Kelas :I
Npm : 20300097
Mk : Hukum Tata Negara
A. Definisi Negara
Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk
mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki
kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
1. John Locke dan Rousseau, negara merupakan suatu badan atau organisasi hasil dari
perjanjian masyarakat.
2. Max Weber, negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam wilayah tertentu.
3. Mac Iver, sebuah negara harus memiliki tiga unsur poko, yaitu wilayah, rakyat, dan
pemerintahan.
4. Roger F.Soleau, negara adalah alat atau dalam kata lain wewenang yang
mengendalikan dan mengatur persoalan-persoalan yang bersifat bersama atas nama
masyarakat.
5. Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah
tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan.
6. Prof. Miriam Budiardjo memberikan pengertian Negara adalah organisasi dalam suatu
wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua
golongankekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan
bersama itu. Jadi Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu
dan diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya mempunyai
kedaulatan (keluar dan ke dalam).
Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan
antara manusia dalam masyarakat tersebut. Pengertian ini dikemukakan oleh Logemann dan
Harold J. Laski. Logemann menyatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan yang
bertujuan mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya itu. Negara sebagai organisasi
kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata kerja sama untuk membuat suatu kelompok
manusia berbuat atau bersikap sesuai dengan kehendak negara itu.
2. Negara sebagai organisasi politik
Negara sebagai kesatuan bangsa, individu dianggap sebagai bagian integral negara
yang memiliki kedudukan dan fungsi untuk menjalankan negara. Menurut Prof. Soepomo,
ada 3 teori tentang pengertian negara:
1) Teori Perseorangan (Individualistik)
Negara adalah merupakan sauatu masyarakat hukum yang disusun berdasarkan perjanjian
antar individu yang menjadi anggota masyarakat. Kegiatan negara diarahkan untuk
mewujudkan kepentingan dan kebebasan pribadi. Penganjur teori ini antara lain : Thomas
Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Herbert Spencer, Harold J Laski.
2) Teori Golongan (Kelas)
Negara adalah merupakan alat dari suatu golongan (kelas) yang mempunyai kedudukan
ekonomi yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang kedudukan ekonominya lebih
lemah. Teori golongan diajarkan oleh : Karl Marx, Frederich Engels, Lenin
3) Teori Intergralistik (Persatuan)
Negara adalah susunan masyarakat yang integral, yang erat antara semua golongan, semua
bagian dari seluruh anggota masyarakat merupakan persatuan masyarakat yang organis.
Negara integralistik merupakan negara yang hendak mengatasi paham perseorangan dan
paham golongan dan negara mengutamakan kepentingan umum sebagai satu kesatuan. Teori
persatuan diajarkan oleh : Bendictus de Spinosa, F. Hegel, Adam Muller
Unsur-unsur Negara
1. Penduduk
Penduduk merupakan warga negara yang memiliki tempat tinggal dan juga memiliki
kesepakatan diri untuk bersatu. Warga negara adalah pribumi atau penduduk asli Indonesia
dan penduduk negara lain yang sedang berada di Indonesia untuk tujuan tertentu.
2. Wilayah
Wilayah adalah daerah tertentu yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah
kedaulatan. Wilayah adalah salah satu unsur pembentuk negara yang paling utama. Wilaya
terdiri dari darat, udara dan juga laut-laut.
3. Pemerintah
Pemerintah merupakan unsur yang memegang kekuasaan untuk menjalankan roda
pemerintahan.
4. Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan semua cara.
Disamping ketiga unsur pokok (konstitutif) tersebut masih ada unsur tambahan
(disebut unsur deklaratif) yaitu berupa Pengakuan dari negara lain. Unsur negara tersebut
diatas merupakan unsur negara dari segi hukum tata negara atau organisasi negara
Fungsi Negara
Sifat Negara
3. Sifat memaksa
Negara dapat memaksakan kehendak melalui hukum atau kekuasaan. Negara memiliki
kekuasaan memaksa agar masyarakat tunduk dan patuh terhadap negara tanpa tidak ada
pemaksaan fisik
Hak negara ini memiliki sifat legal agar tercipta tertib di masyarakat dan tidak ada ersama
anarki. Paksaan fisik dapat dilakukan terhadap hak milik
2. Sifat monopoli
Negara menetapkan tujuan ersama dalam masyarakat. Negara dapat menguasai hal-hal seperti
sumberdaya penting untuk kepentingan orang banyak. Negara mengatasi paham individu dan
kelompok.
3. Sifat totalitas
Semua hal tanpa pengecualian menjadi wewenang negara.
Tujuan Negara
Sedangkan tujuan Negara Indonesia adalah yang tertulis dalam pembukaan UUD
1945 alinea ke empat;
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Ocupatie - Pendudukan yaitu suatu wilayah yang diduduki oleh sekelompok manusia
Separatie - Pelepasan, yaitu suatu daerah yang semual menjadi wilayah daerah
tertentu kemudaia melepaskan diri
Peleburan, yaitu bebrapa negara meleburkan diri menjadi satu
Pemecahan, yaitu lenyapnya suatu negara dan munculnya negara baru
Berdasarkan teori, negara terjadi karena
Bentuk Negara
Berikut adalah bentuk negara yang ada di dunia
Negara Kesatuan
Negara Serikat
Perserikatan Negara (Konfederasi)
Uni, dibagi menjadi 2 yaitu Uni Riil dan Uni Personil
Dominion
Koloni
Protektorat
Mandat
Trust
Hubungan Luar Negeri adalah setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional
dan internasional yang dilakukan oleh Pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau
lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga negara Indonesia. Hubungan
antara satu negara dengan negara lain Bisa berupa: hubungan politik, persahabatan,
perdagangan dll
Perjanjian Internasioanl
Traktat atau perjanjian internasional adalah sebuah perjanjian yang dibuat di
bawah hukum internasional oleh beberapa pihak yang utamanya adalah negara, walaupun
ada juga perjanjian yang melibatkan organisasi internasional. Traktat merupakan salah
satu sumber hukum internasional. Traktat merupakan salah satu sumber hukum
internasional. Hal-hal yang terkait dengan perjanjian internasional diatur dalam Konvensi
Wina tentang Hukum Perjanjian tahun 1969, dan sebagian dari isinya kini dianggap
melambangkan kebiasaan internasional sehingga menjadi norma hukum internasional
yang mengikat. Pada dasarnya praktik perjanjian internasional diatur oleh asas pacta sunt
servanda, yang berarti perjanjian tersebut mengikat semua pihak yang berjanji untuk
melaksanakan kewajibannya dengan iktikad baik.
C. Dasar Hukum yang mengatur tentang Hubungan Luar Negri dan Perjanjian
Internasional.
Kebijakan yang diatur dalam UU 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
diantaranya adalah:
a. Penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri, termasuk
sarana dan mekanisme pelaksanaannya, koordinasi di pusat dan perwakilan,
wewenang dan pelimpahan wewenang dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri
dan pelaksanaan politik luar negeri.
b. Ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok mengenai pembuatan dan pengesahan
perjanjian internasional, yang pengaturannya secara lebih rinci, termasuk kriteria
perjanjian internasional yang pengesahannya memerlukan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat, ditetapkan dengan undang-undang tersendiri.
c. Perlindungan kepada warga negara Indonesia, termasuk pemberian bantuan dan
penyuluhan hukum, serta pelayanan konsuler.
d. Aparatur hubungan luar negeri.
a. bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat,
pelaksanaan hubungan luar negeri didasarkan pada asas kesamaan derajat, saling
menghormati, saling tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing, seperti
yang tersirat di dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
b. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan
Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;
c. bahwa untuk mewujudkan tujuan sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf b,
Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia selama ini telah melaksanakan
hubungan luar negeri dengan berbagai negara dan organisasi regional maupun
internasional;
d. bahwa pelaksanaan kegiatan hubungan luar negeri, baik regional maupun
international, melalui forum bilateral atau multilateral, diabadikan pada kepentingan
nasional berdasarkan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif;
e. bahwa dengan makin meningkatnya hubungan luar negeri dan agar prinsip politik luar
negeri sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf d dapat tetap terjaga, maka
penyelenggaraan hubungan luar negeri perlu diatur secara menyeluruh dan terpadu
dalam suatu Undang-undang;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut huruf a, b, c, d, dan e perlu dibentuk
Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri.
Dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri,
Indonesia terikat oleh ketentuan-ketentuan hukum dan kebiasaan internasional, yang
merupakan dasar bagi pergaulan dan hubungan antar negara. Oleh karena itu Undang-
undang tentang Hubungan Luar Negeri ini sangat penting artinya, mengingat Indonesia
telah meratifikasi Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik, Konvensi Wina
1963 tentang Hubungan Konsuler, dan Konvensi tentang Misi Khusus, New York 1969.
a. Penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri, termasuk
sarana dan mekanisme pelaksanaannya, koordinasi di pusat dan perwakilan,
wewenang dan pelimpahan wewenang dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri
dan pelaksanaan politik luar negeri.
b. Ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok mengenai pembuatan dan pengesahan
perjanjian internasional, yang pengaturannya secara lebih rinci, termasuk kriteria
perjanjian internasional yang pengesahannya memerlukan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat, ditetapkan dengan undang-undang tersendiri.
c. Perlindungan kepada warga negara Indonesia, termasuk pemberian bantuan dan
penyuluhan hukum, serta pelayanan konsuler.
d. Aparatur hubungan luar negeri.
1. Pasal 5 Ayat (1), Pasal 11, dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar 1945 dan
Perubahannya (1999);
2. Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3882);