ). Jadi bagi Mac Iver, ilmu
pemerintahan adalah sebuah ilmu tentang bagaimana manusia-manusia dapat diperintah ( a
science of haw men are governed ). Guna memahami lebih konkritnya jati diri pemerintahan dari
peristiwa maupun aktivitas kegiatan pemerintahan dari perspektif ilmu pemerintahan dengan
analisa multidisiplin pendekatan historis, ada lebih baik bila kita menyinggung sedikit peristiwa
dan gejala-gejala pemerintahan dari sudut pandang pengertian negara dari para ahli yang berbeda
latar belakang keilmuwan. Sumantri ( Inu, 2001 : 97 ) memandang negara dari segi filsafat ilmu
sebagai suatu organisasi kekuasaan. Karena itu, dalam orgnisasi negara selalu kita jumpai organ /
alat perlengkapan yang mempunyai kemampuan untuk memaksa kehendak pada siapa saja di
dalam wilayah kekuasaaannya. Ahli hukum Hugo de Groot memndang negara merupakan suatu
persekutuan sempurna dari orang-orang yang merdeka untuk memperoleh perlindungan hukum.
Sedangkan dari keilmuwan sosiologi, memandang negara adalah suatu masyarakat yang
monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah ( Max Weber dalam
Inu, 2001 : 99). Sedangkan Ndraha ( 2000 : 7 ) yang secara basic keilmuwan berlatar belakang
disiplin ilmu administrasi negara dan ilmu pemerintahan mendefenisikan ilmu pemerintahan
sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana pemerintah ( unit kerja publik ) bekerja memnuhi dan
melindungi tuntutan ( harapan, kebutuhan ) yang diperintah akan jasa publik dan layanan civil,
dalam hubungan pemerintahan.

2. Secara etimologis, filsafat berasal dari kata Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu philos dan
sophia filos yang berarti bahagia, cinta dan cinta. sedangkan Sophia dapat diartikan sebagai
kebijaksanaan. Oleh karena itu, filsafat dapat diartikan sebagai cinta kebijaksanaan. Filsafat
mempelajari hal-hal yang menjadi objeknya, sehingga ketika kita menggunakan atau berpikir
secara filosofis, kita dapat memulai dengan ontologi, tahap epistemologis dan akhirnya aksiologi.
Sebelum membahas tahapan pemikiran filsafat yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi,
terlebih dahulu kita harus menjelaskan pengertian filsafat itu sendiri. Filsafat didefinisikan oleh
banyak ahli, namun secara singkat dapat dikatakan bahwa filsafat adalah pemikiran yang
sistematis dan kajiannya melalui cara berpikir yang teratur dan terstruktur, mengetahui
kerangkanya dari awal hingga akhir. akhirnya menemukan informasi yang mengetahui objek
kajian atau bagaimana kita meyakini objek yang kita anggap pemerintah atau ilmu pemerintahan
artinya ketika kita ingin mengetahui tentang pemerintahan maka kita berpikir secara teratur dan
teratur sehingga kita dapat mengetahuinya. Ilmu pemerintahan atau kerangka pemerintahan
sendiri. Sehingga kita juga menemukan ilmu apa itu administrasi atau apa itu ilmu administrasi,
pada level ini kita memasuki fase filsafat dengan kajian ontologi. Terakhir, filsafat memikirkan
sesuatu secara sistematis dan radikal. Apa itu radikal? mereka yang mengaku radikal berpikir
secara mendalam untuk menyentuh akar permasalahan dalam ilmu politik. Misalnya apa yang
kita pelajari dan apa yang kita anggap sebagai ilmu pemerintahan adalah ilmu, maka kita berpikir
secara mendalam untuk menyentuh akar permasalahan ilmu pemerintahan atau pemerintahan itu
sendiri. Kita pun berpikir tentang konsep-konsep yang muncul akibat adanya pemerintahan,
dalam hal ini jika kita berpikir secara filosofis untuk mencapai hasil berupa ilmu, maka kita perlu
mengetahui dua hal. Pertama, ilmu yang kita capai adalah real aduan, jika kita berfikir atau
mempelajari ilmu manajemen untuk menghasilkan ilmu, maka ilmu ini adalah ilmu yang hakiki.
Apa itu informasi yang benar? Pemrosesan informasi yang benar adalah pemikiran yang
sistematis dan terorganisir secara radikal. Kedua, terkait dengan pengetahuan adalah cara berpikir
yang benar untuk menemukan pengetahuan yang benar, yaitu berpikir yang benar adalah berpikir
metodis sebagaimana yang dituntut oleh ilmu pengetahuan. lalu kita belajar manajemen, lalu kita
harus berpikir secara metodis. jika kita ingin mencari kebenaran dalam ilmu administrasi. Banyak
sekali penjelasan tentang kebenaran, tentunya semuanya memiliki bab tersendiri untuk
menjelaskan konsep atau teori kebenaran. Pendapat ini tidak mungkin kami jelaskan karena
sangat panjang. Jadi, dua ciri penalaran logis dan analitis kita saat belajar ilmu administrasi kita
juga bisa berpikir logis dan analitis saat belajar ilmu administrasi, masing-masing penalaran
memiliki logikanya masing-masing, namun bentuk penalarannya memiliki ciri yang paling
penting yaitu berpikir logis. dan berpikir analitis. Intinya adalah ketika kita mempelajari,
mempelajari, mempelajari ilmu manajemen, kita perlu berpikir secara logis dan analitis. Apa
yang dimaksud dengan berpikir logis? berpikir logis mengacu pada aktivitas berpikir di otak kita
yang mengikuti pola dan kerangka aliran tertentu, yaitu adanya metode. jadi kerangka berpikir
kita adalah kerangka yang disebut metodologi khusus. menurut logika tertentu, karena dia
memiliki logika tertentu dan bukan logika tertentu. Maka dapat dikatakan bahwa tindakan
berpikir dengan cara tertentu adalah logis. Apa yang dimaksud dengan berpikir analitis? yaitu
penalaran merupakan kegiatan berpikir analitis dan berlandaskan logika penalaran, artinya
penalaran ilmiah adalah kegiatan analitis yang menggunakan logika ilmiah, dan demikian juga
penalaran lain menggunakan logikanya sendiri, jadi logika berpikir analitis adalah menggunakan.
penalaran logis bukannya analitis sebenarnya adalah sebuah konsep Artinya kita berpikir logis,
setelah berpikir logis kita masuk ke berpikir analitis, jadi kita berpikir berdasarkan langkah-
langkah konseptual berpikir logis. Jadi berpikir logis diikuti dengan berpikir analitis, jadi ketika
kita mencari, menemukan dalam ilmu politik atau mempelajari ilmu politik, kita harus berpikir
logis terlebih dahulu baru kemudian analitis, termasuk kendala atau hambatan yang kita miliki.
kajian ojek dalam kajian ilmu administrasi. Ringkasnya, untuk menemukan kebenaran tentang
keseringan, keterbatasan dan hambatan serta perkembangan tata kelola yang menemukan hakekat
tata kelola, kita harus menggunakan filosofi ontologi, epistemologi hingga tahap aksiologi.

Apa itu hubungan? Kaitannya terletak pada menemukan kebenaran dalam ilmu pemerintahan dan
konsep-konsep ilmu pemerintahan, dan menemukan batasan-batasan dalam ilmu pemerintahan
dan menemukan hakikat ilmu politik hanya dapat dilakukan dalam filsafat.

Anda mungkin juga menyukai