Ilmu Pemerintahan
Ilmu pemerintahan yang kita bahas saat ini, bisa dikategorikan ilmu
yang masih baru, atau meminjam pendapat Soewargono ( 1995 : 1 ),
ilmu pemerintahan masih sering dipandang sebagai ilmu yang kurang
jelas sosoknya. Pemerintahan dalam bahasa inggeris disebut
government yang berasal dari bahasa latin gobernare, greek kybernan
yang berarti mengemudikan, atau mengendalikan.
Meriam memandang tujuan pemerintah meliputi external security,
internal order, justice, general welfare dan fredom. Tidak berbeda jauh
dengan S.E. Finer yang melihat pemerintah mempunyai kegiatan
terus-menerus ( process ), wilayah negara tempat kegiatan itu
berlangsung ( state ), pejabat yang memerintah ( the duty ), dan cara,
metode serta sistem ( manner, method, and system ) dari pemerintah
terhadap masyarakatnya. Agak berbeda dengan R. Mac Iver,
memandang pemerintah dari sudut disiplin ilmu politik, “ government
is the organizationof men under authority… how men can be
governed “. Maksudnya pemerintahan itu adalah sebagai organisasi
dari orang-orang yang mempunyai kekuasaan… bagaimana manusia
itu bisa diperintah (R. Mac Iver, The Web of Government, The Mac
Milan Compony Ltd New York, 1947 ). Jadi bagi Mac Iver, ilmu
pemerintahan adalah sebuah ilmu tentang bagaimana manusia-
manusia dapat diperintah ( a science of haw men are governed ).
Guna memahami lebih konkritnya jati diri pemerintahan dari
peristiwa maupun aktivitas kegiatan pemerintahan dari perspektif
ilmu pemerintahan dengan analisa multidisiplin pendekatan historis,
ada lebih baik bila kita menyinggung sedikit peristiwa dan gejala-
gejala pemerintahan dari sudut pandang pengertian negara dari para
ahli yang berbeda latar belakang keilmuwan.
Sumantri ( Inu, 2001 : 97 ) memandang negara dari segi filsafat ilmu
sebagai suatu organisasi kekuasaan. Karena itu, dalam orgnisasi
negara selalu kita jumpai organ / alat perlengkapan yang mempunyai
kemampuan untuk memaksa kehendak pada siapa saja di dalam
wilayah kekuasaaannya. Ahli hukum Hugo de Groot memndang
negara merupakan suatu persekutuan sempurna dari orang-orang yang
merdeka untuk memperoleh perlindungan hukum. Sedangkan dari
keilmuwan sosiologi, memandang negara adalah suatu masyarakat
yang monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam
suatu wilayah ( Max Weber dalam Inu, 2001 : 99).
Sedangkan Ndraha ( 2000 : 7 ) yang secara basic keilmuwan berlatar
belakang disiplin ilmu administrasi negara dan ilmu pemerintahan
mendefenisikan ilmu pemerintahan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana pemerintah ( unit kerja publik ) bekerja memnuhi dan
melindungi tuntutan ( harapan, kebutuhan ) yang diperintah akan jasa
publik dan layanan civil, dalam hubungan pemerintahan.
Secara etimologi filsafat berasal dari kata Yunani terdiri dari dua kata
yaitu filos dan sophia filos artinya senang,gemar,dan cinta. sedangkan
sophia dapat diartikan sebagai kebijaksanaan. oleh karena itu filsafat
dapat diartikan sebagai suatu kecintaan kepada kebijaksanaan. filsafat
itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya maka kalau kita
menggunakan atau berfikir secara filsafat maka kita dapat memulai
dari tahapan ontologi,tahapan epistemologi,dan terakhir tahapan
Aksiologi.
Apa itu radikal ? yang dikatakan radikal itu berfikir secara mendalam
hingga menyentuh akar-akar persoalan ilmu pemerintahan. misalnya
yang kita kaji dan yang kita pikirkan adalah pemerintahan yang kita
kaji adalah ilmu pengetahuan jadi kita berfikir secara mendalam
hingga menyetuh akar-akar persoalan yang ada dalam ilmu
pemerintahan atau dalam pemerintahan itu sendiri. bahkan kita
berfikir sampai kepada konsepkuensi-konsepkuensi yang timbul
akibat adanya pemerintahan,dalam hal ini apabila kita berfikir secara
filsafat supaya kita sampai pada hasil berupa pengetahuan ada dua hal
yang perlu kita ketahui.
Yang pertama, pengetahuan yang kita capai adalah pengaduan yang
benar saat kita berpikir atau mendalami ilmu pemerintahan sehingga
kita melahirkan suatu pengetahuan maka pengetahuan itu ialah
pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar itu bagaimana?
Bagaimana proses pengetahuan yang benar adalah berfikir secara
sistematis dan tersusun secara radikal .
Itu banyak sekali yang harus kita jelaskan tentang kebenaran, pasti itu
semua ada babnya tersendiri untuk menjelaskan konsep atau teori
kebenaran. itu semua tidak mungkin kita jelaskan dalam opini ini
karna sangat panjang.
Nah,dua ciri penalaran logis dan analitis kita dalam mengkaji ilmu
pemerintahan, dalam mengkaji ilmu pemerintahan itu juga kita bisa
penalaran secara logis dan analitis tiap dari penalaran mempunyai
logikanya tersendiri namun bentuk dari penalaran mempunyai ciri-ciri
utama yaitu berfikir logis dan berfikir analitis. kesimpulannya dalam
mengkaji,mendalami, mempelajari ilmu pemerintahan itu kita harus
berfikir secara logis dan harus berfikir secara analitis
Artinya kita berfikir adalah secara logis, setelah ada berfikir logis
maka kita lanjuti berfikir secara analitis jadi kita berfikir berdasarkan
langkah-langkah yang telah dikonsepkan oleh logika berfikir.
Jadi tindak lanjut dari berfikir logis diteruskan dengan berfikir analitis
maka kita dalam mencari,menemukan dalam ilmu pemerintahan atau
mendalami ilmu pemerintahan pertama kita harus berfikir logis dan
kemudian kita berfikir analitis maka kalau kita sudah berfikir logis
dan analitis kita akan menemukan kebenaran atau konsep-
konsepkuensi atau pun hambata atau kendala yang ada dalam ojek
kajian kita dalam mendalami ilmu pemerintahan.