Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aisya Oktovia Azahraa

NIM : 202010110311121
Angkatan 2020 Fakultas Hukum Kelas 3B
Resume Hukum Administrasi Negara

Kedudukan Hukum Pemerintah


Pada dasarnya pemerintahan disamping melaksanakan kegiatan alam hukum publik,
sering terlibat dalam lapangan keperdataan. Dalam pergaulan hukum, pemerintahan sering tampil
dengan twee pet’en, dengan dua kepala, sebagai wakil dari jabatan (ambt) yang tunduk pada
hukum publik dan wakil dari badan hukum (rechtspersoon) yang tunduk dalam hukum privat.
Untuk mengetahui kapan administrasi negara terlibat dalam pergaulan hukum publik dan kapan
terlibat dalam hukum keperdataan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah melihat lembaga
kedudukan hukum negara ini, mau tidak mau harus melibatkan pembagian dua jenis hukum
tersebut.
Kedudukan pemerintah atau administrasi negara mempunyai kedudukan sebagai wakil dari
lembaga publik, dan sebagai wakil dari badan hukum privat. Kewenangan pemerintah sesuai asas
legalitas bahwa pemeritah diatur oleh peraturan perundang-undangan dalam kewenangannya.
Penerapan asas ini menunjang berlakunya kepastian hukum dan kesamaan perlakuan. Dan
artinya asas legalitas dimaksudkan untuk memberikan jaminan kedudukan hukum warga negara
terhadap pemerintah.
Kedudukan pemerintah dalam hukum privat badan hukum (rechtspersoon) adalah kumpulan
orang yaitu semua yang didalam kehidupan masyarakat dengan beberapa perkecualian sesuai
dengan apa saja ketentuan Undang-Undang dapat bertindak, yang sebagaimana manusia, yang
memiliki hak-hak dan kewenangan-kewenangan, seperti kumpulan orang (dalam suatu badan
hukum), perseroan terbatas (PT), perusahaan perkapalan, perhimpunan (sukarela) dan
sebagainya. Dalam kepustakaan hukum dikenal ada beberapa unsur dari badan hukum yaitu
sebagai berikut :
a. Perkumpulan orang (organisasi yang teratur);
b. Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-hubungan hukum;
c. Adanya harta kekayaan yang terpisah;
d. Mempunyai kepentingan sendiri;
e. Mempunyai pengurus;
f. Mempunyai tujuan tertentu;
g. Mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban;
h. Dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan.
Jika berdasarkan hukum publik negara, provinsi, dan kabupaten adalah organisasi jabatan
atau kumpulan dari organ-organ kenegaraan dan pemerintahan, maka berdasarkan hukum
perdata negara, provinsi dan kabupaten adalah kumpulan dari badan-badan hukum yang tindakan
hukumnya dijalankan oleh pemerintah. Ketika pemerintah bertindak dalam lapangan keperdataan
dan tunduk pada peraturan hukum perdata, pemerintah bertindak sebagai wakil dari badan
hukum, bukan wakil dari jabatan. Oleh karena itu, kedudukan pemerintah dalam pergaulan
hukum privat, tidak memiliki kedudukan yang istimewa, dan dapat menjadi pihak dalam
sengketa keperdataan degan kedudukan yang sama dengan seseorang atau badan hukum perdata
dalam peradilan umum. Sebagai wakil dari badan hukum (rechtspersoon). Keberadaan
pemerintah yang secara teoritis memiliki dua fungsi, yaitu sebagai wakil dari jabatan da badan
hukum, yang masing-masing diatur dan tnduk pada hukum yang berbeda, hukum publik dan
hukum privat.

Konsep Kewenangan dan Wewenang


Dalam literatur politik, ilmu pemerintahan, dan ilmu hukum sering ditemukan istilah
kekuasaan, kewenangan dan wewenang. Kekuasaan sering disamakan begitu saja dengan
kewenangan dan kekuasaan sering dipertukarkan dengan istilah kewenangan, demikian pula
sebaliknya. Bahkan kewenangan sering disamakan juga dengan wewenang.
Padahal menurut Ateng Syarifudin ada perbedaan antara pengertian kewenangan
(authority, gezag) dan wewenang (competence, bevogheid). Kewenangan adalah apa yang
diberikan oleh Undang-Undang, sedangkan wewenang hanya mengenai suatu “onderdeel”
(bagian) tertentu saja dari kewenangan. Di dalam kewenangan terdapat wewenang-wewenang
(rechtshe voegdheden). Wewenang merupakan lingkup tindakan hukum publik, lingkup
wewenang pemerintahan, tidak hanya meliputi wewenang membuat keputusan pemerintah
(bestuur), tetapi meliputi wewenang dalam rangka pelaksanaan tugas, dan memberikan
wewenang, serta distrubi wewenang utamanya ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Secara yuridis pengertian wewenang adalah kemampuan yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum.
Kata wewenang berasal dari kata dasar wewenang yang diartikan sebagai hal berwenang,
hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu. Kewenangan adalah apa yang
disebut kekuasaan formal. Kekuasaan berasal dari kekuasaan legislate (diberi oleh Undang-
Undang) atau dari kekuasaan eksekutif administratif. Kewenangan yang biasanya terdiri dari
beberapa wewenang (rechtshe voegdheden) adalah kekuasaan terhadap segolongan orang
tertentu atau kekuasaan terhadap suatu bidang pemerintah.
Philipus M. Hadjon mengemukakan bahwa kewenangan diperoleh melalui tiga sumber yaitu:
1. Atribusi
Kewenangan atribusi lazimnya digariskan melalui pembagian kekuasaan negara oleh
Undang-Undang Dasar, kewenangan delegasi dan mandate adalah kewenangan yang
berasal dari pelimpahan.
2. Delegasi
kewenangan delegasi terdapat adanya pemindahan atau pengalihan kewenangan yang
ada, atau dengan kata lain pemindahan atribusi kepada pejabat dibawahnya dengan
dibarengi pemindahan tanggung jawab.
`
3. Mandate
Dalam kewenangan mandat dalam hal ini tidak ada sama sekali memberi pengakuan
kewenangan atau pengalihan tangan kewewenangan, yang ada hanya janji-janji kerja
intern antara pengusaha dan pegawai (tidak adanya pemindahan tanggung jawab atau
tanggung jawab tetap pada yang memberi mandat).

Wewenang Pemerintah
Asas legalitas merupakan dasar dalam setiap peyelenggaraan kenegaraan dan pemerintah.
Setiap penyelenggaraan pemeritah harus memiliki legitimasi yaitu kewenangan yang diberikan
oleh Undang-Undang. Substansi asas legalitas adalah wewenang yakni kemampuan untuk
melakukan tindakan hukum tertentu. Kewenangan mempunyai kedudukan penting dalam kajian
hukum tata negara dan hukum administrasi.
Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa hukum bukan berarti kekuasaan.
Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum,
wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban. Hak mengandung pengertian kekuasaan untuk
mengatur sendiri dan mengelola sendiri, sedangkan kewajiban secara horizontal berarti
kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana mestinya. Dalam negara hukum,
wewenang pemerintahan itu berasal dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam kepustakaan terdapat pembagian mengenai sifat wewenang pemerintahan, yaitu
bersifat terikat, fakultatif, dan bebas. Indroharto mengatakan :
1. Wewenang pemerintahan yang bersifat terikat, yakni terjadi apabila peraturan dasarnya
menentukan kapan dan dalam keadaan yang bagaimana wewenang tersebut dapat
digunakan atau peraturan dasarnya sedikit banyak menentukan tentang isi dari keputusan
yang harus diambil.
2. Wewenang fakultatif terjadi dalam hal badan atau pejabat tata usaha negara yang
bersangkutan tidak wajib menerapkan wewenangnya atau sedikit banyak masih ada
pilihan, sekalipun pilihan itu hanya dapat dilakukan dalam hal-hal atau keadaan-keadaan
tertentu sebagaimana ditentukan dalam peraturan dasarnya.
3. Wewenang bebas, yakni terjadi ketika peraturan dasarnya memberi kebebasan kepada
abdan atau pejabat tata usaha negara untuk menentukan sendiri mengenai isi dari
keputusan yang akan dikeluarkan atau peraturan dasarnya memberikan lingkup
kebebasan kedua pejabat tata usaha yang bersangkutan.
Kesimpulan
Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang selalu berkaitan dengan aktivitas
perilaku administrasi negara dan kebutuhan masyarakat serta interaksi diantara keduanya. Badan
hukum (recthspersoon) adalah kumpulan orang, yaitu semua yang ada didalam kehidupan
masyarakat (dengan berbagai pengecualian) sesuai dengan ketentuan undang-undang dapat
bertindak sebagaimana manusia, yang memiliki hak-hak dan kewenangan-kewenangan, seperti
kumpulan orang (dalam suatu badan hukum), perseroan terbatas (PT), perusahaan perkapalan,
perhimpunan (sukarelan), dsb. Badan hukum adalah sebagai subjek kewajiban dan kewenangan
yang bukan manusia.
Setiap penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan harus memiliki legitimasi, yaitu
kewenangan dan pemerintahan harus memilik legitimasi, yaitu kewenangan yang diberikan oleh
Undang-Undang.Yang dimaksud dengan tindakan pemerintah adalah setiap tindakan atau
perbuatan yang dilakukan oleh alat perlengkapan dalam menjalankan pemerintahan (bestuurs
organ) dalam menjalankan fungsi pemerintahan (bestuurs functie). Ada dua bentuk tindakan
pemerintah yakni:
1. Tindakan berdasarkan hukum (rechts handeling).
2. Tindakan berdasarkan fakta atau kenyataan dan bukan berdasarkan pada hukum
(feitelijke handeling).
Daftar Pustaka

Atmosudirjo, Prajudi. 1981. "Hukum Administrasi Negara." Jakarta: Ghalia Indonesia.


Budiarjo, Miriam. 1998. "Dasar-dasar Ilmu Politik." Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Farzana, Nafila. Kedudukan, Kewenangan, dan Tindakan Hukum Pemerintah. Diakses
dari https://www.academia.edu/37571221/KEDUDUDKAN_KEWENANGAN_DAN_
TINDAKAN_HUKUM_PEMERINTAH_HAN_.docx (pada 25 Oktober 2021 pukul 01.34)
Hadjon, Philipus M. n.d. "Wewenang." Universitas Airlangga.
HR, Ridwan. 2018. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Rajawali Pers
Nurul, Aini. 2018. “Kedudukan Hukum Pemerintahan Dalam Administrasi Negara”

Anda mungkin juga menyukai