Anda di halaman 1dari 2

 Ruang lingkup kajian Hukum Tata Negara adalah mengenai organisasi negara yang

mencakup mengenai lembaga – lembaga negara, hubungan satu dengan yang lain, dan
kekuasaannya. Selain itu, juga mencakup mengenai warga negara termasuk Hak Asasi
Manusia (HAM), dan wilayah negara.
Dalam kaitan dengan ruang lingkup kajian Hukum Tata Negara, Logemann dalam
bukunya “Het Staatsrecht van Indonesie”, seperti dikutip Usep Ranawidjaja,
mengatakan bahwa Hukum Tata Negara adalah  hukum mengenai organisasi (tata
susunan) negara yang mencakup dua bidang pokok, yaitu: hukum mengenai
kepribadian hukum dari jabatan – jabatan; dan hukum mengenai lingkungan
kekuasaan negara yaitu lingkungan manusia tertentu, lingkungan wilayah tertentu,
dan lingkungan waktu tertentu.

Mengenai kepribadian hukum dari jabatan – jabatan, Logemann dalam


bukunya “College aantekeningen over het Staatsrecht van Nederlands
Indie”  mengatakan bahwa hal itu merupakan obyek kajian Hukum Tata Negara
(dalam arti sempit) yakni mengenai:

 Jabatan – jabatan yang terdapat dalam susunan negara;


 Siapa yang mengadakan jabatan;
 Cara pengisian jabatan dengan pejabat;
 Tugas jabatan;
 Wewenang jabatan;
 Hubungan antar jabatan;
 Batas – batas dari tugas – tugas organisasi negara;

Dan Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat 4 (empat) hal pokok yang menjadi
ruang lingkup Hukum Tata Negara, yaitu:
1. Struktur umum organisasi negara;
2. Badan – badan ketatanegaraan;
3. Pengaturan kehidupan politik rakyat;
4. Sejarah perkembangan ketatanegaraan suatu negara;

 Konstitusi adalah hukum tertinggi yang membimbing dan membatasi pelaksanaan


kekuasaan oleh pejabat pemerintah. Atau Konstitusi dapat diartikan sebagai undang-
undang dasar suatu negara.
Konstitusi juga memiliki arti landasan hukum, Landasan hukum merupakan
sesuatu yang pasti ada di setiap negara. Hal ini dikarenakan setiap negara harus
memiliki aturan. Landasan hukum merupakan fondasi bagi berjalannya kehidupan
negara setelah ideologi negara.
Konstitusi negara kita adalah UUD 1945. UUD 1945 merupakan landasan
berdirinya aturan-aturan yang lain. Aturan yang lainnya tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi.
Kita mengenal Stuffen Bow theory yang menyatakan bahwa suatu peraturan
memiliki hierarki. Peraturan yang berada di bawah tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang berada di atasnya.
Mahkamah Konstitusi dapat dikatakan mempunyai kedudukan yang sederajat
dan sama tinggi dengan Mahkamah Agung. Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah
Agung sama-sama merupakan pelaksana cabang kekuasaan kehakiman (judiciary)
yang merdeka dan terpisah dari cabang-cabang kekuasaan lain, yaitu pemerintah
(executive) dan lembaga permusyawaratan-perwakilan (legislature). Kedua
mahkamah ini sama-sama berkedudukan hukum di Jakarta sebagai ibukota Negara
Republik Indonesia. Hanya struktur kedua organ kekuasaan kehakiman ini terpisah
dan berbeda sama sekali satu sama lain. Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga
peradilan tingkat pertama dan terakhir tidak mempunyai struktur organisasi sebesar

Mahkamah Konstitusi tidak berurusan dengan orang per orang, melainkan


dengan kepentingan umum yang lebih luas. Perkara- perkara yang diadili di
Mahkamah Konstitusi pada umumnya menyangkut persoalan- persoalan kelembagaan
negara atau institusi politik yang menyangkut kepentingan umum yang luas ataupun
berkenaan dengan pengujian terhadap norma-norma hukum yang bersifat umum dan
abstrak, bukan urusan orang per orang atau kasus demi kasus ketidak- adilan secara
individuil dan konkrit.

Anda mungkin juga menyukai