Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan ke-5 pengantar ilmu politik

Pembentuk identitas bersama

1. Primordial
Yang merupakan faktor-faktor primordial adalah ikatan kekerabatan (darah dan keluarga)
dan kesamaan suku bangsa,daerah,bahasa,dan adat-istiadat.Walaupun ikatan kekerabatan
dan kesamaan budaya tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa,namun kemajemukan
secara budaya mempersukar pembentukan satu nasionalitas baru (bangsa negara) karena
perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai,separti yang terjadi pada Malaysia (sebab:
kemajemukan suku bangsa).

2. Sakral
Yang merupakan faktor-faktor sakral adalah kesamaan agama yang dipeluk oleh
suatu masyarakat (ikatan ideology doktriner yang kuat dalam suatu
masyarakat ).Kesamaan agama atau ideologi tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa-
negara,seperti sepuluh negara Arab (untuk Islam) dan puluhan negara Amerika Latin
(untuk Katholik).

3. Tokoh
Salah satu faktor yang menyatukan bangsa adalah kepeminpinan dari seorang tokoh yang
disegani dan dihormati.Contoh: Bung Karno dan Bung Hatta (Indonesia),Joseph Bros
Tito (Yugoslavia)

4. Sejarah
Faktor pemersatu bangsa yang tak kalah penting adalah persepsi yang sama tentang asal-
usul,pengalaman masa lalu,serta tekad dan tujuan yang sama antar kelompok masyarakat.

5. Bhineka Tunggal Ika


Suatu bangsa-negara akan terbentuk ketika memiliki prinsip bersatu dalam perbedaan
(unity in diversity).Contoh : Swiss dengan berbagai agama,suku bangsa serta berbagai
daerah, juga Amerika Serikat.

6. Perkembangan ekonomi
Perkembangan ekonomi akan menimbulkan solidaritas dan
persatuan masyarakat.Contoh : Eropa Barat dan Amerika Utara.

7. Kelembagaan
Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik ,seperti birokrasi,angkatan bersenjata dan
partai politik berperan dalam menyatukan berbagai kepentingan yang ada di
kalangan penduduk sehingga membentuk suatu kepentingan nasional.

Wewenang dan Kekuasaan Negara


Setelah terbentuknya sebuah negara, maka tindak baliknya adalah negara memiliki
kewenangan tertentu untuk mengarahkan tujuan pencapaian tujuan bersama tersebut.
Bahkan negara memiliki kemampuan untuk memaksa masyarakat.

Menurut Mirriam Budiarjo (1992:39-40) negara mempunyai dua tugas, yaitu :

1. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang sosial, yakni yang 


bertentangan  satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonisme yang
membahayakan.

2. Mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-


golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Negara
menentukan bagaimana kegiatan asosiasi-asosiasi kemasyarakatan disesuaikan
satu sama lain dan diarahkan kepada tujuan nasional.
Serta negara memiliki tiga sifat, yaitu:

1. Sifat  memaksa. Negara  mempunyai kekuasaan untuk menggunakan berbagai


paksaan atau kekerasan secara legal.
Sifat monopoli. Negara adalah satu-satunya organisasi  kekuasaan  yang memiliki
monopoli dalam mengatur kehidupan kenegaraan, termasuk menetapkan tujuan
bersama dari masyarakat.

2. Sifat  mencakup  semua (all encompassing, all embracing). Dalam  kehidupan 


kenegaraan   semua   peraturan   dan kebijakan negara berlaku untuk semua
warga negaranya.
Konsepsi negara ini, dalam perkembangan selanjutnya dipahami sebagai sebuah relasi
antar kepentingan. Dalam hubungannya antara negara dan masyarakat, setidaknya ada
tiga pandangan yang berbeda dalam memandang  negara.

1. Negara di pandang secara ‘legalistik’, yaitu  yang terdiri dari lembaga-lembaga


pemerintahan yang terdiri dari eksekutif, legislative, yudikatif dan alat-alat negara. 
Kelompok yang menjadi alat negara itu, adalah tentara, kepolisian dan birokrasi.
Sementara masyarakat adalah kelompok non-pemerintahan, yang berada di luar
kekuasaan.

2. Negara yang ditinjau dari sudut pandang Marxiani. Dari sudut pandang ini, 
negara diposisikan sebagai alat borjuasi untuk menguasai  entra-sentra produksi.
Negara adalah pemegang kedaulatan kapitalisme. Kendatipun tidak dijelaskan
posisi dan pengertian masyarakat, namun sudah sangat jelas bahwa dalam
perspektif  Marxian ini negara menjadi alat penghisap, eksploitasi kepada kelas
bawah. Dalam konteks relasi kekuasaan ekonomi seperti inilah, posisi masyarakat
menjadi sangat lemah.

3. Negara  dipandang sebagai hegemoni. Pandangan ini dikemukakan oleh Anthoni


Gramsci. Dalam pandangan ini, negara bukan hanya dialamatkan pada lembaga
pemerintahan, tetapi kepada pemegang kekuasaan secara lebih luas. Kelompok
pemegang modal, kekuatan atau penguasa sumber-sumber  hegemonic,
dikategorikan sebagai negara. sedangkan rakyat adalah kelompok yang tidak
memiliki akses terhadap sumber  hegemonic itu sendiri.

Unsur Negara

Sebuah negara, dalam kajian ilmu politik atau ilmu negara, memiliki unsur pokok
sebagai sebuah negara. Unsur-unsur pokok tersebut, ada empat hal yaitu :

1. Wilayah, artinya sebuah sebuah negara sah bila memiliki suatu lokasi geografik
yang jelas batas dan luasnya.

2. Penduduk, yaitu  sejumlah orang-orang yang bertempat tinggal pada wilayah


negara tersebut.

3. Pemerintahan, yaitu  organisasi yang berwenang merencanakan, merumuskan,


mendokumentasikan,  melaksanakan  dan mengevaluasi keputusan-keputusan
yang  mengikat  bagi seluruh penduduk di wilayah negara yang bersangkutan.
4. Kedaulatan, yaitu  kekuasaan tertinggi untuk membuat dan melaksanakan
Undang-Undang Dasar, termasuk  didalamnya kekuasaan untuk memaksa semua
warga negara yang berada di  negaranya  untuk mentaati   peraturan/undang-
undang yang berlaku.

5. Kelayakan sebuah negara dipengaruhi pula oleh adanya pengakuan dari  


negara lain. Syarat ini menjadi penting bagi sebuah negara (baru), khususnya bila
dikaitkan ke dalam dua hal, yaitu (a) fungsi untuk komunikasi dan interaksi
nasional, dan (b) kepentingan politis ke luar. Sebuah negara yang diakui oleh
negara lain, akan memiliki  kekuatan politik yang kuat, baik ke internal maupun ke
eksternal negara itu sendiri.

Khusus untuk konteks Indonesia, maka negara diposisikan sebagai alat untuk
mewujudkan, menjalankan kebijakan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembukaan UUD 
1945 alinea keempat yang menyatakan bahwa negara melindungi segenap bangsa
Indonesia,  memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut serta memelihara perdamaian dunia.

BENTUK NEGARA PADA ZAMAN YUNANI KUNO


Menurut  Aristoteles, terdapat 7 bentuk negara, yaitu sebagai berikut.

1. Monarchi adalah pemerintahan oleh satu orang guna kepentingan seluruh rakyat.
2. Tirani adalah pemerintahan oleh satu orang untuk kepentingan dirinya sendiri.
3. Aristokrasi adalah pemerintahan oleh sekelompok orang yaitu para cendikiawan
guna kepentingan seluruh rakyat.
4. Oligarchi adalah pemerintahan oleh sekelompok orang guna kepentingan
kelompok (golongan) nya sendiri.
5. Plutokrarsi adalah pemerintahan oleh sekelompok orang kaya guna kepentingan orang-
orang kaya.
6. Politiea adalah suatu pemerintahan oleh seluruh orang guna kepentingan seluruh rakyat.
7. Demokrasi adalah pemerintahan dari orang-orang yang tidak tahu sama sekali tentang soal-
soal pemerintahan.

Sedangkan Plato mengemukakan ada lima macam bentuk negara yang sesuai dengan sifat tertentu
dari jiwa manusia, yaitu :

1. Aristokrasi adalah pemerintahan oleh Aristokrat (cendikiawan) sesuai dengan


pikiran keadilan.
2. Timokrasi yaitu pemerintahan oleh orang-orang yang ingin mencapai kemahsyuran dan
kehormatan.
3. Oligarchi yaitu pemerintahan oleh para hartawan. Keadaan ini melahirkan milik partikulir,
maka orang-orang miskin pun bersatu melawan kaum hartawan.
4. Demokrasi yaitu pemerintahan oleh rakyat miskin. Karena salah mempergunakannya maka
keadaan ini berakhir dengan kekacauan atau anarki.
5. Tirani yaitu pemerintahan seorang penguasa yang bertindak secara sewenang-
wenang. Bentuk ini adalah yang paling jauh dari cita-cita tenang keadilan.

BENTUK NEGARA PAHAM MODERN

Menurut teori-teori modern sekarang ini, bentuk negara yang terpenting ialah: negara kesatuan
(Unitarianisme) dan negara serikat (Federasi).

1. Negara Kesatuan

Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan
satu pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam
pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbagi kedalam dua macam sistem pemerintahan yaitu:
Sentral dan Otonomi.

Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah pemerintahan yang langsung dipimpin oleh


pemerintahan pusat, sementara pemerintahan daerah dibawahnya melaksanakan kebijakan
pemerintahan pusat. Model pemerintahan Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto
adalah salah satu contoh sistem pemerintahan model ini. Baca juga : Sistem Penyelenggaraan
Pemerintahan Indonesia

Keuntungan sistem sentralisasi:

1. adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;


2. adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang
membuatnya;
3. penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.

Kerugian sistem sentralisasi:


1. bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran
jalannya pemerintahan;
2. peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah;
3. daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan
sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari rakyat;
4. rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung
jawab tentang daerahnya;
5. keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah kepala daerah diberikan kesempatan dan


kewenangan untuk memgurus urusan pemerintahan diwilayah sendiri. Sistem ini dikenal dengan
istilah otonomi daerah atau swatantra. Sistem pemerintahan negara Malaysia dan pemerintahan
paska Orde Baru di Indonesia dengan sistem otonomi khusus dapat dimasukan kedalam model ini.

Keuntungan sistem desentralisasi:

1. pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;
2. peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri;
3. tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan
lancar;
4. partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;
5. penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta
kemajuan pembangunan.

2. Negara Serikat

Negara Serikat adalah beberapa negara bagian yang menjadi sebuah negara berdaulat. Negara
bagian tidak memiliki kedaulatan. Berbeda dengan negara kesatuan, negara bagian memiliki
kewenangan untuk membuat undang-undang sendiri akan tetapi tetap harus sesuai dengan
Konstitusi dasar negara serikat tersebut. Negara bagian juga bisa memiliki kepala negara sendiri,
dan parlemen sendiri. Negara pusat (federal) memiliki kedaulatan atas negara bagian dan
mengambil alih beberapa kekuasaan yang berhubungan dengan moneter, pertahanan, POS, politik
LN, dan telekomunikasi. Sedangkan urusan dalam negeri lain adalah menjadi kewenangan negara
bagian.

Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dan kabinet sendiri untuk menjalankan
pemerintahan di negara bagiantiap negara bagian dapat membuat konstitusi sendiri yang sejalan
dengan konstitusu dasar negara serikathubungan rakyat dan pemerintah pusat diatur negara bagian
kecuali dalam hal tertentu yang disebut diatas. Pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan
pemerintah negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kekuasaan pemerintah pusat
adalah tentang aspek selebihnya. Kekuasaan yang biasaanya dipegang pemerintahan pusat antara
lain:

 kedudukan negara dimata Internasional


 keselamatan rakyat
 konstitusi dan organisasi pusat
 hal keuangan negara
 kepentingan bersama antar negara

Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi:


1. Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar;
2. Memiliki otonomi sendiri

Sedangkan perbedaannya adalah asal muasal otonomi. Negara bagian memiliki otonomi asli
sedangkan negara kesatuan sistem desentralisasi adalah pemberian dari pemerintah pusat.

http://sahuda07.blogspot.com/2017/07/makalah-otoriter-dan-totaliter.html

MATERI SELANJUTNYA KONFLIK POLITIK


Memperebutkan hal yang sama,
https://www.slideshare.net/ArifFakhrudin5/konflik-politik-arif-
fakhrudin

Anda mungkin juga menyukai