Nim: 20416274201077
Kelas : HK20B
Dosen: M. Gary Gagarin, S.H.,M.H
Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara
“Saya berjanji tidak akan melakukan segala bentuk kecurangan selama mengikuti ujian
berlangsung. Jika melanggar saya bersedia menanggung segala bentuk hukuman atas
tindakan kecurangan yang saya lakukan”.
SOAL
1.Apa yang dimaksud dengan Negara Hukum ? dan jelaskan apa saja karakter atau ciri khas
dari suatu negara hukum !
2. Apa latar belakang munculnya Hukum Administrasi Negara ?
3. Jelaskan menurut pemahaman saudara mengenai definisi Hukum Administrasi
Negara?
4. Di dalam suatu negara hukum dikenal teori pembagian kekuasaan yang selanjutnya
dikenal dengan Teori Trias Politica dari Montesquieu ? Jelaskan mengenai teori tersebut !
5. Sebutkan hierarki peraturan perundang-undangan menurut UU No. 12 Tahun 2011
tentang Pembentukkan Peraturan Perundang-undangan dan bagaimana jika ada
UU/PP/Peraturan daerah yang bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi !
6. Jelaskan mengenai kedudukan pemerintah dalam bidang hukum publik dan
kedudukan pemerintah dalam hukum privat ? Berikan contoh !
1. Negara hukum adalah negara yang susunannya diatur dengan sebaik-baiknya dalam
dalam undang-undang sehingga segala kekuasaan dari alat pemerintahan didasarkan
pada hukum. Rakyat tidak boleh bertindak sendiri-sendiri menurut kemauannya yang
bertentangan dengan hukum yang berlaku pada negara tersebut.
Ciri-ciri negara hukum: ada sisyem ketenagakerjaan sistematis, ada hukum dan
perlindungan HAM
1. Adanya sistem ketatanegaraan yang sistematis
Ciri-ciri negara hukum dapat dilihat dimana negara tersebut memiliki susunan sistem
ketatanegaraan atau kelembagaannya yang mengatur urusan kenegaraan secara
sistematis. Di setiap lembaga yang ada memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing
dalam menjalankan pemerintahan negara tersebut agar sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan.
Supremasi hukum adalah negara tersebut menggunakan hukum sebagai patokan atau
aturan dalam segala bidang.
Ciri-ciri negara hukum satu ini merupakan upaya untuk menempatkan hukum dalam
tempat tertinggi sebagai alat perlindungan rakyatnya. Tanpa adanya intervensi dan
penyalahgunaan hukum termasuk para petinggi negara.
Ciri-ciri negara hukum yang paling utama adalah adanya pengakuan dan perlindungan
terhadap hak asasi manusia bagi seluruh rakyatnya. Hak asasi manusia adalah hak
yang paling mendasar dan fundamental. Bagi para pelanggar HAM bisa dijatuhi
hukum secara tegas.
Sistem peradilan ini meliputi para hakim dan jaksa serta para anggota administrasi
pengadilan yang telah ditentukan berdasarkan hukum yang berlaku. Tak hanya
peradilan pusat, sistem peradilan yang bebas dan tidak memihak juga berlaku di
peradilan-peradilan daerah. Peradilan harus berjalan sesuai dengan hukum dan
menerapkan hukum yang sama sehingga tidak adanya berat sebelah antara rakyat dan
para petinggi negara.
Ciri-ciri negara hukum: ada pembagian kekuasaan, peradilan, dan legalitas
Ciri-ciri negara hukum selanjutnya yaitu adanya pembagian kekuasaan yang jelas.
Pembagian kekuasaan ini menjunjung tinggi nilai demokrasi. Setiap lembaga
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing sehingga tidak adanya tumpang tindih.
Jika muncul permasalahan atau konflik, maka lembaga yang berwenang mampu
menerapkan hukum yang tepat sesuai yang berlaku. Seperti yang disampaikan tokoh
terkenal, John Locke, bahwa kekuasaan dibedakan menjadi tiga yaitu legislatif,
eksekutif dan yudikatif.
Peradilan pidana adalah peradilan yang mengurusi tentang pelanggaran hukum yang
menyangkut banyak orang, sedangkan perdata yang mengurusi pelanggaran hukum
yang hanya melibatkan perseorangan saja.
Adanya hukum pidana dan hukum perdata inilah yang merupakan ciri-ciri negara
hukum dan negara dapat disebut sebagai negara hukum.
Legalitas ini pula yang memberikan batasan wewenang para pejabat negara untuk
mempertanggungjawabkan jika mereka melanggar hukum yang berlaku.
2. HAN muncul setelah terjadinya perang dunia ke ll, sebelumnya fungsi negara adalah
sebagai: negara kepolisian atau negara penjaga malam, yaitu hanya mengurusi keamanan
saja. Baru setelah PD ke ll, fungsi negara beralih menjadi negara kesejahteraan (welfare
state). Untuk mewujudkan tujuan negara itu, maka pemerintah harus turut campur tangan
dalam urusan, kegiatan atau kepentingan masyarakat. Masuknya campur tangan
pemerintah ini harus dipayungi oleh hukum yang jelas, agar pemerintah tidak berubah
menjadi otoriter, untuk itulah HAN diperlukan sebagai pembatas atau pedoman bagi
aparat pemerintah dalam menjalankan tugasnya menuju negara kesejahteraan.
4. Teori pemerintahan yang disebut Trias Politika, adalah teori di mana kekuasaan dalam
suatu negara dibagi menjadi kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Teori ini
dicetuskan oleh filsuf Perancis Charles Montesqieu pada tahun 1748.
Pembagian kekuasaan ini bertujuan untuk mencegah kekuasaan absolut dan kesewenang-
wenangan di suatu negara, dengan memberikan kekuasaan koreksi atas jalannya
pemerintahan (check and balance). Ini juga bertujuan untuk menjaga independensi peradilan
dari campur tangan penguasa.
Teori Trias Politica adalah teori pemisahan kekuasaan yang digagaskan oleh Montesquieu.
Isinya adalah:
Kekuasaan legislatif - memiliki kekuasaan untuk menciptakan undang-undang dan hukum.
Kekuasaan eksekutif - memiliki kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang ciptaan
lembaga legislatif.
Kekuasaan yudikatif - memiliki kekuasaan mengawasi pelaksanaan undang-undang dan
mengadili jika terjadi suatu pelanggaran.
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan yang merupakan pengganti UU No. 10/2004, jenis dan hierarki peraturan
perundang-undangan adalah sebagai berikut :
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
3. Peraturan Pemerintah;
4. Peraturan Presiden;
5. Peraturan Daerah Provinsi
6. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Mengapa harus disebut hierarki? Hal ini dikarenakan peraturan perundang-undangan yang
lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi. Seperti Peraturan Daerah atau Perda tidak boleh bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah maupun Undang-Undang. Sebaliknya peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi menjadi dasar atau landasan bagi peraturan dibawahnya.
6.
1.Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Publik
Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan, jabatan pemerintah
termasuk di dalamnya. Meskipun jabatan pemerintahan dilekati dengan hak dan kewajiban
atau diberi ewenang untuk melakukan tindakan hukum, namun jabatan tidak dapat bertindak
sendiri. Dalam HAN, tindakan hukum jabatan pemerintahan dijalankan oleh Pejabat
pemerintah. Dengan demikian, kedudukan hukum pemerintah berdasarkan hukum publik
adalah sebagai wakil (wertegenwoodiger) dari jabatan pemerintah