Teori Kewenangan
hukum). Dalam hukum publik, wewenang terkait kekuasaan1 terdapat sedikit perbedaan
antara kewenangan (Authority, gezag) adalah apa yang disebut sebagai kekuasaan formal,
kekuasaan yang berasal dari yang diberikan oleh undang-undang atau legislatif. Sedangkan
Kata kewenangan berasal dari kata dasar wewenang yang diartikan sebagai hal
berwenang, hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu. Kewenangan adalah
kekuasaan formal, kekuasaan yang diberikan oleh Undang-Undang atau dari kekuasaan
Sedangkan pengertian wewenang menurut H.D.Stoud adalah “bevoegheid wet kan worden
Di Indonesia, konsep wewenang selalu dimaknai sebagai konsep hukum publik, sebab
wewenang selalu dikaitkan dengan penggunaan kekuasaan. Sesuai dengan pendapat di atas,
1
Philipus M. Hadjon, 1997, Tentang Wewenang, Yuridika, Volume No.5 & 6, Tahun XII, September-
Desember. Hlm. 1
2
Ateng Syafruddin. 2000. Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan
Bertanggungjawab. Jurnal Pro Justisia Edisi IV. Universitas Parahyangan. Bandung. Hlm. 22
3
Indrohato. 1994. Asas-asas Umum Pemerintahan yang baik. Citra Aditya Bakti: Bandung. Hlm. 65
4
Stout HD, 2004. de Betekenissen van de wet, dalam Irfan Fachruddin Pengawasan Peradilan Administrasi
terhadap Tindakan Pemerintah. Alumni. Bandung. Hlm. 4.
Prajudi Atmosudirdjo menyatakan “wewenang merupakan kekuasaan untuk melakukan
semua tindakan di dalam lapangan hukum publik, sedangkan kekuasaan untuk melakukan
wewenang bertujuan untuk mengendalikan prilaku subyek hukum; komponen dasar hukum
dimaksudkan, bahwa wewenang itu harus didasarkan pada hukum yang jelas; dan komponen
konformitas hukum menghendaki bahwa wewenang harus memiliki standart yang jelas
(untuk wewenang umum), dan standart khusus (untuk jenis wewenang tertentu). Secara
Setiap penggunaan wewenang harus memiliki dasar legalitas di dalam hukum positif
positif. Dalam kaitannya dengan konsep negara hukum, penggunaan Kewenangan tersebut
dibatasi atau selalu tunduk pada hukum yang tertulis maupun tidak tertulis 7, yang selanjutnya
untuk hukum tidak tertulis di dalam hukum pemerintahan di Indonesia disebut dengan “asas-
yang sama dengan wewenang karena kekuasaan yang dimiliki oleh eksekutif, legislatif dan
yudisial adalah kekuasaan formal. Kekuasaan merupakan unsur esensial dari suatu negara
5
Prajudi Admosudirjo, 1998. Hukum Administrasi Negara cet.9. Ghalia Indonesia. Jakarta. hlm.76
6
Indroharto, 2002. Usaha Memahami Peradilan Tata Usaha Negara. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta, hlm. 68
7
Ibid. hlm. 69.
individu atau kelompok untuk melaksanakan kemauannya meskipun menghadapi pihak lain
yang menentangnya.8
Kewenangan harus dilandasi oleh ketentuan hukum yang ada (konstitusi), sehingga
Keputusan didukung oleh sumber kewenangan tersebut. Wewenang bagi pejabat atau organ
oleh pembuat undang-undang kepada organ pemerintahan (atributie : toekenning van een
bersifat permanen atau tetap ada, selama undang-undang mengaturnya. Dengan kata lain
wewenang yang melekat pada suatu jabatan. Dalam tinjauan hukum tata negara, atributif
ini di tunjukan dalam wewenang yang dimiliki oleh organ pemerintah dalam menjalankan
Atributif ini menunjuk pada kewenangan asli atas dasar konstitusi/undangundang dasar
b. Kewenangan yang bersifat non atributif (non orisinil) yaitu kewenangan yang diperoleh
karena pelimpahan wewenang dari aparat yang lain. Kewenangan non atributif bersifat
insidental dan berakhir jika pejabat yang berwenang telah menariknya kembali.
Penyerahan sebagian dari wewenang pejabat atasan kepada bawahan tersebut membantu
wewenang ini dimaksudkan untuk menunjang kelancaran tugas dan ketertiban alur
8
Peter Mahmud Marzuki, 2014. Pengantar Ilmu Hukum Edisi Revisi cet-ke 6. Kencana Pranadamedia Group.
Jakarta. hlm.73
9
HD Van Wijk/Willem Konijnenbelt, 2010, Hoofdstukken Van Administratief Recht, Vugas’Gravenhage,
hal.129, Dikutip dari Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Edisi Revisi, Rajawali Prees, Jakarta, Hlm. 102
komunikasi yang bertanggung jawab, dan sepanjang tidak ditentukan secara khusus oleh
Jadi dalam pelaksanaan setiap tugas dan wewenang diperlukan memahami teori
kewenangan sehingga bisa mengimplementasikan hukum sesuai dengan norma dan aturan