Anda di halaman 1dari 23

BAB I

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap Negara dalam menjalankan pemerintahannya, memiliki sistem yang berbeda-


beda meskipun dengan nama yang sama seperti sistem presidensial atau sistem parlementer.
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara
itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem
pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem
pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis.
Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu
akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes
hal hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga
tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan
yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam
pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama
dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
Pengertian jenis kekuasaan bentuk negara dan sistem pemerintahan merupakan aneka
konsep pokok dalam studi ilmu politik. Dalam mempelajari ilmu politik kita kerap
‘dipusingkan’ oleh berbagai macam istilah yang satu sama lain saling berbeda. Peristilahan
yang seringkali ditemukan tersebut misalnya monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, demokrasi,
mobokrasi, federasi, kesatuan, konfederasi, presidensil, dan parlementer. Bagaimana kita
harus mengkategorikan masing-masing istilah tersebut?
Apa beda antara monarki dengan parlementer? Sama atau berbedakah pengertian
antara tirani dengan monarki? Dalam konteks apa kita berbicara mengenai presidensil atau
oligarki? ‘Pemusingan’ ini merupakan awal dari proses belajar, dan jangan kita surut,
melainkan terus maju dengan membaca. Potret Indonesia
Jika kita berbicara mengenai monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, demokrasi, dan
mobokrasi, berarti kita tengah berbicara mengenai jenis-jenis kekuasaan. Jika kita berbicara
mengenai federasi, kesatuan, dan konfederasi, berarti kita tengah berbicara mengenai bentuk-
bentuk negara. Jika kita berbicara mengenai presidensil dan parlementer berarti kita tengah
berbicara mengenai bentuk-bentuk pemerintahan.
Jika kita berbicara mengenai jenis kekuasaan, berarti kita tengah berbicara mengenai
apakah kekuasaan itu dipegang oleh satu tangan (mono), beberapa tangan atau orang (few),
ataukah banyak tangan atau orang (many). Definisi kekuasaan adalah kemampuan seseorang
atau sekelompok orang untuk mempengaruhi pihak lain agar mereka menuruti keinginan atau
maksud si pemberi pengaruh. Dalam hal ini, pihak pemberi pengaruh dapat berwujud mono,
few, atau many.
Jika kita berbicara mengenai bentuk negara, berarti kita tengah membicarakan
bagaimana sifat atau hubungan antara kekuasaan pusat saat berhadapan dengan daerah.
Hubungan seperti ini disebut pula sebagai hubungan vertikal, artinya ‘pusat’ diasumsikan
berada di atas ‘daerah’, dalam mana keberadaan pusat di ‘atas’ tersebut berbeda derajatnya
baik di negara kesatuan, federasi, atau konfederasi.
Akhirnya, jika kita berbicara mengenai bentuk pemerintahan, berarti kita tengah
berbicara mengenai kekuasaan dalam arti horizontal, khususnya seputar hubungan antara
legislatif dengan eksekutif. Legislatif dan eksekutif, dalam doktrin Trias Politika adalah
setara, yang satu tidak lebih berkuasa atau lebih tinggi posisinya ketimbang yang lain. Dalam
hubungan horizontal inilah kita akan menemui pembicaraan mengenai presidensil atau
parlementer.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah
a. Apa pengertian definisi dari Negara?
b. Apa saja unsur-unsur negara ?
c. Apa saja bentuk klasifikasi negara?
d. Apa saja sifat organisasi negara?
e. Apa saja fungsi negara?
f. Apa saja elemen kekuatan negara?
g. Bagaimana hubungan negara dengan warga negara?
h. Apa saja sistem pemerintahan dari negara?
i. Bagaimana sejarah lahirnya pancasila?
j. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai ideologi?
k. Bagaimana implementasi pancasila dalam kehidupan masyarakat?
l. Apa pengertian dari identitas nasional?
m. Apa pengertian dari parameter identitas nasional ?
n. Apa saja unsur-unsur terbentuknya identitas nasional?

C. NEGARA

Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum yaitu untuk memudahkan


anggotanya dalam hal ini adalah rakyat dalam mencapai tujuan bersama atau yang dicita -
citakan. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai
Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota
negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya
negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia
juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-
Undang Dasar. Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk
mencapai kesejahteraan bersama  dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit
pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan
negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan
kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa
aman. Negara menjalankan fungsi pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat
merasa bahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak
negara memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi warganya.

Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu


wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat
lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal
lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu
berada.

Adapun definisi negara dari beberapa pendapat ahli yaitu sebagai berikut :
1. Aristoteles, Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa,
hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan
dan kehormatan bersama.
2. Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan
negara lain serta memiliki kedaulatan.
3. Prof. Mr. Soenarto, Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah
tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.
4. Georg Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang
telah berkediaman di wilayah tertentu.
5. Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak
dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
6. Roger H. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
7. Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi kesusilaan yang
muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
8. Prof. R. Djokosoetono, Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan
manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai tujuan
bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara tersebut. Indonesia
memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita bangsa secara bersama-sama.
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berbentuk republik yang telah diakui oleh
dunia internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang
luas serta terdapat organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa.

D. UNSUR UNSUR NEGARA


Unsur-unsur negara adalah bagian-bagian yang menjadikan negara itu ada. Berdirinya
suatu Negara terdiri atas unsur-unsur pembentuknya yang tidak dimiliki oleh organisasi
lain. Unsur-Unsur Negara sebagai organisasi memiliki status yang kokoh apabila di dukung
oleh tiga unsur pokok yang menjadi persyaratan mutlak berdirinya suatu negara, ditambah
satu unsur deklaratif. Tiga unsur pokok pembentuk suatu Negara, yaitu rakyat, wilayah, dan
pemerintah yang berdaulat.

Berikut ini penjelasan masing-masing unsur unsur Negara tersebut:


a. Rakyat: rakyat adalah semua orang yang ada di wilayah suatu Negara dan taat pada
peraturan di Negara tersebut. Rakyat suatu Negara meliputi penduduk dan bukan
penduduk (orang asing).

b. Wilayah: wilayah Negara merupakan tempat tinggal rakyat dan penyelenggara


pemerintahan. Sebuah Negara tidak mungkin berdiri jika tidak memiliki wilayah.
Wilayah suatu Negara meliputi daratan, lautan, dan udara.

c. Pemerintah yang Sah dan Berdaulat: pemerintah yang sah mempunyai kedaulatan,


yaitu kekuasaan untuk mengatur Negara. Kedaulatan yang dimiliki oleh pemerintah
meliputi kedaulatan ke dalam (intern) dan keluar (ekstern). Kedaulatan ke dalam
maksudnya kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan
bangsa lain. Adapun kedaulatan keluar maksudnya kekuasaan untuk bekerja sama atau
berhubungan dengan Negara lain.

d. Pengakuan dari Negara Lain: pengakuan dari Negara lain sangat diperlukan bagi suatu
Negara dalam tata hubungan internasional. Pengakuan dari Negara lain termasuk dalam
unsur deklaratif. Jadi, meskipun tanpa pengakuan dari Negara lain, ketiga unsur di atas
sudah cukup menunjukkan sahnya kebedaraan suatu Negara. Pengakuan dari Negara lain
meliputi dua macam, yaitu pengakuan de facto dan de jure. Pengakuan de facto adalah
pengakuan berdasarkan kenyataan bagi Negara baru yang telah memiliki unsur
konstitusi. Sedangkan, pengakuan de jure adalah pengakuan terhadap suatu Negara
baru yang sesuai dengan hukum internasional.

E. KLASIFIKASI NEGARA
Klasifikasi adalah penggolongan bentuk negara berdasarkan krtiteria tertentu.
Klasifikasi negara dapat dilihat berdasarkan beberapa indikator seperti jumlah orang yang
berkuasa, bentuk negara,dan asas pemerintahan
1. Jumlah orang yang berkuasa dan orientasi kekuasaan
Jumlah orang yang berkuasa dapat berjumlah satu orang, sekelompok orang, atau
banyak orang. Orientasi kekuasan juga ada dua yaitu bila pelanggarannya
berorientasi kepada kepentingan pihak yang berkuasa disebut bentuk negatif, dan
apabila berorientasi demi kepentingan umum (rakyat) disebut bentuk psitif.
Berdasakan jumlah orang yang berkuasa dan orientasi kekuasaan terdapat enam
bentuk klasifikasi negara.

Jumlah penguasa Bentuk positif Bentuk negatif


Satu orang Monarki Tirani
Sekelompok orang Aristokrasi Oligarki
Banyak orang Demokrasi Mobokrasi

Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh satu orang (raja) untuk
kepentingan keseluruhan rakyat (bentuk positif). Tirani adalah bentuk pemerintahan
yang dipimpin oleh satu orang untuk kepentingan satu orang atau penguasa saja
bentuk negatif. Aristokras  adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh beberapa
orang untuk kepentingan keseluruhan rakyat (bentuk positif). Oligarki adalah bentuk
pemerintahan yang dipimpin oleh beberapa orang namun untuk kepentingan beberapa
orang disebut (bentuk negatif). Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
dipimpin oleh banyak orang untuk kepentingan keseluruhan rakyat (bentuk positif),
sedangkan Mobokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh banyak orang
untuk kepentingan penguasa saja (bentuk negatif).

2. Bentuk negara ditinjau dari sisi konsep dan teori modern terbagi menjadi dua,
yaitu:
a. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu
pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah.
Dalam pelaksanaannya, negara kesatuan terbagi dua yaitu:
a) Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi
Negara dengan sitem dimana seluruh persoalan yang berkaitan dengan
negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat.
b) Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi
Negara dengan sisitem dimana kepala daerah diberikan kesempatan dan
kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri atau dikenal dengan
otonomi daerah atau swastantra.
b. Negara Serikat (Federasi)
Negara serikat adalah bentuk negara yang merupakan gabungan dari beberapa
negara bagian dari negara serikat. Kekuasaan asli dalam negara federasi
merupakan negara bagian, karena ia berhubungan langsung dengan rakyatnya.
Sementara negara federasi bertugas untuk menjalankan hubungan luar negri,
pertahanan negara, keuangan, dan urusan pos.

3. Asas penyelenggaraan kekuasaan, yaitu berbagai tipe negara menurut kondisinya,


seperti:
a. Menurut Ekonomi
Negara agraris, negara industri, negara berkembang, negara sedang
berkembang, dan negara belum berkembang, selain itu dikenal juga negara-
negara utara dan negara-negara selatan (negara utara: negara maju/kaya,
negara selatan: negara sedang berkembang/miskin).
b. Menurut Politik
Negara demokratis, negara otoriter, negara totaliter, negara satu partai,
negara multi partai, dan sebagainya.
c. Menurut Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan presidensil, parlementer, junta militer, dan sebagainya
d. Menurut Ideologi Bangsa
Negara sosialis, negara liberal, negara komunis, negara fasis, negara agama,
dan sebagainya.

F. SIFAT ORGANISASI NEGARA


Sifat negara merupakan suatu keadaan dimana hal tersebut dimiliki agar dapat
menjadikannya suatu negara yang bertujuan. Sifat-sifat tersebut umumnya mengikat bagi
setiap warga negaranya dan menjadi suatu identitas bagi negara tersebut. Sifat suatu negara
terkadang tidaklah sama dengan negara lainnya, ini tergantung pada landasan ideologi negara
masingmasing. Namun ada juga beberapa sifat negara yang bersifat umum dan dimiliki oleh
semua Negara, yaitu:
a. Sifat memaksa Negara
merupakan suatu badan yang mempunyai kekuasaan terhadap warga negaranya, hal
ini bersifat mutlak dan memaksa.
b. Sifat monopoli Negara
dengan kekuasaannya tersebut mempunyai hak atas kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya, hal ini menjadi sesuatu yang menjadi landasan untuk menguasai
sepenuhnya kekayaan alam yang terkandung di dalam wilayah Negara tersebut.
c. Sifat mencakup semua
Kekuasaan Negara merupakan kekuasaan yang mengikat bagi seluruh warga
negaranya. Tidak ada satu orang pun yang menjadi pengecualian di hadapan suatu
Negara. Tidak hanya mengikat suatu golongan atau suatu adat budaya saja, tetapi
mengikat secara keseluruhan masyarakat yang termasuk kedalam warga negaranya.
d. Sifat menentukan
Negara memiliki kekuasaan untuk menentukan sikap-sikap untuk menjaga stabilitas
Negara itu. Sifat menentukan juga membuat Negara dapat menentukan secara
unilateral dan dapat pula menuntut bahwa semua orang.

G. FUNGSI NEGARA
Fungsi negara secara umum ada empat, yakni untuk melaksanakan ketertiban dan
keamanan, fungsi kemakmuran dan kesejahteraan, fungsi pertahanan dan keamanan serta
fungsi menegakkan keadilan. Berikut merupakan penjelasan fungsi-fungsi negara secara
umum.
1. Melaksanakan Penertiban (Law And Order)
Fungsi negara yang pertama adalah fungsi pengaturan dan ketertiban. Fungsi ini
sangat penting, terutama dalam mencegah bentrokan-bentrokan maupun pertikaian
dan penyebab tawuran yang mungkin timbul dalam masyarakat yang menjadi salah
satu faktor penghalang proses tercapainya tujuan-tujuan negara.
2. Fungsi Kemakmuran dan Kesejahteraan
Fungsi ini semakin penting seiring berjalannya waktu, terutama bagi negara yang
menganut paham negara kesejahteraan (welfare staat). Maknanya negara berupaya
agar masyarakat dapat hidup dan sejahtera, terutama dibidang ekonomi dan sosial
masyarakat. Untuk itu, negara melakukan berbagai macam upaya seperti
pembangunan di segala bidang serta berusaha untuk selalu menciptakan kondisi
perekonomian yang selalu stabil.
3. Fungsi Pertahanan dan Keamanan
Fungsi ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan terjadinya serangan dari luar.
Fungsi negara yang satu ini sangat penting karena menyangkut keberlangsungan
sebuah negara tersebut. Negara wajib nampu melindungi rakyatnya, wilayah dan
pemerintahannya dari berbagai ancaman, tantangan, serangan dan gangguan baik dari
dalam negeri maupun dari luar negeri. Maka dari itu, penting bahwa negara
dilengkapi dengan alat-alat pertahanan serta personil keamanan yang terlatih dan
tangguh.
4. Fungsi Keadilan
Fungsi negara ini dilaksanakan oleh badan penegak hukum, khususnya badan-badan
peradilan. Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan tanpa adanya
unsur kepentingan tertentu menurut hak dan kewajiban yang telah di kontribusikan
kepada bangsa dan negara.

H. ELEMEN KEKUATAN NEGARA


Faktor geografi (luas, bentuk, batas negara) merupakan variabel kekuatan negara.
Luas negara menggambarkan berapa besar kekayaan dan potensi yang dimiliki. Hal ini
memberikan kemungkinan yang lebih besar bila dibandingkan dengan negara kecil. Rata-rata
negara yang berbatasan di darat sering bersengketa dengan negara tetangga. Kekuatan negara
tergantung pada beberapa elemen:
a. Sumber Daya Manusia
Kekuatan negara bergantung pada sumber daya manusia negara tersebut.
Jumlah penduduk, nilai-nilai budaya, pendidikan, serta kesehatan. Semakin
berkualitas sumber daya manusia dari suatu negara, maka otomatis negara tersebut
akan semakin maju.
b. Teritorial Negara
Kekuatan negara juga bergantung pada luas wilayah negara tersebut. Semakin
luas wilayah suatu negara, maka negara tersebut akan semakin maju.
c. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam, yakni kondisi alam dan hasil bumi merupakan elemen
kekuatan negara yang besar. Tidaklah ada keuntungan bila sumber daya manusia
mempunyai kualitas yang bagus namun tidak demikian dengan sumber daya alamnya.
Begitu pula sebaliknya. Semakin tinggi tingkat kekayaan alam negara, maka negara
akan semakin produktif.
d. Pertanian dan Industri
Kekuatan negara juga bergantung kepada sektor pertanian. Karena pertanian
memasok bahan-bahan pangan yang dibutuhkan oleh seluruh penduduk. Demikian
pula dengan dunia industri yang memproduksi bahan-bahan baku hasil dari sumber
daya alam. Akan semakin kuat suatu negara bila segala kebutuhan pokoknya
terpenuhi.
e. Kekuatan Militer
Kekuatan militer dan mobilitasnya sangat menentukan kekuatan suatu negara.
Jumlah anggota militer dan kualitas individunya serta didukung dengan perlengkapan
yang baik akan sangat mempengaruhi kekuatan suatu negara.

I. HUBUNGAN NEGARA DENGAN WARGA NEGARA


Setiap interaksi selalu menghasilkan hubungan. Keerata hubungan negara dengan
warga negaranya sudah mencapai tahap ketergantungan. Sebuah negara tidak mungkin
berkembang, apalagi menjadi negara maju apabila warga negaranya pasif. Begitu juga warga
negara dari sebuah negara, tidak mungkin dapat hidup sejahtera dinegara yang kacau.
Negara merupakan suatu wilayah dengan luasan tertentu yang menjadi tempat tinggal
dari sekelompok orang. Namun untuk dapat disebut sebagai negara, wilayah yang ditinggali
penduduk tersebut juga harus mendapatkan pengakuan kedaulatan dari negara lain. Selain itu,
sebuah negara yang sudah berdiri tegak juga harus memiliki undang-undang sendiri untuk
mengatur tata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Tepat di hari Jum’at bulan
Ramadhan itu, negara kita resmi berdiri. Namun perjalanannya tidak berhenti sampai di situ
saja. Ada banyak ancaman dan tekanan dari dalam maupun luar negeri yang menginginkan
kehancuran kedaulatan NKRI.
Berkat kegigihan dan kerjasama yang kompak antara penyelenggara negara dengan
warga negara, semua rintangan itu berhasil dilewati. Sampai saat ini, tidak ada lagi
peperangan fisik yang harus dihadapi oleh Indonesia. Ada hubungan yang penting antara
negara dengan warga negaranya. Hubungan inilah yang akan menentukan apakah tujuan
negara dapat dicapai atau tidak.

Hubungan Negara dengan Warga Negara


Negara harus dapat memenuhi hak warga negaranya. Sementara itu, warga negara
juga harus menyelesaikan tugas sebagai warga negara yang baik. Barulah dapat hak warga
negara.
Negara memiliki hubungan emosional yang kuat dengan warga negara. Tidak perlu
ada pemaksaan atau aturan resmi yang mewajibkan warga negara membela negaranya.
Karena hubungan emosional yang kuatlah, warga negara tentunya tidak akan terima bila
negaranya mengalami keadaan buruk Sebut saja kasus pelanggaran batas negara. Spontan dan
tanpa dikomando oleh pemerintah, warga negara Indonesia akan berusaha membela
kehormatan negaranya sebisa mungkin. Hanya saja kadang cara yang digunakan tidak selalu
benar dan tidak sesuai dengan keinginan pemerintah.

J. SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem pemerintahan merupakan salah satu komponen penting bagi setiap negara di
dunia. Pemilihan sistem pemerintahan di suatu negara biasanya berdasarkan kesepakatan
bersama yang disesuaikan dengan karakteristik negaranya. Hukum tata negara membagi
pengertian sistem pemerintahan ke dalam arti luas dan sempit. Sistem pemerintahan dalam
arti luas adalah tatanan yang berupa struktur dari suatu negara dengan menitikberatkan pada
hubungan antara negara dengan rakyat. Sementara itu, sistem pemerintahan dalam arti sempit
adalah struktur pemerintahan yang bertitik tolak dari hubungan sebagian organ negara di
tingkat pusat.
1. SISTEM PARLEMENTER
sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen
memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki
wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan
pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda
dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden
dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan.
Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun
dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari
dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering
dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan
kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan
dari beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang
ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena
kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia
sering mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar
Jerman dan Republik Keempat Perancis. Sistem parlemen biasanya memiliki
pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala
pemerintahan adalahperdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai dengan
kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki
seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan
keseimbangan dalam sistem ini.
Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:
 Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan
sedangkan kepala negara dikepalai oleh presiden/raja.
 Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi
berdasarkan undang-undang.
 Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat
dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen.
 Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:


 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan
eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik
jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga
kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
 Pembuatan keputusan memakan waktu yang cepat.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:


 Kedudukan badan eksekutif atau kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.
 Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan
berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat
bubar.
 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota
kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena
pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat
mengusai parlemen.
 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi
bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

2. SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIL


Sistem presidensial (presidensiil), atau disebut juga dengan sistem kongresional,
merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih
melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.
Untuk disebut sebagai sistem presidensial, bentuk pemerintahan ini harus
memiliki tiga unsur yaitu :
 Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan
 Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan dan dalam jabatannya ini mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait.
 Presiden harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau
konstitusi.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak
dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik.
Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden
melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat
masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena
pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan
menggantikan posisinya.

Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu :


 Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus
kepala negara.
 Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan
dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
 Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen.
 Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif
(bukan kepada kekuasaan legislatif).
 Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:


 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada
parlemen.
 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun,
Presiden Filipina adalah enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima
tahun.
 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu
masa jabatannya.
 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena
dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:


 Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar
antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
 Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama.

3. SISTEM PEMERINTAHAN QUASI


Sistem pemerintahan campuran ini merupakan kombinasi/campuran dari
sistem pemerintahan presidensial dan parlementer. Mengapa demikian? Ini ditandai
dengan adanya presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan.Contoh Negara yang menggunakan sistem pemerintahan campuran
yaitu Perancis.

4. SYSTEM PEMERINTAHAN REFERENDUM


Sistem pemerintahan referendum adalah variasi dari sistem pemerintahan
parlementer dan presidensial. Di negara Swiss, tugas pembuatan undang-undang
berada di bawah pengawasan rakyat yang mempunyai hak pilih. Pengawasan itu
dilakukan dalam bentuk referendum terdiri dari referendum obligatoir, referendum
fakultatif, dan referendum konsultatif.
a. Referendum obligatoir adalah referendun yang harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan langsung dari rakyat sebelum suatu undang-undang tertentu
diberlakukan. Persetujuan dari rakyat mutlak harus diberikan dalam
pembuatan suatu undang-undang yang mengikat seluruh rakyat karena
dianggap sangat penting. Contoh, persetujuan yang diberikan oleh rakyat
terhadap pembuatan undang-undang dasar.
b. Referendum fakultatif adalah referendum yang dilaksanakan apabila dalam
waktu tertentu sesudah undang-undang diumumkan dan dilaksanakan
sejumlah orang tertentu yang mempunyai hak suara menginginkan
diadakannya referendum. Dalam hal ini apabila referendum menghendaki
undang-undang tersebut dilaksanakan, maka undang-ndang itu terus berlaku.
Tetapi apabila undang-undang itu ditolak dalam referendum tersebut, maka
undang-undang itu tidak berlaku lagi.
c. Referendun konsultatif adalah referendum yang menyangkut soal-soal teknis.
Biasanya rakyat sendiri kurang paham tentang materi undang-undang yang
dimintakan persetujuannya.

Pada pemerintahan dengan sistem referendum, pertentangan yang terjadi


antara eksekutif (bundesrat) dan legislatif (keputusan rakyat) jarang terjadi.
Anggota-anggota dari bundesrat ini dipilih oleh bundesversammlung untuk
jangka waktu 3 tahun dan bisa dipilih kembali.
Keuntungan sistem referendum adalah bahwa pada setiap masalah negara,
rakyat langsung ikut serta menanggulanginya. Keuntungan lain ialah bahwa
langsung kedudukan pemerintahan itu stabil sehingga pemerintahan akan
memperoleh pengalaman yang baik dalam menyelanggarakan kepentingan
rakyatnya.
kekemahannya adalah bahwa tidak setiap masalah mampu diselesaikan oleh
rakyat karena untuk mengatasinya perlu pengetahuan yang cukup yang harus
dimiliki oleh rakyat itu sendiri. Sistem ini tak bisa dilaksanakan jika terdapat
banyak perbedaan paham antara rakyat dan eksekutif menyangkut kebijakan
politik.
BAB II
PANCASILA DAN IMPLEMENTASI

A. SEJARAH LAHIR PANCASILA


Dalam sidang kedua  BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk
“Lahirnya Pancasila” berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal
Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945. Pidato ini pada
awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan
"Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata
pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.
Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar
negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila
artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara
Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau
Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima
“Ketuhanan yang Maha Esa”.
Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar
yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah
panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta,
Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar
Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.
Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan
pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut, disetujui bahwa Pancasila
dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia
yang sah. 

B. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI


Pancasila sebagai ideologi berarti Pancasila merupakan landasan/ide/gagasan
yang fundamental dalam proses penyelenggaraan tata pemerintahan suatu negarA mengatur
bagaimana suatu sistem itu dijalankan.visi atau arah dari kehidupan berbangsa dan bernegara
di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai
kemanusiaan, persatuan , kerakyatan serta nilai keadilan. visi atau arah dari kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi
ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan , kerakyatan serta nilai keadilan. seluruh warga
negara Indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan. seluruh warga
negara Indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi etos
yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi maksimal
setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisas saja terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat
lima prinsip dasar di dalamnya, yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan,
kepribadian dan prestasi. Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi
pembangunan sebuah masyarakat, bangsa kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa
konsensus tersebut, masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan
aturan main y bersama sebagai sebuah konsensus, maka Pancasila berperan sebagai
payung hukum dan tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dan
sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila juga mengalami
tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila
mampu bertahan sebagai ideologi atau berakhir seperti dalam perkiraan David P. Apter
dalam pemikirannya “The End of Idiology”

C. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT


Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara diupayakan agar tidak mengakibatkan perpecahan yang merugikan setiap
orang bahkan dapat merugikan Negara Indonesia.  Pancasila sebagai ideologi bangsa terdapat
nilai-nilai yang bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sekitar. Tanpa nilai-nilai Pancasila
tersebut, masyarakat Indonesia tidak akan memiliki pandangan atau pedoman untuk
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam negara yang memiliki budaya
beragam.
 Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) mengandung nilai yang luhur dalam
kaitannya dengan ketuhanan, keagamaan, keadilan dan kenegaraan. Penerapan dalam
sila pertama Pancasila dapat dilakukan dengan menghormati setiap perbedaan, yaitu:
perbedaan keyakinan yang beragam antar masyarakat, membina kerukunan hidup
antar masyarakat yang memiliki perbedaan agama dan keyakinan, tidak memaksakan
suatu keyakinan atau agama kepada orang lain, dan menumbuhkan sikap saling
toleransi antar umat beragama.
 Sila Kedua  (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab) mengandung makna mengenai
penghormatan terhadap orang lain walaupun setiap masyarakat memiliki perbedaan
yang beragam. Pengimplementasian dari sila kedua ini adalah dengan
cara: menanamkan dan menerapkan rasa toleransi kepada orang lain,  menghargai dan
menghormati antar masyarakat, selalu bersikap adil terhadap setiap orang tanpa
membeda-bedakannya, menghormati perbedaan antar masyarakat, menghormati
harkat dan derajat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama
derajatnya, yang sama hak dan kewajiban-kewajiban asasinya, menanamkan rasa
nasionalisme dan komitmen pada eksistensi bangsa, dan yang terakhir adalah
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila Ketiga  (Persatuan Indonesia). Masyarakat Indonesia diharapkan dapat
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas golongan atau pribadi. Menempatkan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi berarti rela dan sanggup berkorban demi bangsa dan negara yang
dilandasi oleh rasa cinta tanah air dan semangat membangun rasa nasionalisme. Selalu
menempatkan kepentingan bangsa dan negara lebih dari apapun. Untuk bisa
menumbuhkan perilaku tersebut maka kembangkanlah rasa kebanggaan untuk
bertanah air Indonesia dalam rangka memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sila ketiga ini dapat di
implementasikan dengan cara menghidupkan segala perbedaan yang ada sehingga
perbedaan tersebut dapat mengarah kepada kesatuan sebagaimana semboyan negara
Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tapi tetap
satu tujuan. Ciptakan suasana saling tolong menolong dibalik segala perbedaan yang
beragam sehingga akan terciptanya kehidupan yang rukun antar masyarakat
Indonesia. Sila ketiga Pancasila memberikan kesempatan secara leluasa dalam
mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
 Sila Keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan). Kerakyatan Indonesia adalah demokrasi yang di
pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan mufakat. Kerakyatan timbul karena adanya
kesadaran bahwa manusia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sila keempat Pancasila ini
masyarakat Indonesia dapat mengimplementasikannya dengan cara: memuliakan,
menghargai dan menghormati orang lain tanpa membedakannya sedikitpun, selalu
bersikap jujur saat adanya pemilu, dan tidak saling menghina antar warga negara.
 Sila Kelima  (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia). Masyarakat Indonesia
menyadari sepenuhnya bahwa manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama di
mata hukum. Untuk menciptakan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia maka
dalam hal ini perlu adanya kesadaran dan perkembangan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong untuk segenap masyarakat Indonesia. Untuk itu,
perlu adanya kesadaran sikap yang adil antar sesama dan menjaga antara hak dan
kewajiban serta menghormati harkat dan martabat orang lain. Implementasi Sila
Kelima Pancasila : menanamkan sikap tolong menolong sehingga dapat terwujud
kehidupan yang rukun dan damai. kerja keras juga diperlukan dalam implementasi
sila kelima ini untuk mencapai kesejahteraan bersama.
BAB III
IDENTITAS NASIONAL

A. PENGERTIAN
Kata “identitas” berasal dari kata “identity” yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati
diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan orang lain,
contohnya bendera dan lagu kebangsaan setiap negara akan berbeda dengan negara lain.
Sedangkan dalam terminologi antropologi kata “identitas” diartikan sebagai sifat khas yang
menerangkan dan sesuai dengan kasadaran diri sendiri, golongan, kelompok, komunitas atau
negara lain. Kata “nasional” berarti identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang
lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama dan bahasa
maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Oleh karena itu identitas nasional
dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya adalah nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khasnya dan dengan ciri
khas tersebutlah suatu bangsa akan berbeda dengan bangsa lain. Sehingga dengan demikian,
maka identitas nasional akan melahirkan tindakan kelompok yang disebut atribut nasional.
Pengertian lain dari Identitas nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian
bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai ideologi Negara sehingga mempunyai keduduka
paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah
tatanan hukum yang beraku di Indonesia dalam ati lain juga sebagai Dasar negara yang
merupakan norma peraturan yang harus dijunjung tinggi oleh semua warga negara tanpa
kecuali “rule of law” yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga ngara, demokrasi
serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia. Contoh Identitas
Nasinal Bangsa Indonesia :
1. Bahasa Nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera Negara yaitu Bendera sang merah putih
3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhieneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Dasar Hukum) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi wawasan nusantara
10. Kebudayaan daerah yang diterima sebagai kebudayaan nasional.

B. PARAMETER IDENTITAS NASIONAL


Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan
untuk menyatakan sesuatu adalah menjadi ciri khas suatu bangsa. Sesuatu yang diukur adalah
unsur suatu identitas seperti kebudayaan yang menyangkut norma, bahasa, adat istiadat dan
teknologi,sesuatu yang alami atau ciri yang sudah terbentuk seperti geografis. Unsur-unsur
pembentuk identitas nasional berdasarkan ukuran parameter sosiologis, yaitu: suku bangsa,
setiap suku bangsa di Indonesia bergabung dan terbentuk suatu keragaman yang dapat
menciptakan identitas nasional. Contoh, suku Madura, suku jawa, suku dayak, suku bugis,
dan lain-lain bergabung menjadi suatu identitas nasional yaitu identitas nasional bangsa
Indonesia. kebudayaan, setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka
ragam. Dan susah ditiru oleh bangsa lain. Contoh, larung sajen, batik, upacara Ngaben, dan
lain-lain merupakan suatu kebudayaan nasional yang menjadi identitas nasional yaitu identita
dari bangsa Indonesia. bahasa, bangsa Indonesia mempunyai beraneka ragam bahasa yang
dipakai oleh setiap suku-suku yang ada di Indonesia maupun yang diluar Indonesia. kondisi
georafis: Indonesia meupakan Negara kepulauan yang menjadikan identitas nasional.

C. UNSUR UNSUR TERBENTUK IDENTITAS NASIONAL


Identitas nasional pada saat ini terbentuk dari lima unsur yaitu sejarah perkembangan
bangsa, suku bangsa, agama, budaya, dan bahasa. Namun demikian, unsur-unsur ini tidak
statis dan akan berkembang sesuai dengan tujuan bangsa.
Sejarah Perkembangan Bangsa Indonesia Bangsa Indonesia mengalami kehidupan
dalam beberapa situasi dan kondisi sosial yang berbeda sesuai perubahan jaman.
Suku Bangsa Identitas nasional dalam aspek suku bangsa adalah adanya suku bangsa
yang majemuk. Majemuk atau aneka ragamnya suku bangsa dimaksud adalah terlihat dari
jumlah suku bangsa lebih kurang 300 suku bangsa dengan bahasa dan dialek yag berbeda. 
Agama Identitas nasional dalam aspek agama adalah masyarakat agamis dan memiliki
hubungan antarumat seagama dan antarumat beragama yang rukun. Di samping itu, menurut
UU no.16/1969, negara Indonesia mengakui multiagama yang dianut oleh bangsanya, yaitu
Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.
Budaya Kebudayaan adalah Pengetahuan manusia sebagai mahluk social yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan
oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi
dan digunakan sebagai rujukan atau sebagai pedoman untuk bertindak sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi  Intinya adalah kebudayaan merupakan patokan dari nilai-nilai
etika dan moral ,baik yang tergolong ideal atau yang seharusnya, maupun yang operasional
dan actual didalam kehidupan sehari-hari (ethos). Bahasa Bahasa adalah salah satu atribut
bangsa di samping sebagai identitas nasional.
Bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa melayu yang merupakan bahasa
penghubung (lingua franca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Bahasa
melayu ini pada tahun 1928 ditetapkan oleh pemuda dari berbagai suku bangsa Indonesia
dalam peristiwa Sumpah Pemuda sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai