Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

“Perbandingan Sistem Pemerintahan”

Dosen :

Drs. Ir. Michael Stephanus Mantiri M.Si

Dr. Alfon Kimbal, S.Sos, M.Si

Nama :

Toar P.A Tambajong 18081103002

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI


1. Konsep Perbandingan Sistem Pemerintahan
perbandingan pemerintahan adalah menyejajarkan unsur-unsur pemerintahan baik dalam arti
luas maupun dalam arti sempit untuk mendapatkan persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaan dari objek atau objek-objek tadi dengan alat perbandingannya. Studi perbandingan
pemerintahan dan perbandingan politik acapkali membingungkan. Istilah perbandingan
pemerintahan yang biasanya mengacu ke studi tentang berbagai negara bangsa di Eropa dan
fokus studi ini adalah tentang lembaga-lembaga beserta fungsinya dengan penekanan pada
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif serta berbagai organisasi lain yang terkait seperti
partaipartai politik dan kelompok-kelompok kepentingan serta kelompok penekan. Sedangkan
studi perbandingan politik mempelajari kegiatan-kegiatan politik dalam cakupan lebih luas
termasuk mengenai pemerintahan dan berbagai lembaganya dan juga aneka organisasi yang
tidak secara langsung berhubungan dengan pemerintahan antara lain adalah suku-suku bangsa,
masyarakat, asosiasiasosiasi dan bebagai perserikatan. Dalam hal ini nampak bahwa studi
perbandingan politik mencakup di dalamnya kajian terhadap perbandingan pemerintahan.
Akan tetapi, dalam berbagai literatur studi ilmu politik terungkap bahwa antara studi
perbandingan politik dan studi perbandingan pemerintahan memiliki akar dan alur keilmuan
yang sama yaitu ilmu politik. Selain itu, perkembangan negara-negara terutama di Eropa serta
kepentingan-kepentingan politiknya yang kemudian kajian studi perbandingan politik dan
pemerintahan di arahkan pada fokus yang sama. Kondisi ini dipertegas kembali dengan
semakin meluasnya perhatian sarjana-sarjana ilmu politik di Barat terhadap wilayahwilayah
baru di luar Eropa dan Amerika Utara terutama pada tahun 1940-an dan 1950-an dengan
munculnya penelitian-penelitian dengan studi kasus pada wilayah-wilayah Asia, Afrika dan
Amerika Latin.
Perbandingan pemerintahan dapat dipandang sebagai suatu studi atau sebagai suatu ilmu.
Sebagai suatu studi atau sebagai suatu ilmu, perbandingan 8 pemerintahan tergolong ke
dalam ilmu politik. Ilmu politik dan ilmu perbandingan politik/pemerintahan berkaitan
dalam hal teori dan metode. Teori adalah serangkaian generalisasi yang tersusun secara
sistematik, sedangkan metode adalah suatu prosedur atau proses yang menggunakan
teknik-teknik dan perangkat-perangkat tertentu dalam mengkaji sesuatu guna menelaah,
menguji dan mengevaluasi teori. Sedangkan metodologi mencakup berbagai metode,
prosedur, konsep-konsep kerja, aturan dan sebagainya yang digunakan untuk menguji
teori dan menjadi pedoman kajian serta kerangka arahan dalam mencari solusi atau
berbagai persoalan di dunia nyata.

2. Konsep Negara
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat dari masyarakat
yang mempunyai kekuasaan un tuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup
dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonis dan penuh pertentanngan. Negara
adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara
sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-
tujuan dari dari kehidupan bersama itu. Definisi orang para ahli politik tentang negara :

1. Roger H. Soltau “Negara adalah agen atau kewewenangan yang mengatur atau
mengandalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat
2. Harold J. Laski”Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikankarena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa
daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama untuk
memenuhi terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. Masyarakat
merupakan negara kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun
oleh asosiasi-asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan
mengikat.
3. Max Weber “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah.
4. 4.Robert M. MacIver “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban
di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum
yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi
kekuasaan memaksa.

Jadi sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang
rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya
ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasa (kontrol) monopolisitis
terhadap kekuasaan yang sah.

Unsur-Unsur Negara

Unsur negara sebagai syarat berdirinya suatu negararakyat, wilayah, pemerintahan dan
pengakuan suatu negara apabila ingin diakui sebagai negara yang berdaulat secara internasional
harus memenuhi empat persyaratan unsur negara berikut ini :

1. Memiliki Wilayah
Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri
atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari laut tidak
memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah rakyat akan menjalani
kehidupannya sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.
2. Memiliki Rakyat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan
dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu ngara
maka pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat juga berfungsi sebagai sumber daya
manusia untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga yudikatif,
lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk menyelengarakan kegiatan
pemerintahan yang berkedaulatan.
4. Pengakuan dari Negara Lain
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik secara
de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja mengakui suatu wilayah
yang terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak akan disetujui dunia
internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada.

3. Konsep Bentuk Pemerintahan

Sistem pemerintahan terdiri dari dua suku kata, yaitu “sistem” dan “pemerintahan”. Kata
“sistem” berarti menunjuk pada hubungan antara pelbagai lembaga negara sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu kesatuan yang bulat dalam menjalankan mekanisme kenegaraan.
Dalam praktik penyelenggaraan suatu negara jika kita tinjau dari segi pembagian kekuasaan
negara bahwa organisasi pemerintahan negara itu bersusun, bertingkat dan terdiri atas berbagai
macam alat perlengkapan (organ) yang berbeda satu sama lain berdasar tugas dan fungsi masing-
masing (pembagian secara horizontal) maupun dalam satu bagian dibagi menjadi organ yang
lebih tinggi dan rendah (pembagian secara vertikal).

Perbedaan Monarkhi dan Republik lebih jelasnya dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Kerajaan atau Monarkhi, ialah negara yang dikepali oleh seorang Raja dan bersifat turun-
temurun dan menjabat untuk seumur hidup. Selain Raja, kepala negara suatu Monarkhi
dapat berupa Kaisar atau Syah (kaisar Kerajaan Jepang, Syah Iran dan sebagainya).
(Contoh Monarkhi Inggris, Belanda, Norwegia, Swedia, Muang Thai).
2. Republik: (berasal dari bahasa Latin: Res Publica = kepentingan umum), ialah negara
dengan pemerintahan rakyat yang dikepalai oleh Seorang Presiden sebagai Kepala
Negara yang dipilih dari dan oleh rakyat untuk suatu masa jabatan tertentu (Amerika
Serikat 4 tahun Indonesia 5 tahun). Biasanya Presiden dapat dipilih kembali setelah habis
masa jabatannya.

Beberapa sistem Monarkhi, yaitu sebagai berikut.

1. Monarkhi Mutlak (absolut): Seluruh kekuasaan dan wewenang tidak terbatas (kekuasaan
mutlak). Perintah raja merupakan undang-undang yang harus dilaksanakan. Kehendak
raja adalah kehendak rakyat. Terkenal ucapan Louias ke-XIV dari Prancis: L’Etat cest
moi (Negara adalah saya).
2. Monarkhi konstitusional ialah Monarkhi, di mana kekuasaan raja itu dibatasi oleh suatu
Konstitusi (UUD). Raja tidak boleh berbuat sesuatu yang bertentangan dengan konstitusi
dan segala perbuatannya harus berdasarkan dan sesuai dengan isi konstitusi.
3. Monarkhi parlementer ialah suatu Monarkhi, di mana terdapat suatu Parlemen (DPR),
terhadap dewan di mana para Menteri, baik perseorangan maupun secara keseluruhan
bertanggung jawab sepenuhnya.

Dalam sistem parlementer, raja selaku kepala negara itu merupakan lambang kesatuan
negara, yang tidak dapat diganggu gugat, tidak dapat dipertanggungjawabkan (The King
can do no wrong), yang bertanggung jawab atas kebijaksanaan pemerintah adalah
Menteri baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun seseorang untuk bidangnya sendiri
(sistem pertanggungjawaban menteri: tanggung jawab politik, pidana dan keuangan).

Anda mungkin juga menyukai